Anda di halaman 1dari 16

Ectopic Pregnancy

19132 - Meitariani Elsa Putri


Definisi

Kehamilan ektopik terjadi ketika jaringan janin


tertanam di luar rahim atau menempel pada bagian rahim
yang abnormal atau bekas luka.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang tempat
impantasi melekatnya sel telur di luar tempat yang
normal, yaitu di luar rongga Rahim.
Kehamilan ektopik atau ekstrauterin adalah
kehamilan di mana blastokista berimplantasi di mana saja
selain lapisan endometrium rongga rahim.
98% kehamilan ektopik
berimplantasi di tuba
fallopi, dengan 80% terjadi
di segmen ampula. Lokasi
lain termasuk, tetapi tidak
terbatas pada, ovarium,
leher rahim, dan perut.
Epidemiologi
Perkiraan tingkat kehamilan ektopik pada populasi umum adalah 1 hingga 2% dan 2 hingga 5%
di antara pasien yang menggunakan teknologi reproduksi berbantuan.
Kehamilan ektopik dengan implantasi yang terjadi di luar tuba fallopi terjadi kurang dari 10%
dari semua kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik interstisial dilaporkan terjadi hingga 4% dari semua tempat implantasi
ektopik dan memiliki morbiditas dengan angka kematian hingga 7 kali lebih tinggi daripada
tempat implantasi ektopik lainnya. 
Peningkatan morbiditas dan mortalitas ini disebabkan oleh tingginya angka perdarahan pada
kehamilan ektopik interstisial.
Kehamilan ektopik intramural, yang ditanamkan di miometrium, dilaporkan pada 1% kehamilan
ektopik.
Etiologi
Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas
saluran telur.
Riwayat operasi tuba.
Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
Kehamilan ektopik sebelumya.
Aborsi tuba dan pemakaian IUD.
Kelainan zigot yaitu kelainan kromosom.
Bekas radang pada tuba menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping,
sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
Operasi plastik pada tuba.
 Abortus buatan
Faktor risiko 
 Berusia 35 tahun atau lebih saat hamil.
 Memiliki riwayat radang panggul dan endometriosis.
 Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore dan chlamydia.
 Mengalami kehamilan ektopik pada kehamilan sebelumnya.
 Mengalami keguguran berulang
 Pernah menjalani operasi pada area perut dan panggul.
 Pernah menjalani pengobatan terkait masalah kesuburan.
 Menggunakan alat kontrasepsi jenis spiral.
 Memiliki kebiasaan merokok.
klasifikasi

 Kehamilan tuba  Kehamilan Heterotopik

 Kehamilan ovarial  Kehamilan interstisial

 Kehamilan uterus  Kehamilan intraligamenter

 Kehamilan servika  Kehamilan tubouterina

 Kehamilan Abdominal  Kehamilan tuboabdominal


Patogenesis patofisiologi
Tanda dan Gejala

Nyeri
Gejala Seperti Hamil Normal
Perdarahan
Sakit Kepala
Nyeri Defekasi
Disuria
Diagnosis

Anamnesis PE Penunjang
Mengenai factor Kondisi umum pasien Hemoglobin,
terlihat lemah dan pucat Hematokrit, dan
resiko serta tanda
Vital sign menunjukan Hitung Leukosit (cbc)
gejala yang dialam keadaan hipotensi dan
pasien seperti  takikardi
Pemeriksaan Urine
untuk Kehamilan
(terlambat Pemeriksaan ginekologi
menstruasi, nyeri  distensi abdomen, Pemeriksaan β-hCG
nyeri tekan abdomen, Serum
atau pun nyeri pergerakan cervix
perdarahan) Progesteron Serum
dan adnexa serta
pendarahan pervaginam USG  abdomen
DD

torsi ovarium
abses tuba-ovarium
Apendisitis
korpus luteum hemoragik
ruptur kista ovarium
ancaman keguguran
penyakit radang panggul
Management
Management medis
Methotrexate adalah pengobatan medis yang
biasanya digunakan sebagai alternatif terapi
bedah. Methotrexate adalah antagonis asam
folat yang secara kompetitif menghambat
pengikatan asam dihydrofolic ke dihydrofolate
reductase, yang mengurangi jumlah metabolit
intraseluler aktif, asam folinic. Ini
menghentikan pertumbuhan sel-sel plasenta,
embrio, dan janin yang membelah dengan
cepat.
Management
Management bedah
 Salpingektomi adalah prosedur bedah untuk
mengangkat salah satu atau kedua tuba fallopi,
namun tetap membiarkan keberadaan rahim
dan indung telur. Ini dirancang sebagai prosedur
pengobatan utama untuk kehamilan ektopik, tapi
bisa juga dilaksanakan untuk menangani kondisi
atau gangguan pada sistem reproduksi wanita.
 Komplikasi kemungkinan bagian sistem
reproduksi di sekitar tuba fallopi, seperti rahim,
indung telur, pembuluh darah, dan saraf akan
mengalami kerusakan. Bahkan, meskipun jarang,
usus ikut mengalami cedera atau kerusakan,
sehingga memerlukan intervensi bedah tambahan.
Komplikasi

 Wanita yang datang pada awal kehamilan dan memiliki tes yang menunjukkan
kehamilan ektopik akan membahayakan kelangsungan hidup kehamilan intrauterin jika
diberikan Methotrexate. 
 Wanita yang menerima rejimen Methotrexate dosis tunggal berada pada risiko tinggi
kegagalan pengobatan jika tingkat hCG tidak turun 15% dari hari ke 4 sampai hari ke 7
sehingga mendorong rejimen dosis kedua.
 Wanita yang mengalami perdarahan pervaginam dan nyeri panggul dapat salah
didiagnosis sebagai aborsi yang sedang berlangsung jika kehamilan ektopik terjadi pada
ostium uteri. 
 Pasien mungkin mengalami kehamilan ektopik serviks dan dengan demikian akan
menghadapi risiko perdarahan dan potensi ketidakstabilan hemodinamik jika dilatasi
dan kuretase dilakukan.
Prognosis

Pasien dengan tingkat beta hCG yang relatif


rendah kemungkinan akan memiliki prognosis yang
lebih baik mengenai keberhasilan pengobatan dengan
metotreksat dosis tunggal.
Pasien dengan kondisi ekstremis atau dengan
ketidakstabilan hemodinamik memiliki risiko lebih
besar untuk mengalami perburukan seperti syok
hemoragik atau komplikasi perioperatif lainnya.
Terimakasih …

Anda mungkin juga menyukai