Anda di halaman 1dari 25

PERIKATAN

VELLIANA TANAYA
SUMBER PERIKATAN
SUMBER PERIKATAN
(PASAL 1233 BW)

PERJANJIAN UU
(PASAL 1313 BW) (PASAL 1352 BW)

PERBUATAN MANUSIA HANYA UU


(PASAL 1353 BW) (PASAL 104, 321, 625 BW)

PERBUATAN MELAWAN HUKUM


SESUAI HUKUM
(PASAL 1354, 1359 BW)
(PASAL 1365 BW)
• Para ahli perdata pada umumnya sependapat bahwa sumber
perikatan sebagaimana disebut Pasal 1233 BW, yaitu perjanjian & UU,
adalah kurang lengkap. Sumber perikatan yang lain adalah ilmu
pengetahuan hukum perdata, hukum tidak tertulis & keputusan
hakim (yurisprudensi).
ISTILAH & PENGERTIAN PERIKATAN
• Buku III BW berjudul van verbintenissen. Istilah tersebut merupakan
salinan istilah obligation dalam code civil Perancis yang juga diambil
dari hukum Romawi.
• Istilah verbintenis dalam buku III BW ternyata diterjemahkan berbeda
dalam kepustakaan hukum Indonesia.
• Ada yang menerjemahkan: perutangan (Sri Soedewi Masjchoen
Sofwan, Kusumadi), perikatan (Subekti, Mariam Darus Badrulzaman, J.
Satrio).
• Pada umumnya digunakan istilah perikatan untuk menerjemahkan
verbintenis.
• Terjemahan verbintenis dengan perutangan karena ada utang
prestasi.
• Dari segi tata bahasa, verbintenis berasal dari kata kerja verbinden
yang berarti mengikat. Jadi, verbintenis menunjuk kepada adanya
ikatan atau hubungan sehingga verbintenis diterjemahkan dengan
perikatan.
• Perikatan diatur dalam buku III BW, namun pembuat UU lupa untuk
memberikan definisi perikatan itu sendiri.
• Pengertian perikatan umumnya diberikan oleh para sarjana/doktrin.
• Menurut doktrin, perikatan adalah hubungan hukum antara 2 pihak di
dalam lapangan hukum kekayaan, di mana pihak yang satu (kreditur)
berhak atas prestasi & pihak yang lain (debitur) berkewajiban
memenuhi prestasi.
DEFINISI PERIKATAN
• Menurut Mariam Darus Badrulzaman, perikatan adalah hubungan hukum
yang terjadi antara 2 orang atau lebih yang terletak dalam lapangan
hukum kekayaan, di mana pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak
lainnya wajib memenuhinya.
• Menurut Subekti, perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara 2
orang (pihak) berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut suatu
hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk
memenuhi kewajiban itu.
• Menurut J. Satrio, perikatan adalah hubungan hukum dalam lapangan
hukum kekayaan antara 2 pihak, pada pihak yang satu ada hak dan pada
pihak yang lain ada kewajiban.
• Perikatan: hubungan hukum dalam lapangan hukum kekayaan antara 2 pihak di mana di
satu pihak ada hak & di pihak lain ada kewajiban.
• Dari definisi tersebut, ciri-ciri perikatan:
1. Hubungannya merupakan hubungan hukum. Hukum di sini mengatur hubungan para
pihak dengan memberikan akibat hukum, artinya hak & kewajiban yang muncul dari
hubungan itu diatur oleh hukum. Untuk pelaksanaan kewajiban tersebut jika perlu oleh
para pihak dapat dimintakan bantuan hukum. Ini yang membedakan perikatan hukum
dengan perikatan yang muncul dalam lapangan moral.
2. Ada 2 pihak (segi)
Segi aktif: ada hak → hak tagihan atas suatu prestasi. Orang yang punya tagihan di sana ada
kreditur.
Segi pasif: ada kewajiban untuk berprestasi → yang berkewajiban untuk berprestasi di sana
ada debitur.
Hukum perikatan mengatur hubungan hukum antara kreditur dengan debitur.
3. Dalam lapangan hukum kekayaan
Perikatan merupakan bagian dari hukum kekayaan, yaitu hukum yang mengatur
hak-hak kekayaan, artinya hak & kewajiban itu mempunyai nilai uang/ekonomis.
Dengan kata lain, jika kewajiban tidak dipenuhi maka kreditur mendapatkan
penggantian kerugian yang dapat dijabarkan dalam sejumlah uang tertentu.
Dalam perkembangannya unsur bahwa hak & kewajiban mempunyai nilai uang
sama sekali tidak relevan dalam perikatan. Sebab setiap kewajiban yang
mempunyai nilai uang memang merupakan kewajiban perikatan, artinya nilai uang
bukan satu-satunya ciri perikatan.
Di dalam perikatan jika kewajiban tidak dipenuhi masih dapat dituntut hal-hal lain
seperti pemenuhan/pembatalan.
Selain itu dalam perkembangannya tuntutan ganti rugi atas kerugian yang bersifat
idiil, misal kematian, kecelakaan, rasa sakit karena penganiayaan, dan sebagainya
sudah dapat diterima, tersebut sebenarnya tidak dapat dinilai dengan uang.
SUBYEK PERIKATAN
1. Kreditur: pihak yang berhak atas prestasi
2. Debitur: pihak yang wajib memberikatan prestasi

RIGHT & OBLIGATION RIGHT & OBLIGATION


PENGATURAN HUKUM PERIKATAN
• Menurut sistematika hukum perdata (BW) terletak di buku III yang terbagi menjadi 18 bab (titel):
- Bab I (Pasal 1233-1312): perikatan pada umumnya
- Bab II (Pasal 1313-1351): perikatan yang lahir dari perjanjian
- Bab III (Pasal 1352-1380): perikatan yang lahir dari UU
- Bab IV (Pasal 1381-1456): hapusnya perikatan
- Bab V-XVIII ditambah Bab VII a (Pasal 1457-1864): perjanjian khusus
• Bab I-IV merupakan ketentuan umum, sedangkan Bab V-XVIII ditambah Bab VII a merupakan
ketentuan khusus.
• Ketentuan umum memuat peraturan yang berlaku untuk semua perikatan yang lahir dari
perjanjian (bernama dan tidak bernama) sepanjang tidak diatur secara khusus yang menyi
ketentuan khusus.
• Jika diatur secara khusus, maka berlaku asas lex specialis derogat legi generali.
• Bagian khusus: memuat peraturan tentang perjanjian yang banyak
dipakai dalam masyarakat dan sudah punya nama-nama tertentu
(perjanjian bernama). Misalnya, perjanjian jual beli, sewa menyewa,
tukar menukar, pinjam meminjam dan lain-lain (Bab V-XVIII + VII a).
• Pengaturan hukum perikatan menganut sistem terbuka, artinya setiap
orang boleh membuat perikatan apa saja, baik yang sudah
ditentukan/diatur dalam UU maupun yang belum.
• Hal ini disebabkan BW menganut asas kebebasan berkontrak (partij
otonomy), yakni orang bebas mengadakan perikatan/perjanjian apa
saja asal tidak bertentangan dengan UU, kesusilaan & ketertiban
umum.
JENIS PERIKATAN
a) Berdasarkan isi/prestasinya
Pasal 1234 BW membedakan perikatan:
- Untuk memberikan sesuatu: bisa untuk menyerahkan barang, uang dll. Bersifat aktif.
- Untuk melakukan sesuatu: bisa untuk memelihara sesuatu, membangun rumah,
mengangkut barang dll. Bersifat aktif.
- Untuk tidak melakukan sesuatu: bagi yang satu merupakan hak untuk menuntut agar
sesuatu tidak dilakukan atau untuk melarang orang lain berbuat sesuatu, sedang bagi
yang lain adalah kewajiban untuk tidak melakukan sesuatu. Bersifat pasif.
Perbedaan antara perikatan memberikan & melakukan sesuatu:
- Memberi diartikan menyerahkan ke dalam pemilikan
- Melakukan sesuatu adalah setiap prestasi positif yang memberikan sesuatu seperti
mengangkut barang atau kerusakan
b) Perikatan menurut doktrin
1. Perikatan Perdata & Alamiah
• Perikatan perdata: perikatan yang pelaksanaannya dapat dituntut di depan pengadilan.
• Perikatan alamiah: perikatan yang pemenuhannya tidak dapat dituntut di depan pengadilan.
Tapi sekali orang melunasi perikatan alamiah secara sukarela, maka uang pelunasan tidak dapat
dituntut kembali (Pasal 1359 ayat (2) BW).
Seolah-olah setelah dilakukan pembayaran, maka perikatan tersebut berubah menjadi perikatan
perdata & karenanya mendapat perlindungan hukum. Konsekuensinya pembayaran tersebut
merupakan pembayaran yang sah & bukan pembayaran yang tak terutang.
Perikatan alamiah bisa bersumber dari UU atau kesusilaan dan kepatutan.
Contoh:
- Pinjaman yang tidak diminta bunganya (Pasal 1766 BW), jika bunganya dibayar ia tidak dapat
dituntut pengembaliannya (UU).
- Orang kaya yang meberi uang kepada orang miskin. Ketika tenggelam di sungai (kesusilaan dan
kepatutan)
2. Perikatan Pokok & Accesoir
• Perikatan pokok: perikatan yang berdiri sendiri. Misal: perjanjian jual
beli diatur hubungan hak & kewajiban antara para pihak.
• Perikatan accesoir: perikatan yang ditempelkan pada perjanjian
pokok, yang tanpa perikatan pokok tidak dapat berdiri sendiri. Misal:
kewajiban penjual untuk menjamin.
3. Perikatan Sepintas & Memakan Waktu
• Perikatan sepintas: perikatan yang pemenuhannya hanya
membutuhkan waktu yang singkat & karenanya hubungan hukumnya
hanya berlangsung untuk waktu yang pendek. Misal: dalam jual beli,
kewajiban penjual untuk menyerahkan benda yang dijual.
• Perikatan yang memakan waktu: perikatan yang pemenuhannya
membutuhkan jangka waktu yang lama. Misal: perikatan meminjam
uang di bank.
4. Perikatan Positif & Negatif
• Perikatan positif: perikatan yang isinya mewajibkan untuk
memberikan sesuatu. Misal: perikatan yang isinya untuk menyerahkan
beras 5 kg.
• Perikatan negatif: perikatan yang melarang orang berbuat sesuatu
atau wajib membiarkan sesuatu berlangsung. Misal: perikatan untuk
tidak merubah bentuk bangunan rumah yang disewa.
5. Perikatan Generik & Spesifik
• Perikatan generik: perikatan di mana obyeknya hanya ditentukan
menurut jenisnya & jumlahnya barang yang harus diserahkan debitur
kepada kreditur. Misal: kewajiban menyerahkan 100 kg terigu
• Perikatan spesifik: perikatan yang obyeknya ditentukan seecara
terperinci sehingga nampak ciri-ciri khusus. Misal: kewajiban
menyerahkan rumah tertentu yang telah ditunjuk, menyerahkan TV
21 inchi merek Sony tipe xl
6. Perikatan Bersyarat & Dengan Ketentuan Waktu
• Perikatan bersyarat: pengikatan yang prestasinya digantungkan pada satu
peristiwa/kejadian yang masih akan datang/terjadi & terjadinya belum tentu
terjadi.
- Syarat tangguh: perikatan lahir jika peristiwa yang dimaksud itu terjadi (Pasal
1263 BW). Misal: Anto akan menyewakan rumahnya di Tangerang kepada
Budi apabila Anto jadi diterima kerja di Kalimantan Timur.
- Syarat batal: perikatan yang sudah lahir justru berakhir/dibatalkan apabila
peristiwa tersebut terjadi (Pasal 1265 BW). Misal: Ardi mau menyewakan
rumahnya pada Bambang asal tidak dipakai untuk bengkel. Jika Bambang
kemudian mem maka perikatan putus karena syarat itu sudah
• Perikatan dengan ketentuan waktu:
- Perikatan di mana pemenuhan prestasinya masih akan terjadi & pasti akan
terjadi meskipun mungkin belum dapat ditentukan kapan datangnya, hanya
menangguhkan pelaksanaannya/menentukan lama waktu berlangsungnya
suatu perjanjian.
- Misal: saya menyewakan rumah per 1 Agustus 2005 atau menyewakan
rumah sampai 1 Desember 2005
- Catatan: jika dalam ketentuan perjanjiannya terdapat unsur yang pasti,
maka disebut perikatan dengan ketentuan waktu. Jika dalam ketentuan
perjanjian tidak terdapat unsur yang pasti, maka disebut perikatan
bersyarat.
PERISTIWA HUKUM
PERB HUKUM
BERSEGI 1
PERB
HUKUM
PERB HUKUM
PERB SUBYEK BERSEGI 2
HUKUM
PERB YG SESUAI
DGN ASAS
PERB BKN
PERISTIWA HUKUM
HUKUM PERB YG TDK
SESUAI DGN ASAS
NOTALITAS
BKN PERB SUBYEK
HUKUM
MORTALITAS
Sukarela tanpa mengharapkan imbalan

Tanpa kuasa (inisiatif sendiri tanpa


perintah baik tertulis/lisan)

Mewakili urusan orang lain, bukan


kepentingan pribadi
PERWAKILAN SUKARELA
(ZAAKWARNEMING)
Dengan atau tanpa sepengetahuan
orang yang diwakili kepentingannya

Meneruskan & menyelesaikan sampai


orang itu dapat mengurus sendiri

Bertindak menurut hukum


perikatannya bersumber
PERBEDAAN ZAAKWARNEMING &
LASTGEVING
Zaakwarneming:
- Perikatan terjadi karena UU
- Perikatan tidak berhenti jika pihak yang berkepentingan meninggal dunia
- Tidak dikenal upah karena sukarela, kecuali penggantian biaya

Lastgeving (pemberian kuasa):


- Perikatan terjadi karena perjanjian
- Perikatan berhenti jika pemberi kuasa meninggal dunia
- Penerima kuasa upah karena
PEMBAYARAN TANPA HUTANG (ONVERSHULDIGDE
BETALING) PASAL 1359 BW
• Pembayaran yang ditujukan untuk melunasi suatu utang, tetapi
ternyata tidak ada utang.
• Pembayaran yang telah dilakukan dapat dituntut kembali (conditio
indebiti). Misal: bayar pajak ternyata tidak ada pajak, kantor pajak
wajib mengembalikan.
• Pasal 1359 BW memberi kepastian hukum, bahwa orang yang
memperoleh tanpa hak harus dikembalikan. Berbeda kalau sukarela
hadiah
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
(ONRECHTMATIGE DAAD)
• PMH diatur dalam Pasal 1365 BW/1401 NBW: Setiap perbuatan melawan hukum yang
mengakibatkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena
kesalahannya menimbulkan kerugian itu, menggantikan kerugian tersebut”.
• Unsur-unsur PMH:
- Ada perbuatan
- Perbuatan itu harus melawan hukum (onrechtmatige)
- Perbuatan harus menimbulkan kerugian
- Perbuatan harus dilakukan dengan kesalahan
- Antara perbuatan & kerugian yang timbul harus ada hubungan kausal (sebab akibat)
• 5 syarat tersebut harus dipenuhi, bila tidak dipenuhi tidak dapat digolongkan sebagai
PMH (onrechtmatige daad).

Anda mungkin juga menyukai