Anda di halaman 1dari 22

GEOLOGI MINYAKBUMI DI

INDONESIA
Materi VI
Ada tiga faktor utama dalam pembentukan
minyak atau gasbumi, yaitu :
1. Ada batuan asal (source rock) yang secara geologis memungkinkan
terjadinya pembentukan minyak dan gasbumi.

2. Adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari batuan asal


menuju ke batuan reservoir (reservoir rock), umumnya sandstone
atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup
untuk menampung hidrokarbon tersebut.

3. Adanya jebakan (trap rock). Jika jebakan ini dilingkupi oleh


lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tersebut akan diam
dan tidak dapat bermigrasi lagi.
Ada empat macam minyakbumi yang digolongkan
menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu :
1. Young shallow  Minyakbumi yang bersifat masam (sour),
mengandung banyak bahan organik, sangat kental dan kandungan
sulfurnya tinggi.

2. Old-shallow  Minyakbumi yang titik didik nya rendah, kurang


kental dan rantai parafin yang lebih pendek.

3. Young-deep,

4. Old-deep  membutuhkan waktu yang paling lama untuk


pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya
paling kecil. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H 2S
yang dapat lepas, sehingga old deep adalah minyak mentah yang
dikatakan paling bagus.
 Sedimentasi dimulai pada permulaan tersier biasanya oligosen, tetapi pada

beberapa tempat (Kalimantan) dimulai pada zaman eosen.

 Pada akhir mesozoikum, seluruh daerah cekungan yang telah dilipat,

diintrusi, diangkat dan didenudasi sehingga seluruh batuan yang berumur

pra-tersier dianggap sebagai batuan dasar (base rock).

 Pematahan bongkah terjadi pada permulaan tersier, sehingga terjadi relief

lagi dan sedimentasi dimulai biasanya bersifat non-marin, kadang-kadang

dimulai dengan aktifitas vulkanik (Jawa Barat).

 Untuk itu adanya daur (cycle) terestris yang mendahului daur marin, yang

merupakan lapisan penghasil sunda. Biasanya daur sedimentasi ini terbatas

pada basinal deeps (grabens), tidak merata, dan terisolir di sana sini.

Minyak yang terdapat disini bersifat parafin berat.


Daerah Cekungan Minyak
Potensi sektor energi terutama minyak dan gasbumi di Indonesia

terdapat di cekungan-cekungan Tersier lepas pantai dan separuhnya


terletak di laut dalam (Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
ESDM).
Saat ini terindikasi sedikitnya 66 cekungan migas di seluruh Indonesia,

sebagian besar berada di darat dan laut dangkal perairan territorial dan
hanya beberapa cekungan yang berada pada landas kontinen (cekungan
busur muka), 16 cekungan sudah berproduksi, 7 cekungan berpotensi
dan 22 cekungan belum di eksplorasi.
Daerah Cekungan Sumatera Utara
 Daerah cekungan ini terdiri dari cekungan yang dikendalikan oleh

patahan batuan dasar.

 Disebelah barat jalur ini dibatasi oleh singkapan-singkapan pra tersier.

 Di cekungan ini terletak daerah terangkat blok Arun yang dibatasi oleh

patahan yang menjurus ke utara selatan.

 Cekungan paseh membuka ke arah utara lepas pantai, ke sebelah

selatan terdapat depresi tamiang dan depresi medan.

 Diantara kedua depresi tersebut terdapat daerah tinggi dan disana

formasi peunulin/telaga/belumai langsung menutupi batuan dasar.


Daerah Cekungan Sumatera Utara
 Minyak ditemukan dalam formasi Diski Batumandi, lebih ke selatan lagi

terdapat depresi siantar dan kemudian daerah cekungan dibatasi oleh

lengkungan asahan (sebagai bagian paparan sunda yang menjorok) dari

daerah cekungan sumatera tengah.

 Diski dan Batumandi minyak ditemukan di sumur eksplorasi diski dan

batumandi sebelah barat medan dalam formasi peunulin (Telaga limestone).

Namun sampai kini belum dapat diproduksi karena sifat reservoirnya yang

kurang baik.

 Lapangan gas arun terletak di antara pegunungan barisan dan selat

malaka. Dan dan kondensat terdapat dalam terumbu dan batuan karbonat
Daerah Cekungan Sumatera Utara
Cekungan Sumatera Selatan
 Cekungan sumatera selatan terletak memanjang berarah Barat laut –

Tenggara di bagian selatan Pulau Sumatera.

 Stratigrafi daerah cekungan ini pada umumnya dikenal satu daur besar yang

terdiri dari suatu transgresi yang diikuti regresi.

 Formasi terbentuk dalam fase transgresi dikelompokkan menjadi kelompok

Telisa (Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja dan Formasi Gumai).

 Formasi yang terbentuk dalam fase regresi dikelompokkn menjadi

kelompok Palembang (Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim, dan

Formasi kasai)
Kolom
Stratigrafi pada
Cekungan
Sumatera
Selatan
Cekungan Sumatera Selatan
 Cekungan sumatera selatan merupakan cekungan yang produktif. Hal ini

disebabkan terdapat beberapa formasi yang dapat bertindak sebagai batuan

induk yang baik, batuan reservoir yang memadai dan batuan penutup. Jalur

migrasinya diperkirakan sesar-sesar yang terjadi di cekungan itu.

 Batuan induk yang potensial berasal dari batulempung Formasi Lahat,

batulempung Formasi Talang Akar dan batulempung Formasi Gumai.

 Pada umumnya perangkap hidrokarbon di Cekungan Sumatera Selatan

merupakan perangkap struktur antiklin. Struktur sesar, baik normal maupun

geser dapat bertindak sebagai perangkap.


Cekungan Sumatera Selatan
 Perangkap stratigrafi terjadi pada batugamping terumbu

berbentuk membaji, bentuk kipas dan lensa dari batupasir

karena perubahan fasies.

 Migrasi pada umumnya terjadi ke arah up-dip serta melalui

sesar-sesar yang ada.


Daerah Cekungan Jawa Barat Utara
 Daerah cekungan jawa barat utara meliputi daerah dataran rendah jawa

barat utara (dataran rendah jakarta) dan laut jawa barat utara daerah

dapat dikenal beberapa unsur tektonik sebagai berikut :

1. Daerah angkatan Lampung yang memisahkan daerah cekungan

palembang dengan daerah jawa barat utara

2. Paparan sunda di utara

3. Jalur perlipatan bogor di selatan

4. Daerah pengangkatan Karimun jawa di sebelah timur

5. Paparan pulau seribu.


Daerah Cekungan Jawa Barat Utara
Unsur yang disebut terakhir ini membagi daerah

cekungan jawa barat menjadi :

1. Cekungan sunda

2. Lapangan jatibarang
Daerah Cekungan Jawa Timur
Daerah cekungan ini meliputi pulau jawa dan palung

jawa timur utara maduraa.


Daerah cekungan yang pertama lebih merupakan

epikontinental dan beberapa unsur tektonik.

a. Pencekungan laut Jawa Timur

b. Cekungan Jawa Timur Madura


Cekungan
Kalimantan
Timur
Cekungan Kalimantan Timur
 Daerah cekungan tersier kalimantan timur dibatas di

sebelah barat oleh paparan stabil sunda dari kalimantan

barat yang merupakan suatu kompleks batuan dasar pra-

tersier, batuan beku dan metamorf yang telah stabi,

dibagian barat laut oleh daerah tinggi kucing yang juga

terdiri dari batuan pra-tersier yang terlipat ketat.

 Dibagian selatan daerah cekungan ini bersambungan

dengan cekungan epikontinen laut jawa timur.


Cekungan Kalimantan Timur
 Unsur tektonik berikut membagi daerah Kalimantan beserta pantai lepasnya

menjadi beberapa cekungan yaitu :

a. Daerah tinggi meratus

b. Paparan paternoster

c. Punggung mangkalihat

 Ketiga unsur ini membagi cekungan sebagai berikut :

a. Cekungan barito sebelah barat punggung meratus.

b. Cekungan kutai di sebelah utara punggungan meratus

c. Cekungan pasir antara punggung meratus dan paparan patenoster

d. Cekungan tarakan dipisahkan di sebelah selatan oleh punggung mangkalihat


Cekungan Kalimantan Timur
 Kerangka Tektonik  daerah ini terdapat dua unsur tektonik utama, yaitu daerah

paparan sunda dan cekungan (geosyncline) borneo barat laut.

 Cekungan borneo barat laut atau cekungan natuna timur merupakan cekungan

busur-muka (fore-arc basin) di tepi timurlaut paparan sunda yang stabil semenjak

tersier.

 Cekungan yang besar ini membujur dari lepas pantai vietnam melalui utara

kepulauan natuna ke serawak brunai dan ke arah timurlaut membuka ke dasar laut

berkedalaman abisal dan bergerak samudra tepi cekungan terhadap paparan adalah

sangat terjal.

 Cekungan ini bersifat suatu palung jalur penekukan kerak samudra ke bawah

Paparan sunda pada jaman kapur eosen (eugeosyncline) dan pada zaman oligo-
Cekungan Kalimantan Timur
Struktur pada cekungan ini terdiri dari diapair lempung dan tingian batuan dasar.

Kapur eosen diwakili oleh filit dan turbidit yang diperkirakan sebagai melange,

disusul oleh pengendapan marin dangkal dan luat dalam pada jam miose dan pliosen.

Cekungan natuna barat merupakan suatu depresi yang disebabkan penipisan kerak

kontinen pada penarik-pisahan yang disebabkan penipisan kerak kontinen pada

penarik pisahan yang terjadi setelah jaman oligosen.

Struktur di cekungan natuna barat menunjukkan aspek tarik-pisahan (pull-apart) dan

“transcurrent” (wrench) yang bersifat sinistral, yang menyebabkan gerakan-gerakan

vertikal yang membentuk tutupan berarahkan timurlaut-baratdaya.

Anda mungkin juga menyukai