Anda di halaman 1dari 11

KEWAJIBAN LANCAR DAN

KONTINJENSI
KELOMPOK 5

DWI PRAYOGO (200102112)


FANNYA AYU AMANDA (2001021122)
JESSICA PUTRILIA A (2001021125)
KEWAJIBAN LANCAR
Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya
diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada
yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar
lain.
Jenis – jenis kewajiban lancar :

1. Utang usaha (accounts payable) atau utang dagang (trade account payable) yaitu :
Saldo terutang kepada pihak lain atas pembelian barang, perlengkapan, atau jasa dengan akun terbuka secara
kredit. Penilaian didasarkan pada jumlah yang tertera dalam faktur (invoice)

2. Wesel bayar (notes payable) yaitu :


Janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu di masa depan dan dapat
berasal dari pembelian, pembiayaan. Wesel bayar terdiri dari wesel bayar dengan bunga atau wesel bayar tanpa
bunga. Untuk wesel bayar tanpa bunga perbedaan kas diterima wesel nilai perolehan dicatat sebagai diskonto
atas wesel bayar. Diskonto merupakan beban bunga yang dibebankan ke periode wesel bayar.

3. Jatuh tempo berjalan utang jangka panjang


-Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun fiscal berikutnya dilapokan sebagai kewajiban
lancar. -Utang jangka panjang yang akan jatuh tempo saat ini tidak boleh dicatat sebagai kewajiban lancar,
apabila :
a) Digantikan oleh aset yang tidak diklasifikasikan sebagai aset atau aktiva lancar.
b) Didanai kembali dengan menerbitkan utang baru.
c) Dapat dikonversi menjadi modal saham
4. Kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan didanai kembali
-Kewajiban jangka pendek adalah utang yang dijadwalkan akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah
tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan, yang mana yang lebih lama.
-Utang jangka pendek harus dikeluarkan dari kewajiban lancar, apabila :
a) Perusahaan harus memiliki rencana untuk mendanai Kembali kewajiban atas dasar jangka
Panjang, dan
b) Perusahaan hasrus menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan pendanaan kembali itu.
-Kemampuan untuk melaksanakan pendanaan Kembali dapat ditunjukkan dengan :
a) Utang didanai kembali secara aktual sebelum penerbitan laporan keuangan, atau
b) Melakukan perjanjian pendanaan secara jelas mengijinkan perusahaan untuk mendanai
kembali utang atas dasar jangka panjang dengan syarat-syarat yang ditentukan.

5. Utang deviden
Utang dividen tunai yaitu : Terutang kepada para pemegang saham. Dideklarasikan oleh direksi. Dividen saham
bukan kewajiban
6. Deposito yang dapat dikembalikan
Kewajiban lancar perusahaan mencakup deposito kas yang dapat dikembalikan (return cash deposist) yaitu
mencakup :
- Telah diterima dari pelanggan atau karyawan
- Biasanya ditahan sebagai jaminan kinerja
- Bisa bersifat kewajiban lancar atau tidak lancar

7. Pendapatan diterima dimuka


- Pendapatan belum dihasilkan menyatakan penerimaan yang terjadi sebelum barang atau jasa diserahkan.
- Ketika uang muka diterima
- Ketika pendapatan diterima

8. Utang pajak penjualan


Terutang kepada agen pemerintahan . Mungkin diakui secara terpisah atau tidak pada saat penjualan
9. Utang pajak property
-Membebankan pajak pada periode setelah tanggal pengenaan dan berhubungan dengan beban periode
dimana pajak itu digunakan oleh unit pemerintah untuk menyediakan manfaat bagi pemilik property.

10. Utang pajak penghasilan


- Terutang kepada agen pemerintahan
- Didasarkan pada laba kena pajak
- Tidak terutang kepada perusahaan partnershif atau perusahaan perseorangan

11. Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan


- Jumlah gaji atau upah yang terutang kepada karyawan pada akhir periode akuntansi
dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Berikut pos-pos yang berhubungan dengan kompensasi
karyawan juga sering dilaporkan sebagai kawajiban lancar, yaitu :
1) Pemotongan gaji
2) Absen yang dikompensasi
3) Bonus
KONTINJENSI

Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva yang
keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontinjensi
yang khas adalah :
a) Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah,sumbangan,bonus, dan lainnya.
b) Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.
c) Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.
d) Kerugian pajak yang kompensasi ke depan.

Kerugian kontinjensi (loss contingencies) adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian atas
kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut
definisnya adalah kewajiban kontinjensi. Kewajiban kontinjensi adalah kewajiban yang tergantung [ada
terjadinya atau tidak terjadinya satu/lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah utang,
pihak yang dibayar, tanggal pembayaran, atau keberadaannya. Kemungkinan terjadinya peristiwa mungkin
bersifat kemungkinan kecil (remote), cukup mungkin (reasonably possible), kemungkinan besar (proable).
-Kerugian kontijensi akrual
Kerugian yang diestimasikan dari kerugian kontinjensi diakrualkan sebagai kewajiban jika kondisi
berikut terpenuhi :
1) Kemungkinan besar suatu kewajiban telah terjadi
2) Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak

-Beberapa kerugian kontinjensi lebih umum yang dibahas adalah :


1) Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan
2) Biaya jaminan dan garansi
3) Premi dan kupon
4) Kewajiban lingkungan
5) Risiko asuransi sendiri
Penyajian Dan Analisis

Penyajian kewajiban lancar


Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama pada bagian kewajiban dan ekuitas pemgang
saham dan neraca. Jika tanggal jatuh tempo setiap kewajiban dapat diperpanjang maka riciannya harus diungkapkan.
Dalam kelompok kewajiban lancar, akun-akun tersebut dapat dicantumkan menurut periode atau tanggal jatuh temponya
dan sesuai dengan tingkat likuidasinya. Terdapat pengecualian penting apabila kewajiaban yang jatuh tempo saat ini
harus dibayar dari aktiva yang diklasifikasikan sebagai jangka panjang.
Suatu perusahaan mengeluarkan kewajiban jangka pendek dari kewajiban lancar karena pendanaan kembali, hal-
hal berikut harus dimasukkan dalam mencatat atas lporan keuangan:

Penyajian kontinjensi
Perusahaan mencatat kerugian kontinjensi dan kewajiban apabila kerugiannya merupakan sebuah estimasi yang
dapat dipastikan dan apabila kemungkinan kerugian kecil, maka pengungkapan harus memuat sifat kontinjensi dan
estimasi kemungkinan kerugian.
Perusahaan harus mengungkapkan kewajiban kontijensi lain meskipun kemungkinan kerugian dapat mengecil,
yaitu sebagai berikut :
1) Jaminan atas utang pihak lain.
2) Kewajiban bank komersil di bawah “surat kredit yang selalu siap”.
3) Jaminan untuk membeli Kembali piutang yang sudah terjual atau ditetapkan
Analisis kewajiban lancar

Likuiditas yang berkaitan dengan kewajiban merupakan masalah waktu yang diharapkan untuk membayar
kewajiban. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila dapat melunasi kewajiban-kewajibannya dan mampu
bertahan terhadap masalah keuangan. Terdapat dua rasio yang dapat menghitung tingkat likuiditas perusahaan,
yaitu :
1) Rasio lancar
Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan total aset lancar dengan total kewajiban lancar. Dengan
persediaan, khususnya bahan mentah dua barang dalam proses, dipertanyakan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untukl mengubah mereka menjadi barang jadi dan apa yang akhirnya akan terwujud dalam
penjualan barang dagang.

2) Rasio uji asam


Banyak analisis meyukai rasio uji asam atau rasio cepat yang mengaitkan total kewajiban lancar dengan kas,
investasi jangka
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai