Anda di halaman 1dari 45

Masalah keterlambatan imunisasi

Hartono Gunardi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
Satgas Imunisasi IDAI
Objektif
Mengetahui :

1. Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI

2. Penyebab keterlambatan imunisasi

3. Kontra indikasi imunisasi

4. Tatalaksana keterlambatan imunisasi


Imunisasi

• Upaya pencegahan primer

• Menghindari terjadinya sakit/cacat yang


disebabkan penyakit infeksi yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I)

• Imunisasi sesuai anjuran jadwal


menimbulkan antibodi yang optimal
Ranuh I. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 1-9.
Tujuan Imunisasi

Melindungi seseorang terhadap


penyakit tertentu (intermediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit (final goal)


Jadwal Imunisasi
• Disesuaikan epidemiologi dan beban
penyakit di negara tersebut
• Ditentukan oleh a.l.:
1. antibodi maternal
2. jenis vaksin
3. keamanan
4. efek samping
IDAI. Satgas Imunisasi IDAI 2009.
American Academy of Pediatrics 2009.
Rekomendasi IDAI 2008
• Imunisasi wajib (Program Pengembangan
Imunisasi):

hepatitis B, BCG, DTP, polio, & campak


• Imunisasi yang dianjurkan (non-Program
Pengembangan Imunisasi):

Hib, pneumokokus, influenza, MMR,


tifoid, hepatitis A, varisela, HPV
Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.
Keterlambatan imunisasi
Penyebab:
1.Anak sakit berat (ada kontra
indikasi)
2.Anak sakit ringan (kontra indikasi
semu)
3.Ketidak-tahuan
Kontra indikasi imunisasi
Panduan umum untuk semua vaksin

(DTaP, DT, Td, Tdap, IPV, MMR,


MMRV, Hib, pneumokokus, hep A/B,
meningokokus, varisela, influenza,
zoster, rotavirus, HPV)
Panduan umum untuk semua vaksin

Indikasi Kontra
• Reaksi anafilaksis terhadap pemberian dosis
vaksin sebelumnya
• Reaksi anafilaksis terhadap komponen vaksin,
termasuk semua vaksin yang mengandung
komponen tersebut
Perhatian Khusus
• Penyakit derajat sedang/berat dengan/tanpa
demam
• Alergi lateks

American Academy of Pediatrics. Red Book 2009 h 847-53 .


Bukan Indikasi Kontra
(dapat diberikan bila sesuai indikasi)

• Reaksi lokal ringan-sedang (nyeri, kemerahan,


bengkak) setelah pemberian dosis antigen injeksi
• Demam ringan/sedang setelah pemberian dosis
vaksin sebelumnya
• Penyakit akut ringan dengan/tanpa demam ringan
• Mendapat terapi antimikroba
• Berada dalam fase konvalesens suatu penyakit
• Kelahiran prematur (dosis dan indikasi sama
dengan bayi aterm sehat)
• Terpapar penyakit infeksius dalam waktu dekat

American Academy of Pediatrics. Red Book 2009 h 847-53.


Bukan Indikasi Kontra
(dapat diberikan bila sesuai indikasi)

• Riwayat alergi penisilin atau nonspesifik lain,


termasuk alergi dalam keluarga
• Kehamilan ibu atau kontak serumah
• Kontak serumah belum mendapat imunisasi
(belum kebal) atau dengan defisiensi imun
• Menyusui (bayi asuh atau ibu menyusui)
• Riwayat seizures atau sudden infant death
syndrome dalam keluarga
• Riwayat adanya efek samping setelah pemberian
vaksin DTaP/DTP dalam keluarga
Pasien di klinik
• Bayi A, 6 bulan, dibawa untuk
imunisasi

• Imunisasi hanya Hep B1 dan polio 0.

• Pertanyaan :
Perlukah vaksin hepatitis B diulang
dari awal?
Imunisasi yang Terlewat
• Pd anak + imunisasi belum lengkap sesuai
umur : vaksin sebelumnya tetap bermanfaat
dan diperhitungkan
• Pembentukan Ab & sel B memori belum optimal
• Interupsi seri imunisasi (>1 dosis) tidak perlu
diulang dari awal & diberi dosis tambahan 
lama interval tidak berkorelasi dengan titer Ab
Musa DA. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 117-21.
Fiks AG. Schwartz's Clinical Handbook of Pediatrics 2009.
Respon imun optimal

Imunisasi sesuai rekomendasi


• waktu pemberian
• jumlah dosis vaksin
• interval antar dosis
 proteksi & efikasi optimal

American Academy of Pediatrics. Red Book 2009.


