Anda di halaman 1dari 5

Bab VII

Hadits
B. HADITS/SUNNAH
1. Pengertian
Pengertian Hadits secara terbatas (sempit) yaitu sebagaimana dikemukakan
oleh jumhurul muhadditsin ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW
baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan dan lain sebagainya.
2. Unsur-unsur yang harus ada dalam menulis hadits
a. Rawy, ialah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu
kitab apa-apa yang pernah diterimanya atau didengar dari seseorang
(gurunya).
b. Matan, ialah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang di offer oleh
sanad yang terkahir.
c. Sanad, ialah jalan yang dapat menghubungkan antara Rawy mengenai
maknul hadits kepada Nabi SAW.
3. Kedudukan dan fungsi Alhadits terhadap Alquran
Hadits atau Sunnah Nabi SAW menempati kedudukan nomor dua setelah
Alquran, sebagai sumber norma dan hokum serta ajaran agama Islam. Karena itu,
orang selain harus patuh kepada Alquran, juga harus patuh kepada hadits atau
Sunnah Nabi.
Alquran menjadi sumber hukum yang pertama dan Alhadits menjadi asas
perundang-undangan setelah Alquran. Adapun Alhadits terhadap Alquran adalah
sebagai berikut.
1. Berfungsi menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan
oleh Alquran.
2. Memberikan perincian dan penafsiran ayat-ayat Alquran yang masih mujmal,
memberikan taqyid (persyaratan) ayat-ayat Alquran yang masih mutlak dan
memberikan tahsais (penentuan khusus) ayat-ayat Alquran yang masih umum.
3. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati di Alquran.
4. Macam-macam Hadits atau Sunnah
a. Dilihat dari segi bentuk:
1. Qauliyah, yaitu Hadits yang berupa ucapan atau perkataan Nabi.
2. Fi’liyah, yaitu Hadits yang berbentuk perbuatan Nabi.
3. Taqririyah, yaitu Hadits yang berbentuk atau berupa keputusan.
b. Dilihat dari segi jumlah orang yang menyampaikan:
4. Mutawir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak terhitung lagi
jumlahnya.
5. Masyhur, yaitu hadits yang perawi lapis pertamanya beberapa orang sahabat atau lapis
keduanya beberapa orang tabi’in.
6. Ahad, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak cukup terdapat
padanya sebab-sebab yang menjadikannya ke tingkat masyhur.
c. Dilihat dari segi kualitas Hadits
7. Shahih, ialah hadtis yang diriwayatkan oleh perawi yang ahli.
8. Hasan, ialah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil.
9. Dhaif, ialah hadits yang kehilangan salah satu syarat-syarat hadits shahih dan hadits
hasan.
10. Maudhu, ialah hadits palsu.
d. Dilihat dari segi diterima atau ditolaknya
1. Hadits makbul, ialah hadits yang diterima dan dapat dijadikan hujah atau
alasan dalam beragama.
2. Hadits mardut, ialah hadits yang ditolak dan tidak boleh dijadikan alasan
dalam beragama.

Anda mungkin juga menyukai