Anda di halaman 1dari 64

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Om Swastyastu, Salam Sejahtera, dan Namo

Buddhāya
PPT PPKN
ANGGOTA: NATAN,MARIO,ARIA,DIEGO,JANE,DAN HAFIS AKBAR
KAPTEN:NATAN ANGGOTA:ARIA ANGGOTA:HAFIZ
ANGGOTA:MARIO ANGGOTA:JANE ANGGOTA:DIEGO
Kegiatan pendahuluan

 1.Berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing masing, bagi yang beragama buddha
akan berdoa bersama yang di pimpin Diego

 2.Menyanyikan lagu Yamko rambe yamko

 3.Menyebutkan 7 nilai luhur smp ananda


 Jujur, Tanggung jawab, Disiplin, Kerja sama, Peduli, Kreatif, Toleransi
kata penghantar
puji dan syukur kami ucapkan kehadiran tuhan yang
maha esa karena atas berkatnya kelompok kami
dapat menyelesaikanya. dalam presentasi kali ini
kami akan menjelaskan tentang bab 4 lebih jelasnya
terutama tentang "bhinneka tunggal ika" semoga
dengan disampaikan materi pada presentasi kali ini,
kita jadi lebih mudah untuk memahami
Tebak gambar
Pengertian dan Makna Bhineka Tunggal Ika

 PENGERTIAN
 Secara etimologi atau asal-usul bahasa, kata-kata ''Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa
Jawa Kuno. Jika diartikan secara harfiah: Bhinneka = beragam atau bermacam-macam,
Tunggal = satu, Ika = itu.

 MAKNA
 Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia.
Sesuai dengan artinya, yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu, hal tersebut sangat
menggambarkan keadaan Indonesia
A. Arti dan Makna
Bhinneka Tunggal Ika
Sejarah Bhinneka Tunggal Ika
Bangsa Indonesia dan Keragamannya baik dari segi agama, warna kulit,
suku bangsa, bahasa, yang kemudian menjadikannya sebagai bangsa
majemuk dan berdaulat. Hal ini dapat dilihat dari menuju detik-detik
kemerdekaan hampir seluruh anak bangsa yang tergabung dari berbagai
suku turut memperjuangkan kemerdekaan.
Para tokoh bangsa sendiri kemudian menyadari tantangan yang harus
mereka hadapi karena kemajemukan tersebut. Keberagaman ini kemudian
menjadi realitas yang tak dapat dihindari adanya. KeBhinnekaan sebagai
sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam bangsa, sedangkan ke-
Tunggal-Ika-an merupakan cita-cita kebangsaan.
Semboyan inilah yang kemudian menjadi jembatan penghubung menuju
terbentuknya Negara berdaulat. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai
Bhinneka Tunggal Ika Berikut ini:
Daftar Isi
A. Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika
B. Sejarah Singkat Bhinneka Tunggal Ika
C. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
1. Common Denominator
2. Tidak Sektarian dan Enklusif
3. Tidak Formalistis
4. Bersifat Konvergen
5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural
6. Semangat Gotong-Royong
D. Fakta-Fakta Menarik Bhinneka Tunggal Ika
1. Bersumber dari Lontar Sutasoma
2. Bukan Ciptaan Bung Karno
3. Tersimpan di Perpustakaan Leiden
4. Bukan Hanya tentang Persatuan Suku
E. Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisme
1. Kesatuan Sejarah
2. Kesatuan Nasib
3. Kesatuan Wilayah
4. Kesatuan Kebudayaan
E. Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisme
1. Kesatuan Sejarah
2. Kesatuan Nasib
3. Kesatuan Wilayah
4. Kesatuan Kebudayaan
E. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan
Sehari-hari
1. Perilaku Inklusif
2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik
3. Tidak Menang Sendiri
4. Musyawarah untuk Mufakat
Secara harfiah Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua. Bhinneka
Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di dalam
lambang Garuda Pancasila.
Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab Sutasoma karangan
Mpu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit di sekitar abad ke-
14 M.
Secara etimologi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa
Kuno yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki makna ragam atau
beraneka, Tunggal adalah satu, dan Ika adalah itu.
Sehingga arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetap satu jua.
Maknanya, dengan jiwa dan semangat bangsa Indonesia mengakui realitas
bangsa yang majemuk (suku, bahasa, agama, ras, golongan dll) namun tetap
menjunjung tinggi persatuan.
I Nyoman Pursika (2009) dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap Semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika
merupakan cerminan keseimbangan antara cerminan keseimbangan antara
unsur perbedaan yang menjadi ciri keanekaan dengan unsur kesamaan yang
menjadi ciri kesatuan.
Bhinneka Tunggal Ika merumuskan dengan tegas adanya harmoni antara
kebhinnekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan keekaan, antara
kepelbagaian dan kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atau antara
pluralisme dan monisme.
Jika pada mulanya Bhinneka Tunggal Ika dipakai untuk menyatakan semangat
toleransi keagaaman antara agama Hindu dan Budha. Setelah dijadikan
semboyan bangsa Indonesia, konteks “Bhinneka” atau perbedaannya menjadi
lebih luas, tidak hanya berbeda agama saja tapi juga suku, bahasa, ras,
golongan, budaya, adat istiadat bahkan bisa ditarik kedalam perbedaan dalam
lingkup yang lebih kecil seperti perbedaan pendapat, pikiran/ide, kesukaan,
hobi.
Bhineka Tunggal Ika sebagai salah satu dari empat
pilar kebangsaan, selain Pancasila. UUD 1945, NKRI
merupakan sebuah nilai yang harus ditanam dalam
setiap warga negara Indonesia yang dibahas pada
buku Pancasila.
B. Sejarah Singkat
Bhinneka Tunggal Ika
Pada awalnya, Bhinneka Tunggal Ika adalah
semboyan yang menunjukan semangat toleransi
keagamaan, khususnya
antara agama Hindu dan Buddha.
Istilah “Bhinneka Tunggal Ika” dipetik dari Kitab
Sutasoma karya Mpu Tantular semasa kerajaan
Majapahit sekitar abad ke-14. Istilah tersebut ter-
cantum dalam bait 5 pupuh 139. Bait ini secara
lengkap seperti di bawah ini:
Menurut jurnal dari Letkol Czi Dr. Syafril Hidayat, psc, M.Sc
tentang Bhinneka Tunggal Ika, dalam buku Bung Hatta
Menjawab (1979), Mohammad Hatta menuliskan bahwa usai
merdeka, semboyan ini dicantumkan dengan lambang yang
dibuat oleh Sultan Abdul Hamid (di Pontianak) dan diresmikan
pemakaiannya oleh Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950
sebagai semboyan lambang negara.
Melalui semboyan ini, Indonesia kemudian menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bhinneka Tunggal Ika
sendiri diteliti pertama kali oleh Prof. H. Kern (1888). Semboyan
ini sendiri pada mulanya tertera dalam lontar yang tersimpan di
Perpustakaan Kota Leiden (Purusadasanta atau Sutasoma).
Semboyan ini kemudian diteliti kembali oleh
Muhammad Yamin di tahun-tahun berikutnya dan
kemudian ia tuliskan di dalam bukunya 6000 tahun
Sang Merah Putih pada tahun 1954.
Sejarah semboyan Bhinneka Tunggal Ika menempuh
proses evolusi dan kristalisasi mulai sebelum
kemerdekaan, pergerakan nasional 1928 sampai
berdirinya negara Republik Indonesia pada tahun
1945.
Setelah dijadikan sebagai semboyan Bangsa
Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika menjadi
pernyataan bangsa Indonesia yang mengakui
realitas bangsa yang majemuk namun tetap
menjunjung tinggi persatuan.
C. Prinsip Bhinneka
Tunggal Ika
Pada dasarnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika sangat penting sebab
melambangkan toleransi dan kesatuan.
Mengapa toleransi? Karena toleransi dapat mencairkan perbedaan
sehingga tidak ada lagi perpecahan atau konflik. Karenanya
keBhinnekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman
multikulturalisme yang berlandaskan kepada kekuatan spiritualitas.
Perbedaan etnis, religi maupun ideologi.
Berikut ini prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang perlu kamu
ketahui:
1. Common Denominator
Terdapat 5 agama di Indonesia, namun sesuai dengan prinsip pertama
Bhinneka Tunggal Ika perbedaan dalam hal keagamaan haruslah dicari
common denominatornya, atau dengan kata lain menemukan persamaan
dalam perbedaan sehingga semua rakyat Indonesia dapat hidup rukun
berdampingan.
Demikian juga dengan berbagai aspek lain dengan segala perbedaannya di
Indonesia, seperti adat dan kebudayaan di setiap daerah. Semua
keberagaman adat dan budaya tersebut tetap diakui keabsahannya dengan
segala perbedaan yang ada tetap Bersatu dalam Negara kesatuan republik
Indonesia.
2. Tidak Sektarian dan Enklusif
Tidak Sektarian dan Eksklusif maksudnya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara setiap rakyat Indonesia tidak dibenarkan untuk menganggap
bahwa diri atau kelompoknya sebagai yang paling benar dibanding orang
atau kelompok lain.
Pandangan-pandangan sektarian dan eksklusif harus dihilangkan, karena
ketika sifat sektarian dan eksklusif sudah terbentuk, maka akan ada banyak
konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang
berlebih-lebihan serta kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau
pribadi lain.
3. Tidak Formalistis
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan
menyeluruh. Hal ini dilandasi oleh adanya rasa cinta
mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesama. Dengan
cara tersebutlah keanekaragaman kemudian dapat
disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.
4. Bersifat Konvergen
Bersifat Konvergen maksudnya segala
keanekaragaman bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi
harus dicari titik temu yang dapat membuat segala
kepentingan bertemu di tengah. Hal ini dapat dicapai
jika terdapat sikap toleran, saling percaya, rukun, non
sektarian, dan inklusif di antara masyarakat.
5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural
Bhinneka Tunggal Ika mengandung nilai antara lain: toleransi, inklusif, damai
dan kebersamaan, serta setara. Nilai-nilai tersebut tidak menghendaki sifat
yang tertutup atau eksklusif sehingga memungkinkan untuk mengakomodasi
keanekaragaman budaya bangsa dan menghadapi arus globalisasi.
Saling menghormati antar agama, suku bangsa, menghargai hasil karya orang
lain, bergotong royong membangun bangsa tanpa memandang perbedaan
suku, budaya dan agama, tidak saling membedakan bahkan mencaci karena
hal ini dapat menimbulkan konflik serta menjadi sumber awal pemecah
persatuan dan kesatuan bangsa.
6. Semangat Gotong-Royong
Semangat gotong-royong tidak melulu tentang bahu-membahu membersihkan
lingkungan, atau menjaga keamanan lingkungan sekitar rumahmu. Tapi juga
pada semangat gotong-royong dalam melawan hoax atau berita bohong yang kini
tersebar dimana-mana atas nama clickbait.
Biasakan untuk memverifikasi data atau berita yang diterima dan ingin
disebarkan. Karena jejak digital sangat sulit untuk dihilangkan, pasalanya, setiap
harinya, ada ribuah hoax yang menyebar dan siap merusak generasi dan
keBhinnekaan negara ini.
Dalam menguatkan sifat gotong royong yang kita
miliki dan jiwa kebangsaan, demokrasi, huku, serta
multikultural dalam mendukung terwujudnya warga
negara yang sadar akan hak dan kewajibannya, buku
Meneguhkan Jiwa Dan Semangat Nasionalisme
merupakan referensi yang tepat untuk Grameds.
D. Fakta-Fakta
Menarik Bhinneka
Tunggal Ika
Dalam kehidupan bersama, di mana berbagai kepentingan akan bertemu, dan
tidak semua kepentingan sejalan, tentu akan mengakibatkan terjadinya
gesekan bahkan konflik-konflik sosial. Dalam situasi semacam ini, batas-
batas antara hak dan wewenang setiap pihak harus ditetapkan secara jelas,
tegas dan proporsional.
Setiap warga Negara kemudian bebas menuntut haknya, namun pada saat
yang sama juga wajib menghormati hak yang dimiliki oleh orang lain. Adil
sendiri memiliki makna yang tidak memihak, tidak tertutup, dan
berkelompok. Sebaliknya berlaku adil atau menghendaki sikap terbuka yang
senantiasa menyediakan “ruang” bagi kehadiran orang lain.
Kebiasaan menyapa orang lain adalah bentuk nyata
dari mewujudkan sikap adil. Menyapa orang lain (siapa
pun) pada hakikatnya adalah tindakan awal
membangun jaringan sosial yang akan menjadi
kekuatan agar tidak mudah dipecah belah dan diadu
domba. Berikut ini beberapa Fakta Mengenai Bhinneka
Tunggal Ika yang perlu kamu ketahui:
1. Bersumber dari Lontar Sutasoma
Istilah Bhinneka Tunggal Ika diambil dari Lontar Sutasoma
karya Mpu Tantular seorang pujangga yang hidup pada abad ke-
14 di Majapahit dan masih kerabat kerajaan pada masa
pemerintahan Raja Rajasanegara. Istilah Bhinneka Tunggal ika
sendiri diambil dari salah satu penggalan kakimpoi alias Syair
Sutasoma. Berikut bunyinya dalam Bahasa Sansekerta, dan
diterjemahkan ke Bahasa Indonesia:
Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena
parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka
tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Artinya: Buddha dan Siwa sebagai dua zat yang berbeda namun
bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa
yang tunggal Berpecah belah lah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada
kerancuan dalam kebenaran.
2. Bukan Ciptaan Bung
Karno
Dalam buku karangan Mohammad Hatta yang
berjudul Bung Hatta Menjawab, dituliskan bahwa
Bung Karno Lah yang menciptakan istilah
“Bhinneka Tunggal Ika”, maksudnya bukan Bung
Karno yang menciptakan, namun ialah yang
mengusulkan ditambahkannya frasa tersebut ke
dalam pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda.
Burung garuda sendiri tadinya didesain mencengkeram bendera
merah putih namun kemudian diganti dengan pita bertuliskan
Bhinneka Tunggal Ika yang digunakan sebagai semboyan negara
maknanya mempersatukan keberagaman.
Burung garuda sendiri menggunakan perisai, sebagai bentuk tenaga
pembangun pada peradaban Indonesia. Burung garuda dari
mitologi ini bersanding erat dengan burung elang rajawali. Burung
yang terlukis pada beberapa candi, termasuk Dieng, Prambanan dan
Penataran.
3. Tersimpan di Perpustakaan Leiden
Dengan eratnya kaitan antara Nusantara dan Belanda.
Transkrip Sutasoma kemudian menjadi salah satu
arsip yang tersimpan di Perpustakaan Leiden, dengan
bait yang mengandung istilah Bhinneka Tunggal Ika
tersebut berada pada lembar ke 120 lontar Sutasoma
4. Bukan Hanya tentang Persatuan Suku
Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya tentang
perbedaan suku budaya yang harus disatukan,
tetapi juga perbedaan pemikiran. Menurut Sultan
Hamid, Soekarno menggambarkan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai persatuan pemikiran
federalis dan kesatuan di Republik Indonesia
Serikat (nama Indonesia pada saat itu).
E. Bhinneka Tunggal Ika dan
Nasionalisme
Teknologi komunikasi kini telah mengubah perang konvensional
menjadi perang modern yang menggunakan media massa, internet
ataupun teknologi sebagai media peperangan tersebut. Sasarannya
tentu saja ada pada ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan,
budaya, ideologi, lingkungan, dan politik.
Dalam rangka membentengi diri dari kehancuran akibat pesatnya
perkembangan teknologi serta beragam upaya yang dilakukan untuk
memecah bangsa, maka masyarakat Indonesia harus kembali kepada
nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, telah berkembang secara
alamiah dari perjalanan panjang sejarah, berisi pandangan hidup,
karakter, dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, termasuk Bhinneka
Tunggal Ika. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila adalah
semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang
menyerah, gotong royong, patriotisme, nasionalisme, optimisme, harga
diri, kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri.
Dalam mempelajari lebih dalam mengenai nasionalisme secara singkat,
padat dan gamblang, Grameds dapat membaca buku Nasionalisme oleh
Steven Gr yang ada dibawah ini.
Bhinneka Tunggal Ika secara tidak langsung merupakan gambaran
nasionalisme bangsa Indonesia. Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi
prinsip warga negara Indonesia untuk membangun nasionalisme. Berikut ini
beberapa diantaranya unsur-unsur yang membentuk nasionalisme:
1. Kesatuan Sejarah
Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah, yaitu
sejak zaman prasejarah, zaman Sriwijaya, Majapahit kemudian datang
penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya memproklamasikan
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Kesatuan Nasib
Bangsa Indonesia terbentuk karena kesamaan
nasibnya yaitu merasakan penderitaan penjajahan
selama tiga setengah abad lamanya hingga kemudian
memperjuangkan kemerdekaaan secara bersama dan
akhirnya mendapatkan kegembiraan dalam bentuk
kemerdekaan.
3. Kesatuan Wilayah
Bangsa Indonesia hidup di wilayah Indonesia,
tersebar masyarakatnya dari sabang sampai ke
merauke. Kesatuan asas kerohanian bangsa
sendiri sebagai salah satu cita-cita, filsafat dan
pandangan hidup yang berakar pada pandangan
hidup Pancasila.
4. Kesatuan Kebudayaan
Walau bangsa Indonesia memiliki
keanekaragaman kebudayaan mulai dari rumah
adat pakaian adat, acara adat, Bahasa dan
keanekaragaman lainnya namun
keseluruhannya merupakan satu kebudayaan
yaitu kebudayaan nasional kesatuan republik
Indonesia.
E. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari
Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
66/1951. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951 oleh
Presiden Soekarno dan Perdana Menteri, Sukiman Wirjosandjojo.
Bhinneka Tunggal Ika Tertuang dalam Pasal 5 yang berbunyi,
“Di bawah lambang tertulis dengan huruf latin sebuah semboyan
dalam bahasa Jawa-Kuno berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika.
Penjelasan dari Pasal 5 tersebut adalah perkataan Bhinneka sebagai gabungan
dua perkataan: bhinna dan ika. Kalimat seluruhnya tersebut kemudian dapat
disalin menjadi ‘berbeda-beda tetapi tetap satu jua’.
Berikut ini penerapan Bhinneka Tungga Ika dalam Kehidupan berbangsa dan
bernegara kita:
1. Perilaku Inklusif
Implementasi pertama adalah bahwa seseorang diharuskan tidak melihat
dirinya lebih diutamakan dari kepentingan yang lain. Sama halnya dengan
kelompok, dimana kepentingan bersama lebih diutamakan dari kepentingan
pribadi atau golongan.
2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik
Ditinjau dari pada keanekaragamannya, maka sudah sepatutnya jika
Indonesia menjadi bangsa dengan tingkat pluralistik terbesar di dunia.
Hal ini pulalah yang menjadikan bangsa Indonesia disegani oleh bangsa
lain. Namun jika tidak dipergunakan secara bijak besar kemungkinan
terjadinya disintegrasi dalam bangsa. Ras, Budaya, Suku Bahasa,
Agama, dan adat, bangsa Indonesia.
Dengan lebih memahami mengenai keanekaragaman budaya yang ada di
Indonesia melalui buku Guys, Indonesia Tuh Bineka, Loh! Grameds
akan lebih memahami perkembangan masyarakat yang sangat dinamis
dan terhindar dari kesalahpahaman serta konflik yang terjadi karena
perbedaan.
3. Tidak Menang Sendiri
Perbedaan pendapat sesungguhnya merupakan hal yang lumrah,
apalagi pada sistem demokrasi. Sistem tersebut kemudian menuntut
rakyat bebas mengungkapkan pendapat masing-masing.
Dengan begitu implementasi dari prinsip Bhinneka Tunggal Ika maka
seseorang diharuskan untuk saling menghormati satu pendapat dan
pendapat lainnya. Perbedaan pendapat tidak perlu dibesar-besarkan,
namun harus dicari titik temu yang mengedepankan kepentingan
bersama. Jauhkan sifat divergen dan terapkan sifat yang konvergen ke
dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Seperti halnya yang terjadi di Indonesia dimana
adanya konflik antara Aceh dan Papur yang
berhasil diselesaikan dengan adanya nilai
kebersamaan yang disampaikan Gus Dur sebagai
strategi penyelesaian konflik yang dapat kamu
baca pada buku Gus Dur: Islam Nusantara &
Kewarganegaraan Bineka.
4. Musyawarah untuk Mufakat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan adanya semboyan
Bhinneka Tunggal Ika, maka jika terdapat perbedaan yang ada pada
antar kelompok maupun pribadi wajib dicari solusinya secara
bersama-sama dengan musyawarah.
Seperti halnya dengan prinsip common denominator atau yang
dikenal dengan mencari inti kesamaan. Hal ini kemudian juga
sebaiknya diterapkan dalam melakukan musyawarah untuk mufakat.
Dengan adanya beragam gagasan yang semuanya kemudian
dirangkum menjadi satu kesepakatan. Dengan begitu kesepakatan
disini bertujuan untuk mencapai mufakat pada pribadi maupun
kelompok.
Masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah
masyarakat adat yang secara sosiologis memiliki
ikatan dalam kelompok (suku atau etnik) yang
sangat kuat. Meski demikian dalam konteks ke-
Indonesian, ikatan yang berupa sentimen- sentimen
suku (daerah asal) atau agama ternyata dapat
direduksi demi terbangunnya rasa kebangsaan.
Arus globalisasi yang kian deras telah membawa
serta nilai-nilai baru yang tidak sepenuhnya
dapat diakomodasi atau dipahami oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Nilai-nilai baru
cenderung melonggarkan ikatan kebangsaan,
dan mengkhawatirkan bagi masa depan
persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan
wilayah nasional Indonesia.
Karenanya sangat dibutuhkan upaya menyegarkan
kembali pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan yang
merupakan ciri kepribadian masyarakat Indonesia.
Pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung
dalam sesanti Bhinneka Tunggal Ika, sebagai ajaran
moral tentang sikap toleran, adil dan bergotong royong
merupakan strategi yang tepat untuk mengatasi nilai-
nilai baru yang cenderung bergesekan.
Pertanyaan kelompok

apa semboyan bangsa indonesia?


mengapa kita harus toleransi kedapa semua
pemeluk agama?
apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki
sikap toleransi kepada semua pemeluk agama?
Apa makna Bhinneka Tunggal Ika?
Dari mana asal bahasa semboyan Bhinneka
Tunggal Ika?
Post test
Sebutkan contoh sederhana penerapan Bhinneka
Tunggal Ika?
Di bagian mana dari Garuda Pancasila dapat kita
temukan semboyan Bhinneka Tunggal Ika?
Pada kitab manakah dapat ditemukan konsep
Bhinneka Tunggal Ika?
Apa arti penting dari Binneka Tunggal Ika?
Video Bhineka Tunggal Ika
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai