Anda di halaman 1dari 70

1

The Potential Effect of Fire on People and Property

Smoke
Temperature

Carbon
Monoxide

Carbon
Dioxide
N

HE
GE

AT
Y
OX

FIR Oxygen

E
FUEL
 Fire Safety Policy (kebijakan)
Fire safety  Pre-fire planning (pencegahan)

management  Pengorganisasian Fire Teams


 Pembinaan dan latihan
 Fire Emergency Respons Plan
 Fire drill/Gladi terpadu
 Inspection & Testing berkala
 Preventive maintenance
MANAJEMEN  Firesafety Audit
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN  System informasi /komunikasi
 POSKO Pengendalian darurat
KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA

(KEPMEN 187/MEN/1999)

► Bahan beracun (toxic)


► Bahan sangat beracun
► Cairan mudah terbakar
► Cairan sangat mudah terbakar (flammeble)
► Gas mudah terbakar
► Bahan mudah meledak (C, P  explove)
► Bahan reaktif
► Bahan oksidator
KEPMEN 187/MEN/1999
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

NILAI AMBANG KUANTITAS


► Bahan beracun 10 ton
► Bahan sangat beracun 5 ton
► Cairan mudah terbakar 200 ton
► Cairan sangat mudah terbahar 100 ton
► Gas mudah terbakar 50 ton
► Bahan mudah meledak 10 ton
► Bahan reaktif 10 ton
► Bahan oksidator 10 ton
Unsur pemicu api-kebakaran
 Listrik
 Sambaran petir
 Listrik Statis
 Rokok
 Api terbuka
 Pemotongan/pengelasan
 Permukaan panas
 Bunga api pembakaran
 Bunga api Mekanik
 Reaksi kimia
 gas
EXPLOSION

major hazard

TINGKAT KEPARAHAN AKIBAT BENCANA PELEDAKAN


DAPAT MENGHANCURKAN INSTALASI PABRIK
DAN MENGANCAM KESELAMATAN
PENDUDUK DISEKITARNYA
DOKUMEN PENGENDALIAN BAHAYA
BAHAN MUDAH MELEDAK

Lembar Data Keselamatan Bahan

Label & Symbol bahaya

Penunjukan petugas & ahli K3

Pengedalian bahaya
Risk assessment
BILA TERCIUM BAU GAS LPG.
- JANGAN NYALAKAN KOMPOR
- JANGAN MENGHIDUPKAN LISTRIK
- JANGAN MEMATIKAN LISTRIK

GAS LPG
AKAN TURUN
KEBAWAH
Petro 2
BI

Petro1

Kerusakan

Adanya Korban
Penyimpangan Jiwa Dampak
Standar K3 Lingkungan 10
BI Korban 15 orang

11
12
13
14
PROBLEM WAKTU TANGGAP

15
DI TEMPAT KERJA ANDA
► Apakah ada peluang utk terjadi
kebakaran
► Apa konsekuensinya bila terjadi
kebakaran
► Upaya apa yang telah dilakukan

16
Undang-undang No 1 Th 1970
tentang
Keselamatan Kerja
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN

•KEPMENAKER 12/2015 K3 LISTRIK


Pengendalian •PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
ENERGI •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)

SARANA
PROTEKSI •PERMENAKER 04/80 APAR
KEBAKARAN •PERMENAKER 02/83 ALARM

• PERMENAKER 04/87 P2K3


MANAJEMEN • PP 50/2012 SMK3
K3 • KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
Persyaratan K3 Proteksi Kebakaran di Gedung
atau tempat kerja

A. Kesesuaian standar bangunan dengan jenis


hunian
B. Sistem proteksi kebakaran
C. Kesiapan personel
D. Akses bantuan
E. Manajemen

19
A. Kesesuaian ► bahwa peruntukan bangunan harus sesuai
standar dengan IMB (Bangunan yang beri ijin
untuk perkantoran harus harus digunakan
bangunan
sebagai perkantor, tidak boleh diubah
dengan jenis fungsi menjadi yang lain)
hunian ► Peralatan yang digunakan sesuai dengan
standar K3 dan standar teknis lainnya (UU
No. 1 Tahun 1970)
► Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
terhadap peralatan sesuai dengan ketentuan
K3 (UU No, 1 Tahun 1970)
B. Sistem ► Sistem deteksi, alarm yang mampu
memberikan informasi tanda bahaya yang
Proteksi cepat dan akurat.
Kebakaran  Untuk mendeteksi kebakaran seawal
mungkin, sehingga tindakan pengamanan
yang diperlukan dapat segera dilakukan
 Perencanaan, pemasangan pemeriksaan
pengujian pemeliharaan sistem deteksi
otomatik diatur dalam Permen NO.
02/Men/1983 ttg sistem deteksi otomatik.
► Tersedianya Peralatan atau Sistem proteksi
yang dapat menghambat menjalarnya
kebakaran, asap, panas dan gas, Contohnya :
penggunaan Fire retardant dan
kompartemenisasi dll
Sistem Proteksi Kebakaran
► Tersedianya peralatan atau system
proteksi kebakaran yang sesuai
dengan jenis potensi bahaya
kebakaran yang ada di gedung /
perusahaan. sesuai dengan standar
K3)
Contoh :
Persyaratan APAR sebagaimana diatur dalam
Permenaker No. 04/Men/1980 tentang
persyaratan APAR :
 Harus Siap Pakai Pada Waktunya
 Jenis Dan Ukurannya Sesuai
 Mudah Dilihat Dan Mudah Diambil
 Kondisi Baik
 Setiap Orang Dapat Mengoperasikan Dengan
Benar, Tidak Membahayakan Dirinya.
 Dilakukan pemeriksaan dan pengujian secara
berkala.
 Sistem pemadam yang dapat mengatasi meluasnya
bahaya kebakaran. (Springkler, Hydrant )
► Yang mampu mengidentifikasi
C. Kesiapan bahaya kebakaran di tempat kerja
personil yang ► yang mampu dan kompeten untuk
kompeten menghadapi bahaya kebakaran.
► Yang mampu memelihara
peralatan/sistem proteksi kebakaran,
sehingga peralatan/sistem siap pakai
► Yang mampu memimpin dan
berkoordinasi dalam keadaan
darurat.
FIRE EMERGENCY PLAN

Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Dinas Pemadam
Lapis III Bantuan
dari lingkungan
Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran
POSKO
Pembentukan Unit Penanggulan Kebakaran
-Jumlah Tenaga Kerja
-Klasifikasi Tingkat Potensi Kebakaran

Klasifikasi Tingkat Potensi Kebakaran


-Ringan
-Ringan Sedang I
-Ringan Sedang II
-Ringan Sedang III
-Berat

25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
Kepmennaker No186/Men/1999

Tk. Ahli
Tk. Ahli Madya
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PET. PERAN REGU KOORD. UNIT PEN. JAWAB


KEBAKARAN PENANGG. PENANGG. TEKNIK K3
KEBAKARAN KEBAKARAN PENANGG.
KEBAKARAN
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya

Merupakan tugas tambahan selain tugas pokoknya Pada waktu


jam kerja

1. Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot. kebakaran


2. Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi kebakaran dan
memandu evakuasi
3. Bertanggung jawab di unit kerja tertentu.

Psl 7
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)
TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)

Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek
pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi kebakaran
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat
kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan

Psl 8
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

KLAS B :
KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di unit kerja tertentu

Tugas :
1. Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran
(inspeksi & latihan)
2. Memimpin operasi penanggulangan kebakaran

Psl 9
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN

KLAS A :
PENANGGUNG JAWAB TEKNIK
PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja

Tugas :
1. Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja
pengendalian kebakaran
2. Melakukan audit internal dan pengawasan langsung
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3

Psl 10
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

DEVISI FIRE 1/300


FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100

PERAN
KEBAKARAN
……….2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN K3

PENANGGUNG JAWAB
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS REGU

PENANGGULANGAN
KOORDINATOR SUB UNIT KEBAKARAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PETUGAS
PERAN KEBAKARAN

Ref. Kepmennaker No 186/1999


 DETECTION

AKTIF
 ALARM
 FIRE EXTINGUISHER
 SPRINKLER
 HYDRANT, ETC
PASSIF

 MEANS OF ESCAPE
 KOMPARTEMEN (pemisah)
 SMOKE CONTROL
 FIRE / SMOKE DAMPER
 FIRE RETARDANT/TREATMENT
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN
TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM
KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK
MENDETEKSI KEBAKARAN SEAWAL

 MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN


PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT
SEGERA DILAKUKAN.

Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran


harus sudah berhasil diatasi. sebelum 10 menit sejak
penyalaan
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK

Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
ALAT PEMADAM API RINGAN

Portable Fire Extinguisher


ALAT PEMADAM API RINGAN

 DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG


 UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN
 SEBATAS VOLUME API KECIL
Penempatan
Perencanaan tepat
Petugas
kompeten
Pengadaan
Sertifikat

Kebijakan

Fire risk
•Efektif
Assessment
Jenis dan •Aman
Pemeliharaan ukuran •Tidak Merusak
teratur tepat
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA


• JENIS DAN UKURANNYA SESUAI
• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
WATER

POWDER
FOAM

HALON
Prinsip
PEMADAMAN Udara
Dilution

Smothering

Starving Cooling

API
Bahan bakar Heat

43
PRINSIP PEMADAMAN API
1. CARA PENGURAIAN (STARVATION)
MEMISAHKAN ATAU MENYINGKIRKAN
BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
2. CARA PENDINGINAN (COOLING)
MENURUNKAN PANAS/TEMPERATUR
BAHAN
3. CARA ISOLASI (SMOTHERING)
MENURUNKAN KADAR OXIGEN  12%
WATER KEGAGALAN APAR

POWDER
HALON

Jenis media tidak sesuai


FOAM klasifikasi api/kebakaran

Setiap jenis media pemadam masing-masing memiliki


keunggulan dan kekurangan, bahkan dapat membahayakan bagi
petugas atau justru memperbesar api
Refilling & Testing
Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per 04/Men/1980

Jenis Refilling Testing


Water 5 th 5 th

Mechanical Foam 3 th 5 th

Chemical Foam 2 th 5 th

Dry powder 5 th 5 th

Halogen 5 th 5 th

CO2 5-10 th 10-5-5 th


STANDAR APAR APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2
dapat mendorong seluruh medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8
detik

Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65
o
C)
- Test pressure 1,5 x WP(65 oC)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun

APAR
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
Hydro Static Test

48
49
Bursting Test

50
51
Langkah pengujian hydrostatik
•Sediakan hand press pump
•Siapkan gelas ukur
•Coba kapasitas pompa 10 x ukur dengan gelas ukur

•Tabung diisi air penuh


•Pindahkan ke tempat lain
•Diisi air lagi penuh
•Pasang slang
•Pompa perlahan dan dihitung
•Amati pedoman tekanan
• Catat jumlah air yang masuk •Stop pada tekanan uji
• Lepas slang air dibuang
• Masukan kembali air awal
• Bila tabung tidak kembali penuh
artinya ada pengembangan menetap
• Hitung berapa persen
pengembangan yang terjadi 52
HYDROSTATIC TEST

> 4.13 WP

Pressure
> 20 kg/cm2
1.5 WP

Expansion

53
TANDA PEMASANGAN

54
Sistem Hydrant dan
Sprinkler

55
SISTEM HYDRAN
DAN SPRINGLER
1 1/2 Inc

2 1/2 Inc
2 1/2 Inc

Out door

RESERVOAR
56
57
58
Akses Bantuan
► Tersedianya sarana evakuasi, adanya sarana yang dapat
menjamin orang membebaskan diri dari tempat bahaya ke
tempat aman tanpa bantuan orang lain.
► Tersedianya sarana rescue, yaitu adanya sarana / bantuan
dari pihak luar bagi penghuni yang tidak dapat
menyelamatkan diri sendiri (terluka).
► Tersedianya akses jalan untuk masuknya bantuan dari luar
(Mobil pemadam, rescue, ambulance, landasan helikopter
dll)
► Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait

59
Manajemen
► Adanya komitmen dari pimpinan untuk
pencegahan dan penanggulangan kebakaran
► Adanya prosedur dan rencana tanggap darurat.
► Pembinaan dan pelatihan
► Evaluasi dan monitoring

60
FIRE PREVENTION
(Pengendalian kebakaran)

PRE FIRE POST FIRE


CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


61
PRE FIRE CONTROL

Identifikasi potensi bahaya kebakaran


Identifikasi skenario kebakaran
Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif)
Perencanaan tanggap darurat (FEP)
Pembentukan organisasi
Pelatihan/Sertifikasi Psl. 2 (1) (2) & (3)
62
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Antara lain :
- Informasi sumber bahaya dan cara pencegahannya;
- Jenis sarana prot kebakaran, petunjuk pemeliharaan,
dan cara penggunaannya;
- Prosedur kerja aman
- Prosedur dalam keadaan darurat

Psl 2 (4)
63
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
64
POST
FIRE CONTROL

•INVESTIGASI

• ANALISIS
• REKOMENDASI
• REHABILITASI
65
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN

• PERMENAKER 04/87 P2K3


MANAJEMEN PP 50/2012 SMK3

K3 • KEP. MENAKER KEP.
186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI
TEMPAT KERJA

66
Latihan Pemadaman kebakaran

67
68
PENUTUP
► Kebakaran memiliki potensi resiko tinggi (people, property &
environment), karena itu penanganan K3 harus mendapat
perhatian serius.
► Kebakaran dapat diprediksikan, resikonya dapat
diperhitungkan, oleh karena itu upaya penanggulangannya
dapat direncanakan;
► Dalam situasi darurat, semua penghuni akan terlibat dalam
situasi ancaman bahaya, karena itu setiap tempat kerja harus
memiliki buku panduan tanggap darurat dan disosialisasikan
serta dilakukan gladi simulasi darurat secara berlaka.
► Sarana proteksi kebakaran setiap saat harus siap pakai,
karena itu harus dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan, dan
pengujian.
► Sarana evakuasi harus tetap dijamin tidak terhalang
► Manajemen harus memiliki komitmen terhadap K3
► Persyaratan teknis mengenai k3 penanggulangan kebakaran
dapat dipelajari pada UU No. 1 Tahun 1970 dan Peraturan
Pelaksanaanya ( Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri
serta pedoman pelaksanaan K3 lainnya).
69
Sekian
TERIMA KASIH

70

Anda mungkin juga menyukai