Anda di halaman 1dari 78

RESEARCH DESIGN

(DESAIN PENELITIAN)

Oleh
Ida Bagus Subanada
Sub-bagian Respirologi, Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak,
FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar
……..desain penelitian

Desain penelitian

 Merup. rancangan penelitian yg disusun


sedemikian rupa shg dpt menuntun peneliti
untuk memperoleh jawaban thd pertanyaan
penelitian.

 Dalam pengertian lebih luas mencakup:


identifikasi masalah, rumusan hipotesis,
operasionalisasi hipotesis, cara pengumpulan
data, dan analisis data.
……..desain penelitian

 Dalam pengertian lebih sempit:


jenis penelitian yg digunakan utk
mencapai tujuan penelitian.

 Kegunaan desain penelitian:


1. Sebagai sarana bagi peneliti utk
memperoleh jawaban thd pertanyaan
penelitian.
2. Sebagai alat bagi peneliti utk mengontrol
pelbagai variabel yg berpengaruh/
berperan dlm penelitian.
……..desain penelitian

Klasifikasi desain penelitian

1. Berdasarkan ruang lingkup penelitian


 Penelitian klinis
 Penelitian lapangan
 Penelitian laboratorium
2. Berdasarkan waktu
 Penelitian transversal (cross-sectional)
 Penelitian longitudinal: prospektif atau
retrospektif
……..desain penelitian

Klasifikasi desain penelitian

3. Berdasarkan substansi
 Penelitian dasar
 Penelitian terapan
4. Berdasarkan ada-tidaknya analisis hub. antar-
variabel
 Penelitian deskriptif
 Penelitian analitik
……..desain penelitian

Klasifikasi desain penelitian

5. Desain khusus
 Uji diagnostik
 Analisis kesintasan
 Meta-analisis

Penelitian deskriptif: tdk mencari hub antar-


variabel.
Peneltian analitik: mencari hub. antar-variabel.
……..desain penelitian

Penelitian deskriptif

 Tdk mencari hub. antar-variabel.


 Peneliti hanya melakukan deskripsi fenomena
yang ditemukan.
 Hasil pengukuran disajikan scr apa adanya, sering
dikelompokkan berdasarkan topik yg diteliti.
 Tdk diperlukan hipotesis shg tdk dilakukan uji
hipotesis (uji statistika) spt uji X2, uji t, RP, RO, RR,
dll.
 Contoh: survai morbiditas dan mortalitas, dll.
……..desain penelitian

Penelitian analitik

 Mencari hub. antara variabel yang satu dg


variabel lainnya.

 Selalu diperlukan hipotesis yg diformulasikan


sblm penelitian dimulai (a priori).

Uji hipotesis/analisis.
……..desain penelitian

Desain penelitian

Observasional Eksperimental/
intervensional
1. Laporan kasus 1. Uji klinis
2. Seri kasus 2. Intervensi:
3. Studi cross-sectional • Pendidikan
(potong lintang) • Perilaku
termasuk survai • Kesehatan
4. Studi case-control masyarakat
(kasus-kontrol)
5. Studi kohort
6. Meta-analisis
……..desain penelitian

Laporan kasus dan


seri kasus
(case report and case
series)
……..desain penelitian

Laporan kasus dan seri kasus


 Sebagian ahli berpendapat bahwa laporan
kasus /seri kasus bukan merup. penelitian yg
sebenarnya.

Dasarnya adalah filosofi dasar penelitian:


the essence of research is comparison.

Pada laporan kasus/seri kasus tdk ada


pembanding/kontrol.
……..desain penelitian

Laporan kasus dan seri kasus

 Sebagian ahli menganggap penelitian.

Mengacu pd Hedge: ilmu adalah suatu


filosofi, sedangkan penelitian adalah
tindakan (action) utk mengisi ilmu.

Sepanjang laporan kasus/seri kasus merup.


proses utk mengisi ilmu, maka ia dpt disebut
sebagai penelitian dg desain yg sederhana.
……..desain penelitian

Laporan kasus dan seri kasus

Format laporannya:

1. Pendahuluan (berisi latar belakang dan


tujuan).
2. Laporan kasus.
3. Diskusi.
4. Ringkasan.
……..desain penelitian

Studi cross-sectional
(potong-lintang)
……..desain penelitian

Studi cross-sectional
(potong lintang)
 Peneliti melakukan pengukuran variabel
bebas/faktor risiko maupun variabel
tergantung/efek scr simultan pd satu saat
tertentu (artinya tiap subjek hanya diukur satu
kali).
 Peneliti tdk melakukan follow up .
 Diperoleh prevalens penyakit dlm populasi pd
suatu saat (bukan insidens).

Disebut STUDI PREVALENS.


……..desain penelitian

Studi cross-sectional
(potong lintang)
 Digunakan utk penyakit yg mempunyai awitan
lama dan lama sakit yg panjang, misal:
osteoartritis, bronkitis kronik, penyakit kejiwaan,
dll.

 Tdk tepat utk penyakit yg mempunyai lama sakit


yg pendek krn hanya sedikit kasus yg diperoleh
dlm waktu yg pendek.
……..desain penelitian

Studi cross-sectional
(potong-lintang)
 Hub. waktu (temporal relationship) antara variabel
bebas/faktor risiko dg variabel tergantung/efek
tdk selalu tergambar.
 Hasil pengamatan utk mencari hub. variabel bebas
dg variabel tergantung disusun dlm tabel 2 x 2.

Dihitung rasio prevalens: perbandingan antara


prevalens penyakit/efek pd kelompok dg faktor
risiko dg prevalens penyakit/efek pd kelompok
tanpa faktor risiko.
……..desain penelitian

Studi cross-sectional
(potong-lintang)
Sampel

Faktor
Populasi Faktor risiko
risiko (+): (+): tdk
sakit sakit

Faktor Faktor
risiko (-): risiko (-):
sakit tdk sakit

Gambar 1. Skema
dasar studi potong
lintang.
……..desain penelitian

Studi cross-sectional
(potong-lintang)
Tabel 1. Hub. antara faktor risiko dg efek pd studi potong-lintang

Efek
Ya Tidak Jumlah
Faktor
risiko Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Rasio prevalens (RP) = a/(a+b) : c/(c+d)


……..desain penelitian

Studi cross-sectional
(potong-lintang)
 Langkah-langkah:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan
hipotesis yg sesuai.
2. Mengidentifikasi var. bebas dan
var. tergantung.
3. Menetapkan subjek penelitian.
4. Melaksanakan pengukuran.
5. Melakukan analisis.
……..desain penelitian

Studi cross-sectional
(potong-lintang)
 Kelebihan:
1. Relatif mudah,murah, hasilnya cepat.
2. Generalisasinya cukup memadai krn
memungkinkan dilakukan pd masyarakat umum
(bukan hanya pasien yg mencari pengobatan).
3. Dapat meneliti banyak variabel sekaligus.
4. Tdk terancam loss to follow up/drop out.
5. Dpt dipakai sebagai dasar penelitian
selanjutnya.
……..desain penelitian

Studi cross-sectional
(potong-lintang)
 Kekurangan:
1. Sulit menentukan adanya hub. sebab-
akibat krn tdk ada dimensi waktu (dilema
telur dan ayam).
2. Tdk tepat dipakai utk penyakit dg lama
sakit yg pendek atau utk kasus yg jarang.
……..desain penelitian

Studi kasus-kontrol
(case-control study)
……..desain penelitian

Studi kasus-kontrol
(case-control study)
 Nama lain: case-comparison study, case-compeer
study, case-referent study, retrospective study.
 Dpt digunakan utk menilai adanya hub. sebab-
akibat (cause-effect relationship), misalnya merokok
dg kanker paru.
 Dlm hal hub. sebab-akibat, lebih baik dari potong-
lintang (krn ada dimensi waktu),tp lebih jelek dari
studi kohort atau eksperimental.
 Digunakan utk kasus yg jarang ditemukan.
 Dimulai dg mengidentifikasi var. tergantung, lalu
scr retrospektif ditelusuri variabel bebasnya.
……..desain penelitian

Studi kasus-kontrol
(case-control study) Populasi dg
Sampel dg penyakit
penyakit
Faktor risiko (+)
Kasus
Faktor risiko (-)

Sampel tanpa
Populasi tanpa
penyakit
penyakit
Faktor risiko (+)
Kontrol
Faktor risiko (-)
Adakah faktor risiko? Ditelusuri scr retrospektif Penelitian mulai di sini
Gambar 2. Skema dasar studi kasus-kontrol.
……..desain penelitian

Studi kasus-kontrol
(case-control study)
Tabel 2. Hasil pengamatan pd studi kasus-kontrol tanpa
matching
Kasus Kontrol Jumlah
Faktor risiko (+) a b a+b
Faktor risiko (-) c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Rasio odds (RO) = ad/bc


……..desain penelitian

Studi kasus-kontrol
(case-control study)
Tabel 3. Hasil pengamatan pd studi kasus-kontrol dg
matching
Kontrol
Risiko (+) Risiko (-) Jumlah
Kasus Risiko (+) a b a+b
Risiko (-) c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Rasio odds (RO) = b/c


……..desain penelitian

Studi kasus-kontrol
(case-control study)
 Langkah-langkah:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan
hipotesis yg sesuai.
2. Mendeskripsikan variabel penelitian: faktor
risiko, efek.
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel
(kasus dan kontrol) dan cara pemilihan sampel.
4. Melakukan pengukuran variabel efek dan faktor
risiko.
5. Manganalisis data.
……..desain penelitian

Studi kasus-kontrol
(case-control study)
 Kelebihan:
1. Baik utk meneliti kasus yg jarang atau
masa latennya panjang.
2. Hasilnya cepat diperoleh.
3. Biaya relatif murah.
4. Subjek penelitian lebih sedikit.
5. Dpt digunakan mengidentifikasi bbrp
faktor risiko sekaligus.
……..desain penelitian

Studi kasus-kontrol
(case-control study)
 Kekurangan:
1. Recall bias.
2. Validasi mengenai informasi kadang-
kadang sukar diperoleh.
3. Tdk dpt memberikan incidence rates.
4. Tdk dapat dipakai utk menentukan > 1
variabel tergantung.
……..desain penelitian

Studi kohort
(cohort study)
……..desain penelitian

Studi kohort

 Model pendekatan yg digunakan adalah


pendekatan waktu scr longitudinal.

 Dimulai dg mengidentifikasi var. bebas/


faktor risiko, kemudian scr prospektif dilihat
terjadinya var. tergantung/ efek pd
kelompok dengan faktor risiko maupun tanpa
faktor risiko.
……..desain penelitian

Studi kohort

 Jenis-jenis studi kohort:


1. Studi kohort prospektif dg kelompok
pembanding internal.
2. Studi kohort prospektif dg kelompok
pembanding eksternal (studi kohort ganda).
3. Studi kohort retrospektif.
4. Nested case-control study.
……..desain penelitian

Studi kohort
Penelitian mulai Apakah terjadi
Diikuti scr prospektif
di sini efek ?

Sakit (+)
Subjek Faktor risiko (+)
tanpa Sakit (-)
faktor
risiko dan Sakit (+)
tanpa efek Faktor risiko (-)
Sakit (-)

Gambar 3. Skema dasar penelitian kohort propektif dg kelompok


pembanding internal.
……..desain penelitian

Studi kohort
Penelitian mulai Apakah tjd
Diikuti scr prospektif
di sini efek ?
Populasi dg
faktor risiko (+) Sakit (+)
Sampel dg
faktor risiko (+)
Sakit (-)

Populasi dg
faktor risiko (-) Sakit (+)
Sampel dg
faktor risiko (-)
Sakit (-)

Gambar 4. Skema dasar studi kohort prospektif ganda.


……..desain penelitian

Studi kohort
Penelitian
dilakukan
di sini
Apakah tjd
Masa yg lalu Diikuti scr prospektif efek ?

Sakit (+)

Faktor risiko (+)


Sakit (-)
Sampel
Sakit (+)
Faktor risiko (-)

Sakit (-)
Populasi

Gambar 5. Skema dasar studi kohort retrospektif.


……..desain penelitian

Studi kohort
Pengukuran
sekarang dari Penelitian dilakukan di sini
spesimen pd masa
lalu Populasi
Studi kohort
Faktor risiko (+)
Semua
Sakit (+)
kasus
Faktor risiko (-)
Sampel
Faktor risiko (+) dari
Sakit (-)
kontrol

Faktor risiko (-)

Gambar 6. Skema dasar nested case-control study.


Analisis seperti studi kasus-kontrol
……..desain penelitian

Studi kohort

 Langkah-langkah:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan
hipotesis.
2. Menetapkan kohort.
3. Memilih kelompok kontrol.
4. Menentukan variabel penelitian.
5. Mengamati tjd-nya efek.
6. Menganalisis hasil.
……..desain penelitian

Studi kohort

Tabel 1. Hub. antara faktor risiko dg efek pd studi kohort

Efek
Faktor Ya Tidak Jumlah
risiko Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Risiko relatif (RR) = a/(a+b) : c/(c+d)


……..desain penelitian

Studi kohort

 Kelebihan:
1. Studi terbaik menentukan insidens dan
perjalanan penyakit atau efek yg diteliti.
2. Studi observasional terbaik dlm
menjelaskan hub. temporal antara faktor
risiko dg efek.
3. Dpt dipakai meneliti bbrp efek sekaligus
dari suatu faktor risiko.
……..desain penelitian

Studi kohort

 Kekurangan:
1. Biasanya memerlukan waktu yg lama.
2. Sarana dan biaya biasanya mahal.
3. Kurang baik utk meneliti kasus jarang.
4. Terancam drop out.
5. Pd keadaan tertentu dpt menimbulkan
mslh etika krn membiarkan subjek terkena
pajanan yg dicurigai atau dianggap dpt
merugikan subjek.
……..desain penelitian

Potong lintang Potong lintang

Kasus-kontrol

Kohort prospektif

Kohort retrospektif

Masa lampau Masa kini Masa datang

Gambar 7. Skema dimensi waktu dlm desain observasional.


……..desain penelitian

Studi eksperimental/
intervensional
……..desain penelitian

Studi eksperimental

TANDA KHAS
 Hallmark: peneliti melakukan intervensi
dengan melakukan manipulasi pada subjek
yang diteliti.
 Situasi lingkungan penelitian dikontrol secara
ketat oleh peneliti.
 Dilakukan secara prospektif sehingga
persiapan pengukuran dapat dilakukan
dengan baik.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

 Simpulan kausa–efek menjadi kuat sekali


karena:
a. Time sequences jelas  penyebab
mendahului akibat.
b. Manipulasi  perlakuan dapat diatur
 dose-response relationship lebih
jelas.
c. Variabel luar dapat dikontrol dengan
ketat.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

 Ada 3 syarat pokok suatu rancangan


eksperimental:
1. Replikasi
2. Randomisasi
3. Adanya kontrol

Replikasi
Banyaknya unit eksperimen yang mendapat
perlakuan sama pada kondisi tertentu.
……..desain penelitian

Studi eksperimental
 Bedakan dengan ulangan pengukuran
 Fungsi replikasi:
a. Untuk mengestimasi kesalahan eksperimen.
b. Meningkatkan presisi hasil eksperimen.
c. Meningkatkan jangkauan generalisasi.
 Kesalahan eksperimen meliputi:
@ Kesalahan sistematik (bias)
- Kesalahan pengukuran.
- Kesalahan prosedur eksperimen.
- Perbedaan antar unit eksperimen
(selection bias).
- Pengaruh faktor luar eksperimen.
@ Kesalahan random
……..desain penelitian

Studi eksperimental
Randomisasi:
 Suatu proses agar setiap unit eksperimen
mempunyai kesempatan yang sama untuk
mendapat perlakuan.
 Randomisasi mengurangi selection bias.
 Randomisasi menetralisir variabel luar.
 Randomisasi menjamin validitas estimasi
kesalahan eksperimen.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Kontrol atau pembanding:


 Kelompok yang identik dengan kelompok yang
mendapat perlakuan (treated group) tetapi tidak
mendapat perlakuan.
 Adanya kontrol memungkinkan menetralisir
pengaruh variabel luar  efek perlakuan dapat
dinilai lebih baik.
 Menghasilkan uji kemaknaan dan meningkatkan
power of test.
 Rancangan menjadi lebih efisien.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Validitas penelitian:
 Validitas eksternal: seberapa jauh hasil
penelitian dapat digeneralisasi (dianggap
berlaku) untuk populasinya.
 Validitas internal: seberapa jauh perlakuan
memang benar-benar menghasilkan
perbedaan atau kemaknaan hasil.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Terminologi rancangan eksperimental:


 Perlakuan = treatment  P
 Kontrol
 Kelompok perlakuan = Treated group
 Kelompok kontrol = Controlled group
 Pengukuran = observation  O
 Alokasi random = random allocation
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Jenis-jenis rancangan eksperimental:


1. Rancangan praeksperimental (preexperimental
design).
2. Rancangan eksperimental semu (quasi
experimental design).
3. Rancangan eksperimental sungguhan (true
experimental design).
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Praeksperimental
Tdk memenuhi syarat-syarat eksperimen
sungguhan.
1. The one-shot case study
P O

Kelemahan :
Tdk ada kelompok kontrol  validitas internal
sangat rendah.
Besar efek sulit diukur.
- Simpulannya hanya berupa kesan.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Praeksperimental
2. The one – group pretest-posttest design
P
O1 O2

Tanpa kontrol  validitas internal sangat


rendah.
Simpulan belum akurat.
Besar efek dapat dinilai.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Praeksperimental
3. The Static Group Comparison

P O

K O

- Ada kelompok kontrol tapi tidak ada randomisasi


- Tidak ada pretest.
- Validitas internal belum kuat.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Rancangan kuasi eksperimental


Kelihatan memenuhi syarat, tetapi belum sempurna
1. Nonrandomized pretest-posttest control group
design
O1O2 P

O3O4 K
- Kekurangan: tidak ada randomisasi.
- Besar efek dapat diukur.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Rancangan eksperimental sungguhan


1. Randomized pretest and posttest control group
design
O1 P O2

S R
Pop.
O3 K O4
Merup. baku studi eksperimental.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Rancangan eksperimental sungguhan

O1 P O2

O3 P O4

S R
Pop.
O5 P O6

O7 K O8
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Rancangan eksperimental sungguhan


2. The posttest only control group design

P O1

S R
Pop.
K O2
- Jika populasi homogen
- Efek diukur dari perbedaan O1 dan O2
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Rancangan eksperimental sungguhan


3. The Solomon four group design
O1 P O2

O3 K O4
S R
Pop P O5

K O6
- Gabungan Pre and Posttest dengan Posttest Only dari Randomized
control group design.
- Rancangan yang sangat kuat.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Rancangan eksperimental sungguhan


4. Rancangan sama subjek

O1 K O2 O3 P O4
S WOP
Pop.

WOP = Washout period


Keuntungan: - variasi dalam grup lebih homogen
- besar sampel lebih sedikit
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Rancangan eksperimental sungguhan


5. Rancangan menyilang (cross-over design)
O1 P O2 O7 P O8
WOP

S R
Pop. WOP
O5 K O6 O3 K O4
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Langkah-langkah:
1. Tentukan pertanyaan penelitian dan buat
hipotesis.
2. Tentukan jenis rancangan yang dipilih.
3. Identifikasi, klasifikasi, definisikan variabel.
4. Tentukan cara mengendalikan variabel luar (by
design atau by analysis).
5. Tentukan populasi, sampel, eligibility criteria.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Langkah-langkah:
6. Lakukan alokasi random untuk membagi
menjadi kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol.
7. Pengukuran pratest kemudian berikan perlakuan.
8. Lakukan pengamatan dan pengukuran
pascatest.
9. Lakukan analisis statistik.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Keuntungan:
 Memberi bukti hubungan kausa–efek paling
kuat.
 Sering merupakan satu-satunya rancangan
yang dapat menjawab pertanyaan penelitian
tertentu.
 Kadang-kadang memberi jawaban lebih
cepat dan lebih murah dibandingkan dengan
penelitian observasional.
……..desain penelitian

Studi eksperimental

Kerugian:
 Sering mahal dan butuh waktu panjang.
 Beberapa pertanyaan penelitian tak cocok
dijawab dengan rancangan eksperimental
a. Masalah etika
b. Efek mungkin sangat jarang
 Intervensi terstandardisasi sering jauh
menyimpang dari “common practice”.
 Eksperimen sering menyempitkan “scope” dan
mendangkalkan pertanyaan penelitian.
……..desain penelitian

Uji diagnostik
(diagnostic test)
……..desain penelitian

Uji diagnostik

 Uji diagnosis ialah usaha membandingkan hasil alat


diagnosis tersebut dengan alat diagnosis yang sudah
baku (baku emas).
 Suatu penelitian observasional, cross-sectional.
 Didapatkan 2 variabel:
- variabel predictor : alat diagnostik yang
akan diuji, tidak boleh mengandung komponen baku
emas.

- variabel outcome: hasil pemeriksaan baku emas.


 Dianalisis dalam tabel 2 x 2.
……..desain penelitian

Uji diagnostik
HASIL BAKU EMAS
Ya Tidak Jumlah
--------------------------------------------------------------------------
Ya PB (a) PS (b) a+b
HASIL
UJI Tidak NS (c) NB (d) c+d
--------------------------------------------------------------------------
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

--------------------------------------------------------------------------
STRUKTUR UJI DIAGNOSTIK
PB = positif benar PS = positif salah
NB = negatif benar NS = negatif salah
……..desain penelitian

Uji diagnostik

Mengapa perlu uji diagnostik:


 Mencari tes yang nilainya tidak jauh dari uji
standar.
 Memberi kenyamanan yang lebih.
 Lebih mudah atau lebih sederhana.
 Lebih murah.
 Dapat mendiagnosis penyakit lebih dini.
……..desain penelitian

Uji diagnostik

Hasil uji:
1. Sensitivitas ……….SnNOut
2. Spesifisitas ……….SpPIn
3. Nilai prediksi positif
4. Nilai prediksi negatif
5. Prevalens
6. Pretest odds
7. Likelihood ratio
8. Posttest odds
9. Posttest probability
……..desain penelitian

Uji diagnostik

 Selalu ada trade off antara senstivitas dan


spesifisitas
 Mana yang dipentingkan tergantung
tujuan uji:
- Tujuan skrining  sensitivitas
- Tujuan konfirmasi  spesifisitas
- Tujuan klinis  keseimbangan keduanya
- Tujuan monitoring  presisi tinggi
……..desain penelitian

Uji diagnostik

Receiver operator characteristic curve (ROC)


 Grafik yang menunjukkan sensitivitas dan
spesifisitas dalam cut off point yang berbeda-
beda
……..desain penelitian

100 x Perfect test

90

80

70

60
sensitivity

50

40

30

20

10
x Perfectly bad test
0

0 20 40 60 80 100
1-specificity

Gambar . Kurve ROC


……..desain penelitian

Uji diagnostik

Langkah-langkah:
1. Tentukan pertanyaan penelitian.
2. Menetapkan tujuan uji diagnostik.
3. Memilih subyek penelitian.
4. Menetapkan baku emas.
5. Melakukan pengukuran.
6. Melakukan analisis.
……..desain penelitian

Buku acuan

1. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis oleh


Sudigdo Sastroasmoro-Sofyan Ismael.
2. Metodologi Penelitian oleh M. Zainudin.
3. Metodologi Penelitian oleh S. Suryabrata.
4. Dasar-dasar Metodologi Kedokteran &
Kesehatan oleh Watik Pratiknya.
5. Designing Clinical Research oleh Hulley dkk.
……..desain penelitian

TERIMA KASIH
MATUR SUKSMA
……..desain penelitian

Anda mungkin juga menyukai