Anda di halaman 1dari 35

Oleh:

Drg.Emma.Kamelia, M.Biomed

Ek/Poltekkes Tsm
Antibodi

 Adalah suatu zat cair (γ-globulin) yang


dibuat sebagai respons terhadap rangsangan
antigen.
 Bekerja sebagai zat pelindung thd organisme
tertentu.
 Ditemukan di dalam serum, getah bening,
dan cairan tubuh lain.
Sifat-sifat antibodi

1. Merupakan suatu protein.


2. Terbentuk sebagai respons terhadap rangsangan
antigen.
3. Bereaksi khas dengan antigen yang cocok
dengannya & hasil reaksinya mudah diamati.
4. Terdiri atas suatu zat yang menempel pd gamma
globulin.
5. Bersifat thermolabil & tdk tahan jk terkena sinar
matahari.
Immunoglobulin

 Adalah protein yang berasal dari hewan yang


memiliki aktivitas sebagai antibodi, termasuk
pula protein-protein lain yang struktur
kimiawinya mirip dengannya.
 Dibuat oleh sel plasma & limfosit.
 Merupakan 20-25% dari seluruh protein
serum.
 Terdiri dari 5 kelompok: IgG, IgA, IgM, IgD
dan IgE.
Struktur dasar
imunoglobulin
 Imunoglobulin ialah ”glikoprotein”, dimana
setiap molekulnya mempunyai 2 pasang rantai
polipeptida yg ukurannya berbeda terikat oleh
ikatan disulfida (S-S). Rantai pendek disbt rantai
ringan (light=L) & rantai panjang/berat
(heavy=H). BM rantai L=25.000, rantai H=50.000.
Rantai L menempel pd rantai H oleh ikatan
disulfida. Kedua rantai H diikat oleh satu sampai
lima ikatan S-S tergantung jenis kelas
imunoglobulin
Rantai L

 Merupakan tempat pengikatan antigen pd


molekul imunoglobulin, terletak pd ujung
aminonya (N). Bagian ujung karboksinya disebut
juga bagian tetap.
Fragmen Fc

 Tersusun dari bagian ujung karboksi dari


rantai H.
 Bagian ini menentukan sifat-sifat biologis
suatu molekul imunoglobulin, mis:
pengikatan komplemen, penyaluran melalui
plasenta, ikatannya pada kulit & kecepatan
katabolismenya.
 Bagian ini dpt dikristalkan & mengandung
karbohidrat.
Fragmen Fd

 Merupakan bagian dari rantai H yang ada pada


fragmen Fab.
 Fungsinya tidak diketahui.
Fragmen Fab

 Bagian ini adalah separuh ujung amino dari


rantai berat & satu rantai ringan.
 Tidak dapat dikristalkan & tidak mengandung
karbohidrat.
 Bekerja sebagai fragmen pengikat antigen.
Kelas-kelas imunoglobulin

1. IgG = γ (gama)
2. IgA = α (alfa)
3. IgM = µ (mu)
4. IgD = δ (delta)
5. IgE = ε (epsilon)
IgG
 Merupakan bagian terbesar imunoglobulin
serum.
 BM = 150.000
 Distribusi merata pd r.intra & ekstra vaskuler.
 Waktu paruh 23 hari.
 Konsentrasi di dlm serum normal: 5-16 mg/ml.
 Dpt melewati plasenta & memberikan kekebalan
pasif alamiah pd bayi yg baru lahir.
 Berperan pd rx imunologis spt:
presipitasi,pengikatan komplemen,netralisasi
toksin & virus.
IgA

 Ialah gama/beta globulin yg dpt bergerak cepat.


 Kadar normal di dlm serum: 0,6-4,2 mg/ml
 Waktu paruh 6-8 hari
 BM = 160.000
 Terdapat dlm konsentrasi tinggi pd kolostrum,air
mata,cairan empedu,air liur, sekret sal cerna &
hidung.
 Tdk dpt melewati plasenta.
 Meningkatkan fagositosis & penghancuran m.o
di dlm sel.
IgM
 Disebut sbg makroglobulin.
 Kadar normal: 0,5-2 mg/ml.
 Waktu paruh 10 hari.
 BM = 900.000-1.000.000.
 Sebagian besar berada di dlm pembuluh darah
(intravaskuler).
 Tidak dpt melewati plasenta.
 Bekerja lebih efisien pd rx aglutinasi,sitolisis &
sitotoksik.
 Defisiensi IgM sering ditemukan pd septikemia.
IgD

 Konsentrasinya di dlm serum: 0,03 mg/ml.


 Sebagian besar terdapat di intravaskuler.
 Waktu paruh 3 hari.
 Fungsi tidak diketahui dgn jelas.
IgE
 Merupakan antibodi reaginik yg berperan pd rx
hipersensitivitas tipe cepat.
 BM = 190.000.
 Waktu paruh 2 hari.
 Dapat diinaktifkan pd pemanasan 56ºC selama 1
jam.
 Tidak dapat melewati plasenta atau mengikat
komplemen.
 Sebagian besar berada di intravaskuler.
 Kadar meningkat pd kasus: asma,hay
fever,eksim & anak yg mengidap infeksi cacing.
Sistem komplemen
Imunoglobulin
 Komplemen: adl campuran zat protein yang
terdapat dlm plasma & serum semua binatang (tp
yg plg baik adl marmot jantan) & manusia

 Komplemen: adl serangkaian faktor-faktor yang


ada pd serum normal yg diaktifkan secara khas oleh
interaksi antigen-antibodi & selanjutnya mjd
perantara dari sejumlah rx yg memperlihatkan sifat
biologis tertentu
Komplemen

 Pada setiap aktivitasnya memerlukan ion Ca &


Mg, serta tergantung pH 7,2-7,4 & suhu 30ºC-
37ºC.
 Aktivitas komplemen akan hilang jk dipanaskan
pd 37ºC selama 30 mnt & dlm bbrp hari jk
disimpan pd 4ºC, atau jg jk terkena kuman.
 Komplemen dpt diawetkan pd -25ºC dg liofilisasi
atau dg menambahkan sodium klorida dg
konsentrasi tinggi.
Komplemen

 Bersifat thermolabil.
 Kadar komplemen dlm serum tiap-tiap spesies
binatang relatif konstan & merup 10% dari
globulin seru manusia.
 Meningkat pada keadaan-keadaan:
karsinomatosis, sumbatan arteri koroner, dan
demam rematik.
 Menurun pada keadaan-keadaan:
glomerulonefritis akut,nefrosis,penyakit
serum,malaria.
Unsur–unsur komplemen

 Tdd 9 komponen protein, disebut juga C1 sampai


dengan C9.
 Bila komponen pertama diaktifkan oleh suatu
kompleks imun, mis: antibodi yg terikat pd sel
darah merah, ia mempunyai kemampuan untuk
mengaktifkan bbrp molekul komponen
berikutnya. Pada tiap tahap pengaktifan timbul 1
enzim baru yg dpt melibatkan bbrp molekul dr
substrat berikutnya shg pd akhirnya rx itu mjd
cukup kuat untuk merusak ddg sel.
Reaksi imunologi

 Adalah reaksi khas pada pejamu yang


dirangsang oleh antigen. Meliputi rx thd sesuatu
antigen hidup ataupun antigen berupa benda
mati. Dimana responsnya dpt menguntungkan,
merugikan, atau tidak berpengaruh apa-apa.
 Terdiri dari 2 jenis respons imun:
1. Imunitas humoral.
2. Imunitas seluler/dgn perantaraan sel (cell
mediated immunity)
Imunitas humoral

 Disini terdapat sintesa & masuknya antibodi ke


dlm aliran darah & cairan badan lainnya
(antibodi humoral). Antibodi ini akan mengikat
& menetralisir antigen, misalnya toksin kuman
atau dpt membungkus kuman untuk persiapan
fagositosis.
3 Tahap Respons imun
humoral
1. Masuknya & penyebaran antigen pada
jaringan dan kontak antigen dgn sel-sel
yang berperan pada rx imunologik
(imunokompeten).
2. Pengolahan antigen & pengaturan proses
pembuatan antibodi.
3. Pengeluaran antibodi, penyebaran pd
jaringan, cairan tubuh & manifestasi efek-
efeknya.
Imunitas seluler

 Terjadi pembentukan sel limfosit yang


terangsang (sensitized) yg kemudian dpt
menimbulkan kekebalan seluler.
 Kekebalan seluler ini dpt dilihat pd rx mantoux,
suatu rx delayed hypersensitivity terhadap
tuberkulin.
Respons primer

 Respons primer thd rangsangan antigen utk


pertama kalinya terjadi secara lambat, lembam,
tak bertahan lama dg fase lag yang panjang, titer
antibodinya rendah. Antibodi yang terbentuk
sebagian besar berupa IgM.
 Misalnya: jk kt menyuntikan antigen mis toksoid
ke dlm binatang percobaan kelinci, mk stl bbrp
hr s/d seminggu dpt ditemukan atiobodi di dlm
darah kelinci. Pembentukan antibodi ini akan
mencapai suatu puncak & kemudian menurun lg
kadarnya.
Respons sekunder

 Respons sekunder terhadap rangsangan


berikutnya terjadi segera, lebih kuat,
berlangsung lama dgn titer antibodi yang jauh
lebih tinggi. Antibodi yg terbentuk sebagian
besar berupa IgG.
 Misalnya: bila stl diberi istirahat kelinci tadi diberi
suntikan yg kedua dg toksoid yg sama,maka
jalannya reaksi akan sangat berlainan. Stl 2-3 hr
kadar antibodi di dlm darah akan naik secara
cepat & mencapai konsentrasi yg jauh lebih
tinggi.
Vaksin & vaksinasi

 Vaksin:
Adalah bahan yang dipakai untuk vaksinasi.

 Vaksinasi:
Adalah memasukkan organisme patogen mati
atau dilemahkan ke dalam tubuh untuk
mendapatkan kekebalan terhadap suatu
penyakit.
Macam-macam Vaksin

1. Vaksin hidup
2. Vaksin mati
3. Anatoxin (Toxoid)
Vaksin hidup

 Terdiri atas bakteri atau virus yang masih


hidup, tetapi keganasannya (virulensinya) telah
dihilangkan atau dikurangkan.
 Misalnya:
1. Vaksin BCG (Bacille Calmette Guerin) untuk
mencegah penyakit tuberkulosa.
2. Vaksin Otten utk penyakit pest
3. Vaksin Cacar utk penyakit cacar (variola).
4. Vaksin Sabin utk penyakit poliomyelitis.
Vaksin mati

 Terdiri atas bakteri atau virus yang sudah


dimatikan tapi daya antigennya masih ada.
 Misalnya:
1. Vaksin Chotypa utk mencegah penyakit
kolera, typhus & parathypus.
2. Vaksin Pertussis utk penyakit pertusis.
3. Vaksin Salk utk penyakit poliomyelitis.
Anatoxin (Toxoid)

 Terdiri atas toxin bakteri yang sudah


dihilangkan keganasannya, tetapi daya
antigennya masih ada.
 Misalnya:
1. Diphtheri anatoxin (Diphtheri toxoid).
2. Tetanus anatoxin (Tetanus toxoid).
 Seringkali untuk pencegahan penyakit
Diphtheri, tetanus dan pertussis dijadikan satu
berupa vaksin DPT (Diphtheri Pertussis
Tetanus).
Hipersensitivitas

 Definisinya adalah :
Keadaan menyimpang yang dicetuskan oleh
suatu antigen dan pada pemberian antigen
tersebut untuk kedua kalinya atau pemberian
zat-zat yang strukturnya mirip akan
menyebabkan reaksi yang patologis.
Reaksi hipersensitivitas

 “Chase” menggolongkan reaksi


hipersensitvitas berdasarkan kecepatan
timbulnya reaksi, yaitu:
1. Tipe cepat (immediate type,antibody-
mediated).
2. Tipe lambat (delayed type, cell-mediated).
Reaksi tipe cepat

1. Timbul & hilang dg cepat.


2. Diinduksikan oleh antigen atau hapten mel
berbagai saluran.
3. Ada antibodi yg beredar & berperan pd rx ini.
4. Dpt dipindahkan sec pasif mel serum.
5. Mdh dilakukan desensitisasi tp sementara.
6. Lesi-lesi berupa eksudasi akut & nekrosis
lemak.
7. Terj edema & kemerahan dg ukuran max dlm
wkt 6 jam
Reaksi tipe lambat
1. Timbul perlahan & bertahan lama.
2. Terinduksi oleh infeksi,suntikan antigen dg adjuvan Freund
atau mel kontak kulit.
3. Rx yg dipengaruhi oleh sel & tdk dipengaruhi oleh antibodi.
4. Dpt dipindahkan dengan pemindahan limfosit atau faktor
pemindah.
5. Sulit dilakukan desensitisasi tp akan berlangsung lama.
6. Sel-sel berinti tunggal mengumpul di sekitar pemb darah.
7. Eritema & indurasi max 24-48 jam.
Klasifikasi hipersensitivitas
(menurut Coombs & Gell 1969)
1. Jenis I : Anafilaksis
2. Jenis II : Sitotoksis & sitolitik
3. Jenis III : Kompleks imun/toksik
4. Jenis IV : Hipersensitivitas tipe lambat
5. Jenis V : Dipengaruhi oleh sel & antibodi & rx
sitotoksik

Anda mungkin juga menyukai