Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN DISPEPSIA


LATAR BELAKANG
Dispepsia menjadi keluhan klinis yang paling sering dijumpai dalam
praktik klinik sehari-hari. Studi berbasiskan populasi tahun 2007,
ditemukan adanya peningkatan prevalensi dispepsia fungsional
sebesar 1,9% pada tahun 1988 naik menjadi 3,3% pada tahun 2003.

Di beberapa negara di Asia juga menunjukkan prevalensi yang cukup


tinggi, yaitu di Cina sebanyak 69% dari 782 pasien diHongkong 43%
dari 1.353 pasien, di Korea 70% dari 476 pasien, dan Malaysia 62% dari
210 pasien (Muya et al., 2015).

Data Profil Kesehatan Indonesia 2007 menunjukkan dyspepsia


sudah menempati peringkat ke – 10 untuk kategori penyakit terbanyak
pasien rawat inap dirumah sakit tahun 2006 dengan jumlah pasien
34.029 atau sekitar 1,59%,
KONSEP DASAR
DISPEPSIA
DEFINISI
Dispepsia adalah sebuah gangguan fungsi
pencernaan dimana penderita biasanya akan
merasakan mual, nyeri ulu hati, dan mungkin
begah perut. Biasanya akan semakin terasa
jika penderita kekenyangan dan akan
diperberat ketika penderita mengkonsumsi
makanan yang berbumbu, berlemak dan
mengandung kafein. (Williams & Wilkins,
2011)
.
KLASIFIKASI

01 DISPEPSIA ORGANIK

02 DISPEPSIA FUNGSIONAL
• ETIOLOGI

05 TUKAK LAMBUNG
01 KOLELITIIASIS

06 PENGGUNAAN OBAT NONSTEROID


02 TUKAK DUODENUM

03 SIROSIS

04 KANKER GI
TANDA DAN GEJALA

a. Rasa nyeri ulu hati


b. Mual muntah
c. Perut kembung
d. Rasa lebih cepat kenyang
e. Perut terasa begah
f. Rasa panas pada daerah
dada atau epigastrium
g. Nafsu makan menurun
h. Aktifitas dibantu
i. Lemas
Perubahan pola makan yang tidak teratur, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi
kejiwaan stress, pemasukan makanan akan
berkurang sehingga lambung akan kosong
PATOFISIOLOGI sehingga dapat menyebabkan erosi pada lambung
akibat gesekan-gesekan antara dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan
peningkatan produksi HCL yang akan merangsang
Place Your Picture Here

terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga


rangsangan di medula oblongata membawa
implus muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. LABORATORIUM
2. USG
3. RADIOLOGIS
4. ENDOSKOPI
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin
muncul ada pada pasien
dispepsia antara lain
perdarahan gastrointestinal,
stenosis pilorus, dan
perforasi.
PENCEGAHAN
Pola makan yang normal dan teratur.
Pilih makanan yang seimbang
dengan kebutuhan dan jadwal
makan yang teratur, tidak
mengkonsumsi makanan yang
berkadar asam tinggi,makanan
pedas,makanan atau minuman yang
mengandung alkohol. Gunakan obat
secara wajar dan tidak mengganggu
fungsi lambung
PENGOBATAN
Pengobatan yang diberikan untuk penderita
dispepsia adalah sebagai berikut :
a. Suportif. Pengobatan ditujukan terhadap
perubahan pola kebiasaan terutama mengenai
jenis makanan yang berpengaruh
b. Farmakologis. Beberapa terapi obat yang
diberikan misalnya antibiotik ( jenis
ceftriaxone, cefoperazone, ampicilin ceftaridine ),
anatagonis reseptor HZ, antasida
( omeprazole ), dan prokinetik. (Arif & Sari, 2011).
KONSEP
DASAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Identitas
1) Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku, agama,
pekerjaan, pendidikan, alamat.
2) Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien, agama.
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang dikeluhkan pasien biasanya nyeri/pedih pada
epigastrium disamping atas dan bagian samping dada depan
epigastrium, mual ketika makan, tidak nafsu makan, kembung dan
lemas saat beraktifitas.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien datang dengan keadaan sadar, dan menahan nyeri,
mual serta lemas. Klien juga akan diperiksa tanda-tanda vitalnya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah dirawat dengan penyakit yang sama atau
tidak. apakah klien pulang dengan keadaan sehat atau masih sakit.
apakah klien memiliki riwayat penyakit kronis atau tidak.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama
seperti yang diderita klien saat ini.
f. Riwayat pengobatan dan alergi
Obat apa yang sering dikonsumsi klien, apakah klien memiliki alergi atau tidak.
g. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum: sakit / nyeri, status gizi, sikap, personal hygine.
2) Data sistemik
a) Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan, pengecap apakah
mengalami perubahan seperti mati rasa atau baal, peraba.
b) Sistem penglihatan: lapang pandang, kesimetrisan mata, alis, kelopak mata,
konjungtiva, sklera, kornea, pupil, reflek, pupil.
c) Sistem pernafasan: frekuensi nafas bagaimana, apakah klien batuk, bunyi
nafas, sumbatan jalan nafas, apakah klien sesak nafas karena menahan nyeri
d) Sistem kardiovaskuler: tekanan darah apakah normal atau tidak, denyut nadi
normal atau tidak, bunyi jantung, kekuatan, pengisian kapiler, terdapat edema
atau tidak.
e) Sistem saraf pusat: apakah kesadaran menurun atau tidak, bicara lancar atau
terbata-bata, orientasi waktu tempat orang apakah baik atau tidak.
f) sistem gastrointestinal: nafsu makan menurun atau tidak, porsi makan berkurang
atau tidak, apakah pasien mengeluh mual dansusah menelan makanan, apakah pasien
kesulitan dalam mengunyah, apakah perut terasa kembung atau tidak.
g) Sistem muskoloskeletal: apakah klien mengalami masalah pada
rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan klien terganggu atau
tidak, kemampuan memenuhi aktivitas sehari-hari apakah dibantu atau
tidak, tangan dan kaki mengalami kelemahan atau tidak, akral teraba
dingi atau hangat.
h) Sistem integumen: warna kulit sianosis atau tidak, turgor kulit elastis
atau tidak.
I) Sistem reproduksi: intertil, masalah menstruasi, payudara
J) Sistem perkemihan: urin (bagaimana warna, jumlah, dan pancaran )
3) Data penunjang
Data penunjang yang dilakukan untuk melengkapi data pengkajian
biasanya adalah dengan melakukan tes laboratorium untuk mengetahui
apakah ada hasil atau nilai yang tidak normal, tes USG untuk mengetahui
apakah ada kelainan atau masalah pada sistem pencernaan atau pada
lambung
4) Terapi yang diberikan
Biasanya klien akan mendapatkan terapi berupa ondancentrone untuk
mengatasi mual, ranitidine untuk menurunkan asam lambung serta sukralfat
untuk mengobati tukak lambung
5) Pengkajian masalah psiko sosial budaya dan spiritual
Apakah pasien mengalami gangguan pada psikologis seperti cemas
dengan penyakit yang dirasakannya
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri akut berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada lapisan mukosa,
sub mukosa dan lapisan otot lambung
01

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan disfagia, esofagitis,


anorexia
02

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatannya


03

I hope and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed.
04
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No.
Intervensi (SIKI)
No Diagno Tujuan & Kriteria hasil (SLKI)
 
sa
1 I Luaran Utama : Tingkat Nyeri (L.08066) Intervensi Utama : Manajemen Nyeri (I.08238)
Setelah diberikan asuhan keperawatan Tindakan
selama…x… jam diharapkan tingkat nyeri Observasi
menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun (5) 3. Identifikasi yang memperberat dan memperingan nyeri
2. Meringis menurun (5) 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
3. Sikap protektif menurun (5) 5. Monitor efek samping penggunaan analgetik
4. Gelisah menurun (5) Terapeutik
5. Kesulitan tidur menurun (5) 6. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
6. Frekuensi nadi 60-100 kali per menit akupresure, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
(5) imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
7. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
9. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
10. Jelaskan strategi meredakan nyeri
11. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
12. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
13. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian analgetik analgetik, jika perlu
No.
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi (SIKI)
No Diag
(SLKI)  
nosa
2 II Luaran Utama: Status Nutrisi Intervensi Utama: Manajemen Nutrisi (I.03119)
(L.03030) Tindakan:
Setelah diberikan asuhan Observasi:
keperawatan selama…x… 1. Identifikasi status nutrisi
jam diharapkan tingkat 2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
ansietas menurun 3. Monitor asupan makanan
Kriteria hasil: 4. Monitor berat badan
1. Porsi makan yang 5. Monitor pemeriksaan hasil laboratorium
dihabiskan meningkat (5) Terapeutik:
2. Nyeri Abdomen menurun 1. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
(5) 2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3. Frekuensi makan 3. Berikan suplemen makanan, jika perlu
membaik (5)  Edukasi
4. Nafsu makan membaik 1. Ajarkan diet yang di programkan  
(5) Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menenrukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
No.
Intervensi (SIKI)
No Diagn Tujuan & Kriteria hasil (SLKI)
 
osa
3 III Luaran Utama : Tingkat Ansietas Intervensi Utama : Reduksi Anxietas (I.09314)
(L.09093) Tindakan :
Setelah diberikan asuhan Observasi :
keperawatan selama…x… jam 1. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
diharapkan tingkat ansietas 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
menurun 3. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
Kriteria hasil : Terapeutik
1. Verbalisasi kebingungan 4. Ciptakan suasana  terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
menurun (5) 5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
2. Verbalisasi khawatir akibat 6. Pahami situasi yang membuat anxietas
kondisi yang dihadapi 7. Dengarkan dengan penuh perhatian
menurun (5) 8. Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
3. Perilaku gelisah menurun 9. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
(5) 10. Diskusikan perencanaan  realistis tentang peristiwa yang akan datang
4. Perilaku tegang menurun (5) Edukasi
5. Konsentrasi membaik (5) 11. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
6. Pola tidur membaik (5) 12. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
13. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
14. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
15. Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
16. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
17. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan
yang sesuai dengan yang telah 85% 35% 65% 45%
direncanakan, mencakup tindakan
mandiri dan kolaborasi. Rencana
tindakan tersebut diterapkan dalam
situasi yang nyata untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan dan hasil yang
di harapakan. Tindakan keperawatan
harus mendetail. Agar semua tenaga
keperwatan dapat menjalankan
tugasnya dengan baik dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan dan di
lakukan sesuai dengan kondisi pasien
EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual
untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan
dan pelaksanaan yang sudah berasil di
capai. Melalui evaluasi memungkinkan
perawat untuk memonitor yang terjadi
selama tahap pengkajian, analisa data, Place Your Picture Here And Send To Back
perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses
keperawatan yang menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi
yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang diamati
dengan kriteria hasil yang telah dibuat
pada tahap perencanaan (Nursalam,
2001). Evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan SOAP
ASUHAN
KEPERAWATAN
PASIEN
DENGAN
DISPEPSIA
Pengakajian Keperawatan Pasien Rawat Jalan
1. Identitas Pasien

Nama : An. K
Tanggal Lahir : 5 Februari 2013
Usia : 8 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Dokter : dr. Ariani Dewi S.pA(K)
Tanggal/Jam : 19 Maret 2021

Diagnosa Medis : Dispepsia


Dokter : dr. Ariani Dewi S.pA(K)
Tanggal/Jam : 19 Maret 2021
Tanda Vital Nutrisi Fungsional Sosial Ekonomi

TD : - mmHg BB : 25 Kg Alat Bantu : Tidak ☑ Baik

Frekuensi Nadi : 90 x/menit TB : 138 cm Prothesa : Tidak 🗆 Cukup

Suhu : 36,5 0C IMT : 13,2 kg/m2 Cacat Tubuh : Tidak 🗆 Kurang

Frekuensi Nafas : 20 x/menit   ADL : -  

Skala Nyeri : 4 (Flaccs)

PSIKOLOGI Keadaan Emosi : Tenang Marah ☑ Gelisah

2. Keluhan Utama : Nyeri perut


3. Riwayat Penyakit Sekarang
• Ibu pasien datang ke poli mengatakan bahwa anaknya
merasakan nyeri di bagian perut sejak 4 hari yang lalu.
Selain nyeri ibu pasien juga mengatakan bahwa anaknya
sulit makan dan merasa mual. Berdasarkan hasil pengkajian
Your Picture Here
di poliklinik anak terlihat sering memegangi perutnya dan Your Picture Here
meringis ketika bagian perut kiri bawah dipalpasi oleh
dokter. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
data suhu: 36.50C, frekuensi nafas: 20x/menit, frekuensi
nadi: 90x/menit dan pada saat dilakukan pengkajian skala
nyeri dengan menggunakan instrumen Wong Baker Faces
Pain Rating Scale anak menunjuk gambar wajah diskala 4.
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami penurunan
berat badan dari yang semula beratnya 26.6 kg menjadi 25
kg
4. Riwayat Penyakit Dahulu : Your Picture Here Your Picture Here
• Ibu pasien mengatakan sebelumnya anak hanya mengalami
demam dan batuk pilek biasa
5. Riwayat Alergi
• Pasien tidak memiliki alergi
ANALISA DATA
no data etiologi Masalah

DS : Ibu pasien mengatakan agen cidera biologis Nyeri akut


1 anaknya merasakan nyeri
dibagian perut
DO :
- Suhu 36.50C
- Nadi : 90 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- Skala nyeri : 6
no data etiologi Masalah
2 DS : Pasien mengatakan anaknya adanya intake tidak Resiko
tidak mau makan karena merasa adekuat ketidakseimbangan
mual dan mau muntah. nutrisi kurang dari
DO : Pasien tampak lemah dan kebutuhan tubuh
lesu, porsi makan tidak habis,
terjadi penurunan BB dari 26,6 kg
menjadi 25 kg dan IMT : 13,2

3 DS : Ibu pasien mengatakan kurangnya Kecemasan


khawatir terhadap anaknya yang pengetahuan
tidak mau makan sehingga mengenai penyakit.
mengalami penurunan berat
badan .
DO : Ibu pasien banyak bertanya
mengenai kondisi penyakit yang
diderita anaknya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologis

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh behubungan dengan adanya
intake tidak adekuat 100%
90%
80%
Kecemasan berhubungan dengan kurangnya 70%

pengetahuan mengenai penyakit.. 60%


50%
40%
30%
20%
10%
0%
A1 A2 A3 A4
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai