Anda di halaman 1dari 7

KONSEP PENGEMBANGAN

KESADARAN DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PENDIDIKAN
INKLUSI

Dosen:
Dewi Ekasari Kusumawati,M.Pd

JAIMAH
1610127720032
Tingkat kesadaran & Partisipasi
Masyarakat
 Pengertian Kesadaran Masyarakat
Secara harfiah kata “kesadaran” berasal dari kata “sadar”, yang berarti
insyaf, merasa tahu dan mengerti. Kita sadar jika kita tahu, mengerti, insyaf, dan
yakin tentang kondisi tertentu, khususnya sadar atas hak dan kewajibannya sebagai
warga Negara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Widjaja (1984:46) menyatakan
bahwa “Kita sadar jika kita tahu, mengerti, insyaf dan yakin tentang kondisi tertentu”.
Kesadaran masyarakat lahir dari masyarakatnya itu sendiri yang lahir dari
kebiasaaan dalam masyarakat, dipengaruhi oleh lingkungan, peraturan-peraturan
dan peranan pemerintahnya.
Lanjutan . . .
 Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman penyelenggaraan
implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat dijadikan sebagai
panduan bagi pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan pendidikan.
 Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum, pendekatan, struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak. Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut: 1) merangkul
semua anak, 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum, 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman, 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau, 5) guru bekerja dalam tim, 6) orang tua terlibat
dalam pembelajaran di sekolah, 7) kurikulum, metode pembelajaran, dan penilaian
disesuaikan pada kebutuhan anak
Lanjutan . . .
 Pengertian Partisipasi Masyarakat
Menurut Cohen dan Uphoff (1977), pengertian partisipasi adalah keterlibatan aktif
masyarakat dalam proses pengembilan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil
dan evaluasi.
Pengertian partisipasi lainnya didefinisikan oleh Sajogyo (1998) sebagai peluang
untuk ikut menentukan kebijaksanaan pembangunan serta peluang ikut menilai hasil
pembangunan. Dari berbagai pendapat tersebut, secara umum partisipasi
merupakan keterlibatan seseorang secara aktif dalam suatu kegiatan.
Partisipasi juga diartikan dengan memberi manusia lebih banyak peluang untuk
berperan secara efektif dalam kegiatan pembangunan (Cernea 1988).
Lanjutan . . .
 Partisipasi Masyarakat dalam pendidikan inklusi
 Peran Serta Masyarakat (PSM) yang terdiri dari orang tua, anggota keluarga, tokoh
masyarakat, para pengusaha, profesional pendidikan, profesional medis, dan
stakeholder perlu digalakkan dan ditumbuhkembangkan secara optimal agar
implementasi pendidikan kebutuhan khusus/pendidikan inklusif dapat berlangsung
dengan baik seperti yang diharapkan oleh masyarakat pendidikan dan negara.
 Implementasi pendidikan kebutuhan khusus/pendidikan inklusi memerlukan
kolaborasi dan sinergi serta kerjasama kemitraan yang sehat antara pemerintah,
sekolah, keluarga, dan kelompok masyarakat yang terhimpun dalam Komite Sekolah,
stakeholders, dan LSM.

 Implementasi pendidikan kebutuhan khusus/pendidikan inklusif memerlukan


kerjasama kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah, sekolah, orang tua,
keluarga, komite sekolah, dan stakeholder serta kelompok-kelompok masyarakat
baik yang tergabung dalam organisasi kemasyarakatan seperti organisasi
penyandang cacat, dan yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat
seperti yayasan pendidikan, dll.
Lanjutan . . .
Penyediaan tenaga ahli/profesional terkait;
Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi;
Pendanaan;
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai