Anda di halaman 1dari 18

Tioma R. Hariandja, SH.MH.

DOSEN MKU UNIVERSITAS ISLAM JEMBER


SEJARAH KELAHIRAN FAHAM NASIONALISME
INDONESIA
 MANIFESTO POLITIK (1925)  Mahasiswa Indonesia di
Belanda
 DARI KEANEKARAGAMAN SUBKULTUR TERKRISTALISASI
 CORE CULTURE BASIS EKSISTENSI
NATION-STATE INDONESIA 
NASIONALISME

APAPUN SUBKULTURNYA, MEREKA


MERASA BERNUSA SATU, BERBANGSA
SATU, BERBAHASA SATU- INDONESIA 
INDENTITAS NASIONAL
KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL
A. Unsur Unsur Identitas Nasional
Identitas Nasional : hakekatnya merupakan manifestasi nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan suatu bangsa (NATION) dg ciri ciri khas suatu
bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan
kehidupannya
 Di Indonesia  Identitas Nasional : merupakan manifestasi
nilai budaya yg sudah tumbuh dan berkembang sebelum
masuknya agama di Nusantara dlm berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku  dihimpun dalam SATU
KESATUAN INDONESIA  kebudayaan nasional dg acuan
PANCASILA dg roh BHINEKA TUNGGAL EKA sbg dasar dan
arah pengembangannya dlm kehidupan berbangsa dan
bernegara
B. Pelaksanaan Unsur Identitas Nasional
Hakekat Identitas Nasional  pancasila
Aktualisasinya : Tercermin dlm berbagai penataan kehidupan
misalnya dalam : - Pembukaan, UUD, sistem pemerintahan,
nilai nilai etik, moral, tradisi, mitos dan ideologi yg secara
normatif diterapkan dlm pergaulan baik tataran nasional-
internasional
 Nilai budaya yg tercermin dlm identitas nasional bukan barang
jadi yg sudah selesai “mandheg” dlm kebekuan normatif dan
dogmatis  tetapi “terbuka” cenderung terus menerus bersemi
sejalan dg hasrat menuju kemajuan yg dimiliki masyarakat
 Konsekuensinya & Implikasinya : suatu yg terbuka, dinamis
dan dialektis utk ditafsir dg diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dlm kondisi aktual yg berkembang di
masyarakat
 Krisis multidimensi  menyadarkan utk melestariakan
budaya sbg upaya mengembangkan Identitas Nasional.
* Pembukaan
* pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya
* UUD 1945 yg diamandemenkan
 Secara konstitusi pengembangan kebudayaan utk membina
dan mengembangkan Identitas Nasioanal

PEMBERDAYAAN IDENTITAS NASIONAL


a. Tantangan Globalisasi
 bersifat disintegrasi dan mengancam eksistensi bangsa &
negara kesatuan yg berdasar ideologi pancasila
 tantangan bersifat CENTRIFUGAL bersumber dari faktor :
1. Ekternal
2. Internal
EKSTERNAL
 Proses globalisasi yg melahirkan :

1. Neoliberalisme boderless world/


2. Kapitalisme one world development

melalui berbagai kesepakatan dlm bentuk :


GATT
WTO
APEC implikasinya: tumbuhnya tata sosial
AFTA baru

 Fenomena globalisasi  neoliberalisme & kapitalisme 


keterkaitan, saling berkepentingan yg menembus batas
geografis suatu negara  melahirkan interdependensi namun
tdk menciptakan integrasi dlm bidang sosial, politik, ekonomi dll
 Era Globalisasi  4 ilmu yg sangat berkembang
1. Ruang Angkasa
2. Ilmu Nuklir
3. Bioteknologi
4. Mikroteknologi

 Entrepreneur :
1. Mampu melihat peluang bisnis yg tdk dilihat
atau tdk diperhitungkan org lain
2. Melakukan inovasi, mengubah keadaan yg
kurang menyenangkan menjadi keadaan yg dia
ingnkan
3. Pengambil resiko yg bersifat finansial (rugi)
ataupun mental (gagal)
 Dengan 3 ciri tsb seorang entrepreneur :
1. perintis kawasan baru
2. penjelajah rimba raya Rugi
3. Pendaki gunung Malu
Terkenal
 Jangan tinggalkan, tetapi justru gunakan pendidikan formal utk
mempelajari lebih banyak hal demi mewujudkan entrepreneur,
SEBAB mengandalkan bakat saja tdk cukup harus didukung
ilmu dan pengetahuan

 Lewat Tangan Entrepreneur :


