1. Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil trombositosis.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? 2. Apakah kejadian trombositosis pada pasien ini bisa mengarah ke prognosis yang buruk? 3. Pada pemeriksaan CT scan, didapatkan adany polyp pada sigmoid. Apakah ada kaitan antara polyp dengan kanker anorektal? 4. Mengapa pada pasien ini direncanakan untuk dikemoterapi? 5. Apa pemilihan regimen kemoterapi terbaik untuk pasien ini? 6. Bagaimana follow up pengobatan pada pasien ini? 7. Jika pada evauasi post kemoterapi, tumor pada pasien tidak mengecil. Lalu apa tindakan selanjutnya? 8. Dan jika pada evaluasi post kemoterapi, tumor pada pasien mengecil, lalu apa tindakan selanjutnya? Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil trombositosis. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Kanker rektal adalah salah satu patologi yang sering
berhubungan dengan trombositosis. Mekanisme dasar terjadinya trombositosis dikarenakan tingginya kadar IL-6 pada lingkungan tumor. IL-6 ini akan menstimulasi hepatosit melalui ikatan dengan reseptor IL-6 untuk merangsang produksi trombopoetin. Produksi trombopoetin ini akan meningkatkan trombositopoesis melalui stimuladi progenitor megakariosit pada sumsum tulang. . 2. Apakah kejadian trombositosis pada pasien ini bisa mengarah ke prognosis yang buruk? Berdasarkan penelitian sebelumnya, trombositosis pada pasien kanker kolorektal dengan metastasis hepar berhubungan dengan prognosis yang buruk berdasarkan overall survival dan disease free survival. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan jumlah trombosit mendorong pertumbuhan tumor, invasi, dan metastasis. Ada beberapa mekanisme yang menjelaskan mengapa trombositosis dapat memperburuk prognosis: 1. trombosit dapat bergabung dengan sel kanker yang bersirkulasi di dalam darah. Sehingga konsentrasi trombosit semakin tinggi dan mempermudah , pembentukan trombus vena. Selain itu, sampai batas tertentu, emboli metastasis akan terbentuk dan akan mendorong implantasi sel kanker baru. 2. trombosit dapat mengeluarkan berbagai faktor pertumbuhan dan protein pengatur angiogenesis untuk mendorong pembentukan tumor dan metastasisnya. Faktor-faktor ini termasuk IL-6, PDGF, faktor platelet 4, dan VEGF 3. Pada pemeriksaan CT scan, didapatkan adany polyp pada sigmoid. Apakah ada kaitan antara polyp dengan kanker anorektal? Polip adalah suatu pertumbuhan berlebih dari sel-sel yang melapisi dinding rektal bagian dalam. Meskipun sebagian besar polip rektal tidak menjadi kanker, hampir semua kanker rektal bermula dari polip. Berdasarkan penelitian sebelumnya, pasien dengan subtipe polip seperti adenoma dan polip bergerigi memiliki risiko lebih tinggi terhadap kejadian kanker kolorektal dibandingkan dengan individu yang tanpa polip. Risiko kematian akibat kanker kolorektal juga meningkat hanya pada pasien dengan polip bergerigi sesil, adenoma tubulovilosa, atau adenoma vili. 4. Mengapa pada pasien ini direncanakan untuk dikemoterapi?
Berdasarkan pedoman NCCB, pengobatan kanker rektal
metastatik bergantung pada apakah operasi dapat dilakukan. Tapi, pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa operasi tidak akan menjadi pilihan bagi kebanyakan orang. Karena pembedahan seringkali tidak memungkinkan pada sebagian besar pasien, maka kemoterapi menjadi polihan terlebih dahulu. 5. Apa pemilihan regimen kemoterapi terbaik untuk pasien ini?
Kemoterapi lini pertama untuk mengobati kanker rektal dengan
metastasis hati adalah: fluorouracil, leucovorin dan oxaliplatin (FOLFOX), fluorouracil, leucovorin, irinotecan (FOLFIRI), capecitabine plus oxaliplatin (XELOX) dan fluorouracil, leucotovorin (FOLFOXFlatin). Regimen ini juga dapat ditambah dengan terapi penargetan seperti bevacizumab atau cetuximab. 6. Bagaimana follow up pengobatan pada pasien ini?
Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan tes CEA dapat di follow up
setiap 3-6 bulan selama 2 tahun pertama, kemudian setiap 6 bulan selama 3 tahun berikutnya. Karena pasien ini dalam stadium IV, CT dada, perut, dan panggul dapat di follow up setiap 3-6 bulan selama 2 tahun pertama, setiap 6-12 bulan selama 3 tahun berikutnya. Dan berdasarkan histopatologi pasien ini didiagnosis adenokarsinoma, sehingga kolonoskopi dapat di follow up 1 tahun setelah pengobatan dan diulang dalam 1 tahun. 7. Jika pada evauasi post kemoterapi, tumor pada pasien tidak mengecil. Lalu apa tindakan selanjutnya? Jika kemoterapi tidak dapat mengecilkan tumor dan pembedahan bukan merupakan pilihan, pengobatan selanjutnya akan bergantung pada apakah tumor primer semakin membesar atau tidak. Jika ya, kita dapat melakukan pemilihan terapi radiasi singkat untuk tumor primer. Kemoradiasi juga menjadi pilihan jika tumor primer semakin membesar. Setelah itu, kita bisa melanjutkan terapi sistemik. Terapi sistemik mungkin termasuk kombinasi kemoterapi, terapi bertarget dan imunoterapi. 8. Dan jika pada evaluasi post kemoterapi, tumor pada pasien mengecil, lalu apa tindakan selanjutnya Jika kemoterapi berjalan cukup baik dan kanker dapat dihilangkan dengan pembedahan, pilihan pengobatan berikutnya adalah terapi radiasi atau kemoradiasi jangka pendek. Setelah itu, kita bisa mengangkat tumor rektal dan tumor di hati. Metastasis hati dapat diobati dengan terapi lokal tetapi operasi menjadi pilihan utama.