Anda di halaman 1dari 37

KAPSUL

Definisi
 Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan
padat, dimana satu macam bahan obat atau lebih
dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke
dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya
dibuat dari gelatin yang sesuai.
Definisi F.I. IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut
Kapsul (Capsulae)
 Berasal dari bahasa latin: capsula (kotak kecil)
 Kapsul lunak pertama kali diperkenalkan tahun
1833 oleh Mothes dan Dublanc dari Perancis
 Kapsul keras diperkenalkan oleh Murdock (Inggris)
th 1847
Kapsul (Capsulae)
 Sediaan obat terbungkus cangkang kapsul yang umumnya
terbuat dari gelatin
 Sejak thn 1990 kapsul keras juga dibuat dari HPMC
 Macam-macam kapsul :
 Keras: bahan obat kering
 Lunak : bahan obat berupa minyak
 Keuntungan :
1. dapat menutupi rasa,
2. lebih mudah ditelan (karena cangkang kapsul terhidrasi dalam
mulut dan dengan mudah melewati esofagus
3. dapat disalut bahan tertentu,
4. dapat diisi bahan obat tunggal atau campuran dan
5. bahan obat berupa granul (sustained release)
6. Pembuatan kapsul lebih ringkas dibandingkan
dengan pembuatan tablet granulasi basah
7. Dapat dibuat buram (dg penambahan Titanium
dioksida) atau diberi pewarna (FD&C dan D&C)
sehingga cocok untuk obat yg bersifat fotosensitif
TUJUAN PEMBERIAN SEDIAAN
KAPSUL
 Menutupi rasa dan bau bahan obat yang kurang enak
 Memudahkan penggunaannya dibanding serbuk
 Memberikan obat dalam bentuk tidak dikempa sehingga
memungkinkan disolusi dan absorbsi obat yang lebih cepat
sesudah pemberian secara oral dibanding pil dan tablet.
 Kapsul gelatin keras cocok untuk peracikan
extemporaneous (peracikan segera), krn dosis dan
kombinasi obat bisa disesuaikan
 Dapat dibuat sediaan cair jika diinginkan dengan
konsentrasi tertentu
 Dapat digunakan untuk memodifikasi kecepatan pelepasan
obat (utk sediaan lepas lambat)
KERUGIAN
 Tidak sesuai untuk bahan obat yang mudah larut
(higroskopis) (KCl, KBr, NH4Br, CaCl2) larutan
pekat dapat mengiritasi lambung
 Tidak dapat digunakan untuk bahan eflorescen (ada
air kristalnya) dan delikuesen (menyerap air sampai
menjadi larutan)
 Membutuhkan peralatan khusus untuk
pembuatannya
Berdasarkan konsistensi cangkang kapsul

1. Kapsul keras  terbuat dari gelatin berkekuatan


gel relatif tinggi, atau dari pati.

Cangkang kapsul mengandung:


 Zat warna berbagai oksida besi

 Bahan opak/pemburamTiO2

 Bahan pendispersi

 pengawet
MIKROKAPSUL
2. Kapsul lunak  skala besar

Cangkang kapsul mengandung :


 Pewarna
 Bahan opak/pemburam
 Pengharum
 Pengawet
 Sukrosa 5% sebagai pemanis
 Penyalut enterik
CARA PEMAKAIANNYA
 Peroral
 Per rektal
Bentuk, Ukuran dan Kapasitas kapsul

Ukuran kapsul keras :


000, 00,0,1,2,3,4,5
CONI-SNAP Kapsul lunak :
kapasitas: 1-480 minims
(1 minim = 0,6 ml)
Ukuran kapsul
Bahan obat 000 00 0 1 2 3 4 5

Na 1430 975 715 510 390 325 260 130 mg


Karbonat
Aspirin 1040 650 520 325 260 195 162 97 mg
Kinin 650 390 325 227 195 130 97 65 mg
sulfat
Perkembangan bentuk sediaan kapsul

Enteric Aspirin : Melindungi iritasi


Pelepasan diperpanjang lambung

Kapsul , gelatin lunak yang kulitnya


menutupi serbuk atau cairan obat. Bentuk Obat Multi-phase,
Multi-compartment
Formulasi Kapsul
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi
sediaan kapsul:
 Ukuran partikel bahan/zat aktif yang akan digunakan.
Perlu diperhatikan untuk bahan yang memiliki sifat
kelarutan dalam air yang rendah.

 Bahan pengisi (filler/diluent) ; yang sering digunakan :


amilum, laktosa, mikrokristalin selulosa (avicel),
dikalsium pospat dihidrat dan kalsium sulfat
 Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan disesuaikan dengan
jumlah bahan berkhasiatnya
 Bahan Penghancur (disintegrant)  membantu pemecahan dan distribusi
kandungan kapsul di dalam lambung; yang sering digunakan :
 pati jagung,
 sodium starch glikolat (Primojel, explotab),
 cross-linked sodium carboxy methyl sellulosa (AcDiSol. CLD selulosa,
NYMCEL) dan
 cross-linked polyvinylpyrrolidone (polyplasdone)
 Waktu hancur kapsul sangat dipengaruhi oleh pemilihan dan jumlah bahan

penghancur yang digunakan


 Bahan pelicin (lubricant) memperbaiki sifat alir serbuk/granul ; (sekitar

0,25-1%) yang sering digunakan:


Magnesium stearat, zinc stearat, sodium stearat, kalsium stearat, asam
stearat, natrium lauril sulfat, silikon dioksida, PEG 8000, gliseril behenate,
aluminium monostearat, talk.
 Semakin kecil Koefisien friksional (µ), bahan pelicin semakin baik, selain

itu jumlah bahan pelicin yang digunakan serta waktu pencampuran juga
akan mempengaruhi waktu hancur kapsul, yang selanjutnya akan
mempengaruhi kadar disolusi obatnya.
 Bila magnesium stearat digunakan sebagai pelicin, sifat
tahan airnya dapat menghambat penetrasi cairan saluran
cerna dan menunda disolusi dan absorbsi obat.
 Bahan surfaktan seperti natrium lauril sulfat digunakan
untuk mempermudah pembasahan oleh saluran cerna.
 Meskipun pelicin yang tidak larut dalam air digunakan,
setelah cangkang kapsul larut, cairan pada saluran cerna
menggantikan udara yang menyelubungi permukaan serbuk
kering dan menembus bahan obat sebelum obat dapat
didispersikan dan dilarutkan.
 Serbuk obat yang sukar larut memiliki kecenderungan untuk
menahan penetrasi. Bahan disintegran dalam formula
mempercepat pemecahan dan distribusi kandungan kapsul
FORMULA UMUM
 R/ Bahan obat
Bahan Pembantu
mf da in caps
Contoh formula kapsul yang tersedia secara
komersil
 Bahan yang dapat diformulasi dalam bentuk
kapsul :
 BO padat

 BO setengah padat

 BO cair
CARA PEMBUATAN
1. Pencampuran bahan
2. Pemilihan ukuran kapsul
3. Pengisian kapsul
4. Membersihkan kapsul
5. Wadah dan pemberian etiket + label
A. PENCAMPURAN BAHAN
 BO+bahan tambahancampurkan
Proses pencampurannya seperti pada serbuk
 BO + bahan tambahan harus dicampur secara menyeluruh
untuk menjamin campuran serbuk homogen saat pengisian.
 Studi preformulasi dilakukan untuk menentukan apakah
seluruh serbuk dapat dicampur bersama, apakah sudah
menghasilkan distribusi yang seragam diseluruh bagian
campuran serbuk atau memerlukan penurunan ukuran
partikel (dengan penggilingan) untuk mendapatkan
homogenitas
B. PEMILIHAN UKURAN
KAPSUL
 Pemilihan ditentukan sesuai persyaratan formulasi,
meliputi dosis bahan aktif dan karakteristik densitas
dan kompaktibilitas obat dan bahan lainnya.
 Informasi ini diperoleh dari studi preformulasi atau
pengalaman sebelumnya yang dapat menjadi
panduan dalam pemilihan ukuran kapsul.
 Penggunaan kapsul dengan ukuran terkecil dan terisi
penuh lebih disukai
B. PEMILIHAN UKURAN
KAPSUL
 Untuk bobot bahan obat/campuran bahan serbuk 65
mg- 1g
 Bila bobot BO terlalu kecil + pengisi inert (SL,
glukosa, amilum, selulosa mikrokristal)
 Pengisian harus penuhmempengaruhi absorbsi.
 Bila terlalu penuh jadikan 2 kapsul & sesuaikan
aturan pakainya
 Sesuaikan usia pasiennya
Cara pemilihan ukuran kapsul
 Hitung bobot BO atau campuran BO perkapsul, misal
Xg
 Pilih cangkang kapsul dengan kapasitas yang setara/
mendekati bobot BO
 Tara isi cangkang kapsul dg bahan inert, misal Y g
 X=Y BO langsung masuk kapsul
 X<<YBO + pengisi ad Y
 X>>Y jadikan 2 kapsul
Cara pemilihan ukuran kapsul
 Cara mudah untuk memilih kapsul dengan tepat adalah dengan
menimbanga bahan sesuai jumlah kapsul yang akan dibuat
 Letakkan serbuk dalam gelas ukur dan lihat volume yang ditempati
serbuk.
 Vol tersebut dibagi dengan jumlah kapsul yang akan dibuat dan
menghasilkan volume yang ditempati oleh serbuk untuk setiap kapsul.
Bandingkan vol tersebut dalam mL dan pilih ukuran yang tepat yang
dapat mengakomodasi serbuk.
 Apabila kapsul terlalu besar, kalikan ukuran kapsul dalam vol yang akan
dibuat dengan jumlah kapsul yang akan dibuat untuk mendapatkan
volume akhir serbuk yang diperlukan.
 Kemudian tambahkan pengisi pada gelas ukur hingga tanda yang
mengindikasikan volume total serbuk yang diperlukan.
 Untuk dokumentasi, timbang campuran serbuk total dan kurangi dengan
jumlah awal yang ditimbang hingga diperoleh jumlah bahan pengisi yang
ditambahkan.
C. PENGISIAN KAPSUL
 BO padat
a. Tanpa alat:
 camp BO dibagi dalam jumlah yg sesuai dlm resep
 Masukkan tiap bag ke induk kapsul sampai 2/3 bag
vol
 Induk kapsul dibalik dan ditekan-tekan pd sisa
serbuk sampai masuk semua
 Tutup kapsul
b. Dengan alat

 induk kapsul diletakkan berjajar pada alat


 Tuangkan campuran BO ke permukaan alat &

ratakan dg sudip sampai seluruh serbuk masuk ke


induk kapsul
 Tutup kapsul
Alat pengisi kapsul manual
Diagram alir proses pengisian kapsul otomatis
 BO CAIR
 induk kapsul kosong ditara dg cara meletakkan

nya di atas kotak karton yg dilubangi tengahnya


 Teteskan camp BO cair sambil dihitung sesuai

bobot yang diminta (meneteskan dg tegak lurus),


mis n tetes
 Selanjutnya tinggal meneteskan n tetes pd

cangkang yg lain
 Kapsul ditutup + oleskan sedikit mucilago gom

arab di atas induk kapsul, lalu tutup.


Mucilago : 2 gom arab + 3 air

Anda mungkin juga menyukai