Sengketa yang berkaitan dengan Perseroan Terbatas (PT) dan atau organnya;
Hal-hal lain yang diatur dalam Buku Kesatu dan Buku Kedua Kitab Undang-undang Hukum
Dagang, seperti mengenai Firma, C.V., Komissioner, Expeditur, Pengangkut, Surat-surat Berharga
(wesel, Cek, Surat Hak Atas Kekayaan Intelektual, dan lain-lain.
Perkara Niaga yang tidak termasuk kompetensi absolut Pengadilan Niaga dapat juga diartikan sebagai
berikut :
1. Sengketa yang tidak termasuk kompetensi absolut Pengadilan Negeri, Peradilan Agama, Peradilan
Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, Peradilan Anak-Anak, P4D, P4P dan BPSP;
2. 2. Sengketa mengenai status perorangan (personen),termasuk warisan yang diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, dan;
3. Sengketa yang berhubungan dengan perjanjian dimana para pihak telah membuat perjanjian
arbitrase tertulis, dimana para Pihak telah membuat kesepakatan tentang cara penyelesaian
sengketa perdata diluar Peradilan umum.
Mengenai kewenangan realtif pengadilan diatur dalam Pasal 118 HIR yang mengatur
pembagian kekuasan untuk mengadili antar pengadilan yang serupa, tergantung dari
tempat tinggal tergugat atau dikenal dengan asas Actor Secuitor Forum Rei.Berkaitan
dengan kewenangan relatif sesuai dengan asas actor secuitor forum rei, maka ketentuan
Pasal 3 menentukan :(1) Putusan pernyataan pailit diputus oleh pengadilan niaga yang
daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan debitor(2) Dalam hal debitor
meninggalkan wilayah Indonesia, pengadilan yang berwenang adalah pengadilan niaga
yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan debitor(3) dalam hal debitor
adalah pesero suatu firma, pengadilan niaga yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan firma berwenang memutuskan.(4) dalam hal debitor tidak berkedudukan di
Indonesia, namun menjalankan profesinya atau usahanya di wilayah negara RI,
pengadilan niaga yang berwenang adalah pengadilan niaga yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan atau kantor pusat debitor menjalankan profesinya atau
usahanya di wilayah negara RI.(5) dalam hal debitor merupakan badan hukum, tempat
kedudukan hukumnya sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar.
Pada saat pengadilan niaga pertama kali terbentuk, otomatis
asas di atas tidak dapat diterapkan karena pada saat ini hanya
ada 1 pengadian niaga, yaitu pengadilan niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sehingga kewenangan
relatif tersebut ada pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
untuk perkara kepailitan dan PKPU seluruh
Indonesia.Namun sejak berlakunya Perpres No. 97 tahun
1999 dimana dibentuk pengadilan niaga lain selain
pengadilan niaga yang beroperasi di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, yaitu Pengadilan Niaga Ujung Pandang,
Medan, Surabaya dan Semarang.
P. Niaga Jakarta(P.Negeri Jak-Pus)Meliputi : DKI Jakarta, Jawa
Barat, Sumsel, Lampung, KalbarP.
Niaga MedanMeliputi : Propinsi Sumut, Riau, Sumbar,
Bengkulu, Jambi, Nangro Aceh5 domisilipengadilan niagauntuk
seluruhIndonesiaKepres No.97/1999DOMISILIHUKUMP.
Niaga SurabayaMeliputi : Prop. Jatim, Kalsel, Kalteng, Kaltim,
Bali, NTB, NTT
P. NiagaUjung PandangMeliputi : Prop. Sulsel, Sul. Tenggara,
Sulteng, Sulut, Maluku, Papua
P. Niaga SemarangMeliputi : Prop. Jateng danDI Yogyakarta
Pasal 303 UUK Baru“Pengadilan tetap
berwenang memberikan dan menyelesaikan
permohonan pernyataan pailit dari para pihak
yang terikat perjanjian yang memuat klausula
arbitrase, sepanjang utang yang menjadi dasar
permohonan pernyataan pailit telah memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat 1UU ini”
SYARAT KEPAILITANSYARAT KEPAILITAN
Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak
membayar lunas sedikitnya satu hutang yang telah jatuh waktu dan
dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang
berwenang …, baik atas permohonannya sendiri, maupun atas
permohonan seorang atau lebih kreditornya (Pasal 2 Ayat (1)
UUK-PKPU)Setiap Kreditor yang tidak mampu membayar
utangnya yang berada dalam keadaan berhenti membayar kembali
hutang tersebut, baik atas permintaannya sendiri mupun atas
permintaan seorang kreditor atau beberapa orang kreditornya,
dapat diadakan putusan oleh Hakim yang menyatakan bahwa
debitor yang bersangkutan dalam keadaan pailit. (Pasal 1 Ayat (1)
Fv)
CONCURSUS CREDITORIUM
Debitor harus mempunyai dua kreditor atau lebihRasio
kepailitan adalah Pembagian HartaSatu kreditor, yang
berlaku Prinsip KUHPerdataConcursus Creditorium
Debitor harus mempunyai dua kreditor atau lebihRasio
kepailitan adalah Pembagian HartaSatu kreditor, yang
berlaku Prinsip KUHPerdata
Landmark Decision (Jumlah Kreditor & Solven)
Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor
10/Pailit/2000/PN.NIAGA.JKT.PSTPutusan Kasasi
Mahkamah Agung Nomor 021K/N/2002
DEBITUR DAN KREDITUR
Pengertian Debitor dan Kreditor
BW tidak memberikan definisi tentang Debitor dan KreditorUndang Undang kepailitan
1998 tidak memberikan definisi tentang Kreditor dan DebitorIstilah :Debitor adalah pihak
yang memiliki utang terhadap Kreditor dan;Kreditor adalah pihak yang memiliki piutang
terhadap DebitorUU Nomor 37 Tahun 2004 memberikan definisi tentang Debitor dan
Kreditor dan Utang.
Penafisiran SempitDebitor adalah pihak yang memiliki utang yang timbul semata mata dari
perjanjian utang piutangKreditor adalah pihak yang memiliki tagihan atau hak tagih berupa
pembayaran sejumlah uang yang hak tersebut timbul semata mata dari perjanjian utang
piutang
Penafsiran LuasDebitor adalah pihak yang memiliki kewajiban membayar sejumlah uang
yang timbul dari kewajiban tersebut dapat terjadi karena sebab apapun baik karena
perjanjian utang piutang atau karena perjanjian lain maupun yang timbul karena undang
undangKreditor adalah pihak yang memiliki tagihan atau hak tagih berupa pembayaran
sejumlah uang yang hak tersebut timbul baik karena perjanjian apapun maupun karena
undang undang.
Undang Undang Kepailitan No. 37 2004
Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau
undang undang yang dapat ditagih dimuka pengadilanKreditor adalah
orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang undang
yang dapat ditagih dimuka pengadilan
Jenis Jenis Debitor dan Kreditor
Indonesia hanya mengenal satu Debitor dan Kreditor namun dalam
pengajuan permohonan pailit dibedakan antara :- Debitor bukan bank dan
Bukan perusahaan efek- Debitor bank- Debitor perusahaan efekDebitor
Perusahaan Asuransi, Reasuransi, Dana pensiun, BUMN yang bergerak di
bidang kepentingan publikAmerika dan beberapa negara Common Law
System memisahkan jenis jenis Debitor menjadi 2 yaitu :1. Debitor
perorangan (Bankruptcy)2. Debitor Korporasi (Insolvency)
Kreditor Menurut Penjelasan Pasal 2 Ayat (1)
Kreditor adalah Kreditor Konkuren, Kreditor
Separatis, dan Kreditor PreferenPutusan Kasasi
MA Nomor 07/K/1999 menolak kreditor
separatis yang tidak melepaskan hak
separatisnyaPutusan Kasasi MA Nomor
015/K/1999 menolak Kantor pajak untuk
dikategorikan sebagai kreditor karena kedudukan
hak istimewanya
YURISDIKSI PENGADILAN