KELOMPOK III NURUL HAERANI (A1C019289) RAUDIA NINGSIH (A1C019201) RIAN NISWAN H. (A1C019204) RISKI AMELIA (A1C019211) Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi dewasa ini , komunikasi antar budaya merupakan hal yang penting bagi semua penduduk dunia. Kemunculan komunikasi antar budaya di desak oleh adanya interdependensi antar bangsa yang semakin nyata, baik itu di bidang ekonomi, iptek, politik, dan lain-lain. Mobilitas penduduk dunia yang semakin tinggi dan kemajuan teknologi komunikasi yang berkembang pesat juga semakin memungkinkan terjadinya komunikasi anatr budaya. Perbedaan kultur dari orang- orang yang berkomunikasi yang menyangkut kepercayaan, nilai, serta cara berperilaku serta latar belakang budaya yang berbeda inilah yang menjadi ciri terpenting yang menandai komunikasi antar budaya. 2.1 Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya disuatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas buday adalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.
2.2 Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Komunikasi bisnis lintas budaya menuntut organisasi atau perusahaan untuk lebih sensitif terhadap adanya perbedaan budaya. Menghormati hak terhadap budaya oleh konsumen dalam berbagai budaya dan pasar, para pemasar hendaknya memahami bahwa konsumen mereka memiliki hak terhadap budaya masing-masing. Jika seorang pemasar ingin sukses dalam pemasaran lintas budaya maka mereka harus menghormati nilai-nilai serta hak yang dimiliki oleh konsumen. 2.3 Memahami Budaya dan Perbedaan Budaya Budaya adalah simbol, keyakinan, sikap, nilai, harapan, dan norma tingkah laku yang dimiliki bersama (Bovee dan Thill, 2003:68). Budaya juga diarti- kan sebagai konvensi-konvensi kebiasaan, sikap. dan perilaku sekelompok orang (Heart, 2004:125). Budaya dimiliki oleh seluruh manusia, hanya saja terdapat persamaan dan perbedaan dalam aspek – aspek tetentu. setiap manusia menganut budayanya sendiri-sendiri. Budaya memengruhi seseorang sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, bahkan perlakuan setelah meninggal dunia pun dipengaruhi oleh budaya.
2.31 Mengenali Perbedaan Budaya
ketika seseorang sedang berkomunikasi, pada umumnya orang tersebut akan berasumsi mengenai budayanya sendiri dan menganggap orang lain memiliki budayanya sendiri. perbedaan budaya muncul dalam nilai-nilai sosial, gagasan mengenai status, kebiasaan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang, konteks budaya, bahasa tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis (Bovee dan Thill, 2003:69). o Nilai-Nilai Sosial Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. nilai-nilai sosial dapat mempengaruhi tindakan seseorang. o Peran dan Status Budaya juga menentukan cara seseorang dalam menunjukkan rasa hormat kepada atasan. konsep status juga berbeda-beda. misalnya, manajer puncak di Amerika Serikat emiliki ruang kerja khusus. namun di prancis, manajer puncak bekerja diruang terbuka dan dikelilingi para menajer menegah. o Adat Pembuatan Keputusan Di amerika serikat dan kanada, pelaku bisnis berusaha memcapai keputusan secepat dan seefisien mungkin. manajer puncak cukup memikirkan hal-hal pokok saja. sedangkan di yunani, mengabaikan rincian dianggap sebagai sikap menghindar dan tidak dapat di percaya. di pakistan, pengambilan keputusan cukup dilakukan oleh eksekutif tinggi. di sina dan jepang, pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus melalui proses yang rumit dan waktu yang panjang. persetujuan harus lengkap dan tidak ada aturan mayoritas. o Konsep Mengenai Waktu Perbedaan konsep mengenai waktu dapat menimbulkan salah pengertian. bagi eksekutif Amerika Serikat dan Jerman, waktu menjadi penentu rencana kerja agar bisa efisien dan fokus pada satu kegiatan pada periode tertentu. pengaturan berbagai aktivitas dibatasi oleh waktu. Bagi eksekutif di Asia, membangun fondasi hubungan bisnis jauh lebih penting daripada menepati batas waktu atau jadwal yang ketat. waktu yang dierlukan untuk saling mengenal dan menjajagi latar belakang relasi bisnis cukup fleskibel. o Konsep Ruang Pribadi Ruang memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda. prang kanada dan amerika serikat biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki ketika berbicara mengenai bisnis. jarak tersebut terlalu dekat bagi orang jerman dan jepang. akan tetapi, bagi orang arab dan amerika latin. jarak tersebut tidak nyaman karena terlalu jauh. o Konteks Budaya Salah satu cara yang digunakan seseorang untuk memberikan arti pada sebuah pesan adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan pemahaman implisit yang menyertai makna di antara mereka yang berkomunikasi. Antropolog Edward T. Hall (dalam Quible. 1996:409) membagi konteks budaya menjadi dua tingkat. yaitu budaya konteks tinggi (high context culture) dan budaya konteks rendah (low context culture). o Bahasa Tubuh Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah pengertian antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya tidak berarti juga menguasai bahasa tubuhnya. Orang- orang dari budaya berbeda kadang-kadang salah membaca tanda yang dikirimkan oleh bahasa tubuh. Misalnya, untuk menyatakan ‘tidak’, orang Amerika Serikat dan Kanada akan menggeleng, orang Bulgaria mengangguk, orang Jepang mengangkat tangan kanan, dan orang Sisilia mengangkat dagunya. o Tingkah Laku Sosial dan Sopan Santun Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh budaya lain. Aturan mengenai tingkah laku sopan bervariasi antara satu negara dengan negara yang lain. Memberi hadiah kepada istri orang lain dianggap tidak sopan oleh orang Arab. Menaikkan kaki ke atas meja dan memberikan sesuatu dengan tangan kiri dianggap biasa oleh orang Amerika Serikat, tetapi dianggap sebagai penghinaan oleh orang Mesir. Di Spanyol, jabatan tangan berlangstung lima sampai tujuh kali ayunan, dan menarik tangan terlalu cepat bisa diartikan sebagai penolakan. Sementara di Perancis, orang lebih suka berjabatan tangan hanya dengan sekali ayunan. Tuan rumah di negara-negara Arab akan merasa dipermalukan apabila tamunya menolak makanan, minuman, dan keramahtamahan dalam bentuk apapun. o Tingkah Laku Legal dan Etis Di beberapa negara, perusahaan sering memberi bayaran ekstra kepada pejabat pemerintah untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Hal itu sudah menjadi kehiasaan yang rutin dan tidak dianggap ilegal. Namun, di Amerika Serikat hal ini dipandang sebagai suap, ilegal, dan tidak etis. Perusahaan yang berdiri di Amerika Serikat dilarang membayar ekstra kepada pegawai negeri di mana pun. Di Inggris dan Amerika Serikat, seseorang dianggap tidak bersalah hingga terbukti menang bersalah. Di Meksiko dan Turki, seseorang dianggap bersalah hingga bisa mem- buktikan tidak bersalah. Perbedaan itu sangat penting bagi perusahaan yang terlibat perselisihan legal di negara lain. o Budaya Perusahaan Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya membentuk perasaan orang mengenai perusah.an dan pekerjaan yang dilakukan, cara menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain, harapan yang menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang terhadap perubahan tersebut. Lebih dari separuh kemitraan perusahaan gagal karena adanya benturan budaya perusahaan. 2.32 Menghadapi Hambatan Komunikasi Lintas Budaya Hambatan komunikasi dalam komunikasi lintas budaya mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam didalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi lintas budaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik, hambatan-hambatan tersebut yaitu: 1. Fisik (Physical) 2. Budaya (Cultural) 3. Persepsi (Perceptual) 4. Motivasi (Motivational) 5. Pengalaman (Experiantial) 6. Emosi (Emotional) 7. Bahasa (Linguistic) 8. Nonverbal 9. Kompetisi (Competition) 2.4 Menghadapi Reaksi Etnosentris Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menilai semua kelompok lain menurut standar, tingkah laku, dan tradisi kelompok sendiri serta memandang elompok lain lebih rendah (Bovee dan Thill, 2003:78), semakin besar kesamaan kelompok lain dengan kelompoknya semakin dekat mereka dengan kelompok tersebut. Orang yang etnosentris sering berpandangan streotip, yaitu berusaha memperkirakan tingkah laku atau karakter individu atas dasar keanggotaan mereka dalam kelompok atau kelas tertentu. Komunikasi akan terancam gagal karena adanya ketersinggungan. untuk menghindari reaksi etnosentris dapat dpiergunakan beberapa cara berikut (Haryani, 2001:69) o Menerapkan asas kesamaan Tidak ada budaya inferior dan superior, selain itu tidak ada budaya yang salah dan tidak ada budaya yang benar. Pelaku komunikasi harus menghargai budaya pihak lain dan menerapkan budaya sendiri untuk kelompok sendiri. o Menerapkan kaidah emas Kaidah emas adalah memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Cara itu relative muda dilakukan karena tidak perlu dilakukan pemahaman terhadap nilai-nilai yang dianut orang lain. o Menerapkan kaidah timah Kaidah timah adalah memperlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan diri mereka sendiri. Cara itu relative lebih sulit dari kaidah emas karena harus memahami nilainilai yang dianut orang lain. o 3.1 Kesimpulan Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka. Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan. Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting. o 3.2 Saran Hendaknya para pelaku bisnis dan masyarakat umum mau mempelajari dan memahami perbedaan budaya disekitarnya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kesenjangan komunikasi. Bagi para budayawan hendaknya dapat dengan suka rela berbagi pengetahuan akan budayanya baik itu budaya yang bersifat verbal maupun yang nonverbal guna mengatasi kesenjangan dan perselisihan antar budaya dalam hal apapun. Thank you