1. Daerah Grogol (pusat copet)  mall dan hotel
2. Tanah di Pondok Indah yg jauh jakarta perumahan elit
3. Tanah bekas kebun karet jauh dari Jakarta  Bumi Serpong
Damai
4. Lakarsantri  Citra Raya  The Singapore of Surabaya
INTERNAL
 Konsekuensi runtuhnya ORBA  32 tahun menegakkan
persatuan & kesatuan mll pendekatan sekuriti  memasung hak
konstitusi rakyat dg berbagai kebijakan
 Apatisme, budaya diam, pasrah dan nrimo ing pandum 
mencapai puncak kesabaran  melapau batas ambang
 Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme disegala lapisan
maka etos keadilan dan kebebasan merupakan kekuatan
moral utk mematahkan belenggu kekuasaan yg merampas hak
asasi
 Runtuhnya ORBA  mendorong pendulum dari kutub
“keterpasungan demokrasi” menuju “kebebasan demokrasi”
 Sayangnya tdk didukung INFRASTRUKTUR MENTAL yg
kondusif  Sehingga 
1. Demokrasi yg mengarah anarki
2. Demokrasi yg kebablasen
 Eksesnya adalah timbul dlm pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi pemerintah daerah semakin hari semakin
mengarah ke disintegrasi dan kerancuan dlm memahami arti
dan makna identitas nasional.
 Ernest Renan dlm buku Qu’est ce qu’une nation : hakekat
nasionalisme adl le desire vivre ensemble (keinginan utk hidup
bersama), bertumpu pd kesadaran akan adanya jiwa dan
prinsip spiritual (une ame, un prinsipe spirituel) yg berakar pd
kepahlawanan masa lalu yg tumbuh karena kesamaan
penderitaan dan kemuliaan di masa lalu.
 Kini yg dirasakan adl berkembangnya suasana kecurigaan
disertai hilangnya kepercayaan (trust) antar sesama baik
vertikal maupun horisontal, sejalan dg menjalarnya korupsi dan
manipulasi di semua lini dan tingkatan birokrasi.

b. Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan Indentitas


Nasional
 Agar identitas nasional di fahami generasi penerus  maka
harus tetap bermakna dlm arti relevan dg dan fungsional bagi
kondisi yg sedang berkembang dlm masyarakat
 Abad XXI  zaman baru yg sarat dg nilai baru yg tdk saja
berbeda, ttp juga bertentangan dg nilai lama sebagaimana
diwariskan nenek moyang.
 Abad XXI
 zaman baru dimana manusia semakin sadar utk berfikir dan
bertindak secara baru.
 manusia menjadikan rasio sebagi mitos, sebagai sarana yg
handal dlm bersikap dan bertindak dlm memecahkan masalah
yg dihadapi dlm kehidupan
 kesahihan tradisi, juga niali spiritual yg dianggap sakral kini
dikritisi dan dipertanyakan berdasrkan visi dan harapan tentang
masa depan yg lebih baik.
 Nilai budaya yg kita warisi tdk sebagai barang sudah jadi yg
mandheg dlm kebekuan normatif dan nostalgik, melainkan
terus menerus harus ditumbuhkembangkan dlm demensi ruang
dan waktu yg terus berkembang dan berubah.
 Konsekuensi dan implikasinya adalah : pemberdayaan
identitas nasional perlu revitalisasi nilai yg terkandung dlm
pancasila
 Maknanya adalah : pancasila harus diletakkan dlm satu
keutuhan tafsir dlm PEMBUKAAN sebagai “Start
Fundamental Norm” yg dieksplorasikan pd demensi yg
melekat padanya, yitu :
1. Realitasnya : nilai yg terkandung didalamnya dikonkretisasikan dlm
hidup keseharian sebagai cerminan kondisi objektif yg tumbuh dan
berkembang dlm masyarakat kampus utamanya.
2. Idealitasnya : idealisme yg terkandung didlmnya bukan suatu utopi
tanpa makna, melainkan di objektivasikan sbg kata kerja utk
membangkitkan gairah dan optimisme masyarakat guna melihat hari
depan secara prospektif, menuju hari esok yg lebih baik
3. Fleksibilitasnya : pancasila bukan barang jadi yg sudah selesai dan
tertutup menjadi sesuatu yg sakral, melainkan terbuka bagi tafsir
baru utk memenuhi kebutuhan zaman yg terus berkembang.
 Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya nilai nilai
pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional
sebagai tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara
dg jiwa dan semangat Bhineka Tunggal Ika.

 Pada akhirnya revitalisasi pancasila sebagai manifestasi


idenstitas nasional harus diarahkan pada PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN MORAL

 Moralitas pancasila dpt menjadi dasar dan arah mengatasi


krisis dan disintegrasi yg sudah menyentuh semua segi dan
sendi kehidupan

 Perlu diasadari bahwa : moralitas pancasila akan menjadi


tanpa makna, menjadi karikatur apabila tdk disertai dukungan
suasana kehidupan di bidang hukum secara kondusif dan
suprematif.
 Moralitas dan hukum ada korelasi yg erat.
dlm arti bahwa :

1. moralitas yg tdk didukung oleh kehidupan hukum yg kondusif


akan menjadi subjektivitasnya satu sama lain akan
berbenturan.
2. Ketentuan hukum yg disusun tdk disertai dasar dan alasan
moral akan elahirkan suatu legalisme yg represif, kontra
produktif dan bertentangan dg niali pancasila
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai