Kelompok 6 Manajaemen Keuangan1234
Kelompok 6 Manajaemen Keuangan1234
MODUL 8
PENDANAAN JANGKA PANJANG, TEORI OPSI,
PENDANAAN HYBRID, DAN SEWA GUNA
KELOMPOK 6
DISUSUN OLEH:
1. ERIN MELANTI
2. JIMMY
3. LIZA AGUSTINA
4. SITI MASITOH
5. TEGUH JULIANTO
KEGIATAN BELAJAR 1
Pendanaan Jangka Panjang
A. PENERBITAN SEKURITAS DI PASAR MODAL
MENERBITKAN OBLIGASI.
Secara ringkas persyaratan dan prosedurnya adalah sebagai berikut.
1. Setelah jumlah yang akan dihimpun ditentukan, maka tentukanlah kupon obligasi
yang akan diterbitkan. Besarnya kupon tergantung pada peringkat obligasi yang
akan diterbitkan. Semakin tingg iperingkatnya (peringkat AAA merupakan
peringkat paling tinggi) makin aman obligasi tersebut dimata para calon
pemodal.
2. Dapatkan persetujuan dari otoritas pasar modal. Di Indonesia otoritas yang
memberikan persetujuan adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Organisir public expose untuk menjelaskan maksud, tujuan dan prospek investasi
yang akan dibiayai dengan obligasi tersebut. Pada Kegiatan ini perusahaan akan
mengundang calon-calon pemodal.
4. Hubungi perusahaan sekuritas untuk menjamin dan menjadi agen penjual
obligasi kita.
MENERBITKAN SAHAM.
Secara ringkas persyaratan dan prosedurnya adalah sebagai berikut.
1. Perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang besar danbaik. Berbentuk
perseroan terbatas karena menerbitkan saham, perusahaan besar karena
biaya emisi cukup besar dan sebagaimana diantaranya bersifat tetap
sehingga tidak ekonomis kalau dana yang dihimpun tidak banyak,
perusahaan yang baik karena diharapkan berkembang dimasa yang akan
datang.
2. Memperoleh persetujuan dari otoritas yang berwenang, yaitu Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Beberapa hal yang harus dipenuhi diantaranya
adalah (1) persetujuan dari pemegang saham untuk merubah perusahaan
menjadi PT tbk (ditunjukkan oleh keterangan dari notaris), (2) laporan
keuangan wajar tanpa perkecualian (ditunjukkan oleh keterangan dari
akuntan publik), (3) perusahaan tidak sedang menghadapi sengketa
hukum (ditujukan oleh surat dari lawyer), (4) berbagai ase ttetap yang
dimiliki telah dinilai kewajarannya oleh appraisal, dan lain-lain.
3. Minta perusahaan sekuritas menjadi penjamin emisi dan mengorganisir
penawaran saham (pada harga berapa?)
4. Terdaftar di bursa efek.
Salah satu tahap yang paling sulit bagi perusahaan yang
melakukan IPO adalah menetapkan harga saham yang akan
ditawarkan ke publik karena belum ada harga acuannya.
Contoh permasalahan dan cara penentuan harga misalkan
neraca PT. ARDI sebelum melakukan IPO adalah sebagai
berikut.
Angka ini adalah 2x nilai buku ekuitas, Atau price to book value
(PBV) = 2x. Bagi perusahaan yang baik.PBV>1.
Dengan demikian, taksiran nilai ekuitas lama dan rencana
penghimpunan ekuitas baru plus NPV nya adalah sebagai
berikut.
Karena itu perlu ditaksir nilai ekuitas selama perusahaan
tersebut. Misalkan sebelum melakukan IPO rata-rata ROE
perusahaan sebesar 20%. Berarti laba bersih Setelah pajak (EAT)
= Rp. 60 miliar.
Dari EAT tersebut 30% dibagikan sebagai dividen dan 70% nya
ditahan.Kalau diasumsikan perusahaan sudah berada pada tahap
pertumbuhan konstan, maka pertumbuhan laba dan dividen
(yaitu g) = 0,70(0,20) =0,14.
Misalkan cost of equity PT. ARDI ditaksir sebesar 0,7 , dengan
demikian taksiran nilai ekuitas PT. ARDI adalah
NILAI EKUITAS = 0,3 (Rp. 60 miliar)/0,17-0,14)= Rp. 600 miliar.
Angka ini adalah 2x nilai buku ekuitas, Atau price to
book value (PBV) = 2x. Bagi perusahaan yang baik.
PBV>1.
Dengan demikian, taksiran nilai ekuitas lama dan
rencana penghimpunan ekuitas baru plus NPV nya
adalah sebagai berikut.
