Anda di halaman 1dari 32

Populasi, Sampel, dan

Teknik Pengambilan Sampel


Populasi

 Langkah pertama dalam pengumpulan dan analisis data dalam sebuah


penelitian adalah penentuan populasi.

 Menurut Sugiyono (2008), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ‟.
 Menurut Bugin (2000), Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek
penelitian berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,
sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian.

 Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah jumlah
keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit
analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.
Populasi Target

Populasi target, yaitu jenis populasi yang telah ditentukan sesuai dengan masalah
penelitian. Populasi target adalah populasi yang dengan alasan yang kuat
(reasonable) memiliki kesamaan dengan populasi terukur (Sukmadinata, 2009).

Populasi target adalah seluruh populasi yang ada dialam ini, jumlahnya tak
terbatas karena tidak dibatasi tempat dan waktu.

Populasi target adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan
(digeneralisir).

Contoh: Populasi anak usia 5 tahun.


Populasi Terjangkau

 Populasi terjangkau adalah populasi yang secara riil dijadikan dasar dalam
penentuan sampel dan secara langsung menjadi lingkup sasaran keberlakuan
kesimpulan (Sugiyono, 2009).

 Populasi terjangkau adalah merupakan bagian dari populasi target, dimana


peneliti mampu menjangkaunya, karena dibatasi oleh karakteristik demografi
(letak wilayah), waktu untuk menjangkau seluruh anggota populasi,
ketersediaan dana untuk melaksanakan penelitian pada seluruh anggota
populasi, ketersediaan sumber daya manusia sebagai pelaksana penelitian
(Dharma, 2011)
 Populasi terjangkau adalah populasi yang terukur karena dibatasi oleh tempat
dan waktu.

 Contoh:
 Kemampuan bahasa anak usia 5 tahun di kabupaten X tahun 2016. Karena
tingkat kecerdasan, kematangan berbahasa, usia, lingkungan dan status sosial
ekonomi, anak-anak di kabupaten X sama dengan di Kabupaten Y

 Kesimpulannya adalah kemampuan berbahasa anak usia 5 tahun di kabupaten


X berlaku untuk Kabupaten Y.
Sampel

 Menurut Arikunto (2006), Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi
yang akan diteliti. Jika penelitian yang di lakukan sebagian dari populasi
maka bisa dikatakan bahwa penelitian tersebut adalah penelitian sampel.

 Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian dari
populasi yang dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi
yang diambil sampelnya tersebut.
 Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang
dijadikan subyek penelitian sebagai “wakil” dari para
anggota populasi. Sampel adalah bagian kecil dari
populasi yang diambil sebagai objek dalam sebuah
pengamatan atau penelitian lantaran dianggap mampu
mewakili populasi. Hasil riset yang didapatkan dari
sebuah sampel ini, akan memunculkan kesimpulan yang
dapat dipakai untuk memastikan kesimpulan dari
populasi.
Kriteria Sampel

 Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan
kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi hasil penelitian yang bias
sehingga akurat dan teliti dalam merepresentasikan populasi

 Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu


populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96).
Sedangkan yang dimaksud dengan Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena
sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003: 97).
Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria eksklusi antara
lain:
 Subjek membatalkan kesediannya untuk menjadi responden penelitian, dan
 Subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data
dilakukan.
Pentingnya Menggunakan Sampel

 Ukuran Populasi Terlalu Besar


 Efisiensi dari Segi Biaya 
 Efisiensi dari Segi Waktu 
 Sumber Daya Menjadi Lebih Efisien 
 Penelitian Tidak Mungkin Menggunakan Populasi 
Menentukan Ukuran Sampel

 terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan ukuran


sampel, yaitu:
 a. Tingkat keseragaman, semakin beragam data yang akan diambil
sampelnya, maka semakin banyak pula sampel yang harus diambil;
 b. Biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia.
Rumus Slovin

 Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran
sampel menggunakan rumus slovin (1960). 

  Dalam tulisan Riduwan (2005), dengan judul penelitian “belajar mudah


penelitian untuk guru”, dia mengutip rumus slovin dengan formula sebagai
berikut
 n= besar sampel.
 N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi.
 e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan. Umumnya
dalam penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05.
Tabel Krejcie

Source : Uma Sekaran. 2006.


Metodologi Penelitian Untuk Bisnis.
Jakarta : Salemba Empat, p. 159
Contoh Populasi dan Sampel

 Populasi : Seluruh siswa kelas VII SMAN 3 Baturaden


 Sampel : siswa Kelas VII-1 dan siswa kelas VII-3 SMAN 3 Baturaden

 Populasi : Seluruh RT pada RW 03


 Sampel : RT 01, RT 03, RT 04, dan RT 07 pada RW 03
Teknik Pengambilan Sampel

 Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan


peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini merupakan teknik yang memungkinkan peneliti atau
evaluator untuk membuat generalisasi dari karakteristik sampel menjadi
karakteristik populasi.

Contoh : Simple Random Sampling, Stratified Random Sampling


Simple Random Sampling

Penyampelan acak sederhana, dimaksudkan bahwa sebanyak n sampel diambil


dari populasi N dan tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk
terambil.
 Terdapat 3 (tiga) cara untuk menentukan sampel dengan mengunakan teknik
ini, yaitu
a) Cara undian
b) Cara tabel bilangan random
c) Menggunakan Bantuan Komputer (Excel, SPSS)
Stratified Random Sampling

 Pada penyampelan jenis ini, anggota populasi dikelompokkan berdasarkan


stratanya, misal tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dipilih sampel yang
mewakili masing-masing strata.
Langkah-langkah dalam menentukan Stratified Random sampling:
• Menentukan data pendukung tentang populasi yang diambil berikut strata-
strata yang ada di dalamnya;
• Mengklasifikasikan populasi ke dalam grup atau strata yang saling lepas;
• Menentukan ukuran sample untuk tiap stratum;
• Memilih secara acak setiap stratum dengan menggunakan simple random
sampling
 Contoh: Sebuah evaluasi dialakukan untuk mengetahui pelaksanaan program
pembelajaran kesehatan. Populasi yang diambil adalah seluruh sekolah
menengah atas di 33 provinsi di Indonesia, misalnya 330 sekolah.

 Solusi: Langkah pertama yang dilakukan yakni membagi sekolah di tiap


provinsi berdasarkan hasil UN dengan strata, yaitu strata dengan nilai UN
tinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Masing-masing provinsi 10 sekolah.
Sistematic Sampling

 Penyampelan dengan cara ini dilakukan dengan mengurutkan terlebih dahulu


semua anggota, kemudian dipili urutan tertentu untuk dijadikan anggota
sampel.

 Contoh : untuk 100 data, pilih data pada setiap kelipatan 5


Cluster Sampling

 Pada penyampelan jenis ini, populasi dibagi menjadi wilayah atau klaster.
Jika terpilih klasternya, seluruh anggota dalam klaster tersebut yang menjadi
sampel.
 Langkah-langkah dalam pengambilan sample dengan cluster sampling:
 1. Menentukan cluster-clusternya;
 2. Menentukan banyak cluster yang akan dijadikan sample, misal n ;
 3. Memilih secara acak cluster;
 4. Semua anggota yang terdapat dalam klaster yang terpilih merupakan
sampel studi atau penelitian atau evaluasi.

 Contoh : Sebuah populasi terdiri dari kelas VII di suatu sekolah dan terbagi
menjadi 8 kelas. Dari 8 kelas tersebut terpilih kelas VII-1 dan VII 3, maka
semua murid pada kelas tersebut menjadi sampel penelitian
Non Probability Sampling

 Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak


memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi yang dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel ini
diantaranya sampling incidental, sampling bertujuan, sampling bola salju
(snowball sampling), dan sampling kuota. Non probability sampling ini tidak
bisa digunakan untuk membuat generalisasi.
Sampling Insidental

 Teknik sampling ini mengandalkan pada keberadaan subjek untuk dijadikan


sampel yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan
dipandang cocok sebagai sumber data maka subjek tersebut dijadikakan
sampel.

 Sebagai contoh misalnya suatu penelitian dilakukan untuk mengevaluasi


pemanfaatan media computer pada proses pembelajaran. Sampel yang akan
diambil yaitu guru yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan
dianggap cocok oleh peneliti untuk dijadikan sumber data. Pengambilan
sampling semacam ini tidak dapat digunakan untuk membuat generalisasi
sifat sampel menjadi sifat populasi.
Sampling Purposive

 Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan


peneliti atau evaluator tentang sampel mana yang paling bermanfaat dan
representative (Babbie, 2004).

 Terkadang sampel yang akan diambil ditentukan berdasarkan pengetahuan tentang


suatu populasi, anggota-anggotanya dan tujuan dari penelitian. Jenis sampel ini
sangat baik jika dimanfaatkan untuk studi penjajagan (studi awal untuk penelitian
atau evaluasi), yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya
diambil secara acak (random).

 Suatu evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi pembiasaan pola hidup sehat yang
digunakan di SLB-B (tunarungu). Dalam hal ini, sekolah-sekolah yang dijadikan
sampel yakni SLB-B, yang ditetapkan sesuai tujuan evaluasi.
Snowball Sampling

 Sampling snowball dapat dilakukan jika keberadaan dari suatu populasi sulit
untuk ditemukan. Dengan kata lain, cara ini banyak dipakai ketika peneliti
atau evaluator tidak banyak tahu tentang populasi penelitian.

 Pada sampling bola salju, peneliti mengumpulkan data dari beberapa sampel
yang dapat ditemukan oleh peneliti sendiri, selanjutnya peneliti meminta
individu yang telah dijadikan sampel tersebut untuk memberitahukan
keberadaan anggota yang lainnya yang tidak dapat ditemukan oleh peneliti
untuk dapat melengkapi data (Babbie, 2004: 184). Pada penelitian kualitatif
banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.
 Contoh :

 Sebagai contoh misalnya evaluasi dilakukan untuk mengetahui efekivitas


bidan desa yang diprogramkan di suatu daerah. Salah satu orang yang dapat
dijadikan sumber data adalah salah satu tetua adat atau sesepuh dari
masyarakat tersebut, dan ditanyai perlunya bidan desa. Selanjutnya dari
tetua adat atau sesepuh yang dijadikan sampel tersebut diminta untuk
memberikan informasi tentang keberadaan anggota masyarakat yang lain yang
dapat dijadikan sumber data.
Sampling Quota

 Teknik sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

 Pada sampling kuota, dimulai dengan membuat tabel atau matriks yang berisi
penjabaran karakteristik dari populasi yang ingin dicapai atau karakteristik
populasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian untuk selanjutnya
ditentukan sampel yang memenuhi ciri-ciri dari populasi tersebut.
Prosedur yang dalam sampling kuota:
a). Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis
kelamin, lokasi, dsb.
b). Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal
kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota).
c). Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan
expert judgement-nya.

Anda mungkin juga menyukai