Anda di halaman 1dari 52

SURVEILANS DAN

KEKARANTINAAN
CORONAVIRUS DISEASE
(COVID-19)
PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT INDIVIDU DARURAT BENCANA PENYAKIT AKIBAT
COVID19
BBPK , MAKASSAR 21 JULI 2020
Pemantauan terus menerus
terhadap kejadian Covid-19
Apa itu di suatu wilayah, dilakukan
Surveilans secara sistematik
(pengumpulan data,
Covid-19? pengolahan dan analisis serta
diseminasi informasi)
PERKEMBANGAN UPDATE
HINGGA 20 JUNI 2020
ALUR PENEMUAN KASUS
RINGKASAN ALUR
MANAJEMEN KESMAS
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI DAN
PENCATATAN PELAPORAN
COVID-19
Mengapa kita perlu melakukan penyelidikan epidemiologi Covid-19?
Apa tujuan penyelidikan epidemiologi?
Kapan kita melakukan penyelidikan epidemiologi Covid-19?
Siapa yang melakukan penyelidikan epidemiologi Covid-19?
Bagaimana melakukan penyelidikan epidemiologi Covid-19?
Apa yang perlu dipersiapkan dalam penyelidikan epidemiologi Covid-19?
DEFINISI KLB COVID-19
Jika ditemukan satu kasus konfirmasi
COVID-19 maka dinyatakan sebagai
KLB.
1. KONFIRMASI AWAL
Diawali dengan adanya laporan hasil laboratorium positif Covid-19 atau kasus
suspect atau probable .
Dinas Kesehatan Provinsi (DKP) akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten (DKK) untuk menghubungi petugas kesehatan atau RS yang merawat
kasus tersebut.
Bila kasus positif adalah kontak erat (close contact) dengan yang berada di
rumahnya maka saat penyelidikan epidemiologi harus dengan petugas medis dan
mobil ambulan dengan peralatan yang memadai.
Saat konfirmasi awal DKP/DKK sudah memilik daftar kasus tersebut
2. PELAPORAN SEGERA
Pelaporan segera berguna untuk pelaksanaan respon cepat di lapangan seperti
melakukan contact tracing yaitu melakukan identifikasi close contact di lapangan
maupun upaya pembatasan di wilayah setempat, pengambilan sample close contact
sampai pengiriman ke laboratorium.
Pelaporan segera dapat dilakukan melalui telpon dan juga menggunakan format W1
dalam waktu < 24 jam.
Pelaporan segera seharusnya dapat dilakukan secara berjenjang dari Faskes ke DKK
ke DKP dan Kemkes (PHEOC).
3. PERSIAPAN
PENYELIDIKAN(1):
1. Persiapan formulir:
 Formulir penyelidikan epidemiologi
 Formulir pelacakan kontak erat

2. Persiapan tim penyelidikan minimal terdiri dari:


 Petugas surveilans atau epidemiolog (boleh 1 orang atau lebih sesuai kebutuhan)
 Analis yang terlatih untuk pengambilan sampel
 Medis dan atau paramedis bila kasus positif berada di rumahnya

3. Persiapan Logistik
 APD (alat pelindung diri), hand sanitizer maupun obat-obatan yang diperlukan. Perlu membawa lebih APD
sebagai cadangan maupun untuk kasus atau yang tdk menggunakan masker.
 Biasanya saat penyelidikan kasus positif kita melakukan contact tracing, identifikasi close contact dan
mengambil sampel oleh karena itu maka perlu membawa bahan untuk pengambilan sampel (Sample Kit)
 Saat wawancara dengan kasus positif harus menggunakan APD lengkap. Bila dengan maka cukup menggunakan
masker bedah dan handscoon.
 Penggunaan APD yang benar serta memadai berguna agar tidak ada penularan dari kasus ke petugas, maupun ke
petugas.
4. PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI
1. Identifikasi kasus
2. Identifikasi faktor risiko
3. Identifikasi kontak erat
4. Pengambilan spesimen di rumah sakit
rujukan
5. Penanggulangan awal
.
CONTACT TRACING
(PELACAKAN KONTAK)
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk identifikasi close contact (orang yang kontak
erat) dengan kasus positif Covid19 atau kasus probable
Pelacakan kontak dilakukan setelah penyelidikan epidemiologi terhadap kasus
positif Covid19, probable
Tiga langkah dalam Pelacakan Kontak yaitu: (1) Identifikasi kontak (contact
identification), (2) pencatatan detil kontak (contact listing) dan (3) tindak lanjut
kontak (contact follow up)
IDENTIFIKASI KONTAK ERAT
1. Semua orang yang berada di lingkungan tertutup yang sama dengan kasus (rekan kerja, satu
rumah, sekolah, pertemuan)
2. Semua orang yang mengunjungi rumah kasus baik saat di rumah ataupun saat berada di
fasilitas layanan kesehatan
3. Semua tempat dan orang yang dikunjungi oleh kasus seperti kerabat, spa dll.
4. Semua fasilitas layanan kesehatan yang dikunjungi kasus termasuk seluruh petugas
kesehatan yang berkontak dengan kasus tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
standar.
5. Semua orang yang berkontak dengan jenazah dari hari kematian sampai dengan penguburan.
6. Semua orang yang bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut/kendaraan (kereta,
angkutan umum, taxi, mobil pribadi, dan sebagainya)
PENDATAAN KONTAK ERAT
1. Dalam pendataan kontak erat harus menggunakan formulir pelacakan kontak erat
(lampiran 13) dan harus diisi lengkap
2. Hal yang harus disampaikan kepada kontak erat:  (1) Maksud dari upaya
pelacakan kontak ini, (2) Rencana monitoring harian yang akan dilakukan, (3)
Informasi untuk segera menghubungi fasilitas layanan kesehatan terdekat jika
muncul gejala dan bagaimana tindakan awal untuk mencegah penularan.
3. Memberikan saran: (1) membatasi diri untuk tidak bepergian semaksimal
mungkin atau kontak dengan orang lain, (2) Laporkan sesegera mungkin jika
muncul gejala seperti batuk, pilek, sesak nafas, dan gejala lainnya melalui kontak
tim monitoring. Sampaikan bahwa semakin cepat melaporkan maka akan
semakin cepat mendapatkan tindakan untuk mencegah perburukan.
TINDAK LANJUT KONTAK
ERAT (1):
Petugas surveilans yang telah melakukan kegiatan identifikasi kontak dan pendataan
kontak akan mengumpulkan tim baik dari petugas puskesmas setempat, kader,
relawan dari PMI dan pihak-pihak lain terkait. Pastikan petugas yang memantau
dalam kondisi fit dan tidak memiliki penyakit komorbid. Alokasikan satu hari untuk
menjelaskan cara melakukan monitoring, mengenali gejala, tindakan observasi
rumah, penggunaan APD (lampiran 11) dan tindakan pencegahan penularan penyakit
lain serta promosi kesehatan untuk masyarakat di lingkungan.
TINDAK LANJUT KONTAK
ERAT (2):
Komunikasi risiko harus secara pararel disampaikan kepada masyarakat untuk mencegah hal-
hal yang tidak diinginkan seperti munculnya stigma dan diskriminasi akibat ketidaktahuan.
Petugas surveilans provinsi bertindak sebagai supervisor bagi petugas surveilans kab/kota.
Petugas surveilans kab/kota bertindak sebagai supervisor untuk petugas puskesmas.
Laporan dilaporkan setiap hari untuk menginformasikan perkembangan dan kondisi terakhir
dari kontak erat.
Setiap petugas harus memiliki pedoman kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 yang
didalamnya sudah tertuang pelacakan kontak dan tindakan yang harus dilakukan jika kontak
erat muncul gejala. Petugas juga harus proaktif memantau dirinya sendiri.
Petugas surveilans kab/kota dan petugas survelans provinsi diharapkan dapat melakukan
komunikasi, koordinasi dan evaluasi setiap hari untuk melihat perkembangan dan
pengambilan keputusan di lapangan.
PENGOLAHAN DATA
1.Kurva epidemik Kasus Covid-19 berdasarkan onset
2.Distribusi Kasus berdasarkan waktu
3.Distribusi Kasus berdasarkan temapt
4.Distribusi Kasus berdasarkan orang (umur, jenis
kelamin, pekerjaan, dll)
5.Peta sebaran kasus
6.Distirbusi Kematian menurut tempat,orang dan waktu
ALAT YG DIBUTUHKAN
DALAM MONITORING
KONTAK ERAT (OBSERVASI)
Formulir pendataan kontak (lampiran 14)
Formulir monitoring harian kontak (lampiran 2)
Pulpen
Termometer (menggunakan thermometer tanpa sentuh jika tersedia)
Hand sanitizer (cairan untuk cuci tangan berbasis alkohol)
Informasi KIE tentang Covid-19
Panduan pencegahan penularan di lingkungan rumah
Panduan alat pelindung diri (APD) untuk kunjungan rumah
Daftar nomer-nomer penting
Sarung tangan
Masker medis
Identitas diri maupun surat tugas
Alat komunikasi (grup Whatsapp dll)
TERIMA KASIH
KASUS 1
Pada tanggal 8 Maret petugas jaga KKP di bandara Soetta mendapat informasi dari ATC bahwa crew pesawat
Indo jaya Penerbangan dari Jepang yang akan mendarat pada pkl 22.00, melaporkan ada penumpang an. Tn.
Joko, 45th/L, seat 24 b sakit dengan gejala; demam, sakit kepala, dan sesak napas.
  Sebagai kesiapsiagaan di Pintu masuk apa yang anda lakukan, jelaskan
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 teman Tn Joko yang Bersama-sama ke Jepang, mereka ke jepang dalam
rangka menghadiri seminar selama 5 hari. Pada malam hari setelah seminar mereka berjalan-jalan ke beberapa
toko.
Berikut alamat Tn Joko dan teman-temannya
 Tn Joko : Jl. Kemuning no 5 Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan
 Tn. Adi : JL. Ros no 1, Kec Sidomulya, Sidoarjo, Jawa Timur
 Tn. Putro : Jl. Galunggung, Kec. Jatijajar, Kota Bandung, Jawa barat
 Tn. Ahmat : Jl. Sultan, Kec. Raja Besar, Kota Palembang, Sumatera Selatan
Tn. Joko, dirujuk ke RS Rujukan di Jakarta, dan dirawat di Rg Isolasi, dan diambil spesimen
Pada tanggal 9 Maret PHEOC mendapatkan laporan dari KKP Soetta, menyampaikan kepada Provinsi DKI
Jakata, Jawa Timur, Jawa barat dan Sumatera Selatan
  isi form PE
 Informasi apa yg kurang lengkap dan jelaskan
KASUS 2
Tanggal 1 Maret Dinkes Prov Kalimantan Barat mendapat laporan dari RS Sehat Sejahtera bahwa terdapat
pasien an SDA/55 th/Pr
Alamat: Jl. Tsanawiyah No.7 Cilincing, Sukahati, Kalimantan barat, Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Kronologi:
22 Februari 2020 Kasus berobat ke RS
Gejala: batuk, sakit kepala, demam, lemah,
Komorbid: hipertiroid dan hipertensi
Riwayat TB satu tahun yang lalu berobat di Singapore
28 Februari 2020 pasien sesak nafas , pasien di dx/ suspek Covid19, dan diambil specimen dikirim ke
litbangkes
Hasil anamnesis didapat tambahan
31 Januari / 1 Februari - 5 Februari 2020 pasien dan suami pergi ke Jerman (untuk pameran industry) dan
Perancis (2 hari, untuk jalan-jalanan)
5 Februari 2020 tiba di Indonesia menggunakan Turkish Airline (transit Istanbul)
Sebelum dirawat di RS pasien sering pergi ke Café

  Isi form PE
 Informasi apa yg kurang lengkap dan jelaskan

Anda mungkin juga menyukai