Mengenai Sholat
KELOMPOK 1
Abdan Akhmad Amar Arsya Dina Dwicky
Tsaqif. A Efrianto
Syauqil. M Makruf. A Maulana Muallafah Titto. S
DAFTAR ISI
Secara ringkasnya, kata sholat sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya doa. Dan, doa adalah
sebuah permohonan umat kepada Yang Kuasa. Dalam buku “Shalat: Hikmah Falsafah dan
Urgensinya” karya Abdul Aziz Salim Basyarahil, pengertian sholat adalah suatu ibadah yang meliputi
peragaan tubuh khusus, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam atau taslim.
Hikmah Sholat Berjamaah
1. Shalat Tepat Pada Waktunya dan Pelatihan Kedisiplinan
(Shalat awal waktu) merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT, serta merupakan hikmah yang selalu kita
lupakan. Maksudnya, bahwa sedari dulu sampai sekarang yang namanya manusia itu adalah pelupa bahkan pada hal-hal yang
sifatnya sangatlah penting, baik bagi dirinya atau bahkan pada agamnya. Kita ambil contoh salah satunya misalnya terhadap
shalatnya. Maka dengan membiasakan diri melaksanakan shalat barjama‟ah awal waktu, kita biasa dan akan terbiasa melaksanakan
shalat pada waktunya (awal waktu). . Sholat berjama‟ah mengajarkan disiplin seorang makmun senantiasa mengikuti gerakan imam
dan berada di belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih kedisiplinan dalam kehidupan seseorang, menghilangkan ego,
perbedaan dan dengan penuh kerendahan hati patuh dan taat pada pimpinannya yaitu imam.
A. SHALAT FARDHU
Shalat Fardhu adalah shalat dengan status hukum fardhu, yakni wajib dilaksanakan. Shalat fardhu
sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni :
a. Fardhu 'Ain, yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam shalat ini adalah shalat lima waktu
dan shalat Jumat untuk pria.
b. Fardhu Kifayah, yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan gugur dan menjadi sunnat bila
telah dilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang termasuk dalam kategori ini adalah shalat jenazah.
Shalat lima waktu adalah shalat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali sehari. Hukum salat ini adalah
Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim atau muslimah yang telah menginjak usia dewasa
(pubertas), kecuali berhalangan karena sebab tertentu.
Shalat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Allah menurunkan perintah shalat ketika
peristiwa Isra' Mi'raj. Kelima shalat lima waktu tersebut adalah:
Pembagian Sholat
A. SHOLAT FARDHU
1. Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya fajar, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk
timur. Waktu shubuh berakhir ketika terbitnya Matahari.
2. Zuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah tergelincir (condong) ke arah barat hingga
bayangan seseorang menyamai panjangnya, dan berakhir ketika masuk waktu Ashar.
3. Asar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar adalah selama matahari belum menguning. Waktu Ashar berakhir dengan
terbenamnya Matahari.
4. Magrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib adalah selama mega merah belum menghilang yang diawali dengan
terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.
5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam yang tengah yang diawali dengan hilangnya
cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar keesokan harinya.
6. Khusus pada hari Jumat, Muslim laki-laki wajib melaksanakan Shalat Jumat di masjid secara berjamaah (bersama-
sama) sebagai pengganti Salat Zhuhur. Shalat Jumat tidak wajib dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka yang
sedang dalam perjalanan (musafir).
Pembagian Sholat
B. SHALAT SUNNAH
Shalat sunah disebut juga salat an-nawâfil atau at-tatawwu’. Yang dimaksud dengan an-nawâfil ialah semua
perbuatan yang tidak termasuk dalam fardhu. Disebut an-nawâfil karena amalan-amalan tersebut menjadi tambahan atas
amalan-amalan shalat fardhu.
3. Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin bertaubat terhadap
kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua raka'at.
4. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang naik. Kira-
kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga
waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at.
5. Shalat Tahajud
Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas isya sampai
menjelang subuh. Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.
Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud
a. Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
b. Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
c. Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh
6. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat fardu. Shalat sunah ini terbagi
dalam shalat mu’akkad dan ghairu mu’akkad.
Pembagian Sholat
B. SHALAT SUNNAH
Ada dua jenis sholat Jamak, yakni Sholat Jamak Taqdim dan Jamak Takhir. Sholat Jamak Taqdim yaitu meringkas atau
mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus di waktu sholat yang pertama. Yakni:
1. Sholat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Dzuhur.
2. Sholat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Maghrib.
Sholat Jamak Takhir yaitu meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus di waktu sholat yang terakhir. Yakni:
3. Sholat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Ashar.
4. Sholat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Isya’.
Sholat Jamak & Qashar
B. SHOLAT QASHAR
Salat qashar adalah melakukan salat wajib dengan mengurangi atau meringkas jumlah rakaat salat yang sedang
dijalankan. Ada 3 salat fardhu yang boleh diqashar, yakni, Dzuhur, Ashar, dan Isya, yang mana memiliki 4 rakaat. Jika
diqashar maka dikerjakan cukup 2 rakaat. Hanya diperbolehkan bagi yang sedang dalam perjalanan atau bepergian jauh.
5. Tidak dilakukan dengan cara mengikuti (bermakmum) kepada imam yang melaksanakan salat itmam
(tidak meng-qashar), baik imam tersebut berstatus musafir ataukah muqim (tidak bepergian) atau
pada imam yang masih diragukan keadaan bepergiannya.
6. Mengetahui tentang diperbolehkannya melakukan salat dengan cara qashar. Bukan hanya sekadar ikut
tanpa mengetahui boleh dan tidaknya qashar.
7. Salat qashar harus dilakukan ketika Otolovers masih yakin (Al-Qashir) masih dalam keadaan bepergian.
Sehingga ketika di tengah-tengah salat muncul keraguan atau bahkan yakin dirinya telah sampai di
daerah mukimnya (desanya) kembali, maka ia berkeharusan menyempurnakan salatnya.
8. Salat qashar hanya bisa dilakukan jika Otolovers bepergian dengan tujuan yang jelas (daerah/tempat
tertentu). Sehingga jika Otolovers bepergian tanpa tujuan, seperti orang yang pergi mencari sesuatu
yang tidak jelas tempatnya, dan sebagainya, maka tidak diperkenankan untuk meng-qashar salat.
THANK
YOU! CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images
by Freepik