05 Kesimpulan
• Adalah malignansi paling sering pada anak
dibawah usia 15 tahun.
• Terjadi dikarenakan abnormalitas gen sel
hematopoietik sehingga membentuk ploriferasi
sel klonal yang tidak dapat diregulasi
• Faktor predisposisi yang berperan adalah
genetik dan lingkungan
Leukemia
Prevalensi Hiperleukositosis
Hiperleukositosis merupakan kondisi SDP >100.000/mm 3 dalam darah, yang meningkatkan ke-
mungkinan terjadinya berbagai komplikasi yang diakibatkan oleh sumbatan mikrovaskular
Data Leukemia 2010 - 2013
2010 2011 2012 2013
22%
55
Total 226 pasien LLA, terdapat 57
pasien dengan hiperleukositosis
42
35
31
30
Data 61%
23
19
19
Prevalensi di Dari seluruh pasien hiperleukositosis, 61% datang
pertama kali dengan leukosit >100.000/mm 3
Indonesia Ka s u s Ba r u Ke m a t ia n
Definisi Hiperleukositosis
Leukostasis Berdasarkan
adalah keadaan emergensi
pedoman darisumbatan pembuluh darah
IDAI, hitung
Limfoblast Mieloblast
1.5 – 2 kali lebih besar
Patogenetik Leukostasis
Manifestasi Klinis
• Nyeri kepala
• Kejang
• Acute limb
• Penurunan Your Picture Here Your Picture Here
ischemic
kesadaran
• Infark miokardium
• Pandangan kabur
• Takipnea • Perdarahan/
• Hipoksemia thrombosis vena
Your Picture Here Your Picture Here
• Batuk retinal
• Dispnea • Thrombosis
• Distress nafas vena renalis
Diagnosis SDP Jumlah Leukostasis Disfungsi Komplikasi Penyebab kematian dini
Pasien pulmonal renal (dialisis) neurologis
LLA 100 – 199 38 6 - - -
200 – 299 16 3 2 (1) - -
300 – 399 8 1 2 (1) 1 -
≥400 22 6 1 (2)* 5 Satu (perdarahan multipel
parenkimal dan batang otak)
Your Picture Here
LNLA 100 – 199 5 - - - -
200 – 299 6 1 1 (0) 1 Satu (leukostasis pulmonal dan
sepsis)
300 – 399 2 2 - 1 -
≥400 5 1 1 (1) 2 Dua (perdarahan intrakranial,
perdarahan paru menyebabkan
distress nafas akut)
Total 102 20 (19.6%) 7 (5) (6.9%) 10 (9.8%) 4 (3.9%)
*Satu pasien mendapatkan dialisis untuk menangani hiperfosfatemia
SDP, sel darah putih; LLA, leukemia limfositik akut; LNLA, leukemia non-limfositik akut
Lab Darah
Sel darah putih
Your Picture Here
≥50.000/mm3 dengan blast
Asidosis metabolik
Komplikasi SLT
Pemeriksaan
Koagulopati
Radiografi
Penunjang Hipoksemia
Infiltrat difus atau
perdarahan paru dan pembe-
saran mediastinum
Sindrom Lisis Tumor
Gagal ginjal
akut
Presipitasi
asam urat
Katabolisme pada ginjal
bentuk asam
Asam nuk- urat
leat men-
Lisis sel tu- ingkat
mor
Pencegahan
Hiperhidrasi Sindrom Lisis
Tumor
Pencegahan
Transfusi Sel
Abnormalitas
Darah Merah
Koagulasi
Tata laksana
Pemeriksaan
Suportif Lab
Hiperhidrasi
• Cairan bebas kalium, fosfat dan kalsium
• Berikan normal saline 0.9%
Rekomendasi
• Dimulai 2 kali jumlah rumatanIDAI:
(200 mL/kg/hari untuk
anak ≤10 kg)
0,9% Natrium Klorida + D5% perbandingan 3:1
Diberikan 3000 mL/m2 atau 1 ½ kali kebutuhan rumatan
• Ditingkatkan jika Hb ≥ 7 – 8 g/dL
• Dikurangi jikadiuresis
Target Hb ≤ 6 g/dL
= 100 mL/m2/jam
Alkalinisasi
• Pemberian natrium bikarbonat untuk meningkatkan solubilitas asam urat
• Dosis 35 – 45 mEq/m2/24 jam mempertahankan pH urin 7,5
Pencegahan Abnormalitas Koagulasi
Fresh Frozen
Kelainan Koagulasi Trombosit
Plasma
Pasien tanpa gejala dengan LLA dan SDP > 400 x 109/L
Pasien tanpa gejala dengan LNLA dan SDP > 200 x 109/L
Kontraindikasi
Prognosis
Kesimpulan