Catch-up Immunization

Memberikan imunisasi :
• pada anak yg tertinggal imunisasinya 1 bulan
atau lebih
• pada anak/remaja dengan imunisasi yang
terlewat atau harus dilengkapi segera sesuai
umur atau bila akan bepergian ke luar negeri
American Academy of Pediatrics. Red Book 2009.
Catch-up Immunization

• ACIP merekomendasikan jadwal catch-up


immunization bagi bayi 4 bulan hingga 18
tahun dengan keterlambatan jadwal imunisasi
>1 bulan
• Dianjurkan tidak digunakan secara rutin
American Academy of Pediatrics. Red Book 2009.
Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
Jadwal Imunisasi Cath-up Usia 4 Bl-6 Th yg Terlambat Memulai atau >1 Bl -United States 2010
ANAK USIA 4 BULAN HINGGA 6 TAHUN
Usia Min Interval Minimal Antar Dosis
Vaksin
Dosis I Dosis 1 ke Dosis 2 Dosis 2 ke Dosis 3 Dosis 3 ke Dosis 4 Dosis 4 ke Dosis 5
8 minggu
Hepatitis B Lahir 4 minggu
min 16 minggu post dosis 1
Rotavirus 6 minggu 4 minggu 4 minggu
DTP 6 minggu 4 minggu 4 minggu 6 bulan 6 bulan
4 minggu bl dosis 1 pd usia <12 bl 4 minggu bl usia <12 bulan 8 minggu (dosis terakhir)
8 minggu (dosis terakhir) hanya pd usia 12-59 bl dg
8 minggu (dosis terakhir) bl usia >12 bl, dosis 1 pd usia <12 bl, 3 dosis pd usia <12 bl
Hib 6 minggu
bl dosis 1 pd usia 12-14 bl & dosis 2 pd <15 bl
tidak perlu dosis tambahan tidak perlu dosis tambahan
bl dosis 1 pd usia >15 bl bl dosis sebelumnya pd usia >15 bl
4 minggu 4 minggu 8 minggu (dosis terakhir)
bl dosis 1 pd usia <12 bl bila usia <12 bulan hanya pd usia 12-59 bl dg
8 minggu (dosis terakhir anak sehat) 8 minggu (dosis terakhir anak sehat) 3 dosis pd usia <12 bl
Pneumokokus 6 minggu
bl dosis 1 pd usia >12 bl / usia 24-59 bl bila usia >12 bulan atau risti dg 3 dosis
tidak perlu dosis tambahan pd anak sehat tidak perlu dosis tambahan pd anak sehat tdk bergantung usia
bl dosis 1 pd usia >24 bl bl dosis sebelumnya pd usia >24 bl
IPV 6 minggu 4 minggu 4 minggu 6 bulan
MMR 12 bulan 4 minggu
Varisela 12 bulan 3 bulan
Hepatitis A 12 bulan 6 bulan
Jadwal Imunisasi Cath-up Usia 7-18 Th yg Terlambat Memulai atau >1 Bl - United States 2010
ANAK USIA 7 HINGGA 18 TAHUN
Usia Min Interval Minimal Antar Dosis
Vaksin
Dosis I Dosis 1 ke Dosis 2 Dosis 2 ke Dosis 3 Dosis 3 ke Dosis 4
4 minggu
TD/ TDP bl dosis 1 pd usia <12 bl 6 bulan
7 tahun 4 minggu
6 bulan bl dosis 1 pd usia <12 bl
bl dosis 1 pd usia >12 bl
HPV 9 tahun interval dosis rutin direkomendasikan
Hepatitis A 12 bulan 6 bulan
8 minggu
Hepatitis B lahir 4 minggu
min 16 minggu post dosis 1
IPV 6 minggu 4 minggu 4 minggu 6 bulan
MMR 12 bulan 4 minggu
3 bulan bl usia <13 th
Varisela 12 bulan
4 minggu bl usia >13 th
Prinsip catch-up Immunization
• Imunisasi sebelumnya tetap diperhitungkan
• Jumlah dosis tidak ditambah
• Perlu diketahui umur minimal dan maksimal untuk vaksin
tertentu
• Interval antar vaksin dpt dipersingkat : perlu diketahui
interval minimal antar dosis vaksin
• Dapat menggunakan vaksin kombinasi atau pemberian
simultan

American Academy of Pediatrics. Red Book 2009.


Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
Imunisasi BCG

• Diberikan pada bayi baru lahir – 2 bulan


• Bayi usia >2 bulan  perlu dilakukan uji
tuberkulin
• Bayi HIV (+) atau tidak diketahui
statusnya tetapi memiliki gejala konsisten
HIV  tidak diimunisasi BCG
Rahayoe NN. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008.
World Health Organization 2009.
Imunisasi Hepatitis B

• Negara dengan endemisitas >8%  lakukan


imunisasi sedini mungkin
• Vaksin monovalen diberikan pada bayi:
a. anjuran WHO <24 jam
b. anjuran ACIP <12 jam
• Imunisasi berikutnya dapat diberikan vaksin
monovalen atau kombo
World Health Organization 2009.
American Academy of Pediatrics. Pediatrics 2010;125(1):195-6.
Imunisasi Hepatitis B
1. Vaksin monovalen
WHO: interval antar dosis = 4 mgg
ACIP: interval dosis 2 = 4 mgg, dosis 3 = 8
mgg dari dosis 2 atau 16 mgg dari dosis 1
2. Vaksin kombo DTP-HB (Kementerian
Kesehatan RI)
dosis DTP-HB 1 minimal pada umur 6 mgg
interval antar dosis = 4 mgg
Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
World Health Organization 2009.
Imunisasi DTP (1)

• Diberikan pada bayi umur 6 minggu (min)


dengan interval dosis 1,2,3 = 4 minggu;
interval dosis 3,4,5 = 6 bulan
• Anak belum mendapat vaksin DTP:
umur 1-6 th: 3 dosis DTP;
umur >7 th: 3 dosis Td

Advisory Committee on Immunization Practices 2010.


World Health Organization 2009.
Imunisasi DTP (2)

• Interval dosis 1,2 = 1-2 bulan


• Interval dosis 2,3 = 6-12 bulan
• Booster dengan interval 1 tahun & total 5
dosis  proteksi jangka panjang

Advisory Committee on Immunization Practices 2010.


World Health Organization 2009
Imunisasi Polio

• Vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio


inactivated (IPV)
• OPV-0 diberikan pada bayi baru lahir sebelum
dipulangkan
• Imunisasi IPV-1 atau OPV-1 diberikan bersama
DTP-1 pada umur min 6 minggu dengan
interval min antar dosis 4 minggu
Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
World Health Organization 2009.
Imunisasi Ulangan Polio

• OPV
1 tahun setelah dosis 3, selanjutnya pada
umur 5-6 tahun
• IPV
interval dosis 3,4 = 6 bulan
bila dosis 4 diberikan pada umur <4 tahun 
dosis 5 diberikan pada umur 5-6 tahun
Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.
Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
Imunisasi Campak

• Diberikan pada umur 9 bulan dan 6 tahun (SD


kelas 1)  menjamin imunitas populasi untuk
reduksi & eliminasi campak
• Imunisasi campak-2 dapat diberikan dengan
interval min 1 bulan
• Bila mendapat vaksin MMR pada umur 15
bulan dan 6 tahun  tidak perlu campak-2
Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.
World Health Organization 2009.
Imunisasi Haemophilus
influenzae tipe b

• Diberikan pada umur min 6 minggu pada


vaksin kombinasi (DTwP/Hib, DTaP/Hib, DTaP/Hib/IPV)

• Bayi <1 tahun: interval min antar dosis 4


minggu

• Tidak direkomendasikan pada anak >5 tahun

Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.


Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
Imunisasi Haemophilus
influenzae tipe b
• Bayi <11 bulan mendapat 2 dosis Hib berisi
PRP-OMP  berikan Hib-3 pada umur 12-15
bulan atau interval min 8 minggu
• Bayi umur 7-11 bulan  berikan Hib 2 x dgn
interval 4 mgg, Hib-3 pada umur 12-15 bulan
• Anak umur 1-5 tahun: Hib cukup 1 dosis
Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.
Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
Imunisasi Pneumokokus

Vaksin pneumokokus konjugat (PCV)


• Diberikan pada bayi sehat umur 2 bulan atau
min 6 minggu
• Interval PCV antar dosis:
bayi < 1 tahun: 4 mgg ; 1-2 tahun: 8 mgg
• Bayi > 2 tahun : cukup 1 dosis PCV
• Di Indonesia hanya tersedia PCV7
Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.
Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
Imunisasi Pneumokokus

Vaksin pneumokokus polisakarida (PPV)

• Diberikan pada anak umur >2 tahun dengan


risiko tinggi

• Anak risiko tinggi umur 24-59 bulan: PCV


diberikan bersama PPV

Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.


Risiko Tinggi Pneumokokus
• penyakit kronis: asplenia kongenital/ didapat,
disfungsi limpa, penyakit sickle cell, HIV, defisiensi
imun kongenital, PJB & gagal jantung
• penyakit paru kronik: asma dengan terapi steroid
dosis tinggi
• insufisiensi ginjal kronik: sindrom nefrotik
• penyakit yang berhubungan dengan terapi
imunosupresan atau radiasi: keganasan,
transplantasi organ, DM
Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.
Imunisasi MMR

• Diberikan pada bayi umur min 15 bulan

• Interval minimal dengan vaksin campak (9


bulan) = 6 bulan

• MMR-2 dianjurkan pada umur 6 tahun

Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.

Advisory Committee on Immunization Practices 2010.


Imunisasi Varisela

• Dianjurkan pada anak umur >5 tahun

• Pada keadaan tertentu, dapat diberikan pada


bayi >1 tahun

• Remaja >13 tahun: 2 dosis dengan interval 4


minggu

Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.


Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
Satari HI. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 197-202.
Imunisasi Hepatitis A

• Dianjurkan pada anak umur >2 tahun

• Pertimbangan: antibodi maternal sudah


menghilang, risiko pajanan makanan/
minuman tercemar meningkat

• Diberikan 2 dosis dengan interval 6 bulan

Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.


Advisory Committee on Immunization Practices 2010.
Hidayat B dkk. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 203-9.
Imunisasi Demam Tifoid

• Vaksin mengandung polisakarida Vi kapsuler

• Dianjurkan pada anak umur >2 tahun

• Diberikan ulangan setiap 3 tahun

Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.


Imunisasi HPV
• Dianjurkan pada remaja perempuan umur
>10 tahun
• Tersedia vaksin bivalen dan quadrivalen

• Jadwal imunisasi:

vaksin bivalen = 0, 1, dan 6 bulan

vaksin quadrivalen = 0, 2, dan 6 bulan


Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.
World Health Organization 2009.
Rusmil K. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 267-70.
Imunisasi Influenza

• Dianjurkan pada bayi sehat atau berisiko (mis


asma, PJB, HIV, DM, SCD) umur min 6 bulan
• Anak umur <9 tahun: 2 dosis dengan interval
1 bulan
• Anak umur >9 tahun: 1 dosis

• Diulang 1 dosis setiap tahun


Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 97-116.
Kartasasmita C. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 221-31.
Vaksin Kombinasi
• Terdiri dari >1 antigen dalam 1 kemasan
• Manfaat:
- mempermudah pemberian vaksin
- meningkatkan cakupan imunisasi
- mengejar imunisasi yang terlewatkan
• Dianjurkan sejak tahun 1999
• Tersedia DTwP/HB, DTwP/Hib, DTaP/Hib,
DTaP/Hib/IPV, MMR, HepB/HepA
Pediatrics 1999;103(5 Pt 1):1064-77.
Globe MP. Pediatr Infect Dis J. 2001;20(11 Suppl):S19-22.
Vaksin Kombinasi
• Imunogenitas & keamanan = vaksin terpisah
• Vaksin dengan antigen sama tapi beda pabrik dapat
diberikan bergantian sesuai jadwal imunisasi anak
• Perhatian khusus untuk vaksin Hib:
komponen PRP-T imunogenik>> PRP-OMP  bila
Hib-1 mengandung PRP-OMP, Hib-2 dianjurkan
mengandung PRP-T, Hib-3 bebas
Guerra FA et al. Pediatrics 2009;123(1):301-12.
Hadinegoro SRS. Pedoman Imunisasi di Indonesia 2008 h 293-303.
Pemberian Imunisasi Simultan

• Bertujuan mengejar jadwal imunisasi yang


tertinggal
• Beberapa vaksin diberikan pada 1 kunjungan
• Terutama imunisasi bayi, imunisasi wisata/
perjalanan, atau bila diragukan akan
melakukan kunjungan ulang untuk dosis
lanjutan
American Academy of Pediatrics. Red Book 2009.
http://www.phac-aspc.gc.ca/publicat/cig-gci/p01-09-eng.php
Pemberian Imunisasi Simultan

• Diberikan bila tidak ada indikasi kontra vaksin


• Tidak ada peningkatan kejadian atau
keparahan KIPI
• Respon imun adekuat, sebanding vaksin
terpisah
• Vaksin hidup dapat diberikan simultan atau
terpisah min 4 minggu
American Academy of Pediatrics. Red Book 2009.
http://www.phac-aspc.gc.ca/publicat/cig-gci/p01-09-eng.php
Penutup
• Imunisasi menimbulkan imunogenitas & efikasi
optimal bila sesuai rekomendasi jadwal & interval
• Anak dengan keterlambatan imunisasi, dapat
diberikan catch-up immunization (tanpa
mengulang dosis awal atau menambah dosis)
dengan vaksin kombinasi, pemberian simultan,
namun perlu diperhatikan interval minimal antar
vaksin.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai