Impor
Kelompok 3 :
• Yasicha Dwi Hafizhah 190110025
Surat perjanjian jual beli yg dibuat ant. Eksportir & Importir yang disepakati
serta ditandatangani sesuai dengan syarat-syarat yg telah ditentukan oleh ke dua
belah pihak untuk melaksanakan transaksi.
Tujuan Pembuatan Sales Kontrak
1. Sales Contract
Dokumen yang memuat kesepakatan antara pihak importir dan eksportir,
didalamnya mengenai jumlah barang, harga satuan dan total harga, pelabuhan
tujuan, dan syarat-syarat pembayaran dan persyaratan lain yang dipandang
perlu, serta dokumen-dukumen yang harus disediakan eksportir maka importir
telah membuka Letter of credit dan eksportir menyiapkan barang yang dipesan.
2. Invoice (faktur)
Dokumen yang diterbitkan oleh ekspotir mengenai harga dan uraian barang
sesuai dengan jenis yang tercantum dalam sales kontrak. Dokumen ini dipakai
sebagai dokumen pembuktian suatu transaksi dan untuk penilaian pajak.
Dokumen Ekspor Impor
3. Letter of credit
Surat yang dikeluarkan oleh opening bank atas permintaan importir yang
ditunjukan kepada eksportir dan memberi hak penuh kepada eksportir dan
untuk menarik wesel dengan jumlah tertentu sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam wesel.
4. Bill of lading (BL),
Surat perjanjian pengangkutan barang antara shipper/eksportir dengan
perusahaan pelayaran (Bill of Loading)/penerbangan (Airway Bill) yang telah
disetujui kedua belah pihak dengan ongkos angkut dari pelabuhan muat hingga
tujuan.
Dokumen Ekspor Impor
5. SKA/COO
Dokumen penyerta yang diperlukan oleh pihak eksportir yang dikeluarkan oleh
IPSKA sebagai dasar asal usul barang
6. Packing List
Daftar/kemasan barang-barang dimasukkan dalam peti/karton (sesuai barang
tertentu) dibuat/dicatat dalam daftar mengenai jumlah, ukuran, berat, type, dll.
Sistem Pembayaran Ekspor Impor
Non Letter of Credit
1. Pembayaran dimuka (advance Payment)
Importir membayar sebelum barang dikirim, importir membayar dengan sistem
kredit. importir harus membayar diawal sebelum barang dikirim,
keuntungannya eksportir bisa dpat uang untuk mempersiapkan barang
ekspornya. Pembayaran bisa dilakukan tunai dan bisa lewat telegraphic transfer.
Bahkan eksportir bisa minta 100% uang muka kepada importir untuk
memastikan transkasi ekspor paling aman.
Sistem Pembayaran Ekspor Impor
Non Letter of Credit
Pelunasan uang muka dalam ekspor:
1) Bisa minta importir untuk melunasi saat barang sudah siap dikirim.
2) Bisa minta importir untuk melunasi ketika barang sedang diperjalanan
didalam kapal dengan menampilkan bukti bill of lading.
3) Bisa dilunasi saat improtir menerima segala dokumen ekspor yang
dibutuhkan.
4) Yang paling besar risikonya, bisa saat importir sudah menerima barang
tersebut.
Sistem Pembayaran Ekspor Impor
Non Letter of Credit
2. Inkaso (collection)
Didasarkan kesepakatan kapan dilakukan. Barang dikirim dan dokumen
ditagihkan. Inkaso adalah pembayaran dilakukan dengan cara eksportir minta
bantuan bank dalam melakukan penagihan kepada importir.
Inkaso adalah perintah dari eksportir kepada banknya untuk menagih
pembayaran kepada importir dengan imbalan dari penyerahan dokumen
kepemilikan barang yang dikirim.
Sistem Pembayaran Ekspor Impor
Non Letter of Credit
Pelaku menggunakan inakso yaitu
a) Drawee (importir)
b) Drawer (eksportir)
c) Remitting bank (bank dinegara eksportir)
d) Collecting bank (bank dinegara importir)
Bank yang terlibat dalam proses penagihan tidak menjamin pembayaran, mereka
hanya sebagai penagih pembayaran.
Jenis inkaso
e) Clean collection= penagihan hanya menggunakan draft saja, tanpa dokumen
transaksi
f) Documentary collection= penagihan menggunakan draft dan dokumen seperti
faktur, dokumen asuransi, SKA dll.
Sistem Pembayaran Ekspor Impor
Non Letter of Credit
Jenis documentary collection
1) Documentary against payment (D/P)
Bank menyerahkan dokumen kepada importir setelah importir bayar tunai.
2) Documentary against acceptance (D/A)
Bank menyerahkan dokumen jika ada jaminan importir akan melakukan
pembayaran di kemudian hari.
Sistem Pembayaran Ekspor Impor
Non Letter of Credit
3. Consignment (konsinyasi)
Barang dititipkan pada pembeli dan pembayarannya setelah barang laku.
Hak atas barang masih pada penjual.
Eksportir mengirimkan barang ke improtir sebagai titipan untuk dijualkan
oleh importir. Tapi kalau barang ada barang yang tidak terjual akan dikirimkan
kembali ke eksportir. Pembayaran pun juga akan dilakukan setelah abrang
terjual dan sesuai nilai yang terjual, tanpa ada jaminan. Ini metode yang
beresiko bagi eksportir karena mereka tidak tahu pasti berapa barang yang akan
terjual dan kapan pembayarannya diterima
Sistem Pembayaran Ekspor Impor
Non Letter of Credit
4. Open account (pembayaran kemudian)
Barang dikirim dan pembayaran kemudian, hak atau barang pada pembeli.
Importir tidak melakukan pembayaran apapun sebelum barang diterima
importir di negara tujuan. Biasanya ada batas wkatu yang disepakati untuk
dibayar setelah barang diterima oleh improtir. Metode ini memberi keuntungan
dan kepastian bagi importir.
Container atau Peti Kemas
1. Internasional
– Multilateral
– Regional
– Bilateral / Unilateral
2. Nasional
a. Keppres Nomor 58 Tahun 1971 = Penetapan Pejabat yang Berwenang
Mengeluarkan SKA (Penetapan dan Penunjukan Mendag sebagai pejabat
yang berwenang menerbitkan SKA).
b. Peraturan Mendag Nomor 33/M-DAG/PER/8/2010 tentang Penerbitan
SKA(CO) untuk Barang Ekspor Indonesia.
Dasar Hukum Penerbitan SKA
6. Fotokopi PEB yang telah difiatmuat oleh petugas Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai di pelabuhan muat atau print out PEB yang dibuat secara PDE dengan
dilampiri NPE.
7. Perhitungan Struktur Biaya (Cost Structure) untuk produk yang prosesnya
mengandung bahan baku impor.
Verifikasi SKA