Anda di halaman 1dari 15

Penjelasan

Mengenai Sholat
KELOMPOK 1
Abdan Akhmad Amar Arsya Dina Dwicky
Tsaqif. A Efrianto
Syauqil. M Makruf. A Maulana Muallafah Titto. S
DAFTAR ISI

01 Pengertian Sholat 03 Pembagian Sholat

02 Hikmah Sholat 04 Sholat Jamak & Qashar


Pengertian Sholat
kata sholat sebetulnya berasal dari shalla sholattun yang berarti wa aqimussholata da’aa’. Jika
diuraikan, kata shalla berarti doa, sedangkan kata shollatun artinya adalah mendirikan sholat. Namun
jika kata shalla digabung lalu dibaca menjadi shalallahu ‘alaih, maka kata ini dapat diartikan sebagai
doa semoga Allah SWT memberikan rahmat atau keberkahan kepada hambaNya. 

Secara ringkasnya, kata sholat sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya doa. Dan, doa adalah
sebuah permohonan umat kepada Yang Kuasa. Dalam buku “Shalat: Hikmah Falsafah dan
Urgensinya” karya Abdul Aziz Salim Basyarahil, pengertian sholat adalah suatu ibadah yang meliputi
peragaan tubuh khusus, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam atau taslim. 
Hikmah Sholat Berjamaah
1. Shalat Tepat Pada Waktunya dan Pelatihan Kedisiplinan
(Shalat awal waktu) merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT, serta merupakan hikmah yang selalu kita
lupakan. Maksudnya, bahwa sedari dulu sampai sekarang yang namanya manusia itu adalah pelupa bahkan pada hal-hal yang
sifatnya sangatlah penting, baik bagi dirinya atau bahkan pada agamnya. Kita ambil contoh salah satunya misalnya terhadap
shalatnya. Maka dengan membiasakan diri melaksanakan shalat barjama‟ah awal waktu, kita biasa dan akan terbiasa melaksanakan
shalat pada waktunya (awal waktu). . Sholat berjama‟ah mengajarkan disiplin seorang makmun senantiasa mengikuti gerakan imam
dan berada di belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih kedisiplinan dalam kehidupan seseorang, menghilangkan ego,
perbedaan dan dengan penuh kerendahan hati patuh dan taat pada pimpinannya yaitu imam.

2. Menuai Pahala di Setiap Langkah


(Shalat awal waktu) merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT, serta merupakan hikmah yang selalu kita
lupakan. Maksudnya, bahwa sedari dulu sampai sekarang yang namanya manusia itu adalah pelupa bahkan pada hal-hal yang
sifatnya sangatlah penting, baik bagi dirinya atau bahkan pada agamnya. Kita ambil contoh salah satunya misalnya terhadap
shalatnya. Maka dengan membiasakan diri melaksanakan shalat barjama‟ah awal waktu, kita biasa dan akan terbiasa melaksanakan
shalat pada waktunya (awal waktu). . Sholat berjama‟ah mengajarkan disiplin seorang makmun senantiasa mengikuti gerakan imam
dan berada di belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih kedisiplinan dalam kehidupan seseorang, menghilangkan ego,
perbedaan dan dengan penuh kerendahan hati patuh dan taat pada pimpinannya yaitu imam.
Pembagian Sholat
Shalat menurut etimologi berarti doa, menurut syara’ menyembah Allah Ta’ala dengan beberapa perkataan dan perbuatan
yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

A. SHALAT FARDHU
Shalat Fardhu adalah shalat dengan status hukum fardhu, yakni wajib dilaksanakan. Shalat fardhu
sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni :
a. Fardhu 'Ain, yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam shalat ini adalah shalat lima waktu
dan shalat Jumat untuk pria.
b. Fardhu Kifayah, yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan gugur dan menjadi sunnat bila
telah dilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang termasuk dalam kategori ini adalah shalat jenazah.

Shalat lima waktu adalah shalat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali sehari. Hukum salat ini adalah
Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim atau muslimah yang telah menginjak usia dewasa
(pubertas), kecuali berhalangan karena sebab tertentu.

Shalat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Allah menurunkan perintah shalat ketika
peristiwa Isra' Mi'raj. Kelima shalat lima waktu tersebut adalah:
Pembagian Sholat
A. SHOLAT FARDHU

1. Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya fajar, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk
timur. Waktu shubuh berakhir ketika terbitnya Matahari.

2. Zuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah tergelincir (condong) ke arah barat hingga
bayangan seseorang menyamai panjangnya, dan berakhir ketika masuk waktu Ashar.

3. Asar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar adalah selama matahari belum menguning. Waktu Ashar berakhir dengan
terbenamnya Matahari.

4. Magrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib adalah selama mega merah belum menghilang yang diawali dengan
terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.

5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam yang tengah yang diawali dengan hilangnya
cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar keesokan harinya.

6. Khusus pada hari Jumat, Muslim laki-laki wajib melaksanakan Shalat Jumat di masjid secara berjamaah (bersama-
sama) sebagai pengganti Salat Zhuhur. Shalat Jumat tidak wajib dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka yang
sedang dalam perjalanan (musafir).
Pembagian Sholat
B. SHALAT SUNNAH
Shalat sunah disebut juga salat an-nawâfil atau at-tatawwu’. Yang dimaksud dengan an-nawâfil ialah semua
perbuatan yang tidak termasuk dalam fardhu. Disebut an-nawâfil karena amalan-amalan tersebut menjadi tambahan atas
amalan-amalan shalat fardhu.

Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni :


1. Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat
dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.
2. Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan
salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti shalat khusuf yang hanya dikerjakan
ketika terjadi gerhana).

Macam – macam sholat sunnah :


Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya:
1. Shalat Sunnat Wudhu’
Shalat sunat wudhu’ atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah shalat yang dikerjakan
setelah berwudhu’
1. Shalat Tahiyyatul Masjid
Shalat Tahiyyatul Masjid adalah Shalat yang dilakukan sebagai penghormatan terhadap masjid,
dilakukan oleh orang yang masuk ke dalam mesjid sebelum ia duduk.dikerjakan dua raka’at.
Pembagian Sholat
B. SHALAT SUNNAH

3. Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin bertaubat terhadap
kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua raka'at.
4. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang naik. Kira-
kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga
waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at.
5. Shalat Tahajud
Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas isya sampai
menjelang subuh. Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.
Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud
a. Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
b. Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
c. Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh
6. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat fardu. Shalat sunah ini terbagi
dalam shalat mu’akkad dan ghairu mu’akkad.
Pembagian Sholat
B. SHALAT SUNNAH

Salat sunah ada yang dilakukan secara berjamaah antara lain


1. Shalat Tarawih
Shalat tarowih adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada malam bulan ramadhan.Waktu shalat
tarowih ialah sesudah shalat isya’ sampai terbit fajar (masuk waktu subuh).
2. Shalat Dua Hari Raya
Sholat hari raya adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada kedua hari raya, yaitu: hari raya Fitri (tgl. 1
Syawal) dan hari raya Adlha (kurban tgl. 10 Dzul Hijjah).
3. Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana adalah shalat yang dikerjakan karena ada gerhana bulan dan matahari.
4. Shalat Istisqo
Shalat istisqo’adalah shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada keperluan untuk mohon hujan.
5. Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan dengan bilangan ganjil. Misalnya : satu raka’at tiga, lima dan
seterusnya.Waktunya setelah shalat shalat isya’ sampai terbit fajar (tiba waktu subuh).
Sholat Jamak & Qashar
A. SHOLAT JAMAK
Sholat jamak adalah mengumpulkan dua shalat dalam satu waktu, yakni shalat Dzuhur dengan shalat Ashar dan shalat
Maghrib dengan shalat Isya. Sedangkan shalat Qasar adalah memendekkan/meringkas jumlah rakaat. Pada shalat empat
rakaat menjadi dua rakaat, yaitu shalat Dzuhur, Ashar dan Isya.

Hal-hal yang berkaitan dengan hukum Qasar yakni:


1. Hanya untuk shalat yang jumlahnya 4 rakaat, yaitu: Duhur, Asar, dan Isya.
2. Tidak perlu melaksanakan shalat ba’diyah.
3. Namun, tidak semua orang diperbolehkan untuk melakukan sholat Jamak. Hanya orang-orang tertentu saja yang
mendapatkan keringanan ini, di antaranya:
a. Melakukan perjalanan (safar).
b. Orang yang sakit parah sehingga tidak memungkinkan berdiri atau duduk. Bahkan kondisinya sangat lemah
untuk digerakkan.
c. Ada udzur yang mendesak. Misalnya saja hendak melakukan operasi atau pemeriksaan yang tidak mungkin
ditinggalkan.
d. Jamaah haji yang hendak ke Muzdalifah
Sholat Jamak & Qashar
A. SHOLAT JAMAK

Ada dua jenis sholat Jamak, yakni Sholat Jamak Taqdim dan Jamak Takhir. Sholat Jamak Taqdim yaitu meringkas atau
mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus di waktu sholat yang pertama. Yakni:
1. Sholat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Dzuhur.
2. Sholat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Maghrib.

Sholat Jamak Takhir yaitu meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus di waktu sholat yang terakhir. Yakni:
3. Sholat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Ashar.
4. Sholat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Isya’.
Sholat Jamak & Qashar
B. SHOLAT QASHAR

Salat qashar adalah melakukan salat wajib dengan mengurangi atau meringkas jumlah rakaat salat yang sedang
dijalankan. Ada 3 salat fardhu yang boleh diqashar, yakni, Dzuhur, Ashar, dan Isya, yang mana memiliki 4 rakaat. Jika
diqashar maka dikerjakan cukup 2 rakaat. Hanya diperbolehkan bagi yang sedang dalam perjalanan atau bepergian jauh.

Hukum Qashar Shalat


1. Jawaz (boleh)
Boleh melakukan salat qashar jika menempuh perjalanan 84 mil/16 Farsakh atau 2
Marhalah/80,640 km (8 kilometer lebih 640 m), tetapi belum mencapai 3 Marhalah/120, 960 km (120
kilometer lebih 960 meter).
2. Lebih baik (Afdhal) melakukan qashar
Salat qashar akan dihukumi lebih baik (afdhal) jika melakukan perjalanan dengan jarak
tempuh mencapai 3 marhalah atau lebih
3. Wajib
Apabila waktu salat tidak cukup untuk digunakan kecuali dengan cara meringkas (qashar), maka wajib
qashar.
Sholat Jamak & Qashar
B. SHOLAT QASHAR

Syarat-Syarat Salat Qashar

berikut ini syarat untuk bisa melakukan salat qashar.


1. Bepergian tidak untuk bertujuan maksiat
2. Jarak yang akan ditempuh minimal 2 marhalah/16 farsakh (48 mil)/4 barid/perjalanan 2 hari. Sedangkan
dalam menentukan standar jarak menurut ukuran sekarang terdapat beberapa pendapat:
a. Jarak 80,64 km (8 km lebih 640 m) (Lihat Al-Kurdi, Tanwirul Quluub, Thoha Putra, juz I hal 172).
b. Jarak 88, 704 km (Lihat Al-Fiqhul Islami, juz I, halaman 75).
c. Jarak 96 km bagi kalangan Hanafiyah.
d. Jarak 119,9 km bagi mayoritas ulama.
e. Jarak 94,5 km menurut Ahmad Husain Al-Mishry.
3. Salat yang akan diqashar adalah salat ada' (salat yang dikerjakan pada waktunya/bukan qadha') atau
salat qadha' yang terjadi dalam perjalanan. Sedangkan salat qadha' dari rumah tidak boleh diqashar.
4. Niat salat qashar diharuskan terjaga selama salat berlangsung, dan seandainya terjadi keraguan pada
seseorang ketika salat (semisal ragu-ragu qashar ataukah menyempurnakan, sudah melakukan niat
qashar ataukah belum dan sebagainya), maka baginya diwajibkan untuk menyempurnakan salat
(itmam), namun tidak harus membatalkan salatnya akan tetapi langsung diteruskan tanpa meng-
qashar.
Sholat Jamak & Qashar
B. SHOLAT QASHAR

5. Tidak dilakukan dengan cara mengikuti (bermakmum) kepada imam yang melaksanakan salat itmam
(tidak meng-qashar), baik imam tersebut berstatus musafir ataukah muqim (tidak bepergian) atau
pada imam yang masih diragukan keadaan bepergiannya.
6. Mengetahui tentang diperbolehkannya melakukan salat dengan cara qashar. Bukan hanya sekadar ikut
tanpa mengetahui boleh dan tidaknya qashar.
7. Salat qashar harus dilakukan ketika Otolovers masih yakin (Al-Qashir) masih dalam keadaan bepergian.
Sehingga ketika di tengah-tengah salat muncul keraguan atau bahkan yakin dirinya telah sampai di
daerah mukimnya (desanya) kembali, maka ia berkeharusan menyempurnakan salatnya.
8. Salat qashar hanya bisa dilakukan jika Otolovers bepergian dengan tujuan yang jelas (daerah/tempat
tertentu). Sehingga jika Otolovers bepergian tanpa tujuan, seperti orang yang pergi mencari sesuatu
yang tidak jelas tempatnya, dan sebagainya, maka tidak diperkenankan untuk meng-qashar salat.
THANK
YOU! CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images
by Freepik

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai