Anda di halaman 1dari 14

BATIK TULIS

BATIK TULIS ?
BATIK TULIS ADALAH SALAH SATU JENIS HASIL PROSES
PRODUKSI BATIK YANG TEKNIS PEMBUATAN MOTIFNYA
LANGSUNG DITULIS SECARA MANUAL. 
DESAIN MOTIF BATIK

Motif batik

Motif utama
Motif tambahan
1. Desain Motif Batik
 
 Desain motif batik merupakan gambar rancangan yang nantinya akan
diwujudkan pada produk batik itu sendiri. Desain motif harus dibuat sesuai
produk yang akan dihasilkan, baik ragam hias maupun ukuran desain itu
sendiri.

 Motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara


keseluruhan.

 Motif batik terbagi atas :


a. Motif pokok batik, meliputi :
 1) Motif utama, yaitu ragam hias yang menentukan motif itu sendiri.
Pada umumnya motif utama ini mempunyai arti, sehingga susunan ragam
hias yang membentuknya menjadi jiwa atau arti dari motif itu sendiri.
 2) Motif tambahan, yaitu ragam hias yang hanya berfungsi
sebagai pengisi bidang dan seringkali tidak memiliki arti tersendiri.
ISEN-ISEN BATIK

Sisik, sisik melik, ukel, sirapan, Galaran, cecek sawut, ukel,belali

Cecek pitu, Kembang waru, Herangan, Awil – awil, Grompol, Kembang


Waru2, Kembang Pepe, Poleng Bintulu Aji
Secara garis besar, motif-motif batik dapat
dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu:

 1. Golongan motif Geometris

  2. Golongan motif Non-geometris


1. GOLONGAN MOTIF GEOMETRIS
Motif Banji. Berdasarkan pada
ragam hias Swastika, motif ini
disusun dengan cara
menghubungkan satu sama
lain ujung Swastika tersebut
dengan garis.

Motif Ceplok. Ragam hias pada motif ini


menggambarkan bunga dari depan,
Motif Ganggong ciri khasnya buah yang dipotong melintang, bunga
pada bagian isen –isen atau daun yang disusun secara roset,
dengan adanya garis – garis binatang yang tersusun melingkar,
panjang tidak dan di beri maupun binatang dalam lingkaran atau
garis melintang sehingga segi empat sama sisi. Pola
membentuk seperti salib penyusunannya simetris ke segala arah
Motif Nitik, atau seperti anyaman.
Tersusun oleh garis putus-putus, titik-
titik, atau variasinya, yang sepintas lalu
seperti hasil anyaman. Motif Nitik yang
tersusun miring kekanan-kekiri disebut
Motif Limaran atau Tirta Teja.

Motif Kawung. Tersusun dari bentuk


bulat lonjong/elips, dengan pola
memanjang menurut garis diagonal
miring kekiri-kekanan secara selang-
seling.
 2. GOLONGAN MOTIF NON-
GEOMETRIS

Ragam hias utama motif ini Motif buketan adalah motif


diambil dari bentuk tumbuhan, yang mengambil bentuk
meru, burung, dan binatang tumbuhan atau lung-lungan
bersayap lainnya. Umumnya
(sulur) yang panjang hingga
motif-motif golongan Semen
klasik-kuno memiliki bentuk selebar kain. Pangkal tumbuhan
pokok tertentu yang berada pada bagian bawah
keseluruhannya merupakan satu sedangkan ujung tumbuhan
kesatuan, satu simbol, atau satu menjadi bagian atas
maksud tertentu.
BAHAN-BAHAN YANG DIBUTUHKAN MELIPUTI :

MEDIA BATIK DAN ALAT BATIK

Media Batik
 1 Media batik. Media yang digunakan dapat berupa :
 a. Kain

 Pada mulanya, kain yang digunakan hanya terbatas pada kain katun, disebut juga mori batik, berasal
dari serat kapas. Kain yang banyak mengandung serat sintetis (plastik) tidak digunakan, mengingat
proses pelepasan lilin dari kain adalah dengan direbus dalam air mendidih.
 Ada 4 macam kain mori yang biasa digunakan untuk pembuatan batik, yaitu mori primissima, prima,
biru/birkolin, dan blaco/grey. Urutan tersebut menunjukkan urutan kebaikan kualitasnya.
 Perkembangan selanjutnya, batik juga diterapkan pada sutra dan beberapa jenis kain lainnya. Proses
pembatikan pada sutra sama dengan pada mori, hanya saja sutra memerlukan perlakuan yang lebih
“halus” agar kelembutan dan kilaunya tetap terjaga.
 b. Kayu

 Kayu yang digunakan sebagai media batik haruslah memiliki serat yang halus, padat, warnanya
bersih/cerah, tetapi ringan, misalnya kayu Sengon. Sebelum digunakan kayu harus diproses terlebih
dulu. Dibentuk sesuai dengan yang diinginkan, kemudian permukaannya dihaluskan dengan ampelas.
Adapun proses pembatikannya sama dengan membatik pada kain.
 Gambar 36. Batik kayu

 c. Bambu

 Bambu menjadi bahan alternatif lain dalam perkembangan batik selanjutnya. Sama halnya dengan kayu,
sebelum dibatik bambu harus diolah dulu. Agar warna dapat meresap dalam serat, kulit luar bambu
harus dihilangkan. Bambu juga harus dibentuk (misalnya bentuk fas, dirangkai menjadi nampan,
dianyam, dsb), kemudian permukaannya dihaluskan. Selanjutnya bambu dibatik, diwarna, dan
dihilangkan lilinnya.
 2 Malam/lilin batik

 Pada awalnya, sarana untuk menghalangi masuknya warna pada


kain adalah bubur ketan. Alat yang digunakan untuk menuliskannya
adalah pensil dari bambu. Batik dengan teknik ini disebut “batik
Simbut”. Perkembangan selanjutnya ditemukan bahan yang tidak
leleh terkena air, berasal dari lebah, dan disebut lilin tawon (bees
wax). Lebih lanjut, ditemukan campuran beberapa bahan yang
dapat menghasilkan lilin batik dengan kualitas sebaik lilin tawon
dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Bahan-bahan tersebut
antara lain meliputi damar mata kucing, gondorukem, parafin, lilin
kote (lilin tawon), lilin lancing, lemak binatang (gajih), minyak
kelapa, dan lilin bekas (lilin yang sudah pernah digunakan), yang
kemudian diolah menjadi lilin batik.
 Sekarang, lilin batik tersedia dipasaran dalam beberapa jenis,
sesuai dengan kebutuhan. Ada lilin klowong, ada juga lilin
tembokan. Masing-masing dengan beberapa tingkatan kualitas yang
berbeda.

 Pewarna batik.
 Alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat
batik tulis meliputi:
 Canting tulis
 wajan
 Kompor batik/anglo
 Gawangan
 Perlengkapan mewarna

 Terdiri atas bak, sarung tangan karet, dsb.


 Panci untuk melepaskan lilin
 Kompor besar
PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS

PEMUTARAN VIDEO PROSES PEMBUATAN BATIK


TULIS

Anda mungkin juga menyukai