INSTALASI LISTRIK
1. Multimeter/AVOmeter/Multitester
2. Tespen
Fungsi : Untuk mengecek ada tidaknya arus listrik pada suatu
titik/terminal instalasi dengan indikator lampu
Cara Mengunakan tespen
3. Obeng
Berfungsi untuk mengencangkan dan mengendurkan skrup
Macam-Macam obeng :
a. Obeng plus (+) atau obeng kembang untuk mengencangkan dan mengendurkan
skrup berkepala positif
b. Obeng min (-) atau obeng pipih untuk mengencangkan dan mengndurkan skrup berkepala pipih
4. Tang
a. Tang Panjang
b. Tang Kupas
c. Tang Potong
d. Tang Kombinasi
5. Palu/Pukul
Fungsi : Untuk menancapkan paku ketika memsang klem kabel
6. Gergaji Besi
Fungsi : Untuk memotong pipa instalasi
6. Tangga
Fungsi : Untuk memasang instalasi pada tempat yang tinggi
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K3)
INSTALASI LISTRIK
AJI WIDIANTO
MAPEL KET. ELEKTRONIKA
Apakah anda pernah kesetrum ?
BAHAYA LISTRIK TERHADAP MANUSIA
SEBAB-SEBAB KECELAKAAN LISTRIK :
1. Kabel hantaran terbuka
2. Jaringan dengan hantaran telanjang
3. Peralatan listrik yang rusak
4. Kebocoran listrik pada peralatan dengan
rangka logam
5. Peralatan/hubungan listrik dibiarkan terbuka
6. Penggantian sekring tidak sesuai kapasitas
7. Penggunaan steker bertumpuk
HANTARAN TERBUKA
JARINGAN HANTARAN
TELANJANG
PERALATAN LISTRIK RUSAK
KEBOCORAN LISTRIK PADA
ALAT LISTRIK DARI
LOGAM
PERALATAN/HUB LISTRIK DIBIARKAN TERBUKA
PENGGANTIAN SEKRING MELEBIHI
KAPASITAS
STEKER BERTUMPUK
K3 INSTALASI LISTRIK
Diatur dalam PUIL (Persyaratan Umum Instalasi
Listrik)
PUIL adalah kumpulan peraturan yang harus
ditaati dalam kelistrikan
Penerbit : PLN (Perusahaan Listrik Negara)
PUIL : 1964, 1977, 1984 terakhir 2000
PUIL 2000
TUJUAN PUIL
1. Melindungi manusia dari bahaya listrik
2. Keamanan instalasi dan peralatan listrik
3. Menjaga gedung dan isinya dari bahaya
kebakaran akibat gangguan listrik
4. Menjaga ketenagaan listrik yang aman
dan efisian
K3 BERKAITAN DENGAN PERALATAN
LISTRIK
(PUIL ayat 920 Huruf B6)
1. Peralatan rusak segera diganti
2. Tidak diperbolehkan :
– Mengganti pengaman dengan kapasitas lebih besar
– Mengganti kawat pengaman lebur dengan yang lebih besar
– Memasang kawat tambahan untuk menambah daya
3. Bagian bertegangan harus ditutup
4. Peralatan listrik dengan rangka logam harus
ditanahkan (grounding/arde)
GROUNDING
•Lengan panjang
•Tidak mengandung logam
•Kuat
•Tahan Gesekan
Pelindung Anggota Badan
Pelindung Pencegah Jatuh
Kotak P3K di tempat Kerja
• Apabila tempat kerja dengan unit kerja
berjarak 500 meter atau lebih masing-masing
unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah tenaga kerja.
• Apabila tempat kerja pada lantai yang berbeda
di gedung bertingkat, maka masing-masing unit
kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah tenaga kerja.
• 1 kotak B setara dengan 2 kotak A.
• 1 kotak C setara dengan 2 kotak B
Peraturan Perundangan Yang Terkait
6. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
KEP. 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pedoman
Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas P3K di
tempat Kerja
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan
PUIL 2000
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
Peraturan Peraturan
KHUSUS B Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88
Persyaratan Umum
Instalasi Listrik
Peluncuran perdana 24-10-2001
Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun
PENGERTIAN
• Instalasi listrik adalah instalasi
mulai dari pembangkit tenaga
sampai titik penggunaan akhir
• Peralatan listrik adalah setiap alat
pemakai listrik
• Perlengkapan listrik adalah
komponen-komponen yang
diperlukan pada jaringan instalasi
Bahaya kejut listrik
• Langsung
• Tidak langsung
Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir
SISTEM INSTALASI LISTRIK
L1
L2
L3
N
3 5
POLARITAS INSTALASI LISTRIK
(Sistem pasa dua 2 kawat)
TIDAK
M
AMAN AMAN
SEKERING
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung
AWAN KE BUMI
KERUSAKAN
• THERMIS,
• ELEKTRIS, Sasaran
• MEKANIS,
MEKANIS
OBYEK YANG TERTINGGI
Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya
Berbahaya
++++++++ - - - - - - - - +++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++
------------ +++++++ - - - - - - -
------------- +++++++ - - - - - -
------------DARI AWAN +++++ - - - - -
KE AWAN DARI AWAN
KE BUMI
MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
BAHAYA SAMBARAN PETIR
• SAMBARAN LANGSUNG
• SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG
KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK
KONSEPSI PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik
R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
PENERIMA
(AIR TERMINAL)
HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik
semua kawat RSTN
RSTN tegangannya sama tidak ada beda potensial RSTN
ARRESTER
GROUNDING
Pengawasan K3 Instalasi +++++++
+++++++++
Penyalur Petir +++++++
- - - - - - -
PERMENAKER - - - - - -
No. PER 02/MEN/1989 - - - - -
Tentang
Instalasi Penyalur Petir
Ruang lingkup :
Sistem eksternal
Jenis :
konvensional &
elektrostatik
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A: Peruntukan bangunan
Rumah tinggal 1
Bangunan umum 2
Banyak orang 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15
B: Struktur konstruksi
Steel structure 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam 1
Beton bertulang, atap bukan logam 2
Kerangka kayu atap bukan logam 3
C: Tinggi bangunan
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
C: Tinggi bangunan
s/d 6m 0
12 m 2
17 m 3
25 m 4
35 m 5
50 m 6
70 m 7
100 m 8
140 m 9
200 m 10
D. Situasi Bangunan
90
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir dengan
penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam daerah
perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang penyalur
tegangan lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai instalasi
petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir
sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang tersebut harus
dihubungkan dengan instalasi penyalur petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang besi, tiang
besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
91
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M
92
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu bekerja
dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3 Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
93
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat
menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima, penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing elektroda maupun
elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem pembumian tidak
boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
94
95
MACAM MACAM ALAT UKUR & FUNGSINYA
96
AMPERE METER
97
VOLT METER
98
COS METER
99
FREKUENSI METER
100
KW METER
101
WATT METER
A
1 3
V
2 4 BEBAN
102
KWH METER
103
MEGGER
JTM 20
MEGGER
104
Phase Sequence
105
Earth Tester
106
Stop Watch.
107
Proses pengesahan gambar ins.
listrik
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi
Berkas Commissioning.
perencanaan.
2 Gambar instalasi Rekomendasi.
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik Analisis:
- Rangkaian peralatan dan Berdasarkan SNI -225 2000
pengendalinya oleh pegawai pengawas
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci Tidak
5. Perhitungan beban Memenuhi syarat
6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis Ya
- Sepesifikasi & cara pasang PENGESAHAN GAMBAR
- Cara menguji Setuju dipasang.
- Jadwal waktu Rekomendasi.