Anda di halaman 1dari 37

MULTIPOLES ELECTRIC

KELOMPOK 7
Mario Sulistiyono 2057041002
Oktavia Nur Azizah 20170410
N muatan titik

diletakkan dalam sebuah volume .

Vektor posisi dan muatan-muatan tersebut adalah

Potensial listrik di titik yang ditunjuk oleh vektor posisi dapat dihitung menggunakan Persamaan 8.1

Dengan . Jika diintroduksikan sudut , adalah sudut yang dibentuk oleh dan , maka dengan menggunakan aturan
kosinus dan dengan memperhatikan gambar 8.1 tersebut, bentuk dapat dituliskan kembali menjadi
………..(8.2)
1. Perluasan multikutub untuk potensial scalar
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa potensial listrik di sembarang titik yang ditimbulkan oleh
sebuah distribusi muatan, dapat dicari menggunakan persamaan . Jika distribusi muatan tersebut membentuk sebuah
volume yang berhingga, maka dapat dipastikan bahwa potennsial di setiap titik yang berada pada jarak yang cukup
dekat dengan distribusi muatan tersebut, memiliki nilai yang berbeda-beda sesuai dengan letak titik tersebut. Tetapi
jika titik pengukuran potensial listrik tersebut berada pada jarak yang sangat jauh dari distribusi muatan itu maka,
perhitungan potensial listriknya dapat dilakukan dengan menganggap distribusi muatan tersebit menjadi sebuah
muatan titik.

Geometri untuk menghitung potensial listrik yang disebabkan oleh sebuah system muatan listrik
Sehingga persamaan (8.1) menjadi

………..(8.3)

Jika diasumsikan bahwa terletak pada jarak yang cukup jauh di luar maka jarak titik terhadap pusat koordinat lebih
besar daripada jarak muatan-muatan terhadap pusat koordinat, sehingga untuk semua atau rasio ( selalu kurang dari
1. Hal ini mengindikasikan diperkenankannya penggunaan deret pangkat untuk pada persamaan 8.2. Penjelasannya
dimulai dari persamaan 8.4.

dengan

Kemudian digunakan deret pangkat berikut.


Suku-suku yang berperan cukup besar pada deret pangkat tersebut adalah suku pertama hingga suku ketiga,
sedangkan suku-suku sisanya dapat diabaikan. Karena memberikan sumbangan nilai yang sangat kecil. Lalu,
persamaan (8.5) disubtitusikan ke persamaan (8.6). Sehingga,

Kemudian persamaan tadi di subtitusikan ke persamaan (8.4) lalu disubtitusikan lagi ke persamaan (8.1) hingga di
peroleh,

N
qi
 r    .......... .......... .......... ...(8.7)
i 1 
4 0 r 2  ri 2  2rri cos i 
1/ 2

Persamaan (8.7) sebenarnya memiliki suku yang sangat banyak . Namun pembahasan disini hanya membatasi hingga
suku ketiga saja. Hal ini dikarenakan suku pertama, kedua dan ketiganya berturut-turut memiliki ketergantungan
terhadap Suku-suku berikutnya pun memiliki ketergantungan terhadap yang mengakibatkan suku-suku keempat,
kelima dan seterusnya hanya memberikan sumbangan yang sangat kecil terhadap . Persamaan (8.7) dikenal dengan
perluasan multikutub untuk potensial scalar. Setiap suku pada persamaan (8.7) secara berturut-turut disebut suku
monopol, suku dwikutub dan suku kuadrupol.
Sehingga untuk pembahasan selanjutnya persamaan (8.7) dapat dituliskan sebagai

Dengan M = Monopoule (Monopol), D = Dipoule (Dwikutub), Q = Quadrupole (Kuadrupol).


(8.7) dikenal sebagai fungsi-fungsi Polinomial Legendre. Jika fungsi fungsi dituliskan sebagai

Dari persamaan (8.9) tampak bahwa merupakan koefisien-koefisien dari beberapa bentuk dari sebagaimana
diberikan oleh persamaan (8.10) berikut ini.
, ,

Dengan masing-masing diperoleh dari relasi rekursi berikut


……….8.11

Kita juga perhatikan bahwa


Jika persamaan (8.9) dibandingkan dengan persamaan (8.4) maka dapat didefinisikan bentuk dan
Kedua bentuk ini ternyata memenuhi persyaratan yang berada di dalam tanda kurung persamaan (8.9).
Sehingga persamaan (8.4) dapat dituliskan sebagai

Dan persamaan (8.1) dapat dituliskan kembali menjadi

8.13
Selanjutnya dengan menggunakan gambar (8.1)
Persamaan

Persamaan

bentuk dapat diubah menjadi


………8.14
Dengan , , dan berturut-turut adalah kosinus arah vector posisi dari dengan , ,
1. SUKU MONOPOL
Penjumlahan yang terdapat pada suku pertama persamaan (8.7) dapat dituliskan menjadi

dengan Q adalah muatan total yang ada dalam system. Sehingga suku monopol pada persamaan (8.7) menjadi
………8.16
Momen monopol dapat diperoleh dengan cara
Muatan total Q sering disebut juga sebagai momen monopol dari distribusi muatan tersebut. Jika muatan-mutan
tersebut terdistribusi kontinyu, maka penjumlahan yang ada pada persamaan (8.15) digantikan dengan sebuah
integral sebagaimanana telah disebutkan pada persamaan (2.9)

Dengan integrasinya dilakukan meliputi volume yang menjadi sumber distribusi muatan.
2. SUKU DWIKUTUB
Jika (8.14) disubtitusikan ke penjumlahan kedua pada persamaan (8.7)

8.18
Karena penjumlahan yang ada di dalam kurung terakhir pada persamaan itu hanya melibatkan lokasi dan titik maka dapat
didefinisikan sebuah besaran yang dikenal dengan momentum dwikutub distribusi muatan tersebut, sebagai berikut..

Sehingga persamaan (8.18) dapat dituliskan kembali menjadi

Persamaan (8.20) disubtitusikan ke persamaan (8.7). Sehingga momen dwikutub listriknya,


………….8.21
Dari persamaan (8.21) ini tampak bahwa potensial listriknya berbentuk perkalian antara dua buah besaran
 besaran yang pertama bergantung pada letal titik .
 besaran yang kedua bergantung pada distribusi muatannya
 
Jika muatan-muatan tersebut membentuk sebuah distribusi kontinyu, maka proses penjumlahan sebagaimana telah
ditunjukkan pada persamaan (8.19) diganti dengan proses penjumlahan menggunakan integral meliputi seluruh
volume sehingga
………..8.22
Integrasi pada persamaan (8.22) harus disesuaikan apabila distribusi muatannya berbentuk luasan atau garis.

3. SUKU KUADRUPOL
Dengan menggunakan persamaan (8.14), maka suku kuadrupol dituliskan menjadi

……..8.23
Suku suku yang ada didalam kurung pada persamaan (8.23) dikuadratkan, sehingga diperoleh

Lalu persamaan (8.24) disubtitusikan ke bentuk yang ada pada suku ketiga persamaan (8.7) dan dengan
mengingat
Maka didapatkan,

8.25
merupakan komponen-komponen tensor momen ku
adrupol, yang berbentuk,

8.26
Dengan dikenal sebagai symbol delta Kronecker yang didefinisikan sebagai
……………8.27
Dari persamaan (8.26) tampak bahwa sensor momen kuadrupol terdiri dari sembilan komponen. Sebagai contoh

Dengan menggunakan persamaan (8.26), maka persamaan (8.25) dapat dituliskan menjadi
Dengan mensubsitusikan persamaan (8.29) ini ke suku ketiga persamaan (8.7), maka didapatkan suku kuadrupol,
sebagai berikut

Jika persamaan (8.30) ini ingin ditampilkan dalam bentuk koordinat dari titik P dan dengan mengingat maka
persamaan (8.30) menjadi

Jika muatan-muatan tersebut terdistribusi selanjutnya, maka proses penjumlahan pada pers (8.26) dapat di gantikan
dengan integral, yaitu
Sebagai contoh,

Cara yang sesuai juga diperlakukan untuk distribusi muatan berbentuk luasan garis.

Berdasarkan persamaan (8.26) dan (8.28) didapatkan bentuk berikut ini,

Sehingg tensor momen kudrupol merupakan tensor yang simetri, pers (8.34) itu mengurangi jumlah kompenen yang
bebas menjadi 6 kompenen. momen kuadrupol merupakan tensor yang simetri, persamaan (8.34) itu mengurangi
jumlah komponen yang bebas menjadi enam. Jika komponen diagonalnya dijumlahkan (untuk j=k ) maka dipenuhi
bentuk Sehingga tensor

Maka didapatkan,
Jika distribusinya memiliki simetri yang lain selain simetri. Jika dipilih sumbu z sebagai sumbu simetri tersebut dan
komponen–komponen tensornya ditandai dengan maka untuk setiap muatan q’ yang terletak pada (x’,y’,z’) akan
ditemukan sama semua pada kordinat (-x’,y’,z’). Sehingga kontribusinya pasangan muatan ini tercakup dalam
akibatnya terpenuhi 3q’x’y+3q’(-x)y’=0 atau 𝑸𝒂 =0 hal ini berlaku pula, untuk:

Jadi semua komponen diagonalnya bernilai nol kecuali komponen-komponen diagonalnya (tiga komponen). Tetapi
sesuai dengan persamaan (8.35) tiga komponen diagonal yang bebas tersebut menyusut menjadi 2 komponen saja
yang bebas karena memenuhi kaitan ini

Selanjutnya, dikarenakan tidak adanya perbedaan yang jelas antara x’ dan y, dalam kasus ini, maka untuk setiap
muatan yang berbeda pada x’ akan memiliki niali muatan yang sama dengan muatan lain yang berada di y’ untuk r’
yang sama sehingga

Jika pers (8.38) ini disubstitusikan ke pers (8.37), maka diperoleh


=0
sehingga hanya ada satu komponen saja yang bebas dalam tensor momen kuadrupol untuk distribusi muatan ini, yaitu

Jika pers (8.36) dan pers (8.39) disubstitusikan ke pers (8.30) dengan menggunakan pers (1.9) untuk mengeliminasi
maka menjadi

Dengan 𝜽 adalah sudut yang dibentuk oleh vektor posisi titik P(r) dengan sumbu simein (sumbu z). Contoh yang
diberikan ini mirip dengan keadaan yang ada pada matom. Walaupun sifat-sifat inti atom tersebut harus digambarkan
dengan mekanika kuantum, tetapi pendekatan yang dilakukan disini sudah cukup baik.
◦ 4. EFEK PEMILIHAN PUSAT KOORDINASI
Momen monopol (Q) sebagaimana telah diberikan persamaan (8.15) adalah sebuah sifat yang unik dari sebuah
distribusi muatan. Sedangkan momen Dwikutub dan momen kuadrupol tidak memiliki sifat sifat yang uniq karena
sangat bergantung pada pemilihan pusat koordinat. Hal ini lah yang akan dibahas pada bagian ini.

Diasumsikan bahwa selain pemilihan pusat koordinat di titik 0 (gambar 8.1), dipilih juga pusat koordinat yang lain
yaitu , yang diperoleh dengan mentranslasikan sumbu-sumbu yang sudah ada tanpa proses rotasi. Ilustrasi dari proses
ini diberikan gambar 8.2. Posisi muatan q, terhadap pusat koordinat baru ini adalah tampak pula dari gambar 8.2
bahwa ,

sehingga vector posisi yang lama dengan yang baru dihubungkan oleh persamaan

Jika persamaan tersebut disubsitusikan ke persamaan (8.19) maka diperoleh bentuk baru dari momen dwikutub yaitu
Gambar 8.2. Pusat koordinat baru yang diperoleh dari pergeseran koordinat lama.

Momen dwikutub akan menjadi tidak bergantung pada pemilihan pusat koordinat (memiliki sifat yang unik) jika
momen monopolnya lenyap, sehingga
◦ Contoh
Dua muatan titik yang sama nilainya namun berlawanan tanda. Contoh ini merupakan kasus yang sangat sederhana
karena Q=0. Letak kedua muatan tersebut sebagaimana diberikan pada Gb 8.3 sehinggan di pers (8.19) didapatkan

Hasil yang sama dapat juga diperoleh untuk momen kuadrapol untuk menyederhakan pembahasan maka disini hanya
akan dibahas komponen 𝑄𝑥𝑦 kompenen x dan y ini disubstitusikan ke pers (8.28) sama dengan menggunakan pers
(8.19) dan (8.15) maka didapatkan

Tetapi pers (8.45) akan menjadi bentuk yang tidak bergantungan pada pemilihan sistem koordinat jika momen
monopol dan Dwikutub dari bentuk tersebut lenyap
Gambar 8.7 permukaan-permukaan ekuipotensial (garis tebal) dan garis-garis medan listrik (garis putus-putus) dari
sebuah Dwikutub
 
Kesimpulan dari pembahasan ini yang cukup panjang adalah bahwa pontensial listrik dari sebuah distribusi dapat di
hitung sebagai penjumlahan dari potensial listrik yang disumbang momen monopol, Dwikutub, Kuadropol dan
seterusnya, yaitu
Sebagaimana telah diperoleh dari pers (8.8), (8.10), (8.21) dan (8.30)

Jika digunakan koordinat pula untuk menggambarkan letak dari sebuah momen Dwikutub listrik P dan memilih sumbu z
sebagai arah dari P, oleh momen Dwikutub ini dapat dituliskan kembali menggunakan pers (8.21) sebagai berikut

Persamaan (8.48) ini memberikan bidang ekuipotensial (=kostan) yang diminuskan sebagai

Bidang ekuipotensial ini diilustrasikan garis-garis tebal pada b 8.7 oleh karena 𝒓𝟐 pada garis pers (8.49) baris positif maka
hal ini mengharuskan 𝑪 positif juga ketika 𝜱> 𝛑 ketika 𝑪𝑫 berarti 𝜱𝑫 juga positif, kondisi ini ditunjukan oleh kurva
ekuipotensial yang berada dibagian atas Gambar 8.7
◦ 8.2 Medan Listrik Dwikutub

Gambar 8.6 sebuah Dwikutub yang terletak dipusat koordinat dan sejajar dengan sumbu z
Komponen-komponen medan listrik E yang terkait didalam sistem koordinat bola dapat diperoleh dari pers (8.48),
(5.3), dan (1.101), hasilnya adalah
Selanjutnya untuk mendapatkan kurva medan listriknya akan digunakan pers (5.39) yang telah dijelasan
sebelumnya dari pers (5.39) tersebut akan digunakan d dan r dalam sistem koordinat bola, sehingga dengan
menggunakan pers (1.98) didapatkan

atau

Jika diintegrasikan maka diperoleh

Jika 𝐾𝐷 adalah kostanta integrasi artinya didapatkan bentuk

Persamaan (8.52) inilah yang membentuk kurva untuk medan E


8.3 Medan Kuadropol Linear

Bentuk lengkap potensial kuadropol sebagaimana diberikan oleh pers (8.30). Untuk menyederhakan pembahasan maka
akan digunakan sistem yang memiliki sumbu simetri, sehingga potensial listrik yang digunakan adalah potensial listrik
pada pers (8.40)

Bidang ekuipotensial dari persamaan (8.39) dan (8.26). Bidang ekuipotensial dari persamaan (8.53) ini dapat diperoleh
dengan menjadi menjadikan

untuk menyederhanakan penggambarannya maka hanya digambarkan sebagai kurva tebal sebagaimana di tunjukkan pada
Gambar 8.8, sedangkan bagian yang lainnya memiliki pola yang sama dengan kurva tersebut
Gambar 8.8 permukaan- permukaan ekuipotensial (garis tebal) dan garis- garis medan listrik (garis putus-putus) dari sebuah
wadropol linear

Bidang ekuipotensial dari persamaan (8.53) ini dapat diperoleh dengan menjadikan untuk menyederhanakan penggambarannya
maka hanya digambarkan sebagai kurva tebal sebagaimana di tunjukkan pada Gambarb 8.8, sedangkan bagian yang lainnya
memiliki pola yang sama dengan kurva tersebut
Selanjutnya Komponen –komponen medan listriknya diperoleh dari persamaan (8.53) dan (5.3) dan (1.101), sebagai
berikut

Untuk mendapatkan persamaan garis medannya yaitu dengan menggunakan persamaan (8.51) dan (8.55), sehingga
diperoleh bentuk

Ketika di intergrasikan
8.4.Energi dari Distribusi Muatan dalam medan luar

Gambar 8.9 Sebuah sistem muatan yang berada didalam pengaruh distribusi muatan lain
Pada gambar 8.9 diberikan dua buah kelompok muatan, yang pertamaa diberi label 𝑞𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑣𝑜𝑙𝑢m𝑒𝑛𝑦𝑎 V. Sedangkan
kelompok muatan lain diberi label 𝑞𝑖 dengan volume v, dapat juga kedua kelompok tersebut berturut turut diberi label
ekternal dan internal . Selanjutnya dengan persamaan (5.48) maka dapat dituliskan posisi 𝑟̅, terhadap pusat koordinat O
sebagai berikut

Sehingga Potensial listrik totalnya dapat dituliskan sebagai penjumlahan potensial listrik yang disumbang oleh muatan
yang berada diluar 𝑞𝑚 yaitu

Selanjutnya dengan mensubsitusikan bentuk bentuk kepersamaan (8.57) didapatkan dari energy 𝑞𝑖 sebagai berikut
Suku pertama persamaan (8.59) merupakan energy bersama (mutual) dari iteraksi sistem dengan muatan kelompok
muatan yang ada di luar sistem atau energy yang ditimbulkan sebagai akibat sistem muatan ini berada di dalam medan
listrik luar. Jika suku kedua ini dijumlahkan untuk seluruh indeks I maka didapatkan

Jika digunakan sistem sistem koordinat kartesian maka deret pada fungsi energy potensial pada persamaan (8.60) dapat
dituliskan menjadi
Dengan memasukan 0 pada derivative menandakan bahwa proses dervatif tersebut dilakukan ditik pusat. Lalu persamaan
(8.61) bernilai tetap disubsitusikan ke persamaan (8.60) bagian demi bagian. Suku pertama persamaan (8.61) bernilai
sehingga ketika disubsitusikan ke persamaan (8.60) akan menhasilkan bentuk

Dengan Q adalah momen monopol yang telah ditunjukkan oleh persamaan (8.15). Suku pertama yang berada di dalam
kurung oada persamaan (8.61) dapat dituliskan sebagai berikut

Karena menggunakan persamaan (5.3) dengan 𝑬𝟎 adalah medan listrik luar , karena𝑬𝟎 juga konstan maka subsitusi
persamaan (8.63) ini ke persamaan (8.60) menghasilkan kontribusi berupa
Dengan 𝜌̅ adalah momen dwikutub sebagaimana yang diberikan oleh persamaan (8.19) . Suku Ini merupakan sumbangan
energy sebuah dwikutub yang berada didalam medan listrik luar. Selanjutnya, suku- suku yang tersisa dari persamaan
(8.61) merupakan kontribusi energy yang melibatkan komponen komponen momen kuadropol.Mengingat sumber
muatannya diasumsikan terpisah dari sistemnya sebagaimana pada gb 8.9 maka 𝜌=0 meliputi seluruh volume
Sehingga mengacu pada persamaan (5.15) dan (5.16) didapatkan bahwa potensial awal memenuhi persamaan. Laplace
untuk semua titik didalam sistem yaitu

Bisa ditulis sebagai


Kemudian persamaan (8.66) disubtitusikan ke persamaan (8.60), dengan mengingt definisi komponen momen kuadrapol
yang diberikan persaman (8.26) dan ilustrsikan pada persamaan (8.28) maka didapatkan sisa kontribusi energy yang
diakibatkan oleh adanya medan listrik luar adalah

Atau sebagai

Pada persaaman (8.68) ini juga dapat dituliskan dalam bentuk suku-suku yang mengandung medan listrik 𝑬𝟎 yaitu
dengan mengingat persaman (5.3) yang menyebutkan bahwa
ditulis menjadi

Jika persamaan (8.62), (8.46) dan (8.69) digabungkan maka didapatkan bentuk akhir dan enerrgi sistem muatan yang
ditimbulkan oleh interaksi dengan sumber muatan dari luar yaitu,

Persamana (8.71) merupakan energy total sistem yang memiliki titik pusat 𝑸𝒋𝒌 , jika system tersebut di geser dan
titik pusat sistemnya berada pada posisi 𝒓̅ dari tik pusat 𝑸𝒙 , maka persamaan gambar 8.71 dapat dituliskan
kembali menjadi
1. Energi Dwikutub
Energi sebuah dwikutub 𝜌̅ yang berada didalam medan listrik luar 𝑬𝟎 adalah

Dari mekanika telah diketahui bahwa energy menimbulkan torka terhadap 𝜌̅ sebesar

bernilai negative artinya torka tersebut mengakibatkan berotasi terhadap . Jika digunakan definisi perkalian silang
sebagaimana yang ada pada Gambar 1.14 maka arah dari torka tersebut dapat ditunjukkan oleh Gambar 8.12

Torka pada sebuah dwikutub yang berada di dalam medan listrik luar
Kombinasi bentuk ini dengan persamaan (8.74) menghasilkan

Dari persamaan (8.74) tampak bahwa jika , saat ini sistem berada dalam kondisi kesetimbangan stabil, yaitu ketika
energinya minimum. Ketika , sistem berada dalam salah satu kondisi kesetimbangan tidak stabil. Untuk mendapatkan
kondisi kesetimbangan stabil pada sembarang sudut maka diperlukan torka mekanik dari luar yang besarnya sama tetapi
tandanya berlawanan dengan pada persamaan (8.75).
Sehingga torka total pada dwikutub tersebut adalah nol

Jika dicermati kembali persamaan (8.73), terlihat bahwa jika tidak konstan tetapi merupakan fungsi dari maka hal ini
memungkinkan energi sebuah dwikutub mengalami penurunan ketika berada di posisi yang berbeda, dengan kata lain
ketika ada sebuah gaya transalasi yang menyebabkan dwikutub tersebut berpindah.
Besarnya gaya tersebut adalah

Jika kita menggunakan persamaan


Persamaan (8.77) dapat ditulis

merupakan sebuah konstanta, maka suku pertama sebuah konstanta, maka suku pertama dan ketiga lenyap sedangkan
suku kedua juga lenyap karena merupakan medan konsevartif.

Hal tersebut mengakibatkan persamaan (8.78) menjadi

Sebagai contoh jika komponen untuk sumbu x dan gaya ini dituliskan maka bentuknyaMenjadi
2. Energi Kuadrapol Linear
Distribusi muatan yang memiliki simetris yang memiliki simetri sumbu. Jika komponen-komponen kuadrapol yang
diberikan oleh power (8.36) dan (8.39) disubsitusikan ke suku terakhir per (8.72), maka di dapatkan

Mengingat bahwa; proses derivative dilakukan pada lokssi sistem , muatan-muatan eksternal berada di luar sitem () =0
dan = 0 kemudian menurut pers (4.10)) , maka persamaan (8.81) dapat dituliskan kembali menjadi

Kemudian gaya translasi yang bekerja kuadrapol ini adalah

Anda mungkin juga menyukai