B. SUMBER DANA JANGKA PANJANG DALAM
BENTUK UTANG
1. Kreditjangkapanjang
Misalkan suatu perusahaan memperoleh pinjaman
(kredit) sebesar Rp. 2000 juta, sukubunga 11% per
tahun selama 5 tahun. Perusahaan harus mengangsur
secara anuitas (artinya angsuran pertahunnya sama)
selama 5 tahun dimulai dari tahun 1. angsuran
pertahunnya bisa dihitung sebagai berikut.
Angsuran sebesar Rp. 541,14 juta tersebut terdiri dari
angsuran pokok pinjaman plus bunga. Perkembangan
saldo pokok pinjaman dan bunga yang dibayarkan per
tahun nampak sebagai berikut
Pada tahun 1, dari total angsuran sebesar Rp. 541,14
juta maka sebesar Rp. 220 juta adalah untuk
pembayaran bunga (karena pokok pinjamannya
masihRp. 2000 juta), dan sisanya sebesarRp. 321, 14
merupakan angsuran pokok pinjaman.
Dengan demikian, pada akhir tahun 1 pinjaman tinggal
Rp. 1.678,86 juta dan bunga yang dibayar pada tahun
ke-2 adalah sebesarRp. 184,67 juta, sisanya sebesarRp.
356,74 juta untuk membayar angsuran pokok
pinjaman. Demikian seterusnya, pada akhir tahun ke-5
pokok pinjaman habis, sebesarRp. 0
2. Obligasi
Obligasi merupakan surat tanda utang jangka panjang, dan
umumnya tidak dijamin dengan aset tertentu. Oleh karena
itu, kalau perusahaan bangkrut, pemegang obligasi akan
diperlakukan sebagai kreditor umum.
Obligasi akan mencantumkan hal-hal berikut.
a. Nilai pelunasan (nominal) atau face value.
b. Jangka waktu akan dilunasi (tenor).
c. Bunga yang dibayarkan (disebut sebagai coupon rate).
d. Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut dibayarkan.
Peringkat Obligasi.
Di samping suku bunga yang sedang berlaku (seperti suku bunga
deposito), coupon rate tersebut juga dipengaruhi oleh seberapa aman
obligasi tersebut. Semakin kecil kemungkinan obligasi tersebut
mengalami default (gagal bayar), semakin rendah coupon rate yang
dapat ditawarkan.
Apabila obligasi ingin ditawarkan sesuai dengan nilai nominalnya,
maka coupon rate obligasi tersebut sama dengan discount rate
(tingkat keuntungan yang diinginkan oleh pemegang obligasi).
Secara lengkap discount rate tersebut akan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu: Discount rate = real rate + inflasi + premi
default + premi likuiditas + premi maturity.
Makin tinggi inflasi yang diharapkan makin besar tingkat bunga
yang harus ditawarkan. Semakin tinggi kemungkinan gagal bayar,
semakin besar premi default obligasi tersebut. diperdagangkan
(makin tidak likuid) makin tinggi premi likuiditasnya. Semakin lama
jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi premi maturitynya. Real
rate merupakan angka yang positif, biasanya sekitar 2 - 3% per tahun.
Obligasi dengan suku bunga mengambang.
Apabila tingkat bunga naik maka harga obligasi akan turun, dan
sebaliknya. Pada saat suku bunga naik, coupon rate ikut naik,
demikian juga pada waktu tingkat bunga turun.
Misalnya coupon rate suatu obligasi dengan suku bunga
mengambang dinyatakan sebagai berikut:
Coupon rate - BI rate + 3% berlaku selama setahun sejak
diumumkan. BI rate merupakan acuan suku bunga yang
diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodikal. Misalkan pada 1
Mei 2014 BI mengumumkan bahwa BI rate sebesar 6,5%. Maka
obligasi tersebut memberikan kupon sebesar 9,5% selama setahun
ke depan. Apabila pada 1 Mei 2015 BI mengumumkan BI rate sebesar
7%, maka obligasi tersebul memberikan kupon 10% untuk setahun
ke depan. Dengan demikian, apapun yang terjadi dengan perubahan
suku bunga, pemegang obligasi (dan penerbit) obligasi tersebut
akan menerima (dan membayar) 3% di atas BI rate. BI rate dipilih
karena sering dipakai sebagai acuan suku bunga bebas risiko.
Obligasi dengan call price.
Merupakan obligasi yang bisa dilunasi oleh perusahaan dengan
harga tertentu. Bagi pemegang obligasi, apabila suku bunga
turun maka harga obligasi akan naik.