Anda di halaman 1dari 13

KEGAWATDARURATAN

SISTEM KARDIOVASKULER
Kelompok 4
Cecirius Agil W (P07220119065) Nur Hidayah (P07220119032)

Elyssa Indriati F (P07220119071) Oktavia Rizky (P07220119035)

Iis Ariska (P07220119019) Rifa Diya Noor S (P07220119037)


Saraswati

Monica Octalyna S (P07220119080) Yudha Darma P (P07220119099)


Konsep Dasar Penyakit SKA
 Sindrom koroner akut merupakan sekumpulan gejala yang diakhibatkan oleh
gangguan aliran darah pembuluh darah koroner secara akut. Umumnya
disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner akibat kerak
aterosklerosis yang lalu mengalami perobekan dan hal ini memicu terjadinya
gumpalan-gumpalan darah (thrombosis) (Erik, 2005).

 Acute Coronary Syndrome (ACS) merupakan spektrum manifestasi akut dan


berat yang merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat
ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah
(Kumar, 2009)

 Bagian dari spektrum Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah Angina Pectoris
tak Stabil (Unstable Angina Pectoris = UAP), Infark Miokard Akut (Acute
Myocard Infark = AMI) dengan elevasi segmen ST (ST elevation myocardial
infarction = STEMI ) dan Infark Miokard Akut tanpa elevasi segmen ST
(NSTEMI) (Alwi, 2009).
A. STEMI ( ST Elevation Myocardial Infaction
)
STEMI adalah singkatan dari ST segment elevation
myocardial infarction. Kata “myocardial infarction” dalam
STEMI berarti “kematian sel otot jantung”. Sementara “ST
segment” adalah pola yang muncul pada elektrokardiogram,
alat yang merekam detak jantung seseorang.STEMI adalah
serangan jantung yang serius dan termasuk kasus berat
sehingga memerlukan penanganan medis sesegera mungkin.
Ketika STEMI terjadi, pembuluh arteri koroner benar-benar
tersumbat dan otot jantung tidak mendapat suplai darah.
Etiologi
STEMI kebanyakan adalah karena adanya sumbatan
pada pembuluh darah jantung atau lebih dikenal
dengan sebutan atherosklerosis. Adanya plak pada
pembuluh darah jantung akan menghambat aliran
darah yang melalui arteri coroner
Faktor resiko
a. Merokok

b. Tekanan Darah Tinggi

c. Kolesterol Darah

d. Hiperglikemia

e. Pola Perilaku Stres dan perilaku tertentu diyakini


mempengaruhi patogenesis penyakit jantung koroner.
Manifestasi klinis
 Keluhan klasik berupa nyeri atau ketidaknyamanan di
dada kiri. Bisa menjalar ke lengan kiri, punggung,
rahang. Nyeri berlangsung selama 20 menit.
 Sesak napas
 Pusing
 Mual atau muntah
 Diaphoresis (keluar keringat berlebih) namun tidak
berkaitan dengan suhu lingkungan
 Palpitasi atau detak jantung berdebar – debar
B. NSTEMI (Non ST Elevation Myocardial Infaction)
Non Stemi mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung
akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah
koroner berkurang (Brunner & Sudarth, 2002). Non Stemi
merupakan kondisi kematian pada miokard (otot jantung)
akibat dari aliran darah ke bagian otot jantung terhambat.

Non STEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi


segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi
dan ruptur plak. Erosi dan rupture plak ateroma menimbulkan
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Pada Non
STEMI, trombus yang terbentuk biasanya tidak menyebabkan
oklusi menyeluruh lumen arteri koroner (Kalim, 2001).
Etiologi
NSTEMI disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan
peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat
oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena thrombosis
akut atau proses vasokonstrikai koroner, sehingga terjadi
eskemia miokard dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan
miokard dengan derajat lebih kecil, biasanya terbatas pada
subendokardium. Keadaan ini tidak dapat menyebabkan
elevasi segmen ST, namun menyebabkan pelepasan
penandanekrosis.
Penyebab paling umum adalah penurunan perfusi miokard yang dihasilkan dari
penyempitan arteri koroner disebabkan oleh thrombus nonocclusive yang telah
dikembangkan pada plak aterosklerotik terganggu. Penyempitan abnormal dari arteri
koroner mungkin juga bertanggung jawab menyebabkan NSTEMI.

1. Yang tidak dapat diubah


a) Umur
b) Jenis kelamin : Insiden pada priatinggi, sedangkan pada Wanita
meningkat setelah menopause
c) Riwayat penyakit jantung koroner pada anggota keluarga diusia muda
d) Hereditas
e) Ras

2. Yang dapat diubah


a) Mayor: hiperlipidemia, hipertensi, Merokok, Diabete, Obesitas, Diet tinggi lemak
jenuh, kalori.
b) Minor: Inaktifitas fisik, emosional, agresif, ambisius, kompetitif, stress psikologis
berlebihan.
Manifestasi Klinis
a. Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada angina
kurang dari itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan
hilang dengan istirahat akan tetapi pada infark tidak.

b. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan
hipervenntilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas
merupakan tanda adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.

c. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya lebih
sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga bisa
menyebabkan cegukan.
C. Tindakan Keperawatan
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menegakkan diagnosis, menyingkirkan
kemungkinan penyebab nyeri dada lainnya dan mengevaluasi adanya komplikasi
SKA.

2. Pemasangan EKG
Merupakan pemeriksaan penunjang yang penting, normal EKG tidak
menyingkirkan tidak adanya iskemik miokard atau memulangkan
pasien,pemeriksaan EKG perlu dilakukan secara berkala.

3. Kolaborasi MONACO
Terapi yang akan didapatkan oleh pasien dengan serangan jantung, khususnya
akibat infark miokard dengan elevasi segmen ST. Modalitas terapi ini dikenal
dengan singkatan “MONACO”,
Kesimpulan
Sindrom koroner akut merupakan sekumpulan gejala yang
diakibatkan oleh gangguan aliran darah pembuluh darah
koroner secara akut. Umumnya disebabkan oleh
penyempitan pembuluh darah koroner akibat plak
aterosklerosis yang lalu mengalami perobekan dan hal ini
memicu terjadinya gumpalan-gumpalan darah.

Anda mungkin juga menyukai