Anda di halaman 1dari 40

Penyakit Paru Obstruksi Kronis

(PPOK)

Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
(COPD)
Definisi
penyakit obstruksi saluran nafas kronis dan progresif
yang dikarakterisir oleh adanya keterbatasan
aliran
udara yang bersifat irreversibel, yang
disebabkan
oleh
Definisi PPOK bronkitis
GOLD 2017 kronis, emphysema atau
keduanya.
PPOK adalah penyakit yang umum, dapat dicegah, dan dapat
ditangani, yang memiliki karakteristik gejala pernapasan yang
menetap dan keterbatasan aliran udara, dikarenakan
abnormalitas saluran napas dan/atau alveolus yang biasanya
disebabkan oleh pajanan gas atau partikel berbahaya
Definisi (lanjutan)
BRONCHITIS KRONIS
Bronkitis kronik adalah keadaan pengeluaran mukus secara
berlebihan ke batang bronchial secara kronik atau berulang
dengan disertai batuk, yang terjadi hampir setiap hari selama
sekurangnya tiga bulan dalam 1 tahun selama 2 tahun
berturut

turut.
Definisi (lanjutan)
EMPHYSEMA

kelainan paru-paru yang


ditandai dengan pembesaran
jalan nafas yang sifatnya
permanen mulai dari terminal
bronchial sampai bagian distal
(alveoli :saluran, kantong
dan dinding alveoli).
udara)
ETIOLOGI BRONKITIS

Faktor lingkungan :
- Merokok
- Pekerjaan
- Polusi udara
- Infeksi

Faktor host :
- usia
- jenis kelamin
- penyakit paru yang
sudah ada
PATOGENESIS BRONKITIS
KRONIS

ASAP ROKOK, POLUTAN

Hambatan mucociliary
clearance

Iritasi bronchiole

Hiperplasia, hipertrofi
dan proliferasi kelenjar mukus

Hipersekresi mukus

OBSTRUKSI
Etiologi
Emphysema

Smoking
Polusi udara
Defisiensi α1-
antitripsin (faktor
genetik)
What happened with smoking ?
Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok dalam jangka
panjang dapat menyebabkan aneka efek, a.l. :
Mengganggu pergerakan rambut getar epitel saluran nafas
(respiratory epithelial cilliary)
Menghambat fungsi alveolar macrophages,
Menyebabkan hypertrophy dan hyperplasia kelenjar
penghasil mukus;
Juga menghambat antiproteases dan menyebabkan leukosit
melepaskan enzim proteolitik secara akut
merusak elastin, suatu protein yang membangun kantong
alveolar
Gambaran klinik serangan akut PPOK
Gejala: Pemeriksaan fisik:
Peningkatan volume sputum Demam
Sesak nafas yang progresif Mengi (wheezing)
Dada terasa sesak (chest
tightness)
Sputum yang purulen
Meningkatnya kebutuhan
bronkodilator
Lemah, lesu
Mudah lelah
Pemeriksaan fisik
inspeksi

1. Pursed - lips breathing (mulut 4. Hipertropi otot bantu napas


setengah terkatup mencucu)
5. - Pelebaran sela iga
2. - Barrel chest (diameter antero -
posterior dan transversal 6. - Bila telah terjadi gagal jantung
sebanding) kanan terlihat denyut vena jugularis
di leher dan edema tungkai
3. - Penggunaan otot bantu napas
Pemeriksaan fisik (inspeksi)

• Pursed lips breathing


• Barrel chest

s pe k si )
f i si k (in
ri k sa a n
Pe m e
Pink puffer & blue boater
BLUE BLOATER VS PINK PUFFER
palpasi

• Pada emfisema fremitus melemah


• sela iga melebar
perkusi

• hipersonor
• batas jantung mengecil,
• letak diafragma rendah,
• hepar terdorong kebawah
auskultasi
• suara napas vesikuler normal, atau melemah

• - terdapat ronki / mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi
paksa

• - ekspirasi memanjang

• - bunyi jantung terdengar jauh


Pemeriksaan Penunjang

Rutin Tidak Rutin


• Faal paru • Faal paru
(spirometri dan uji • Uji coba
bronkodilator) kortikosteroid
• Radiologi (foto • Analisa gas darah
toraks) • EKG
• Laboratorium darah • Mikrobiologi sputum
• Kadar alfa-1-
antitripsin
Spirometri

u/ menilai beratnya PPOK dg menggunakan


parameter FEV1, dan memantau perjalan
penyakit

• PPOK ringan (FEV1 > 80%)


• PPOK sedang (50% < FEV1 < 80%)
• PPOK berat (30% < FEV1 < 50%)
• PPOK sangat berat (FEV1 < 30%)
(GOLD,2009)
Uji Bronkodilator dengan Spirometri

• Dilakukan pada PPOK stabil


• Pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8
hisapan, 15-20 menit kemudian uji dg
spirometri, lihat perubahan nilai FEV1
(<20%)
Radiologi
 u/ menyingkirkan diagnosis penyakit paru lainnya

• Pada bronkitis kronik:


– Normal
– Corakan bronkovaskuler
• Pada emfisema terlihat:
– Hiperinflasi
– Hiperlusen
– Ruang retrosternal melebar
– Diafragma mendatar
– Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop
appearance)
Laboratorium Darah

• u/ mendeteksi timbulnya polisitemia  telah


terjadi hipoksia kronik

• Hematokrit ↑ (> 55%) : polisitemia


• ↑ PaCO2
• ↓ PaO2
Indikator utama untuk membuat diagnosis
PPOK
Pertimbangkan PPOK, dan
1. Sesak napas lakukan spirometri, jika ada
• Progresif dari waktu ke waktu dari indikator di bawah di
• Diperberat dengan aktivitas temukan pada pasien > 40
• Persisten tahun. Kehadiran beberapa
indikator utama
2. Batuk kronis memperbesar kemungkinan
• Intermiten atau unproductive diagnosis PPOK. Spirometri
• Mengi yang sering kambuh diperlukan untuk
3. Produksi sputum yang kronis menegakkan diagnosis
4. Infeksi saluran napas bawah berulang PPOK
5. Riwayat faktor resiko
Genetik, abnormalitas kongenital, asap rokok, asap dari limbah domestik
atau bahan bakar, kondisi lingkungan pekerjaan seperti debu, uap, bahan
bakar, gas dan bahan kimia lainnya
6. Riwayat keluarga dengan PPOK dan/atau faktor pada masa kecil
7. Berat badan pada saat lahir, infeksi pernapasan masa kecil, dsb
Diagnosis banding untuk gejala batuk kronis
(selain PPOK)

1. Asma
2. Kanker paru
3. Tuberkulosis
4. Bronchiectasis
5. Left heart failure
6. Batuk idiopatik
7. Rhinitis alergi kronis
8. Post nasal drip syndrome (PNDS)
9. GERD
Derajat keparahan PPOK
Tingkat Nilai FEV1 dan gejala
0 Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi sputum, dan dispnea.
berisiko Ada paparan terhadap faktor resiko (rokok, polusi), spirometri normal

I FEV1/FVC < 70%, FEV1 ≥ 80%, dan umumnya, tapi tidak selalu, ada gejala
ringan batuk kronis dan produksi sputum. Pada tahap ini, pasien biasanya bahkan
belum merasa bahwa paru-parunya bermasalah
II FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%, gejala biasanya mulai
sedang progresif/memburuk, dengan nafas pendek-pendek.
III FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%. Terjadi eksaserbasi berulang yang mulai
berat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada tahap ini pasien mulai mencari
pengobatan karena mulai dirasakan sesak nafas atau serangan penyakit.
IV FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% plus kegagalan respirasi kronis.
sangat berat Pasien bisa digolongkan masuk tahap IV jika walaupun FEV1 > 30%, tapi pasien
mengalami kegagalan pernafasan atau gagal jantung kanan/cor pulmonale.
Pada tahap ini, kualitas hidup sangat terganggu dan serangan mungkin
mengancam jiwa.
Normally, the left side of the heart produces a higher level of blood pressure in order to
pump blood to the body; the right side pumps blood through the lungs under much
lower pressure. Any condition that leads to prolonged high blood pressure in the
arteries or veins of the lungs (called pulmonary hypertension) will be poorly tolerated
by the right ventricle of the heart. When this right ventricle fails or is unable to
properly pump against these abnormally high pressures, this is called cor pulmonale.
Prognosis ?

Indikator: umur dan keparahan


pJika ada hipoksia dan cor pulmonale 
prognosis jelek
gnosis
Dyspnea, obstruksi berat saluran nafas,
FEV1< 0.75 L (20%) angka kematian
meningkat, 50% pasien berisiko meninggal
dalam waktu 5 tahun

<
Penatalaksanaan
Tujuan

Mencegah
Mengurangi
eksaserbasi
gejala
berulang

Memperbaiki dan
Meningkatkan
mencegah
kualiti hidup
penurunan faal
penderita
paru
TATA LAKSANA TERAPI
NON FARMAKOLOGI
Menghentikan kebiasaan merokok

Rehabilitasi paru-paru secara


komprehensif dengan OR dan latihan
pernafasan

Perbaikan nutrisi

Tidak ada obat yang dapat


menunda memburuknya fungsi
paru jika pasien tetap merokok
Penatalaksanaan
1. Edukasi

2. Obat - obatan

3. Terapi oksigen

4. Ventilasi mekanik

5. Nutrisi

6. Rehabilitasi
Edukasi
1. Pengetahuan dasar tentang PPOK

2. Obat - obatan, manfaat dan efek sampingnya

3. Cara pencegahan perburukan penyakit

4. Menghindari pencetus (berhenti merokok)

5. Penyesuaian aktivitas
Obat

Bronkodilator

Anti Inflamasi

Antibiotika

Antioksidan

Mukolitik

Antitusif
Terapi Oksigen
Mengurangi
sesak

Meningkatkan Memperbaiki
kualitas hidup aktivitas

Memperbaiki Mengurangi
fungsi hipertensi
neuropsikiatri pulmonal

Mengurangi Mengurangi
hematokrit vasokonstriksi
Nutrisi

Pemasukan
Kalori

Kebutuhan
Kalori
Rehabilitasi

1.Latihan Fisik
2.Psikososial
3. Latihan Pernapasan
Komplikasi • 1. Gagal napas
yang • a. Gagal napas kronik
dapat • b. Gagal napas akut
terjadi • 2. Infeksi berulang
pada • 3. Kor pulmonal
penderita • 4. Pneumotoraks
PPOK :

Anda mungkin juga menyukai