Anda di halaman 1dari 41

Hukum axara

Perdata
mengajukan gugatan

Aris Suhadi
Pendaftaran Gugatan

 Pihak berperkara datang ke Pengadilan Negeri dengan membawa surat
gugatan atau permohonan.
 Pihak berperkara menghadap petugas Meja Pertama dan menyerahkan
surat gugatan atau permohonan, minimal 2 (dua) rangkap. Untuk surat
gugatan ditambah sejumlah Tergugat.
 Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu
berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya
perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar
(SKUM). Besarnya panjar biaya perkara diperkirakan harus telah
mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut, didasarkan pada pasal
182 ayat (1) HIR.
 Petugas Meja Pertama menyerahkan kembali surat gugatan atau
permohonan kepada pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa Untuk
Membayar (SKUM) dalam rangkap 3 (tiga).
LANJUTAN:PENDAFTARAN GUGATAN


 Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR) surat gugatan atau permohonan
tersebut dan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
 Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pihak berperkara
sebagai dasar penyetoran panjar biaya perkara ke bank.
 Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip penyetoran panjar biaya perkara.
Pengisian data dalam slip bank tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM),
seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian pihak berperkara menyerahkan
slip bank yang telah diisi dan menyetorkan uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut.
 Setelah pihak berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi dari petugas layanan bank,
pihak berperkara menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa Untuk
Membayar (SKUM) kepada pemegang kas.
 Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan kembali kepada pihak
berperkara. Pemegang kas kemudian memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk Membayar
(SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli dan tindasan pertama Surat
Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau permohonan yang bersangkutan.
 Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja Kedua surat gugatan atau permohonan
sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua) rangkap serta
LANJUTAN


 tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM).
 Petugas Meja Kedua mendaftar/mencatat surat gugatan atau
permohonan dalam register bersangkutan serta memberi nomor
register pada surat gugatan atau permohonan tersebut yang diambil
dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas.
 Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat
gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor register kepada
pihak berperkara.
 Pihak/pihak-pihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/jurusita
pengganti untuk menghadap ke persidangan setelah ditetapkan
Susunan Majelis Hakim (PMH) dan hari sidang pemeriksaan
perkaranya (PHS).
 
LANJUTAN


Catatan :
 Bagi yang tidak mampu dapat diijinkan berperkara secara prodeo (cuma-
cuma). Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan melampirkan surat
keterangan dari Lurah atau Kepala Desa setempat yang dilegalisasi oleh
Camat.
 Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya perkara ditaksir Rp. 0,00 dan
ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), didasarkan pasal 237
- 245 HIR.
 Dalam tingkat pertama, para pihak yang tidak mampu atau berperkara
secara prodeo. Perkara secara prodeo ini ditulis dalam surat gugatan atau
permohonan bersama-sama (menjadi satu) dengan gugatan perkara. Dalam
posita surat gugatan atau permohonan disebutkan alasan penggugat atau
pemohon untuk berperkara secara prodeo dan dalam petitumnya
.

http://pn-cilacap.go.id/
Pendaftaran Online

1. Pengadilan Negeri Subang memberikan layanan secara Online Pendaftaran Perkara
Permohonan/Gugatan yang bersifat sederhana melalui program One Day Service, Tata Cara
Pendaftaran Perkara Online sebagai berikut:
2. Pemohon/penggugat mendaftarkan user baru dengan emailnya masing-masing.
3. Membuat surat permohonan/gugatan seperti di menu format blanko permohonan/gugatan.
4. Menyiapkan persyaratan pendaftaran perkara secara online sebagaimana tersedia di menu
pendaftaran perkara online.
5. Mengisi formulir pendaftaran dan mengupload surat permohonan/gugatan yang sudah
terdapat di menu download.
6. Jika pemohon/tergugat menggunakan jasa kuasa hukum maka harus melampirkan surat kuasa
yang sudah ditandatangani oleh pemohon dan kuasa hukum pemohon serta melampirkan
fotokopi kartu tanda pengenal Advokat atau ID Card yang masih berlaku dan melampirkan di
upload file pendukung.
7. Biaya pendaftaran otomatis muncul berdasarkan radius alamat pemohon/penggugat/tergugat.

https://www.pn-subang.go.id/perdata/tatacara.php
Lanjutan

8. Pemohon/penggugat mentransfer biaya pendaftaran perkara sesuai Nomor Invoice
permohonan/gugatan yang sudah didaftarkan ke No. Rekening a/n Panitera Pengadilan
Negeri Subang.
9. Pemohon/penggugat melakukan konfirmasi biaya ke kepaniteraan perdata Pengadilan Negeri
Subang melalui SMS atau telepon ke .
10. Setelah softcopy pendaftaran perkara beserta file pendukungnya diterima oleh petugas
kepaniteraan perdata dan biaya pendaftaran telah ditransfer operator kepaniteraan perdata
mengecek konfirmasi biaya dan mengecek kelengkapan berkas.
11. Apabila Surat Permohonan dan biaya sudah ditransfer maka operator di kepaniteraan perdata
mengubah status pembayaran Nomor Invoice permohonan dan menambahkan No. perkara
baru.
12. Pemohon/Penggugat dapat mengecek status pendaftaran melalui emailnya atau sms gateway
serta bisa mengecek website Pengadilan Negeri Subang.
13. Pemohon/Penggugat/Tergugat dapat mengecek panggilan sidang melalui Sistem Informasi
Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Subang / pada website sipp..
14. Pemohon/Penggugat/Tergugat hadir pada hari sidang yang telah ditentukan dengan
membawa semua bukti dan persyaratan yang sudah ditentukan.
.

.

https://pn-tegal.go.id/e-court-p
endaftaran-perkara-online/
.

http://www.pn-sumedang.go.id
Panggilan sidang

Panggilan Patut adalah, harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
 Panggilan harus dilakukan dengan surat panggilan sah yang disebut exploit;
 Panggilan dilakukan oleh juru sita yang ditunjuk;
 Panggilan harus disampaikan kepada pihak yang bersangkutan.
 Apabila tidak dapat ditemui secara langsung, disampaikan melalui Kepala Desa agar
selanjutnya meruskan kepada yang Pihak bersangkutan langsung.
 Apabila ternyata pihak yang dipanggil tidak ditemukan, dipanggil melalui papan
pengumukakan di Pemerintah Daerah dan kantor Pengadilan;
 Panggilan harus diterima pihak yang dipanggil 3 hari sebelum hari sidang.

Apabila syarat-syarat panggilan patut tersebut tidak dipenuhi, maka hal itu merupakan
panggilan yang tidak patut, akibatnya panggilan tidak sah, akibat lebih lanjut, maka pihak
yang merasa dipanggil tidak patut, maka sidang tidak sah dilaksanakan, dan yang tidak hadir
tidak terikat kepada putusan pengadilan.
Gugatan Gugur

 Apabila Penggugat telah dipanggil dengan patut,
tidak hadir pada hari sidang yang telah ditetapkan,
maka gugatan Penggugat diputus gugur (pasal 124)
atau dipanggil sekali lagi, bila tetap tidak hadir maka
gugatan diputus gugur (pasal 126 HIR).
 Dengan dinyatakan gugatan gugur, berakibat
perkara tersebut berakhir dan penggugat dapat
mengajukan gugatan baru dengan membayar biaya
perkara lagi.
Gugatan diputus verstek

Perkara diputus tanpa kehadiran Tergugat , secara verstek, bila
Tergugat atau tergugat-tergugat kesemuanya tidak datang pada hari
sidang pertama yang ditentukan sesuai pasal 124 HIR, atau bila mau
dipanggil sekali lagi sesuai pasal 126 HIR baru diputus secara
verstek, dengan syarat:
 Ia atau mereka tidak mengirimkan wakilnya/ kuasanya yang sah
untuk menghadap;
 Ia atau mereka kesemuanya telah dipanggil dengan patut;
 Petitum tidak melawan hak;
 Petitum beralasan;
 Tidak ada surat keberatan tentang kewenangan Pengadilan
berwenang memutus secara absolut.
Kemungkinan Putusan Verstek

Berdasarkan itu, maka terhadap putusan verstek, ada tiga
(3) kemungkinan yang dapat dijatuhkan oleh hakim:
 (a) apabila syarat 1), 2), 3) dipenuhi, akan tetapi ternyata
gugatannya melawan hak, maka gugatan diputus
dengan verstek dan dinyatakan gugatan ditolak; (b).
 Bila syarat 1), 2), 3) terpenuhi, tetapi ternyata ada
kesalahan formil, maka gugatan dinyatakan tidak
diterima;(c).
 Bila angka 1) s.d angka 6) dipenuhi, maka gugatan
diputus verstek mengabulkan gugatan penggugat.
Gugatan sederhana

 Tahapan penyelesaian gugatan sederhana meliputi:
 Pendaftaran;
 Pemeriksaan kelengkapan gugatan sederhana;
 Penetapan hakim dan penunjukan panitera pengganti;
 Pemeriksaan pendahuluan;
 Penetapan hari sidang dan pemanggilan para pihak;
 Pemeriksaan sidang dan perdamaian;
 Pembuktian; dan
 Putusan
 Lama Penyelesaian Gugatan Sederhana
 Gugatan sederhana diselesaikan paling lama 25 (dua puluh lima) hari
sejak hari sidang pertama.
.

PERAN HAKIM DALAM GUGATAN SEDERHANA
 Peran hakim dalam penyelesaian perkara gugatan sederhana
meliputi:
 Memberikan penjelasan mengenai acara gugatan sederhana
secara berimbang kepada para pihak;
 Mengupayakan penyelesaian perkara secara damai termasuk
menyarankan kepada para pihak untuk melakukan
perdamaian di luar persidangan;
 Menuntun para pihak dalam pembuktian; dan
 Menjelaskan upaya hukum yang dapat ditempuh para pihak.

Perdamaian dalam Gugatan Sederhana
 Dalam gugatan sederhana, hakim akan mengupayakan perdamaian dengan memperhatikan
batas waktu yang telah ditetapkan (25 hari). Upaya perdamaian yang dimaksud
mengecualikan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung mengenai prosedur
mediasi. Jika tercapai perdamaian, hakim akan membuat putusan akta perdamaian yang
mengikat para pihak. Terhadap putusan akta tersebut tidak dapat diajukan upaya hukum.
 UPAYA HUKUM KEBERATAN
 Upaya hukum terhadap putusan gugatan sederhana dapat dilakukan dengan mengajukan
keberatan. Keberatan diajukan kepada ketua pengadilan dengan menandatangani akta
pernayataan keberatan kepada panitera disertai alasan-alasannya.
 Permohonan keberatan diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah putusan diucapkan atau
setelah pemberitahuan putusan. Permohonan keberatan diajukan kepada ketua pengadilan
dengan mengisi blanko permohonan keberatan yang disediakan di kepaniteraan.
 Keberatan adalah upaya hukum terakhir sehingga putusan hakim di tingkat keberatan bersifat
final. Artinya tidak dapat diajukan upaya hukum apapun termasuk banding, kasasi, dan
peninjauan kembali.

 LAMA PENYELESAIAN KEBERATAN
 Putusan terhadap permohonan keberatan diucapkan paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah tanggal penetapan majelis hakim. Dalam memutus permohonan keberatan,
majelis hakim mendasarkan kepada:
 Putusan dan berkas gugatan sederhana;
 Permohonan keberatan dan memori keberatan; dan
 Kontra memori keberatan.
Peran Kuasa Hukum
 Pada prinsipnya, para pihak dapat memberikan kuasa dan mendapatkan bantuan
hukum dari kuasa hukum. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut:
 Kuasa hukum berdomisili pada daerah hukum pengadilan yang mengadili perkara
anda.
 Pendampingan oleh kuasa hukum tidak menghilangkan kewajiban para pihak untuk
hadir di persidangan.
Gugatan sederhana

http://pn-martapura.go.id/




Mediasi dan Perdamaian.


 Ketentuan pasal 130 HIR Het Herziene Inlandsch Reglement,
Staatsblad 1941:44 /154 RBG Reglement Tot Regeling Van Het
Rechtswezen In De Gewesten Buiten Java En Madura, Staatsblad
1927:227 Kewajiban Hakim mendamaikan, sebelum memeriksa
perkara
 Mediasi terkait pengadilan, karena tidak efektifnya ketentuan
dan keharusan pasal 130 HIR/145 RBG.
 Hakim hanya formalitas dalam mendamaikan, disebabkan tidak
dibelaki ilmu tentang tehnik mendamaikan pihak bersengketa
 Problematika menumpuknya perkara di Mahkamah Agung dan
urgensi perkara vepat mudah dan sederhana
Lanjutan

 Berawal Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2002 tentang
Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama
Menerapkan Lembaga Damai (Eks Pasal 130
HIR/154 RBg) ternyata belum lengkap, sehingga
perlu disempurnakan, kemudian Mahkamah Agung
mengeluarkan
 Perma Nomor : 02 Tahun 2003, diubah dengan
 Perma Nomor 1 Tahun 2008, dan diubah lagi terakhir
dengan
 Perma Nomor: 1 Tahun 2016.
Lanjutan

 Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui
proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan
Para Pihak dengan dibantu oleh Mediator.
 Mediator adalah Hakim atau pihak lain yang
memiliki Sertifikat Mediator sebagai pihak netral
yang membantu Para Pihak dalam proses
perundingan guna mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara
memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian
Lanjutan

 Sifat Proses Mediasi sesuai Pasal 5 (1) Proses Mediasi
pada dasarnya bersifat tertutup kecuali Para Pihak
menghendaki lain. (2) Penyampaian laporan Mediator
mengenai pihak yang tidak beriktikad baik dan
ketidakberhasilan proses Mediasi kepada Hakim
Pemeriksa Perkara bukan merupakan pelanggaran
terhadap sifat tertutup Mediasi. (3) Pertemuan Mediasi
dapat dilakukan melalui media komunikasi audio visual
jarak jauh yang memungkinkan semua pihak saling
melihat dan mendengar secara langsung serta
berpartisipasi dalam pertemuan.

Jenis Perkara Wajib Menempuh Mediasi sesuai Pasal 4 adalah:
 (1) Semua sengketa perdata yang diajukan ke Pengadilan
termasuk perkara perlawanan (verzet) atas putusan verstek
dan perlawanan pihak berperkara (partij verzet) maupun
pihak ketiga (derden verzet) terhadap pelaksanaan putusan
yang telah berkekuatan hukum tetap, wajib terlebih dahulu
diupayakan penyelesaian melalui Mediasi, kecuali ditentukan
lain berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung ini. Namun
sesuai ketentuan pasal 4 ayat (2) Sengketa yang dikecualikan
dari kewajiban penyelesaian melalui Mediasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
Lanjutan

a. sengketa yang pemeriksaannya di persidangan ditentukan tenggang
waktu penyelesaiannya meliputi antara lain:
 sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Niaga;
 sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Hubungan
Industrial;
 keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha;
 keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;
 permohonan pembatalan putusan arbitrase;
 keberatan atas putusan Komisi Informasi;
 penyelesaian perselisihan partai politik;
 sengketa yang diselesaikan melalui tata cara gugatan sederhana; dan
 sengketa lain yang pemeriksaannya di persidangan ditentukan tenggang
waktu penyelesaiannya dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
Lanjutan

b. sengketa yang pemeriksaannya dilakukan tanpa hadirnya
penggugat atau tergugat yang telah dipanggil secara patut;
c. gugatan balik (rekonvensi) dan masuknya pihak ketiga dalam
suatu perkara (intervensi);
d. sengketa mengenai pencegahan, penolakan, pembatalan dan
pengesahan perkawinan;
e. sengketa yang diajukan ke Pengadilan setelah diupayakan
penyelesaian di luar Pengadilan melalui Mediasi dengan
bantuan Mediator bersertifikat yang terdaftar di Pengadilan
setempat tetapi dinyatakan tidak berhasil berdasarkan
pernyataan yang ditandatangani oleh Para Pihak dan Mediator
bersertifikat.

 Sifat Proses Mediasi sesuai Pasal 5 (1) Proses Mediasi
pada dasarnya bersifat tertutup kecuali Para Pihak
menghendaki lain. (2) Penyampaian laporan Mediator
mengenai pihak yang tidak beriktikad baik dan
ketidakberhasilan proses Mediasi kepada Hakim
Pemeriksa Perkara bukan merupakan pelanggaran
terhadap sifat tertutup Mediasi. (3) Pertemuan Mediasi
dapat dilakukan melalui media komunikasi audio visual
jarak jauh yang memungkinkan semua pihak saling
melihat dan mendengar secara langsung serta
berpartisipasi dalam pertemuan.
Iktikad Baik Menempuh Mediasi


 Pasal 7 (1) Para Pihak dan/atau kuasa hukumnya wajib menempuh Mediasi
dengan iktikad baik. (2) Salah satu pihak atau Para Pihak dan/atau kuasa
hukumnya dapat dinyatakan tidak beriktikad baik oleh Mediator dalam hal yang
bersangkutan:
 a. tidak hadir setelah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut dalam
pertemuan Mediasi tanpa alasan sah;
 b. menghadiri pertemuan Mediasi pertama, tetapi tidak pernah hadir pada
pertemuan berikutnya meskipun telah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-
turut tanpa alasan sah;
 c. ketidakhadiran berulang-ulang yang mengganggu jadwal pertemuan Mediasi
tanpa alasan sah;
 d. menghadiri pertemuan Mediasi, tetapi tidak mengajukan dan/atau tidak
menanggapi Resume Perkara pihak lain; dan/atau
 e. tidak menandatangani konsep Kesepakatan Perdamaian yang telah disepakati
tanpa alasan sah.
Lanjutan

 Hakim Pemeriksa Perkara wajib menjelaskan Prosedur Mediasi kepada
Para Pihak. (7) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
meliputi:
 a. pengertian dan manfaat Mediasi;
 b. kewajiban Para Pihak untuk menghadiri langsung pertemuan Mediasi
berikut akibat hukum atas perilaku tidak beriktikad baik dalam proses
Mediasi;
 c. biaya yang mungkin timbul akibat penggunaan Mediator nonhakim
dan bukan Pegawai Pengadilan;
 d. pilihan menindaklanjuti Kesepakatan Perdamaian melalui Akta
Perdamaian atau pencabutan gugatan; dan
 e. kewajiban Para Pihak untuk menandatangani formulir penjelasan
Mediasi.

 (8) Hakim Pemeriksa Perkara menyerahkan formulir penjelasan Mediasi
kepada Para Pihak yang memuat pernyataan bahwa Para Pihak:
a. memperoleh penjelasan prosedur Mediasi secara lengkap dari Hakim
Pemeriksa Perkara;
b. memahami dengan baik prosedur Mediasi; dan
c. bersedia menempuh Mediasi dengan iktikad baik.
 (9) Formulir penjelasan Mediasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
ditandatangani oleh Para Pihak dan/atau kuasa hukum segera setelah
memperoleh penjelasan dari Hakim Pemeriksa Perkara dan merupakan
satu kesatuan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dengan berkas
perkara. (
 10) Keterangan mengenai penjelasan oleh Hakim Pemeriksa Perkara dan
penandatanganan formulir penjelasan Mediasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (9) wajib dimuat dalam berita acara sidang.
Kewajiban Kuasa
HukumPasal 18
 (1) Kuasa hukum wajib membantu Para Pihak melaksanakan hak dan kewajibannya dalam
proses Mediasi.
 (2) Kewajiban kuasa hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di antaranya meliputi:
a. amenyampaikan penjelasan Hakim Pemeriksa Perkara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (7) kepada Para Pihak;
b. mendorong Para Pihak berperan langsung secara aktif dalam proses dan usulan penyelesaian
sengketa selama proses Mediasi; d.
c. membantu Para Pihak merumuskan rencana dan usulan Kesepakatan Perdamaian dalam hal
Para Pihak mencapai kesepakatan;
d. menjelaskan kepada Para Pihak terkait kewajiban kuasa hukum.
 (3) Dalam hal Para Pihak berhalangan hadir berdasarkan alasan sah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (4), kuasa hukum dapat mewakili Para Pihak untuk melakukan Mediasi
dengan menunjukkan surat kuasa khusus yang memuat kewenangan kuasa hukum untuk
mengambil keputusan.
 (4) Kuasa hukum yang bertindak mewakili Para Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
wajib berpartisipasi dalam proses Mediasi dengan iktikad baik dan dengan cara yang tidak
berlawanan dengan pihak lain atau kuasa hukumnya.
Tahapan mediasi

1. Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejak penetapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (5), Para Pihak dapat
menyerahkan Resume Perkara kepada pihak lain dan Mediator.
2. Proses Mediasi berlangsung paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak penetapan perintah melakukan Mediasi.
3. Atas dasar kesepakatan Para Pihak, jangka waktu Mediasi dapat
diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
berakhir jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
4. Mediator atas permintaan Para Pihak mengajukan permohonan
perpanjangan jangka waktu Mediasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) kepada Hakim Pemeriksa Perkara disertai dengan
alasannya.
Lanjutan

 Atas persetujuan Para Pihak dan/atau kuasa hukum,
Mediator dapat menghadirkan seorang atau lebih
ahli, tokoh masyarakat, tokoh agama, atau tokoh
adat. (2) Para Pihak harus terlebih dahulu mencapai
kesepakatan tentang kekuatan mengikat atau tidak
mengikat dari penjelasan dan/atau penilaian ahli
dan/atau tokoh masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat
Kesepakatan mediasi

 Kesepakatan mediasi dituangkan secara tertulis,
mediator melaporkan kepada hakim
 Kesepakatan mediasi diikuti dengan pencabutan gugatan
 Kesepakatan mediasi diteruskan dengan akta
perdamaian; diserahkan kepada hakim
 Hakim Pemeriksa Perkara menerbitkan penetapan hari
sidang untuk membacakan Akta Perdamaian. (5)
Kesepakatan Perdamaian yang dikuatkan dengan Akta
Perdamaian tunduk pada ketentuan keterbukaan
informasi di Pengadilan.
Perdamaian Sukarela

 Perdamaian Sukarela pada Tahap Pemeriksaan
Perkara
 Perdamaian Sukarela pada Tingkat Upaya Hukum
 Perdamaian di luar pengadilan

Anda mungkin juga menyukai