Anda di halaman 1dari 142

CAMPAK

Apa itu campak?

 Penyakit Campak (measles) disebabkan infeksi virus


Morbilli.
 Virus ini sangat menular terutama pada anak – anak usia
prasekolah dan anak – anak SD.
 Virus masuk ke dalam tubuh melalui perantara udara
yang berasal dari batuk, bersin atau kotoran dari tangan
penderita campak.
Gejala Klinis

Biasanya orang yang lagi demam campak disertai


minimal 1 dari 3 gejala :
• Mata merah
• Batuk pilek
• Mencret
Usia Rentan

Kelompok umur yang rentan kena


campak :
 Bayi usia lebih dari 1thn
 Bayi yang belum imunisasi
 Remaja atau dewasa muda yang
belum mendapatkan imunisasi
kedua.
Cara Penularan
 Terjadi penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan
transmisi melalui udara (bisa tahan sampai 2 jam setelah  penderita
campak  meninggalkan ruangan).

 Waktu Penularan : 4 hari sebelum dan 4 hari setelah ruam.

 Penularan maksimum pada 3-4 hari  setelah ruam.

Penyakit ini dapat dicegah dengan memberikan imunisasi sedini


mungkin.
Gejala Campak
Komplikasi Campak

Komplikasi yang sering terjadi :


 Diare yang dapat diikuti dehidrasi
 Radang paru-paru
 Malnutrisi
 Radang telinga tengah
 Sariawan
 Mata merah
Pengobatan Campak

 Tidak ada pengobatan yg khusus


 Pada umumnya penyakit Campak dapat sembuh dengan
sempurna
 Pengobatan bersifat suportif :
• pemberian cairan yang cukup
• suplemen nutrisi
• obat anti-demam, obat batuk dan pilek.
Vitamin A

Pemberian Vitamin A berfungsi untuk  perbaikan selaput


lendir ( mata, mulut, hidung, usus) yang meradang.
Pencegahan dari campak
Vaksinasi campak :
• Imunisasi Campak diberikan pada bayi usia 9 bulan.
• Vaksin kombinasi MMR
1. Usia 12-15 bulan
2. Diulang saat usia 4-7 tahun.
Bayi yang pernah sakit campak sebelum usia 9 bulan
Vaksinasi
apakah perlu divaksin Campak
campak?
 Beberapa penyakit virus lain gejalanya mirip campak,
sehingga orangtua sering keliru
 Kalau pernah menderita campak ➔ tetap diberikan
vaksin campak
 Semua anak balita dan usia SD harus mendapat imunisasi
campak ulangan
Perawatan
Diisolasi

o Mudah menular

o Libur sekolah sampai benar-benar sembuh ➔ tidak menularkan .

o Jika memiliki adik yang masih bayi & belum diimunisasi ➔ dipisahkan dari
adiknya.

Barang-barang tersendiri

o Seperti peralatan makan dan peralatan mandi yang berisiko menularkan virus
lewat kontak langsung.
Dimandikan ????
 Anak tetap dimandikan meski ruam-ruam telah muncul di
tubuhnya.
 Ruam akan menimbulkan gatal, dan bertambah jika bercampur
dengan keringat.
 Mandi mengurangi rasa gatal dan membuat anak merasa segar.

 Gunakan sabun bayi dan gosok tubuhnya dengan lembut, saat


menghanduki anak lakukan dengan perlahan.
Istirahat dan makan makanan yang bergizi
 DIberi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

 Hindari makanan yang bisa merangsang timbulnya batuk, seperti


gorengan dan coklat.
 Disarankan makanan yang warnanya kuning / orange / merah,
sayur-sayuran hijau gelap
Konsultasi dengan dokter untuk
pengobatan yang tepat untuk
mengurangi gejala dari campak.
Demam Tifoid Pada
Wanita
Definisi

Demam Tifoid adalah penyakit sistemik


yang ditandai dengan demam dan nyeri
perut yang diakibatkan oleh penyebaran
kuman Salmonella typhi dan Samonella
paratyphi
Pendahuluan

Demam tifoid merupakan masalah


kesehatan di Indonesia

Penyakit menular
( UU no. 6 tahun 1962 )

Mudah menular --> wabah


Carl Joseph Eberth who discovered the
typhoid bacillus in 1880.

Georges Widal who described the  


‘Widal agglutination reaction’ of the blood in 1896.
• Th 1990 frek 9,2/10000
Surveilan penduduk
Depkes • Th 1994 frek 15,4/10000
penduduk

• Bervariasi di tiap daerah


Insidens • Rural 157/100000, urban
760-810/100000
Penyebaran tifoid di dunia
Patofisiologi
Gejala klinis

Masa inkubasi  10-14 hari  Gejala klinis

Ringan, sedang sampai berat  kematian


Manifestasi Klinis

Demam (meningkat perlahan


1 terutama di sore hari)

2 Nyeri Kepala

3 Anoreksia

4 Obstipasi atau diare


5 Mual muntah

6 Rasa tidak enak diperut

7 Epistaksis

Batuk
8
Manifestasi Klinis Minggu II

Demam

Bradikardi relatif

Lidah berselaput
Hepatosplenomegali

Meteorismus

Gangguan mental: somnolen, stupor,


koma, delirium atau psikosis
Pemeriksaan laboratorium

Darah perifer lengkap: paling


1
sering leukopeni, dapat normal
2Trombositopenia
atau leukositosis

LED meningkat, SGOT dan


3 Anemia ringan 4 SGPT meningkat
pemerikasaan laboratorium

Uji Laboratorium

Uji Typhidot Uji


Uji Tubex Dypstik Kultur
Widal darah
Komplikasi Tifoid

Intestinal
• Perdarahan intestinal
• Perforasi usus

Extraintestinal
• Hematologi  KID
• Hepatitis tifosa
• Pankreatitis tifosa
• Miokarditis
• Manifestasi neuropsikiatrik (tifoid toksik)
Penatalaksanaan

Istirahat • Mencegah komplikasi


dan • Mempercepat kesembuhan
perawatan
Diet dan • Mengembalikan rasa nyaman
penunjang • Mengembalikan kesehatan

• Menghentikan dan mencegah


Antibiotika penyebaran kuman
Antibiotika

Ampisilin dan Kloramfenikol


01 02
Amoksisilin

sefalosporin Tiamfenicol
06 03
generasi III

Flurokionolon Kotrimoksazol
05 04
Aspek Pencegahan dan Pengendalian Tifoid

Langkah langkah strategis pencegahan


carier, relaps dan resistensi tifoid

Perbaikan sanitasi lingkungan

Peningkatan higiene makanan dan


minuman
Peningkatan higiene
perorangan

Pencegahan dengan imunisasi

Penangulangan KLB
Chikungunya
Definisi

Penyakit yang disebabkan oleh arbovirus yang


ditransmisikan oleh nyamuk Aedes sp.
Etiologi

Virus classification

Group: Group IV ((+) ssRNA)

Family: Togaviridae

Genus: Alphavirus
• Virus ini berkembangbiak dalam sitoplasma sel inangnya

• Virus RNA untai tunggal, tidak tahan panas dan sensitif


terhadap suhu lebih dari 58oC
• Aedes aegypti  perkotaan

• Aedes albopictus  pedesaan


Penjamu (Host) :
Pada manusia, virus ini tidak memiliki pengaruh
khusus terhadap usia atau jenis kelamin tetapi
tampak bahwa anak-anak, orang tua dan
keadaan immunocompromise merupakan yang
paling mudah terpengaruh.
Epidemiologi

• Diidentifikasi pertama di Afrika Timur tahun


1952
• Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan
pertama kali di Samarinda tahun 1973
• Sering muncul pada musim penghujan
• Mengenai semua usia
Patofisiologi

Virus chikungunya masuk ke dalam aliran darah


(viremia) selama 4-7 hari

Virus melakukan replikasi

Merangsang imunitas selular dan humoral


Bila pasien mengalami imunocompromise

Manifestasi klinis : myalgia (nekrosis),


athralgia dan demam
Manifestasi Klinis

Demam ini biasanya terjadi mendadak


sampai 39-40oC, dengan menggigil

Ruam makulopapular

nyeri pada persendian (gejala khas demam


chikungunya, mulai nyeri sendi ringan sampai
berat, bahkan bisa sampai tidak bisa berjalan)
Pemeriksaan Laboratorium

RT- PCR

Pemeriksaan
Laboratorium
Tes Isolasi
Serologis Virus
Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan :
 Anamnesis : demam, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, rasa lemah,
mual, muntah

 Pemeriksaan fisik : ruam makulopapuler, limfadenopati servikal, dan


injeksi konjungtiva
diagnosis Pasti

Peningkatan titer
Virus chikungunya
antibodi 4 kali lipat
(CHIKV) pada isolasi IgM capture ELISA
pada uji hambatan
virus
aglutinasi (HI)
Komplikasi Chikungunya

Mielitis

Ensefalopati

Miokarditis
Penatalaksanaan

• Demam Chikungunya termasuk self limiting


disease atau penyakit yang sembuh dengan
sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus
untuk penyakit ini.
• Simtomatik
• Untuk memperbaiki keadaan umum penderita
dianjurkan makan makanan yang bergizi
• Untuk memperbaiki keadaan umum penderita
dianjurkan makan makanan yang bergizi
• Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh
Pencegahan

• Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah


membasmi nyamuk pembawa virusnya yaitu nyamuk
aedes aegypti
• Tindakan yang sering dilakukan :

menguras bak mandi

menutup tempat penampungan air

Menaburkan larvasida

Memelihara ikan pemakan jentik

Pengasapan
Flu Babi,Flu
Singapura, Flu
Burung, pada Wanita
Flu Babi
Pendahuluan

 Flu babi atau Swine Flu/Influenza adalah


penyakit saluran pernafasan pada babi,
yang disebabkan virus influenza jenis A.
 Virus ini ( type A H1N1) pertama kali di
isolasi dari babi pada tahun 1930.
 Sekitar 1400 orang terjangkit flu babi dan
130 orang diantaranya meninggal.
Epidemiologi
 Flu babi adalah virus
pertama kali yang
berhubungan dengan
influenza pada manusia
yang menyebabkan flu
pandemik pada sekitar
tahun 1918.
 Selama 60 tahun virus
flu babi dikenal dengan
strain H1N1.
Etiologi
 Virus influenza A
subtipe H1N1
 Cara :
 inhalasi

 kontak langsung

 kontak melalui media

yang terkontaminasi
 Virus influenza subtipe
A yang lain:
H1N2,H3N2, dan H3N1.
Distribusi penyakit

 Penularan antar babi :


 Kontak binatang terinfeksi-belum terinfeksi
 Bersentuhnya hidung antar babi
 Lewat udara melalui aerosol

 Penularan babi-manusia :
 Orang yang bekerja/ peternak babi/ orang
dengan paparan yang intens  resiko infeksi
zoonotic .
Faktor Risiko
Faktor resiko
adalah
seseorang terinfeksi virus H1N1

1. Kontak langsung ( ≤ 2 meter ) seperti


merawat, berbicara, bersentuhan dgn
pasien suspek, propbable, dan konfirmasi
H1N1
2. Orang yang bepergian ke daerah endemis
flu H1N1
Gejala Klinis
 Demam tinggi (suhu ≥ 37,8 º C)
 Batuk
 Pilek
 Nyeri Tenggorokan
 Nyeri sendi
 Diare dan Muntah-muntah atau
gangguan saluran cerna
 Tidak nafsu makan, letargi
Diagnosis
Berdasarkan tanda-tanda klinis H1N1 dibagi menjadi :
1. Kriteria ringan :
• Tanpa gejala
• Demam tanpa sesak
• Batuk pilek, tanpa pneumonia
• Tidak ada komorbid ( Misalnya : Asma, Diabetes
Mellitus)
• Usia Muda
2. Kriteria Sedang :
• Gejala ringan dengan komorbid
• Sesak nafas
• Pneumonia
• Usia Tua dan Bayi
• Hamil
• Keluhan mengganggu : Diare, muntah-
muntah -> terapi untuk kriteria sedang
adalah rawat di ruang isolasi
3. Kriteria berat :
• Pneumonia berat
• Gagal Nafas
• Sepsis
• Shock
• Kesadaran Menurun
• ARDS ( Acute Respiratory Distress
Syndrome )
• Kegagalan Multi organ -> terapi untuk
kriteria berat adalah rawat di ICU
Penanganan

 Istirahat
 Meningkatkan daya tahan tubuh
 Antiviral
 Antibiotika
 Analgesik-antipiretik
 Antiviral
 Oseltamivir ( Tamiflu )

 Zanamivir

 Perawatan supportif
Pencegahan
 Jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
 Etika batuk/bersin
 Jaga jarak/ kontak dengan orang jika terlihat sakit
flu.
 Jangan meludah di sembarang tempat.
 Bila mengalami gejala flu, segera ke dokter
 Hindari kontak dengan orang yang berasal atau baru
bepergian dari negara terjangkit.
Flu Singapura
Pendahuluan

• Flu Singapore sebenarnya merupakan penyakit yang


dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease
(HFMD)
• Dinamakan Flu Singapore karena saat itu terjadi ledakan
kasus dan kematian akibat penyakit ini di Singapura
• Biasanya disebabkan oleh coxsackievirus A16.
Epidemiologi

 Terjadi pada kelompok masyarakat yang padat

 Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap enterovirus.

 Di Indonesia kasus HFMD dilaporkan terjadi di daerah Jakarta dan


sekitarnya
Cara Penularan
• Melalui jalur fekal-oral
(pencernaan) dan saluran
pernapasan
• Penularan kontak tidak
langsung melalui barang,
handuk, baju, peralatan
makanan.
• Tidak ada vektor tetapi ada
pembawa (carrier) seperti lalat
dan kecoa.
Manifestasi Klinis
Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari

Diikuti faringitis, anoreksia, dan gejala seperti flu, pada


umumnya yang tak mematikan.

Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulkus di


mulut seperti sariawan
Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel
(lepuh kemerahan), papulovesikel yang tidak gatal
ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash/ruam
Diagnosis
• Sampel (Spesimen) dapat diambil dari tinja, usap rektal,
cairan serebrospinal dan usap/swab ulcus di
mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi
otak.
• Isolasi virus dengan cara biakan sel dengan suckling
mouse inoculation.
Pemeriksaan Laboratorium

1. Deteksi Virus :
- Immuno histochemistry (in situ)
- Imunofluoresensi antibodi (indirect)
- Isolasi dan identifikasi virus.
2. Deteksi RNA dengan metode PCR.
3. Serodiagnosis →Metode ELISA
Pengobatan
• HFMD merupakan self
limiting disease
• Pengobatan spesifik tidak
ada, jadi hanya diberikan
secara simptomatik saja
berdasarkan keadaan klinis
yang ada.
• Istirahat yang cukup, karena
penurunan sistem imun
Komplikasi
 aseptik meningitis (radang selaput otak)
 Ensefalitis (radang otak)
 Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau
pericarditis
 Acute Flaccid Paralysis / Lumpuh Layuh Akut
(Polio-like illness)
 Hilangnya kuku jari tangan dan kaki
 Hanya bersifat sementara dan dan dapat
sembuh tanpa pengobatan.
Flu Burung
Etiologi
• penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic
Avian Influenza Virus strain H5N1
(H=hemagglutinin; N= neuraminidase).
• Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab
wabah flu burung pada unggas
• Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang
manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat
mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang
manusia.
Penularan

disebabkan oleh
kontak dengan
unggas yang telah
terinfeksi atau
lingkungan yang telah
terkontaminasi.
Manifestasi Klinis
 demam,
 sakit tenggorokan
 batuk
 nyeri otot
 sakit kepala
 lemas.
 Dalam waktu singkat penyakit ini
dapat menjadi lebih berat berupa
pneumonia.
Pengobatan penyakit flu burung
1. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral
(infus)
3. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg
dosis tunggal selama 7 hari.
4. Amantadin diberikan pada awal infeksi,
sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama
selama 3-5 hari
Pencegahan
• Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan
bergizi istirahat cukup.
• Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
• Pilih unggas yang sehat
• Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 80 C
Diagnostik
pada
Penyakit Infeksi
&
Tropis
Tes Darah Rutin
Penting diamati:
• Eritrosit, Leukosit, trombosit

• Manifestasi: anemia, lekositosis atau lekopeni dan


DIC

85
Anemia
Bisa timbul sekalipun cadangan besi cukup.
• Anemia akut:
perdarahan/ destruksi eritrosit
• Anemia kronik, dengan
cadangan besi yang normal atau meninggi di sistem
retikuloendotelial
penurunan besi dalam plasma serta
penurunan TIBC (total iron-binding capacity).

86
Infeksi serius + bakteriemia
• Trombos 
• PT memanjang
• FDP 
• Fibrinogen 

Trombosiopenia
bisa juga menjadi tanda sepsis bakterial dan bisa bermanfaat
dalam mengobservasi respon pasien terhadap terapi.

87
Dengue Fever (DF)

Hematologi
• Leukopenia
• Thrombocytopenia
• ↑ serum aminotransferase (AST, ALT)
seroimmunology
• Hemagglutination Tests
• Complement Fixation Test
• Neutralization Test
88
• IgM ELISA
Herpes Simplex
 Laboratorium yang biasa digunakan
adalah kultur virus and hapusan Tzanck
 Antibody berdasarkan serotype
 Temuan pada pemeriksaanTzanck
 Lesi dasar
 Multinucleate giant cells

89
Herper Zoster

Tzanck Test
menunjukan
multinucleate giant
cells untuk infeksi
varicella-zoster virus
dan HSV

90
Mumps
Darah
Lekopeni
Serum amilase  dlm 10 hari
Serologi
Biakan
Virus dari ludah 1-5 hari

91
Morbilli (Measles, Rubeolla)
• Darah
• Lekosit , terutama limfo & segmen
• lekositosissuperinfeksi bakterial
• Serologi: EIA
• IgM: fase akut (± 1-2 hari)
• IgG : >10 hari
• Sekret
• Apusan + pulasan imunofluorosen
• Pulasan Tzank: Multinucleated Giant Cells
92
Varicella
 Sediaan apus
 Bahan: kerokan dasar vesikel
 Pulasan: TzankMultinucleated Giant Cells
 Sensitivitas 60%
 Darah
 Serologi:
 Titer atb serum konvalesen 4x dpd serum akut
 Hemaglutinasi
 Elisa
93
HIV/ AIDS
HIV dengan 2 tehnik penting

 ELISA sebagai skrining yang sensitive

 dikonfirmasi dengan tehnik Western blot

94
Difteri
 Diagnosis definitif tergantung pada isolasi
C.diphtheriae yang diambil dari bahan di lesi-
lesi lokal.
 Pihak laboratorium harus diberitahukan bahwa
bahan disangka difteri agar pihak laboratorium
 Pewarnaan Gram terlihat "Chinese letters"

95
Polio
Melalui pemeriksaan cairan serebrospinal ditemukan:

 Aseptic meningitis

 Peningkatan Sel darah putih

 Peningkatan putih

 glukosa normal

96
Salmonellosis/ Typhoid Fever
 Kultur

 Darah: positif dlm 10 hari pertama

 Tinja & Urin: positif dlm minggu 3-5

 Sumsum tulang:

 Serologi

 Tes Widal: serum sembuh 4x dpd sakit

 Darah rutin: Lekopeni

97
Kolera
• Isolasi vibrio cholerae dari bahan
tinjaidentifikasi serogroup 01 atau 139
• Serologi: tes agglutinasi menggunakan antiserum
spesifik

98
Disentri basiler/ Shigellosis
• Jumlah Lekosit: , Normal atau
• Serologi
• Tinja:
• Kultur, harus tinja segar
• Mikroskop: Lekosit
• Polymerase chain reaction (PCR)

99
3/21/22 R.D.N.PAKASI 100
KEGAWATDARURATAN
INFEKSIUS
OLEH
Gawat darurat

Suatu keadaan yang terjadinya


mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang
memerlukan pertolongan segera
Apabila tidak mendapatkan
pertolongan segera maka korban
akan mati atau kehilangan
anggota tubuhnya seumur hidup.
Gawat mendadak
Kejadian Darurat

Potensial menjadi ancaman kehidupan

Terjadi kapan saja, menimpa siapa saja, dimana


saja

Penanganan harus cepat dan tepat


1.
Tujuan Pertolongan Pertama
Menyelamatkan nyawa korban

2. Meringankan penderitaan korban

3. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah

4. Mempertahankan daya tahan korban

5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut


Infeksi/Sepsis

Terjadi akibat respon inflamasi sistemik

( Systemic Inflammatory Response Syndrome/SIRS

terhadap bakteri atau produk sampingannya

misalnya endotoksin atau eksotoksin


Gejala Klinis Sepsis

1. Central nervous system : confusion, delirium,


somnolence, coma, combativeness, fever.
2. Cardiovascular : tachycardia, hypotension
3. Pulmonary : tachypnea, pulmonary
hypertension
4. Gastrointestinal : nausea, vomiting, and
diarrhea, ileus, jaundice, transaminitis
Gejala Klinis Sepsis

5. Renal : Oliguri, azotemia, acute kidney injury,


proteinuria
6. Hematological : leukocytosis or leukopenia,
thrombocytopenia, disseminated intravascular
coagulopathy
7. Endocrine : hyperglycemia, adrenal
insufficiency
8. Cutaneous : acrocyanosis, erythroderma,
Spektrum Sepsis
SYOK SEPTIK

Syok yang disebabkan oleh pengaruh endotoksin


terhadap sirkulasi darah. Keadaan ini sering
disebabkan oleh kuman gram negatif.
Penanganan Umum Syok
Tentukan
Stabilkan
dan atasi
kondisi
etiologi

Efisiensi Perbaiki
sistem volume
sirkulasi cairan
darah sirkulasi
Algoritma Penanganan Syok Septik
1.
Penanganan Awal
Pemberian cairan kristaloid

 terapi cairan kristaloid minimal sebesar 30 ml/kgBB dalam 3 jam atau


kurang (Surviving Sepsis Guideline, 2016).

 Sasaran selama 6 jam pertama resusitasi:

a) Tekanan vena sentral (CVP) 8-12 mm Hg

b) Tekanan arteri rata-rata (MAP) ≥ 65 mm Hg

c) Output urin ≥ 0,5 mL / kg / jam

d) Vena sentral (vena kava superior) atau saturasi oksigen vena


campuran masing-masing 70% atau 65%
Penanganan Awal

2. Pemberian Oksigen

 Resusitasi berhubungan dengan penilaian A (Airway), B (Breathing),


C (Circulation)

 Pemberian oksigen 5-15 liter/menit dengan target SaO2 90% atau


PaO2 60.

 Oksigen diberikan melalui pipa nasal atau masker.

 Bila terjadi gagal napas dilakukan intubasi dan ventilasi mekanik.


Penaganan Awal

3. Pemberian Antibiotik

 Diberikan Antibiotik Intra Vena yang efektif dalam 1 jam pertama.

 Terapi awal (empiris): terapi 1 jenis atau kombinasi antibiotik selama


3-5 hari
 Cefalosporin golongan III atau IV atau kombinasi dengan β-
Lactam

 Terapi tunggal berdasarkan hasil kultur dan sensitifitas tes : selama


7-10 hari
Penanganan Lanjutan

 Transfusi darah

 Ventilasi mekanis  ventilator dengan PEEP disertai sedasi dan


pelumpuh otot untuk menurunkan kebutuhan oksigen (Rehatta,2000)

 Vasopressor  vasopressor yang direkomendasikan adalah


norepinefrin untuk mencapai target MAP ≥ 65 mmHg

 Manajemen bedah untuk menatalaksana sumber infeksi :


debridemant, insisi, drainase, kuretase, histerektomi, dan lain-lain.
PERAWATAN JENAZAH
DENGAN PENYAKIT
INFEKSIUS
Definisi Perawatan Jenazah

 Tindakan pemberian bahan kimia tertentu pada


jenazah untuk menghambat pembusukan serta
menjaga penampilan luar jenazah

 Jenazah yang meninggal akibat penyakit menular


akan cepat membusuk dan potensial menular
bagi petugas kamar jenazah.
Tujuan Perawatan Jenazah

Mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah

Membunuh kuman dengan pemberian injeksi


formalin murni
Formalin dapat dimasukkan ke mulut hidung
dan pantat jenazah.
Prinsip dalam Perawatan
Jenazah
Kewaspadaan Diamkan selama
Universal 4 jam

Kemampua
Budaya &
n
Agama
Petugas
Ketentuan Umum Penanganan
Jenazah
Semua petugas/keluarga/masyarakat yang menangani
jenazah telah mendapatkan vaksinasi Hepatitis-B
sebelum perawatan jenazah

Hindari kontak langsung dengan


darah atau cairan tubuh lainnya

Desinfeksi luka dan bekas


suntikan jenazah
Lanjutan

Tutup semua Badan jenazah harus


lubang tubuh bersih dan kering

Pembalseman oleh Autopsi harus


petugas khusus dengan persetujuan
Memandikan Jenazah
 Pastikan tidak ada luka pada tangan dan
kaki petugas
 Kenakan pakaian pelindung
 Kenakan sepatu boot dari karet
 Kenakan celemek plastik
 Kenakan masker
Contoh APD
Lanjutan
 Kenakan kacamata pelindung
 Kenakan sarung tangan karet
 Setelah mandikan jenazah, siram tempat
mandi dengan klorin 0,5%, lalu bilas dengan
air mengalir
 Rendam tangan yang masih mengenakan
sarung tangan karet dalam larutan klorin
0,5%, lalu bilas dengan sabun dan air
Lanjutan
 Lepaskan masker pelindung dan celemek,
buang ke tempat sampah medis
 Lepaskan gaun pelindung, rendam pada
larutan klorin 0,5%
 Celupkan bagian luar sepatu pada lautan
klorin 0,5%, bilas dengan air bersih
 Terakhir lepaskan sarung tangan plastik,
buang ke tempat sampah medis
125 g Kaporit 100% + 25
Liter Air

22,5 liter air + 2,5 liter


“bayclin”
Cara Memandikan Jenazah
HIV/AIDS

• Universal
precaution
• Air jangan
tergenang
• Segera
dimakamkan
Penatalaksanaan Jenazah Kasus Flu
Burung/SARS
• Tutup semua lubang tubuh dengan kapas
Na hipoklorida
• Tutup dengan kain kafan atau bahan dari
plastik
• Jangan dibalsam atau disuntik pengawet

• Dibungkus dan tidak boleh dibuka lagi

• Diangkut oleh mobil khusus jenazah


• < 4 jam di dalam kamar pemulasaran
jenazah
Penatalaksanaan Jenazah Kasus
Rabies
• Universal precaution

• Kantong mayat kedap air dan ditutup

• < 4 jam di dalam kamar pemulasaran jenazah

• Mandikan dengan sabun dan Natrium


hipoklorida atau klorin
Lanjutan
• Barang terkontaminasi cairan tubuh dibuang ke
wadah dari kaleng.

• Autoklaf bahan kain pada suhu 121c selama 30


menit.

• Peralatan bedah yang bukan sekali pakai


diautoklaf
Prosedur penanganan jenazah :
Sarung tangan,
Cuci tangan
gaun, masker

Lepaskan
Bekas luka
pakaian dan
pasien diplester
tampung pada
kedap air
wadah khusus
Lekatkan kasa
Tutup mata
pembalut pada
telinga dan
perineum
mulut dengan
dengan plester
kapas/kasa.
kedap air
Lanjutan
Tutup jenazah Pasang label sesuai
dengan kain bersih kategori di
disaksikan pergelangan
keluarga kaki/ibu jari kaki

Beritahu petugas Masukkan jenazah


kamar mayat ke dalam kantong
tentang penderita jenazah.
penyakit menular

Cuci tangan dan


Tempatkan jenazah
lepas gaun untuk
ke brankart
direndam pada
tertutup
tempatnya
Univer Pindah Lepask Siram Mandi Bilas,
sal kan an dengan kan
Precau jenaza semua larutan jenaza kering
tion h ke baju klorin h kan,
meja 0,5% dengan sumbat
sabun semua
dan air lubang
mengal
Persiapan untuk Jenazah yang
Dibawa Pulang :
Posisi anatomis

Pakaian kotor disingkirkan

Alat-alat kesehatan dilepas

Tempat kedua tangan di atas


abdomen,
ikat pergelangannya
Persiapan untuk Jenazah yang
Dibawa Pulang :
Tempatkan satu bantal di bawah
kepala

Kelopak mata ditutup dengan kapas


basah.
Rahang/mulut dikatupkan ikat atau
letakkan gulungan handuk di bawah
dagu

Letakkan alas/pada di bawah bokong.


Persiapan untuk Jenazah yang
Dibawa Pulang :
Tutup sampai sebatas bahu,
kepala ditutup dengan kain tipis.

Semua milik pasien dicatat


dan diberikan kepada keluarga.

Beri kartu/tanda pengenal.

Bungkus dengan kain panjang.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai