Anda di halaman 1dari 25

FAKTOR-FAKTOR

PEMBENTUK INTEGRASI
NASIONAL
 Faktor pembentuk/pendorong terciptanya integrasi
nasional, antara lain :
1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang
diakibatkan oleh faktor sejarah
2. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam
simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika
3. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di
kalangan bangsa Indonesia seperti yang dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda
4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan
munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa
Indonesia
5. Penggunaan bahasa Indonesia
6. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam
bangsa, bahasa dan tanah air Indonesia
7. Adanya kepribadian dan pandangan hidup
kebangsaan yang sama yaitu Pancasila
8. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas
dan toleransi keagamaan yang kuat
9. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat
penderitaan penjajahan
10. Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk
dalam negeri
11. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara
12. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam
perwujudan proklamasi kemerdekaan, pancasila, dan
UUD 1945, bendera merah putih, lagu Indonesia
Raya, dan Bahasa Indonesia
 Faktor penghambat integrasi nasional, yaitu :
1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat
heterogen
2. Kurangnya toleransi antar golongan
3. Kurangnya kesadaran diri masyarakat Indonesia terhadap
ancaman dan gangguan dari luar
4. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan
ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan
5. Wilayah negara yang luas
6. Adanya paham “etnosentrisme” diantara beberapa suku
bangsa yang menonjolkan kelebihan budayanya dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain
7. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
• Ancaman terhadap kedaulatan masih berpotensi terutama
yang berbentuk konflik perbatasan, pelanggaran wilayah,
gangguan keamanan, ancaman terorisme dan sebagainya.
• Tujuan nasional merupakan kepentingan nasional yang
abadi dan menjadi acuan dalam merumuskan tujuan
pertahanan negara, yang ditempuh dengan tiga strata
pendekatan, yaitu :
1. Strata mutlak
2. Strata penting
3. Strata pendukung
 Strata mutlak
Dilakukan dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa
Indonesia.
 Strata penting
Dilakukan dalam menjaga kehidupan demokrasi politik
dan ekonomi, keharmonisan hubungan antar suku,
agama, ras dan golongan (SARA), penghormatan HAM
dan pembangunan yang berwawasan lingkungan
hidup.
 Strata pendukung
Dilakukan dalam upaya turut memelihara ketertiban
dunia.
• Kesadaran adalah sikap mawas diri sehingga dapat
membedakan baik dan buruk, benar atau salah, layak atau
tidak layak, patut atau tidak patut dalam berkata dan
berperilaku.
• Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh
perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang
patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut.
• Secara fisik bela negara diartikan sebagai usaha pertahanan
menghadapi serangan dari pihak yang mengancam keberadaan
negara tersebut.
• Secara non fisik bela negara diartikan sebagai upaya untuk
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik
melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan
kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
• Menurut penjelasan Undang-undang Republik Indonesia
nomor 3 tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang pertahanan negara,
bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.
 Unsur dasar bela negara, yaitu :
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
 Tujuan bela negara, diantaranya:
1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan
negara
2. Melestarikan budaya
3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
5. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara
 Fungsi bela negara, diantaranya:
1. Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman 
2. Menjaga keutuhan wilayah negara
3. Merupakan kewajiban setiap warga negara
4. Merupakan panggilan sejarah
 Manfaat bela negara antara lain :
1. Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai
dengan kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun
kelompok.
6. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam
melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak
disiplin, .
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar
sesama.
 Sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya kita turut
serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan
mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan (ATHG) terhadap negara.

1. Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah dan


merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara
konsepsional melalui tindak kriminal dan politis
2. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk
menggugah kemampuan
3. Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang
bersifat atau bertujuan untuk melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional.
4. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar
yang bersifat atau bartujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah)
 Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
 Ancaman non militer adalah ancaman yang tidak
menggunakan senjata tetapi jika dibiarkan akan
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa.
 Beberapa macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara,
yaitu :
a. Dari luar negeri :
1) Agresi
2) Pelanggaran wilayah oleh negara lain
3) Spionase (mata-mata)
4) Sabotase
5) Aksi teror dari jaringan internasional
b. Dari dalam negeri :
1) Pemberontakan bersenjata
2) Konflik horizontal
3) Aksi teror
4) Sabotase
5) Aksi kekerasan
6) Gerakan separatis (upaya pemisahan diri untuk membuat negara baru)
7) Pengrusakan lingkungan
 Dasar hukum bela negara, yaitu :
1. Tap MPR No.VI tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara
dan keamanan nasional
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 1954
tentang Pokok-pokok Perlawanan Rakyat
3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 1982
tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI, diubah oleh
Undang-undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1988
4. Tap MPR No.VI tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan Polri
5. Tap MPR No.VII tahun 2000 tentang peranan TNI dan Polri
6. Amandemen UUD 1945 pasal 30 ayat 1 dan 2, pasal 27 ayat 3
7. Undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2002
tentang pertahanan negara pasal 9 ayat 1 dan 2
Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela
negara diselenggarakan melalui :
1. Pendidikan Kewarganegaraan
2. Pelatihan dasar kemiliteran
3. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau
wajib
4. Pengabdian sesuai dengan profesi
 Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran
wajib yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar,
menengah, dan tingkat pendidikan tinggi, dapat
memupuk jiwa patriotik, rasa cinta tanah air, semangat
kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran akan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dan sikap
menghargai jasa para pahlawan, memberikan
pemahaman, analisis, dan menjawab masalah yang
dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negara secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan
sejarah nasional.
 Pelatihan dasar kemiliteran selain oleh TNI, dapat
dilakukan oleh unsur mahasiswa melalui organisasi
Resimen Mahasiswa (Menwa) dan siswa sekolah
menengah dengan mengikuti organisasi yang
menerapkan dasar-dasar kemiliteran, seperti Pramuka,
Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR), dan
organisasi lainnya.
 Pengabdian sebagai TNI. TNI dan POLRI merupakan
unsur utama dalam usaha pertahanan dan keamanan
rakyat, dan merupakan pelaksanaan dan kekuatan
utama dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Setiap warga negara berhak mengabdi sebagai prajurit
TNI dan Polri melalui syarat-syarat tertentu.
 Pengabdian sesuai dengan keahlian atau pofesi yaitu
pengabdian warga negara untuk kepentingan
pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan
memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang,
bencana alam, atau bencana lainnya
 Contoh perilaku bela negara dalam kehidupan sehari-
hari :
1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan negara
4. Mencintai produk dalam negeri

Anda mungkin juga menyukai