Anda di halaman 1dari 23

MADELEINE

LENINGER
FIRHAN ALWI PASUNDAN
2102002
S1 KEPERAWATAN ALIH JALUR
BIOGRAFI
• Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup dengan empat
saudara laki-laki dan seorang saudari.
• Dr. Madeleine Leininger adalah Guru Besar yang terkenal di seluruh dunia, penulis, pengembang teori,
peneliti dan pembicara publik.
• Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25 buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel
yang sekarang bisa kita lihat sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai bahan
penelitian.
• Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan telah mengembangkan software sendiri
untuk perawat.
• Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural, perawatan manusia komparatif, teori perawatan
budaya, budaya di bidang keperawatan dan kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan.
APLIKASI MODEL KONSEP DAN TEORI
KEPERAWATAN
1. Konsep Awal
• a) Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan untuk keperawatan.
• b) Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan yang mana
berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai prilaku
caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan
ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam
keperawatan.
• c) Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan Kultur.
• d) Culture care adalah teori yang holistik karena meletakkan didalamnya ukuran dari totalitas kehidupan
manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks
lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional.
NEXT
Proses Asuhan Keperawatan secara teoritis
• A. Pengkajian (Assesment)
• B. Perencanaan (Intervensi)
• C. Pelaksanaan (Implementasi)
• D. Evaluasi
PENGKAJIAN
Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut dipengaruhi oleh tujuh faktor
• a) Faktor Teknologi (Technological Factors)
• b) Faktor keagamaan dan falsafah hidup (Religous and Philosofical Factors)
• c) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)
• d) Faktor nilai budaya dan Gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
• e) Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)
• f) Faktor ekonomi (Economical Faktor)
• g) Faktor pendidikan (Educational Factor).
• h) Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan
PERENCANAAN
Peran perawat pada transkultural nursing teori ini adalah menjembatani antara system
perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan system perawatan professional melalui
asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat digambarkan oleh Leininger seperti dibawah
ini:
• 1) Sisem generik atau transcultural
• 2) Asuhan keperawatan
• 3) Sistem professional
Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana kelompok, keluarga,
komunitas dan lembaga dengan mempertimbangkan generic carring dan professional carring.
PELAKSANAAN
Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien harus tetap memperhatikan 3 prinsip askep, yaitu:
• Culture care preservation/ maintenance
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya guna membantu individu
menentukan tingkat kesehatan dan Gaya hidup yang di inginkan.
• Culture care accommodation/ negotiation
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan budaya yang ada, yang merefleksikan cara-cara untuk
beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan Gaya hidup klien.
• Culture care repatterning/ restructuring
Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola
hidup klien kearah yang lebih baik.
EVALUASI
• Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan
keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing carry health and well being
yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan
kesehatan yang sensitive, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat
kesehatan dan kesejahteraan bagi klien.
• Dalam melaksanakan praktik keperawatan yang bersifat humanis, perawat perlu
memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya. Budaya
yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan
transkultural, melalui tiga strategi intervensi yaitu mempertahankan, bernegosiasi dan
merestrukturisasi budaya.
KONSEP UTAMA DAN DEFENISI TEORI
LENINGER
• 1) “Care” mengacu kepeada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang
berhubungan dengan pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan
pemberian pengalaman maupun perilaku kepada orang lain sesuai dengan
kebutuhannya dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi maupun Cara hidup
manusia.
• 2) “Caring”, mengacu kepada suatu tindakan dan aktivitas yang ditujukan
secara langsung dalam pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan
individu lain dan kelompok didalam memenuhi kebutuhannya untuk
memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau dalam menghadapi kematian.
NEXT
• 3) “Culture” Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis
nilai, keyakinan, norma-norma, dan Gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang
memberikan arahan kepada Cara berfikir mereka, pengambilan keputusan, dan
tindakkan dalam pola hidup.
• 4) “Culture Care” (Perawatan kultural) mengacu kepada pembelajaran subjektif dan
objektif dan transmisi nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu, mendukung,
memfasilitasi atau memungkinkan ndividu lain maupun kelompok untuk
mempertahankan kesjahteraan mereka, kesehatan, serta untuk memperbaiki kondisi
kehidupan manusia atau untuk memampukan manusia dalam menghadapi penyakit,
rintangan dan juga kematian.
NEXT
• 5) “Cultural Care Diversity” (keragaman perawatan kultural) mengacu kepada variabel-
variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, Gaya hidup, ataupun simbol perawatan di dalam
maupun diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan,
dukungan atau memampukan manusia dalam melakukan suatu perawatan.
• 6) “Cultural care universality”(Kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu
pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan, pola-
pola, nilai - nilai, gaya hidup atau symbol - simbol yang dimanifestasikan diantara banyak
kebudayaan serta mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh
suatu cara yang memungkinkan untuk menolong orang lain (Terminlogy universality) tidak
digunakan pada suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.
NEXT
• 7) Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan
manusia yang bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau
memampukan individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka
dalam suatu Cara yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau
untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.
• 8) “World View” (Pandangan dunia) mengacu kepada Cara pandang manusia dalam
memelihara dunia atau alam semesta untuk menampilkan suatu gambaran atau nilai
yang ditegakkan tentang hidup mereka atau lingkungan di sekitarnya.
NEXT
• 9) “Culture and Social Struktere Demensions” (Dimensi struktur sosial dan budaya)
mengacu pada suatu pola dinamis dan gambaran hubungan struktural serta faktor-
faktor organisasi dari suatu bentuk kebudayaan yang meliputi keagamaan,
kebudayaan, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi, nilai budaya dan faktor-faktor
etnohistory serta bagaimana faktor-faktor ini dihubungkan dan berfungsi untuk
mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda.
• 10) Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi
sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
NEXT
• 11) “Enviromental Contect, Languange & Etnohistory”mengacu kepada keseluruhan fakta-fakta
pada waktu yang lampau, kejadian-kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan
serta suatu institusi yang difokuskan kepada manusia/masyarakat yang menggambarkan,
menjelaskan dan menginterpretasikan Cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu
dalam jangka waktu yang panjang maupun pendek.
• 12) “Generic Care System” Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada
pembelajaran kultural dan transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan tradisonal yang diwariskan untuk memberikan bantuan, dukungan
atau memfasilitasi tindakan untuk individu lain, kelompok maupun suatu institusi dengan
kebutuhan yang lebih jelas untuk memperbaiki cara hidup manusia atau kondisi kesehatan ataupun
untuk menghadapi rintangan dan situasi kematian.
NEXT
• 13) “Profesional Sistem” perawatan profesional mengacu kepada pemikiran
formal, pembelajaran, transmisi perawatan profesional, kesehatan, penyakit,
kesejahteraan dan dihubungkan dalam pengetahuan dan keterampilan praktek
yang berlaku dalam institusi profesional biasanya personil multi disiplin untuk
melayani konsumen.
• 14) Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara
kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu
maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari,
keuntungan dan pola hidup
NEXT
• 15) “Culture Care Preservation/maintenance” Mempertahankan perawatan kultural mengacu
kepada semua bantuan, dukungan, fasilitas atau pengambilan keputusan dan tindakan
profesional yang memungkinkan yang dapat menolong orang lain dalam suatu kebudayaan
tertentu dan mempertahankan nilai perawatan sehingga mereka dapat memperthanakan
kesejahteraannya, pulih dari penyakit atau menghadapi rintangan mapun kematian.
• 16) “Culture Care Acomodation/negotiation” tehnik negosiasi atau akomodasi perawatan
kultural mengacu pada semua bantuan, dukungan, fasilitas, atau pembuatan keputusan dan
tindakan kreatifitas profesional yang memungkinkan yang menolong masyarakat sesuai dengan
adaptasi kebudayaan mereka atau untuk bernegosiasi dengan fihak lain untuk mencapai hasil
kesehatan yang menguntungkan dan memuaskan melalui petugas perawatan yang professional
NEXT
• 17) Culture Care Repattering/restructuring Restrukturisasi perawatan transkultural
mengacu pada seluruh bantuan, dukungan, fasilitas atau keputusan dan tindakan
profesional yang dapat menolong klien untuk mengubah atau memodifikasi Cara hidup
mereka agar lebih baik dan memperoleh pola perawatan yang lebih menguntungkan
dengan menghargai keyakinan dan nilai yang dimiliki klien sesuai dengan budayanya.
• 18) Culturally Congruent Care for Health, Well-being or DyingPerawatan kultural yang
konggruen mengacu kepada kemampuan kognitif untuk membantu, mendukung,
menfasilitasi atau membuat suatu keputusan dan tindakan yang dapat memperbaiki
kondisi individu, atau kelompok dengan nilai budaya, keyakinan dan cara hidup yang
berbeda, yang bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan.
HUBUNGAN MODEL DENGAN
PARADIGMA KEPERAWATAN
1. Manusia
• Menurut pendapat Leininger tentang variasi struktur sosial, jalan hidup, dan
nilai serta norma-norma dari berbagai budaya dan subkultur, individu memiliki
opini dan pandangan tentang sehat, sakit, asuhan, sembuh, ketergantungan, dan
kemandirian yang berasal dari budaya tersebut. Setiap manusia hidup di dalam
dan dengan budayanya dan meneruskan pengetahuan tersebut terhadap generasi
berikutnya. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki atribut fisik dan psikologis,
maka hal tersebut merupakan atribut sosial atau secara lebih spesifik merupakan
atribut budaya atau etnik dari individu.
NEXT
2. Lingkungan
• Menurut Leininger, lingkungan di tentukan oleh Cara orang-orang atau kelompok atau
masyarakat tertentu memberi bentuk pada unsur lingkungan sosial mayoritas, ekonomi,
budaya dan fisik. Menurut pendapatnya, sistem layanan budaya juga merupakan faktor
lingkungan spesifik yang terdiri dari dua sub sistem:
a) Layanan kesehatan formal (Profesional): semua layanan yang menjadi bagian dari sistem
layanan kesehatan regular, termasuk layanan medis, layanan keperawatan, dan fisioterapi.
b) Layanan kesehatan informal, mencakup semua konsep dan ritual yang terlibat dalam
bantuan sukarela, pengobatan tradisional, ritual dan kebiasaan etnik, pengobatan alternative.
NEXT
3. Sehat dan sakit
• Menurut Leininger, ia menggambarkan sehat dan sakit sebagai konsep
yang di tentukan dan bergantung pada budaya. Apresiasi sehat dan sakit
berbeda-beda antar-budaya, oleh sebab itu pengetahuan tentang budaya di
perlukan agar mampu memahami makna yang diberikan oleh kelompok
budaya tertentu terhadap sehat dan sakit.
NEXT
4. Keperawatan
• Dalam deskripsinya tentang keperawatan yang ia sebutkan sebagai keperawatan
transkultural atau keperawatan etnik, Leininger menekankan aspek-aspek sebagai
berikut:
a) Keperawatan sebagai seni keterampilan dan humanistic
b) Keperawatan berpusat pada individu
c) Tujuan dari keperawatan adalah untuk mempertahankan kesejahteraan, dan memberikan
bantuan terhadap proses pemulihan dari suatu penyakit, sambil mempertimbangkan
perbedaan budaya.
NEXT
• Menurut Leininger, perbedaan budaya dapat dipertimbangkan dengan Cara:
a) Preservasi Asuhan Kultural Preservasi asuhan kultural berarti bahwa keperawatan melibatkan
penghargaan yang penuh terhadap pandangan budaya dan ritual pasien serta kerabatnya.
b) Adaptasi Asuhan Kultural Bertentangan dengan preservasi asuhan kultural, adaptasi asuhan
kultural melibatkan negosiasi dengan pasien dan kerabatnya dalam rangka menyesuaikan
pandangan dan ritual tertentu yang berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan.
c) Rekonstruksi Asuhan Kultural Rekonstruksi asuhan kultural melibatkan kerjasama dengan
pasien dan kerabatnya dalam rangka membawa perubahan terhadap perilaku mereka yang
berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan dengan Cara yang bermakna bagi mereka
‫ُش ْك ًرا َعلَى ُك ِّل ِإ ْهتِ َما ِم ُك ْم‬
THANKS FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai