Anda di halaman 1dari 39

PANDEMI DAN COVID 19

Dr. Eko Budi Koendhori,


dr.,M.Kes.,SpMK(K)
Wabah
• Kecil, tapi luar biasa.
• Sebuah wabah adalah peningkatan jumlah kasus yang jelas terlihat, meski kecil, jika
dibandingkan dengan jumlah “normal” yang diantisipasi.
• Bayangkan apabila tiba-tiba jumlah anak kecil yang terkena diare meningkat di sebuah
tempat penitipan anak. Satu atau dua anak sakit mungkin saja normal di hari-hari biasa,
tapi jika 15 anak sekaligus menderita diare, ini berarti wabah.
• Satu contoh: klaster kasus pneumonia yang mencuat tak terduga di kalangan 
konsumen pasar di Wuhan, Cina. Pejabat kesehatan public kemudian mengetahui bahwa
peningkatan jumlah kasus pneumonia di sana merupakan wabah coronavirus tipe baru,
yang kini diberi nama SARS-CoV-2.
Epidemi
• Lebih besar dan menyebar.
• Epidemi adalah wabah yang menyebar di area geografis yang lebih luas.
Ketika orang-orang di luar Wuhan mulai terdeteksi mengidap SARS-
CoV-2 (yang menyebabkan penyakit bernama COVID-19), para ahli
epidemiologi pun tahu bahwa wabah ini telah menyebar luas, yang
menandakan bahwa upaya karantina tidaklah cukup atau sudah
terlambat.
• Ini bukan hal mengherankan, mengingat memang belum ada pengobatan
atau vaksin yang tersedia. Tetapi penyebaran luas COVID-19 di seluruh
Cina berarti bahwa wabah di Wuhan telah berkembang menjadi epidemi.
Pandemi
• Internasional dan di luar kendali.
• Dalam pengertian yang paling klasik, ketika sebuah epidemi menyebar ke beberapa negara atau wilayah di dunia, ia
sudah dianggap pandemi.
• Meski demikian, beberapa ahli epidemiologi mengklasifikasikan sebuah situasi sebagai pandemi hanya apabila
penyakit itu berkembang di beberapa wilayah yang baru terdampak melalui penularan setempat.
• Ilustrasinya begini. Apabila seorang turis Amerika yang terkena COVID-19 pulang dari Cina, maka itu belum
pandemi. Tetapi ketika dia menulari beberapa anggota keluarga atau teman, maka ini pun masih jadi perdebatan
(apakah pandemi atau bukan).
• Tetapi jika timbul wabah baru setempat, maka para ahli epidemiologi akan setuju bahwa upaya mengendalikan
penularan global telah gagal, dan menganggap perkembangan terkini sebagai sebuah pandemi.
• Endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Endemi
merupakan keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di
dalam suatu populasi atau area geografis tertentu. Contoh penyakit endemi di Indonesia adalah malaria
dan demam berdarah dengue (DBD).
• Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan
banyak korban. Peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi secara tiba-tiba pada
populasi suatu di area geografis tertentu. Contoh penyakit yang pernah menjadi epidemi adalah virus
Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada 2019, Avian Influenza/flu burung (H5N1) di
Indonesia pada 2012, dan SARS di 2003.
• Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas.
Pandemi merupakan epidemi yang menyebar hampir di seluruh negara atau benua, biasanya mengenai
banyak orang. Contoh penyakit yaang menjadi pandemi adalah Coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Sejarah Pandemi di Dunia
1.Cacar (10.000 SM – 1979)
• Cacar sudah menjadi pandemik sejak tahun 10.000 sebelum Masehi dan telah
menelan lebih dari 300 juta korban jiwa. Beberapa ahli percaya bahwa sebagian
besar penduduk Bumi pernah habis lenyap oleh karena penyakit yang satu ini.
• Gejala: demam, sakit kepala, cepat lelah, batuk, diare, dan timbul bercak-bercak
pada kulit.
Campak (Abad ke-7 SM – 1963)
• Seperti halnya cacar, wabah campak juga sudah terjadi sebelum Masehi.
Campak sendiri menempati peringkat kedua dalam wabah paling mematikan
sepanjang sejarah karena telah mengakibatkan  jatuhnya korban jiwa hingga
200 juta orang.
• Gejala: demam, muncul ruam, batuk, sakit tenggorokan, dan mata menjadi
merah.
Flu Spanyol (1918-1920)

• Merupakan pandemi flu pertama dan terbesar di dunia.


Menariknya, kebanyakan para korban yang terjangkit flu ini adalah
para anak muda yang kelihatannya sehat. Pandemi yang berakhir
bulan Desember 1920 ini menelan 50 - 100 juta korban jiwa.
• Gejala: cepat merasa lelah, demam tinggi, sakit kepala, warna kulit
berubah, kadang terjadi pendarahan, dan batuk-batuk.
Kematian Hitam (1340 - 1771)

• Di antara semua pandemik yang ada, Kematian Hitam (Black Death)


boleh dibilang paling mengerikan. Penyakit yang disebabkan oleh
sebuah bakteri bernama Yersinia pestis ini disebarkan oleh kutu
binatang pengerat seperti tikus atau marmut. Rekor sejarah
menyatakan bahwa pandemi yang menyebar di daratan Eropa ini
berakhir dengan jatuhnya korban jiwa sebanyak 75 juta orang.
• Gejala: bubo (pembesaran pada pangkal paha atau ketiak).
HIV / AIDS (1981 - sekarang)

• Siapa yang tak kenal dengan penyakit yang satu ini? HIV / AIDS
sudah jadi momok mengerikan bagi seluruh penduduk dunia. Ia
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menjadikannnya
rentan terhadap segala virus dan bakteri. Hingga kini para peneliti
belum menemukan obat mutlak bagi penyakit yang telah
mengakibatkan lebih dari 25 juta korban jiwa ini.
Wabah Justinian (541-750)

• Pandemi ini terjadi ketika kekaisaran Byzantium sedang berjaya.


Ibukotanya yang terkenal, Konstantinopel (sekarang Istanbul) juga
ikut terkena wabah ini. Penelitian menunjukkan bahwa wabah
yang menyebar hampir ke seluruh daratan Eropa ini juga
disebabkan olehYersinia pestis, bakteri yang juga mengakibatkan
wabah Black Death. Wabah yang juga tercatat sebagai wabah
terbesar dalam sejarah ini memakan 25 juta korban jiwa.
• Gejala: demam, kejang-kejang, bubo, dan berubahnya warna kulit.
Third Pandemic(1855 - 1959)

• Atau yang lebih dikenal dengan nama Wabah Bubonik ini dimulai di
Provinsi Yunnan, Cina. Wabah yang berlangsung sampai tahun 1959
ini telah menelan korban jiwa di Cina dan India sebanyak 12 juta
orang.
• Gejala: demam, sakit kepala, lemas, batuk, diare, dan muncul bintik-
bintik merah pada tubuh. 
Tipus (430 SM - sekarang)
• Perlu diperhatikan bahwa typhus yang satu ini berbeda dengan yang kita
kenal sebagai tifus atau demam tifoid. Bila demam tifoid disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhii, maka Typhus disebabkan oleh bakteri Rickettsia yang
dibawa oleh binatang pengerat seperti tikus. Di masa Perang Dunia II,
penyakit ini lebih dikenal dengan nama demam penjara atau (jail fever) dan
berhasil menelan korban jiwa hingga 8 juta orang.
• Gejala: ruam, demam, batuk-batuk, mual-mual, dan muntah-muntah.
Kolera (1817 - sekarang)
• Berawal dari India dan terus menyebar hingga mencapai Cina. Pada tahun
1817, wabah kolera menyerang Eropa bagian barat dan Amerika. Hasilnya,
ribuan tentara Inggris meninggal. Beruntung, karena sekarang obatnya sudah
ditemukan, sehingga kasus-kasus kematian akibat kolera sekarang makin
jarang terjadi.
• Gejala: diare, muntah-muntah, mual, dan dehidrasi.
Flu Hong Kong (1968 - 1969)

• Kategori pandemik dua untuk virus influenza. Flu Hong Kong


disebabkan oleh virus H3N2 yang merupakan turunan dari virus
H2N2. Walau wabah ini hanya terjadi dalam rentang waktu satu
tahun, namun dampaknya sungguh luar biasa. Wabah ini masuk
sebagai pandemi mematikan ke-10 dengan total korban jiwa
mencapai 1 juta orang.
COVID 19
(Corona
Virus
Disease
2019)
Coronavirus
Classification
• Ordo :
• Nidovirales
• Familia:
• Coronaviridae
• Subfamilia:
• Coronavirinae
• Genus:
• Alphacoronavirus
• Betacoronavirus
• Gammacoronavirus
• Deltacoronavirus
Time line of newly emerging viruses
Timeline of Coronavirus
Infection Outbreaks

Graham, Donaldson & Baric, Nature Reviews Microbiology, 2013


Pandemi Covid 19 per 24 Des 2020
Daftar Masalah

Diagnosis Terapi
Masalah Diagnosis
• Rapid Test
• Antibodi
• Antibodi baru terbentuk setelah 2 pekan infeksi, menghilang 2-3 bulan kemudian
• Sulit membedakan strain virus Corona
• Antigen
• Dapat langsung mendeteksi saat itu juga
• Sulit membedakan strain Corona

• RT-PCR
• Lebih akurat
• Butuh ketrampilan yang baik
• Risiko tertular tinggi
Masalah • Patogenesis
• Obat Anti Virus
Terapi • Badai Sitokin
Patogenesis
Obat Anti Virus
• Sampai saat ini belum ada
• Antibiotik ?
Badai Sitokin
Peluang
• Dalam sebuah hadits disebutkan:

‫عن‬ ْ َ ‫ ِعي ٍد‬E ‫ ِن َس‬EEE‫ ْب‬E‫عن َع ْب ِد َربِّ ِه‬


ْ َ ‫ار ِث‬
ِ ‫ل َح‬EE‫ا‬ْ ‫ب ُْن‬E‫يع ْمرٌو َوهُ َو ا‬ َ ِ‫ب ْخبَ َرن‬ ‫ب ُْن َو ْه ٍ َأ‬E‫ َّدثَنَا ا‬E‫لوا َح‬EE‫ا‬ُ EE‫ىق‬َ ‫ ُن ِعي َس‬EEE‫لطَّا ِه ِر َوَأحْ َم ُد ْب‬EE‫ُوف َوَأبُو ا‬ ُ ‫ َّدثَنَا َهار‬E‫َح‬
ٍ ‫ر‬E‫ ُن َم ْع‬EEE‫ُون ْب‬
ِ ‫ِإ َذا ُأ‬EEE‫ ُك ِّل َدا ٍء َد َوا ٌء َف‬E‫ل‬EE‫ا‬
‫ َّز َو َج َّل‬E‫ِإ ْذ ِن هَّللا ِ َع‬EEE‫ َرَأ ِب‬EEE‫ل َّدا ِء َب‬EE‫ص َيب َد َوا ُء ا‬ ِ‫ َ ل‬EE‫ َق‬Eُ‫ َأنَّه‬E‫ َو َسلَّ َم‬E‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬E ‫ص‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫عن َرس‬ ْ َ ‫ابِ ٍر‬E‫عن َج‬ْ َ ‫ل ُّزبَي ِْر‬EE‫َأبِيا‬

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin
'Isa mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan
kepadaku 'Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari 'Abdu Rabbih bin Sa'id dari Abu Az Zubair dari
Jabir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap penyakit ada
obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah
penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim).
• “Aku pernah berada di samping Rasulullah, Lalu datanglah
serombongan Arab Badui. Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah,
bolehkah kami berobat?' Beliau menjawab, 'Iya, wahai para hamba
Allah, berobatlah. Sebab, Allah  tidaklah meletakkan sebuah penyakit
melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.' Mereka
bertanya, 'Penyakit apa itu?' Beliau menjawab, 'Penyakit tua.'" (HR
Ahmad). 
• "Semua hadits di atas mengandung perintah untuk berobat. Berobat tidaklah
bertentangan dengan tawakal. Sebagaimana halnya menolak rasa lapar, rasa
dahaga, rasa panas, dan rasa dingin dengan hal-hal yang menjadi
kebalikannya. Bahkan, hakikat tauhid itu hanya sempurna dengan melakukan
sebab musabab yang memang telah Allah jadikan sebagai hukum sebab
akibat, baik dalam ajaran syariat-Nya maupun menurut takdir-Nya," kata Ibnu
Qayyim.
• Diagnosis :
• Masih mungkin mengembangkan peluang diagnosis menggunakan pendekatan selain
molekuler dan imunologi (Chromatography, kultur)

• Terapi
• Negeri kita kaya akan SDA, eksplorasi potensi SDA untuk menemukan agen yang dapat
digunakan untuk membunuh virus in vivo atau memperkuat system imun agar mampu
membunuh virus dg lebih efisien dan efektif tanpa merangsang badai sitokin
• Vaksin
Vaksin

01 02 03 04
Menggunakan Menggunakan Mengambil protein Mengambil potongan
mikroba yg mirip tapi mikroba yang tertentu yang vital gen/DNA yang
virulensinya lebih dimatikan untuk mikroba mampu merangsang
lemah pembentukan
antibodi
Vaksin DNA
• Mencari potongan DNA yang paling “antigenic”
• Diujicoba pada hewan, benarkah mampu memicu terbentuknya
antibody yang cukup
• Perbanyakan potongan DNA dalam bakteri E.coli
• Pemanenan DNA
• Pembuatan vaksin dalam skala besar
• Untuk memasukkan potongan DNA ke

Halal – dalam gen E.coli membutuhkan enzim


dari babi (banyak digunakan di Eropa dan
Amerika atau riset) karena lebih mudah
Haram dan murah
• Belakangan ada yang menemukan bahwa

Vaksin enzim dari tumbuhan juga dapat


digunakan untuk memasukkan potongan
DNA ke dalam E.coli
• Vaksin terbaik adalah mikrobanya langsung
• Data Covid 19, kurang lebih 3 bulan setelah kena
Covid, pasien dapat terkena lagi -> pembentukan
Efektivitas antibody hanya bertahan sekitar 3 bulan, setelah
Vaksin 3 bulan ? Booster?
• Cakupan Vaksin berpengaruh pada efektivitas
penanganan pandemi. Bila ada orang yang belum
tervaksin -> bisa menjadi sumber infeksi
Ke 10 kandidat vaksin yang sedang menjalani uji klinik fase tiga
sekarang ini adalah:

1. University of Oxford/AstraZeneca – dengan mekanisme non replikasi viral vektor ,


diberikan dalam 1 dosis
2. CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology dengan mekanisme non
replikasi viral vector, diberikan dalam 1 dosis
3. Gamaleya Research Institute - dengan mekanisme non replikasi viral vektor
4. Jansen Pharmaceutical Companies - dengan mekanisme non replikasi viral vector,
diberikan dalam 2 dosis pada hari ke 0 dan 56
5. Sinovac – dengan mekanisme virus yang di inaktifkan, diberikan dalam 2 dosis pada
hari ke 0 dan ke 14.
6. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm - dengan mekanisme virus yang di
inaktifkan, diberikan dalam 2 dosis pada hari ke 0 dan ke 21.
7. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm - dengan mekanisme virus yang di inaktifkan,
diberikan dalam 2 dosis pada hari ke 0 dan ke 21.
8. Moderna/NIAID – dengan mekanisme vaksin RNA, diberikan dalam 2 dosis pada hari ke 0 dan
ke 28.
9. BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer – dengan mekanisme virus RNA, diberikan dalam 2 dosis pada
hari ke 0 dan ke ke 28.
10. Novavax – derngan mekanisme sub-unit protein, diberikan dalam 2 dosis pada hari ke 0 dan ke
28.

Anda mungkin juga menyukai