Anda di halaman 1dari 15

Penilaian

risiko
bencana
Dosen pengampu : Riski wan okta bina S.KG,
M.Si
Kelompok 2 :
1. Farras Annisa (P07125221050)
2. Isyata Mahirrah (P07125221057)
3. Kusuma Rahmadani (P07125221059)
4. Miftahul Ilmi (P07125221061)
5. Nabila Zharifah (P07125221063)
6. Naila Salsabilla N. (P07125221064)
7. Nashwa Juliani (P07125221065)
8. Natasya Miranda (P07125221066)
9. Putrisa Narahmah (P07125221070)
Faktor-faktor penilaian risiko
bencana

Faktor Faktor
01 ancaman 02 kerentanan

Faktor
03 kapasitas
Tingkat risiko bencana akan semakin tinggi apabila
ancaman dan kelemahan tinggi sedangkan kekuatan
rendah atau nilainya kecil. Mengurangi risiko bencana
dapat dilakukan dengan mengubah nilai faktor-faktor
ancaman, kerentanan dan kapasitas.

Risiko bencana akan menjadi rendah/kecil apabila:


1)Ancaman dikurangi, dicegah atau dihilangkan.
2)Kerentanan lemahan diturunkan.
3)Kapasitas ditingkatkan.
01
Faktor Ancaman
01. Faktor
Ancaman
Penilaian ancaman dilakukan dengan cara diskusi pleno dan
kelompok. Penilaian ancaman bertujuan meletakkan dasar
pemahaman istilah ancaman dengan bencana, memahami
jenis ancamannya, kemungkinan terjadi dan dampaknya,
bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap ancaman.
Ancaman Dampak Kemungkinan terjadi Total nilai
Gempa bumi 3 4 7
Banjir 4 2 6
Pandemi covid-19 3 3 6

Perkiraan dampak Kemungkinan terjadi


Nilai 1 : Tidak parah Nilai 1 : Tidak mungkin terjadi
Nilai 2 : Agak parah Nilai 2 : Kemungkinan kecil terjadi
Nilai 3 : Parah Nilai 3 : Sangat mungkin terjadi
Nilai 4 : Sangat parah Nilai 4 : Pasti terjadi
FAKTOR KETERANGAN
Asal penyebab Disebabkan oleh pergerakkan kerak
atau lempeng bumi.
Faktor perusak -Ketidaktahanan struktur bangunan
gedung kampus poltekkes.
-Kekuatan gempa yang berskala tinggi.
Tanda peringatan -

Sela waktu -

Kecepatan hadir Tidak dapat diprediksi

Periode Kemungkinan dalam setahun hingga 7


kali terjadi gempa bumi.
Frekuensi 1 Kali gempa utama dan 3 kali gempa
susulan.
Durasi <5 Menit

Intensitas Seluruh perkarangan kampus


poltekkes.
Posisi Diseluruh perkarangan kampus
poltekkes.
02
Faktor
Kerentanan
02. Faktor
Kerentanan
Dari pengalaman empirik dapat disimpulkan bahwa kelemahan dapat dibagi dalam
jenis kelemahan lokasi dan kelemahan kondisi.
•Kelemahan lokasi merupakan kelemahan secara geografis. Contohnya lokasi
kampung di kawasan rawan gempa bumi.
•Kelemahan kondisi berupa keadaan-keadaan (sosial, ekonomi, politik dan
sikap/perilaku) menghambat kemampuan masyarakat menghindari ancaman, bertahan
dari ancaman, mengurangi kelemahan dan memulihkan diri dari bencana.
Aset Berisiko Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Kelemahan Penyebab Aset
Berisiko
7 jiwa mengalami lika-luka dan menderita -Tidak berhati-hati saat berlari
Manusia ISPA dan 12 jiwa menderita trauma ringan menyelamatkan diri.
-Keterbatasan jalur evakuasi
untuk menuju titik kumpul
-LED proyektor 4 unit. Tidak sempat diselamatkan
Finansial -laptop mahasiswa 2 unit.
-komputer ruang dosen 4 unit
-handphone mahasiswa 3 unit
-Tangga bagian utara gedung kampus -Bangunan yang sudah tua
Fisik / Infrakstruktur roboh. -Kurangnya pondasi yang
-Kaca di beberapa ruang belajar dan ruang menyangga atap.
dosen pecah.
-Atap plavon di lobby ambruk
-Pohon tumbang -Tanah terlalu kering
Alam / Lingkungan -Tanah retak -Pohon layu

Mementingkan keselamatan diri sendiri Kurangnya kepedulian antar


Sosial / Politik daripada orang lain. mahasiswa sehingga saling
dorong mendorong
03
Faktor
Kapasitas
03. Faktor
Kapasitas
Aset berisiko Kekuatan tersedia

Manusia Terbentuk organisasi seperti himpunan mahasiswa Defisi Kebencanaan sehingga


ketika terjadi nya bencana organisasi tersebut dapat membantu jalannya evakuasi
pada mahasiswa poltekkes.

Finansial Membuat suatu sistem seperti uang kas per kelas, sehingga setiap kelas memiliki
simpanan financial masing-masing yang dapat di gunakan untuk membeli
kebutuhan pokok sementara ketika keadaan darurat bencana terjadi.
Fisik/infrastruktur Dapat menggunakan tenaga tukang bangunan desain konstruksi atap.
Alam/lingkungan -

Sosial/politik Adanya tim cepat tanggap atau organisasi mahasiswa


Indeks Risiko Bencana Sekolah
• Setelah kajian ancaman, kelemahan dan
kekuatan bisa ditentukan tingkat
risikonya.

• Tingkat risiko bencana bersifat


subyektif. Sangat tergantung pada latar
belakang dan konteks individu atau
komunitas.
Aset Tingkat
Berisiko Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Kapasitas Kerentanan Risiko
(T/S/R)
7 jiwa mengalami lika-luka dan Terbentuk organisasi seperti himpunan -Tidak berhati-hati saat berlari
Manusia menderita ISPA dan 12 jiwa mahasiswa Defisi Kebencanaan menyelamatkan diri.
menderita trauma ringan sehingga ketika terjadi nya bencana -Keterbatasan jalur evakuasi untuk
organisasi tersebut dapat membantu menuju titik kumpul
jalannya evakuasi pada mahasiswa
poltekkes.
-LED proyektor 4 unit. Membuat suatu sistem seperti uang kas Tidak sempat diselamatkan
Finansial -laptop mahasiswa 2 unit. per kelas, sehingga setiap kelas
-komputer ruang dosen 4 unit memiliki simpanan financial masing-
-handphone mahasiswa 3 unit masing yang dapat di gunakan untuk
membeli kebutuhan pokok sementara
ketika keadaan darurat bencana terjadi.
-Tangga bagian utara gedung Dapat menggunakan tenaga tukang -Bangunan yang sudah tua
Fisik / kampus roboh. bangunan desain konstruksi atap. -Kurangnya pondasi yang menyangga
Infrakstrukt -Kaca di beberapa ruang belajar atap.
ur dan ruang dosen pecah.
-Atap plavon di lobby ambruk
-Pohon tumbang - -Tanah terlalu kering
Alam / -Tanah retak -Pohon layu
Lingkungan
Mementingkan keselamatan diri Adanya tim cepat tanggap atau Kurangnya kepedulian antar mahasiswa
Sosial / sendiri daripada orang lain. organisasi mahasiswa sehingga saling dorong mendorong
Politik

Anda mungkin juga menyukai