RUBBEL HIM HAIKAL

KELAS 1D PJKR
21520377

OLAHRAGA DITINJAU DARI FILSAFAT

 OLAHRAGA DI TINJAU DARI FILSAFAT
 
A.     PENDAHULUAN
 
MEMBAHAS AKTIFITAS OLAHRAGA PADA MASA SEKARANG TIDAK DAPAT DILEPASKAN DARI
SEJARAH PERKEMBANGAN OLAHRAGA ITU SENDIRI. YUNANI ADALAH NEGARA YANG
BANYAK MEMBERIKAN SUMBANGAN BESAR BAGI KEMAJUAN MANUSIA DI BERBAGAI
BIDANG DEWASA INI TERMASUK -18 TAHUN DIBERI LATIHAN-LATIHAN JASMANI (BERUPA
SENAM) DARI SEORANG PAIDOTRIBE. SETELAH USIA 20 TAHUN, MEREKA DIAKUI SEBAGAI
WARGA NEGARA PENUH, BERHAK DAN BERKEWAJIBAN SEPERTI ORANG DEWASA.
PADA AWALNYA KEGIATAN OLAHRAGA MERUPAKAN 
 PADA AWALNYA KEGIATAN OLAHRAGA MERUPAKAN 
OLIMPIADE KUNO 776 BC – 393 AD. DISELENGGARAKAN SELAMA 5 HARI, 3 HARI RITUAL
PEMUJAAN, 2 HARI KEGIATAN LOMBA.  HANYA LELAKI YANG DAPAT IKUT SERTA, BAIK
SEBAGAI PEMAIN MAUPUN PENONTON. SELAMA KEGIATAN BERLANGSUNG, SEMUA
AKTIVITAS PEPERANGAN, KEKERASAN DAN SIKAP SIKAP PERMUSUHAN DIHENTIKAN DAN
DILARANG. PEMENANG LOMBA DIBERI MAHKOTA DAUN ZAITUN DAN GELAR PAHLAWAN.
PADA MASA ITU PAHLAWAN OLAHRAGA MERUPAKAN KEDUDUKAN YANG SANGAT
TERHORMAT, SEHINGGA PEPERANGAN AKAN BERHENTI BILA “SANG JUARA” MELINTAS
DIMEDAN PERTEMPURAN.
 OLIMPIADE MODERN ATHENA, 1896. DIAWALI DENGAN DITEMUKANNYA SITUS KOTA
OLYMPIA OLEH TENTARA JERMAN. BARON PIERRE DE COUBERTIN SEORANG BANGSAWAN
PERANCIS, MEMBANGKITKAN KEMBALI SEMANGAT DAN NILAI-NILAI LUHUR LOMBA
OLIMPIA (OLYMPISM) OLYMPIC GAMES YANG KEMUDIAN DIKENAL DENGAN GERAKAN
OLIMPIADE (OLYMPIC MOVEMENT). IDE DASAR PENYELENGGARAAN OLYMPIC GAMES
ADALAH MENCIPTAKAN KEHIDUPAN YANG DAMAI DI DUNIA, SEBAGAI SOLUSI MENGATASI
KRISIS SOSIAL POLITIK YANG MULAI MARAK DI MUKABUMI DAN MENJADI INSPIRASI
MEMBANGKITKAN SEMANGAT PERSAUDARAAN DALAM UPAYA MEMBANGUN RESOLUSI
PERDAMAIAN UNTUK MENGATASI KEKACAUAN YANG TERJADI DI SELURUHDUNIA.
AGAR PELAKSANAAN OLIMPIADE BERJALAN SECARA TERPADU DAN BERKESINAMBUNGAN
DI SELURUH DUNIA MAKA DITETAPKAN PIAGAM OLIMPIADE (OLYMPIC CHARTER),
YANG  TIAP 4 TAHUN DITINJAU KEMBALI ISINYA AGAR SESUAI PERKEMBANGAN JAMAN.
KEGIATAN OLIMPIADE MODEREN MEMPROMOSIKAN DAN MENYEBARLUASKAN NILAI-NILAI
FILOSOFIS OLAHRAGA (OLYMPISM) SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN FISIK DAN
PENGEMBANGAN MORAL MANUSIA, MEMPERTEMUKAN ATLET DUNIA DALAM SUATU
FESTIVAL OLAHRAGA EMPAT TAHUNAN, MENDIDIK GENERASI MUDA DALAM SEMANGAT
SALING PENGERTIAN DAN PERSAUDARAAN, MEMUNGKINKAN TERBENTUKNYA DUNIA
YANG LEBIH DAMAI DAN LEBIH BAIK, MENYEBARLUASKAN PRINSIP-PRINSIP OLIMPIADE
KESELURUH DUNIA, SEHINGGA MEMBENTUK SEMANGAT INTERNATIONAL MELALUI
OLAHRAGA.
OLYMPISM MEMPROMOSIKAN CARA HIDUP YANG BERLANDASKAN PADA RASA SUKA CITA
DALAM SETIAP USAHA, MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MELALUI CONTOH YANG
BAIK DAN RESPEK TERHADAP PRINSIP-PRINSIP DASAR DARI ETIKA UNIVERSAL, TANPA
SEGALA BENTUK DISKRIMINASI, TERBANGUN SALING PENGERTIAN DALAM SEMANGAT
PERSAHABATAN, SOLIDARITAS DAN FAIR PLAY ATAU LEBIH DIKENAL DENGAN 3 PILAR
OLIMPIADE YAITU EXCELLENCE (KEUNGGULAN), FRIENDSHIP (PERSAHABATAN) &
RESPECT, (RASA HORMAT).
 OLAHRAGA DEWASA INI SUDAH MENJADI FENOMENA SOSIAL, TIDAK HANYA MENGACU
PADA 3 PILAR OLIMPIADE LAGI, TETAPI DILAKUKAN DENGAN BERBAGAI MOTIF DAN
TUJUAN YANG LEBIH LUAS SEPERTI  UNTUK TUJUAN PENDIDIKAN, REKREASI, INDUSTRI
BAHKAN POLITIK. BEGITU PENTINGNYA OLAHRAGA SEHINGGA PERSERIKATAN BANGSA-
BANGSA (PBB) MENGANGKAT ADOLF OGI MANTAN PRESIDEN SWISS SEBAGAI PENASEHAT
KHUSUS SEKJEN PBB UNTUK PERKEMBANGAN OLAHRAGA, PERTIMBANGANNYA BAHWA
SEMANGAT PBB SAAT DIBENTUK ADALAH UNTUK MENGEMBANGKAN SEMANGAT
PERDAMAIANDI MUKA BUMI, HAL YANG SAMA KETIKA INTERNATIONAL OLYMPIC COMITE
(IOC) DIBENTUK. BEDANYA KALAU PBB MENGGUNAKAN JALUR POLITIK KALAU IOC
MENGGUNAKAN INSTRUMEN OLAHRAGA (OLYMPIC GAMES)
 KENYATAANNYA BANYAK DAMPAK NEGATIF DARI OLAHRAGA YANG DILAKUKAN ATLET,
MANAJER, OFISIAL TERMASUK MASYARAKAT. MASALAH PERPINDAHAN ATLET YANG TIDAK
PROSEDURAL, TABIAT ATLET YANG TIDAK SPORTIF, PENGGUNAAN DOPING, PENGATURAN
SKOR KEMENANGAN ATAU KEKALAHAN DEMI TUJUAN TERTENTU, BAHKAN FENOMENA
TERAKHIR YANG MUNCUL ADALAH MASALAH PENONTON YANG TAWURAN DAN
MELAKUKAN PERUSAKAN AKIBAT KETIDAK PUASAN ATAS KEKALAHAN TIM FAVORITNYA.
BUKU INI AKAN MENCOBA MENJAWAB PERTANYAAN TENTANG OLAHRAGA DITINJAU DARI
ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI. SEKAIT DENGAN FENOMENA OLAHRAGA
YANG TERJADI, GUNA MEMAHAMI OLAHRAGA UNTUK SIAPA DAN BAGAIMANA MELAKUKAN
OLAHRAGA SEHARUSNYA, PERLU DI FAHAMI TERLEBIH DAHULU PENGERTIAN APA ITU
OLAHRAGA.
 B.    KONSEP TENTANG OLAHRAGA
ISITILAH OLAHRAGA MODERN PERTAMA KALI DIGUNAKAN DI INGGRIS SEKITAR TAHUN
1440. DITINJAU DARI ASAL USUL KATA (ETIMOLOGI), OLAHRAGA BERASAL DARI BAHASA
LATIN DAN PRANCIS. DI PRANCIS, KATA DE(S)PORTER BERASAL DARI BAHASA
LATIN PORTARE, YANG BERARTI UNTUK “MENGHIBUR DIRI”. PADA PERKEMBANGANNYA
ISTILAH OLAHRAGA DIKEMBANGKAN DARI HANYA “MEGHIBUR DIRI” BERKEMBANG SECARA
LUAS DISELURUH INGGRIS, YANG MENUNTUT PERSAINGAN DALAM BENTUK PERMAINAN,
MENGEKSPLOITASI DIRI, DAN BERBURU.
 OLAHRAGA SEBAGAI SUATU AKTIFITAS DILAKUKAN MANUSIA, SEDANGAN MANUSIA SEBAGAI  MAHLUK
YANG PALING SEMPURNA DI MUKA BUMI MEMILIKI JIWA – RAGA, AKAL-FIKIRAN   YANG TIDAK DAPAT
DIPISAHKAN DAN MERUPAKAN MAHLUK SOSIAL YANG SENANTIASA BERINTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN,
OLEH SEBAB ITU MEMPELAJARI MANUSIA DAPAT DITINJAU DARI BERBAGAI DISIPLIN ILMU, YANG AKHIRNYA
PENGERTIAN OLAHRAGAPUN BERKEMBANG SESUAI SUDUT PANDANG MASING-MASING. BETTY SPEARS
DAN RICHARD SWANSON (1988) MENJELASKAN BAHWA OLAHRAGA AKAN DIANGGAP KEGIATAN YANG DAPAT
MENGEMBANGKAN KECAKAPAN FISIK DAN KETERAMPILAN, KOMPETISI, STRATEGI DAN / ATAU
KESEMPATAN, DAN TERLIBAT DALAM UNTUK KENIKMATAN DAN KEPUASAN PESERTA DAN / ATAU ORANG
LAIN.  DEFINISI INI MENCAKUP OLAHRAGA TERATUR DAN OLAHRAGA UNTUK TUJUAN REKREASI. INI
TERMASUK OLAHRAGA SEBAGAI HIBURAN JUGA MENCAKUP OLAHRAGA PROFESIONAL.
KATA “OLAHRAGA” DALAM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM
KEOLAHRAGAAN NASIONAL BAB I PASAL 1 AYAT 4 MENYATAKAN BAHWA:  “OLAHRAGA ADALAH SEGALA
KEGIATAN YANG SISTEMATIS UNTUK MENDORONG, MEMBINA, SERTA MENGEMBANGKAN POTENSI JASMANI,
ROHANI DAN SOSIAL”
 LUTAN (1988) MENGUTIP PENDAPAT SMITH (1971) SEORANG FILOSOF DARI CHATOLIC
UNIVERSITY OF AMERICA DALAM MAKALAHNYA YANG BERJUDUL “SPORT AND PLAY:
SUSPENSION OF ORDINARY” MENGEMUKAKAN BAHWA OLAHRAGA ADALAH PERLUASAN
ATAU PERKEMBANGAN LEBIH LANJUT DARI BERMAIN, SEHINGGA PELAKSANAAN
OLAHRAGA BERDASARKAN PADA KEGIATAN BERMAIN DAN NILAI-NILAI INTINYA DIAMBIL
DARI KEGIATAN BERMAIN TERSEBUT. DIA MENAMBAHKAN, ADA TIGA HAL POKOK  YANG
MEMATIKAN SPIRIT BERMAIN YAITU TERLAMPAU –MEMENTINGKAN (1) KEMENANGAN (2)
RASIONALISASI TEHNIK ATAU KETERAMPILAN DAN (3) KEHADIRAN PENONTON.
(OLAHRAGA PRESTASI), SEMENTARA MENURUT METVEYEV (1981) MENJELASKAN BAHWA
OLAHRAGA ADALAH SUATU KEGIATAN OTOT – OTOT YANG ENERGETIK DIMANA
SESEORANG ATLET MEMPERAGAKAN KEMAMPUAN GERAKNYA DAN KEMAUANNYA
SEMAKSIMAL MUNGKIN.
 DARI SUDUT ILMU FAAL OLAHRAGA, GIRIWIJOYO DAN DIKDIK (2012) MENJELASKAN
BAHWA PERKATAAN “OLAHRAGA” MENGANDUNG ARTI AKAN ADANYA SESUATU YANG ADA
HUBUNGANNYA DENGAN PERISTIWA MENGOLAH YAITU MENGOLAH RAGA ATAU
MENGOLAH JASMANI. DEFINISI ATAU BATASAN TENTANG OLAHRAGA ITU SENDIRI MASIH
BELUM TEGAS AKIBATNYA TERDAPAT BERMACAM-MACAM BATASAN, DEFINISI ATAUPUN
DESKRIPSIMENGENAI APA ITU “OLAHRAGA”. DARI SUDUT ILMU FAAL OLAHRAGA,
OLAHRAGA ADALAH SERANGKAIAN GERAK RAGA YANG TERATUR DAN TERENCANA YANG
DILAKUKAN ORANG DENGAN SADAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
FUNGSIONALNYA.
ATENG (2003) DALAM ELIAS (EDITOR) MENGUTIP PENGERTIAN OLAHRAGA DALAM
“DECLARATION OF SPORT” YANG DISAMPAIKAN INTERNATIONAL COUNCIL OF SPORT AND
PHYSICAL EDUCATION, (ICSPE) - UNESCO BAHWA SETIAP AKTIFITAS
 FISIK BERUPA PERMAINAN DAN BERISIKAN PERTANDINGAN ADALAH (STRRUGGLE) MELAWAN ORANG LAIN,
DIRI SENDIRI ATAUPUN UNSUR-UNSUR ALAM ADALAH OLAHRAGA.  OLAHRAGA HARUS DILAKUKAN DENGN DENGAN
SEMANGAT “FAIR PLAY” SUPAYA IA TETAP MURNI. OLAHRAGA YANG DILAKUKAN DENGAN SEMANGAT FAIR PLAY
TERSEBUT MERUPAKAN ALAT YANG AMPUH BAGI PENDIDIKAN.
BERDASARKAN PENDAPAT PARA PAKAR DAN DITINJAU DARI BERBAGAI DISIPLIN ILMU, MAKA PENULIS DAPAT
MENYIMPULKAN PALING TIDAK ADA 4 CIRI DARI SUATU AKTIFITAS YANG DIKEMUKAKAN PARA AHLI, YANG
DIKATAGORIKAN SEBAGAI OLAHRAGA, YAITU:
1.     OLAHRAGA MERUPAKAN SUATU AKTIFITAS MANUSIA YANG TERATUR DAN DIRENCANAKAN
2.     AKTIFITASNYA MELIBATKAN JASMANI/FISIK DAN ROHANI/PSIKIS.
3. DALAM AKTIFITAS TERJADI INTERAKSI BAIK MENGHADAPI DIRINYA SENDIRI, ORANG LAIN ATAU UNSUR ALAM
4.     ADA BERBAGAI  TUJUAN DARI AKTIFITAS TERSEBUT.
 
BERDASARKAN CIRI-CIRI TERSEBUT, MAKA PENGERTIAN OLAHRAGA MENURUT PENULIS ADALAH SUATU AKTIFITAS
MANUSIA YANG TERATUR DAN DIRENCANAKAN DENGAN  MELIBATKAN JASMANI DAN ROHANI UNTUK MENGHADAPI
TANTANGAN BAIK DARI DALAM DIRI SENDIRI, ORANG LAIN MAUPUN UNSUR ALAM DENGAN BERBAGAI TUJUAN YANG
INGIN DICAPAI DALAM AKTIFITAS TERSEBUT.
 C.    TUJUAN MELAKUKAN OLAHRAGA
BERDASARKAN SIMPULAN DARI PENGERTIAN OLAHRAGA YANG TELAH DIKEMUKAKAN,
SELANJUTNYA APA TUJUAN DARI AKTIFITAS MANUSIA YANG DIRENCANAKAN DAN TERATUR
TERSEBUT SEHINGGA DAPAT MENGHADAPI DIRI SI PELAKU, ORANG LAIN BAIK SEBAGAI
LAWAN MAUPUN ENONTON ATAUPUN UNSUR ALAM YANG HARUS DIHADAPAI UNTUK
MENCAPAI SESUATU YANG DIHARAPKAN.
PADA AWAL TULISAN INI TELAH DISINGGUNG PERJALANAN OLAHRAGA DARI JAMAN
MASYARAKAT KUNO, JAMAN YUNANI DENGAN OLIMPIADE KUNO SAMPAI OLIMPIADE
MODERN YANG SAMPAI SAAT INI NILIAI-NILAI YANG DIJUNJUNG TINGGI TETAP DI
KUMANDANGKAN SETIAP PELAKSANAAN OLIMPIADE 4 TAHUN SEKALI.
 ISTILAH OLAHRAGA SAAT INI SUDAH MELEKAT DI MASYARAKAT DAN SUDAH DIKETAHUI
AKTIFITAS YANG BAGAIMANA YANG DIKATAKAN LAHRAGA, MASYARAKAT MODERN SUDAH
MEMILIKI TUJUAN DARI OLAHRAGA YANG DIIKUTINYA. RUANG LINGKUP OLAHRAGA SESUAI UU
NO 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL, PADA BAB IV PASAL
17  MELIPUTI KEGIATAN: A. OLAHRAGA PENDIDIKAN; B. OLAHRAGA REKREASI; C. OLAHRAGA
PRESTASI.[8]
LUTAN (1988) MENJELASKAN EMPAT DIMENSI KEGIATAN OLAHRAGA YAITU: 1) OLAHRAGA
PENDIDIKAN; 2) OLAHRAGA REKREASI; 3) OLAHRAGA KOMPETITIF; DAN 4) OLAHRAGA
PROFESIONAL.[9]
ATENG (2003) DALAM ELIAS (EDITOR) MENJELASKAN BAHWA OLAHRAGA BAIK DALAM ARTI
UPAYA UNTUK MENYEMPURNAKAN MAUPUN AKTIFITAS FISIK MENCAKUP LIMA KEGIATAN YANG
BERAGAM: 1) KESEHATAN: 2) PENDIDIKAN JASMANI; 3) REKREASI; 4) SPORT; DAN 5) TARI YANG
PADA WAKTUNYA NANTI SUATU SAAT MUNGKIN SAJA DAPAT BERTAMBAH LAGI.[10]
 GIRIWIJOYO DAN DIKDIK (2012) MENGELOMPOKKAN OLAHRAGA DIBAGI BERDASARKAN SIFAT ATAU TUJUANNYA
YAITU: 1) OLAHRAGA PRESTASI (OLAHRAGA SEBAGAI TUJUAN); 2) OLAHRAGA REKREASI; 3) OLAHRAGA KESEHATAN
DAN 4) OLAHRAGA PENDIDIKAN  (OLAHRAGA SEBAGAI ALAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN)  
MENYIMAK RUANG LINGKUP, DIMENSI, KEGIATAN SERTA SIFAT DAN TUJUAN DARI OLAHRAGA YANG TELAH
DIPAPARKAN, TERNYATAS MANUSIA MELAKUKAN OLAHRAGA MEMILIKI BERBAGAI TUJUAN. WALAUPUN DALAM UU
NO 3 TAHUN 2005 TIDAK ADA OLAHRAGA KESEHATAN PADA RUANG LINGKUPNYA TETAPI PADA BAGIAN KE 3
PEMBINAAN DAN PEGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI PASAL 26 DIJELASKAN BAHWA PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI DILAKSANAKAN DAN DIARAHKAN UNTUK MEMASSALKAN OLAHRAGA
SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN, KEBUGARAN,
KEGEMBIRAAN, DAN HUBUNGAN SOSIAL.[11]
OLAHRAGA TELAH BERKEMBANG MELIPUTI BERBAGIA DIMENSI ATAU TUJUAN.  MENYIMAK TUJUAN DARI OLIMPIADE
MODERN SEBAGAI PESTANYA MASYARAKAT OLAHRAGA DUNIA, BAHWA TUJUAN DARI OLIMPIADE ADALAH
SEBAGAIMANA DI KUTIP MUTOHIR DAN MAKSUM (2007) ADALAH UNTUK MENEMPATKAN OLAHRAGA DI
 MANA-MANA UNTUK MELAYANI PERKEMBANGAN HARMONIS MANUSIA, DENGAN
MAKSUD UNTUK MENDORONG PEMBENTUKAN MASYARAKAT YANG DAMAI BERKAITAN
DENGAN PELESTARIAN MARTABAT MANUSIA. UNTUK EFEK INI, GERAKAN OLIMPIADE
TERLIBAT, SENDIRI ATAU BEKERJA SAMA DENGAN ORGANISASI LAIN DAN DALAM BATAS
KEMAMPUANNYA, DALAM TINDAKAN UNTUK MEMPROMOSIKAN PERDAMAIAN "
PENULIS DAPAT MENYIMPULKAN BAHWA TUJUAN ORANG MELAKUKAN AKTIFITAS
OLAHRAGA ADALAH UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DAN SEBAGAI PENGISI
WAKTU LUANG YANG POSITIF. SELANJUTNYA TUJUAN DAPAT BERUBAH DARI HANYA
SEKEDAR UNTUK KESEHATAN, REKREASI DAN TUJUAN PENDIDIKAN, MENJADI PRESTASI
KARENA YANG MELAKUKANNYA MEMILIKI KETERAMPILAN YANG LEBIH UNGGUL DAN
DAPAT DI SANDINGKAN DENGAN ORANG LAIN DALAM BETUK KEJUARAAN ATAU
PERLOMBAAN.  
 LEBIH JAUH LAGI KETIKA PRESTASI SUDAH DIPEROLEH MAKA DAPAT DILANJUTKAN
SEBAGAI MATA PENCAHARIAN DAN MENNGHAAPKAN IMBALAN DARI PENAMPILANNYA.
KETIKA OLAHRAGA SUDAH DIORGANISISR MENJADI SUATU KEJUARAAN BAHKAN
MEWAKILI SUATU BANGSANYA, MAKA OLAHRAGA DAPAT MEMPERSATUKAN MANUSIA DARI
BERBAGAI BANGSA DI DUNIA TANPA MEMBEDAKAN SUKU BANGSA, WARNA KULIT, DAN
AGAMA, INILAH TJUAN YANG SESUNGGUHNYA DARI PESTA OLIMPIADE DUNIA.
 D.    CARA-CARA MELAKUKAN OLAHRAGA
SEBAGAI PEMAHAMAN DASAR BAGI MASYARAKAT UMUM TENTANG BAGAIMANA CARA
MELAKUKAN OLAHRAGA AGAR DAPAT MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI, TENTU
HARUS DIAWALI DENGAN PENGETAHUAN AWAL TENTANG STATUS KESEHATANNYA,
OLAHRAGA DAPAT MENURUNKAN KESEHATAN BAHKAN MENGAKIBATKAN KEMATIAN
APABILA SALAH DALAM PENERAPANNYA. OLEHKARENA ITU YAKINKAN BAHWA MENURUT
MEDIS BOLEH BEROLAHRAGA, KEMUDIAN LAKUKAN OLAHRAGA SECARA RUTIN DAN
TERATUR MINIMAL 3X DALAM 1 MINGGU DENGAN MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP
LATIHAN.  AWALI DENGAN PEMANASAN, INTI DAN PENENANGAN. BUKAN LAMANYA LATIHAN
YANG DAPAT MENYEHATKAN TETAPI KUALITAS DARI LATIHAN TERSEBUT. PILIHLAH
OLAHRAGA YANG SESUAI DENGAN KONDISI
 APABILA OLAHRAGA DILAKSANAKAN DALAM SUATU EVENT KEJUARAAN, HENDAKNYA
KEMENANGAN JANGAN DIJADIKAN SATU-SATUNYA TUJUAN UTAMA, 3
PILAR OLIMPIADE EXCELLENCE, FRIENDSHIP & RESPECT (KEUNGGULAN, PERSAHABATAN
DAN RASA HORMAT) HENDAKNYA DIKEDEPANKAN SEHINGGA CITA-CITA AWAL DARI PELAKU
SEJARAH OLAHRAGA DUNIA TETAP DAPAT DIPERTAHANKAN DAN SELURUH DUNIA DALAM
KEADAAN DAMAI PENUH PERSAHABATAN TANPA DISKRIMINASI.
ADA BEBERAPA NILAI UNIVERSAL YANG ADA DALAM KEGIATAN OLAHRAGA YAKNI KEADILAN,
KEJUJURAN, TANGGUNGJAWAB DAN KEDAMAIAN (LUTAN, 2001) DALAM MUTOHIR DAN MAKSUM
(2007) LEBIH LANJUT DILELASKAN DALAM OLAHRAGA BANYAK NILAI-NILAI YANG PENTING YANG
DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI SCHOOL OF LIFE SEPERTI NILAI KERJASAMA, KEJUJURAN,
SPORTIFITAS, PERCAYA DIRI, HORMAT, DISIPLIN, KERJA KERAS, KEBERANIAN, ESTETIKA,
PANTANG MENYERAH, KEBERSIHAN, TANGGUNGJAWAB, TAAT ATURAN DAN KESELAMATAN.
OLAHRAGA BUKAN SEMATA-MATA UNTUK MENGEMBANGKAN POTENSI FISIK, TETAPI JUGA
POTENSI MENTAL DAN SOSIAL.
 BEGITU BANYAKNYA NILAI-NILAI KEHIDUPAN YANG DAPAT DIBINA DAN DIKEMBANGKAN
MELALUI KEGIATAN OLAHRAGA, TIDAK ADA ALASAN UNTUK MENGANGGAP OLAHRAGA
TIDAK PENTING. DIPERLUKAN SINERGISITAS ANTARA “POLITICAL WILL” YANG DI BUAT
OLEH LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF DENGAN “ POLITICAL ACTIONNYA” SEHINGGA
“SPORT FOR ALL” ATAU “MEMASYARAKATKAN OLAHRAGA DAN MENGOLAHRAGAKAN
MASYARAKAT” TIDAK HANYA SEBAGAI JARGON SAJA, TETAPI BENAR-BENAR DAPAT
DIWUJUDKAN DI TENGAH-TENGAH MASYARAKAT INDONESIA.
 E.     KESIMPULAN
DARI PAPARAN-PAPARAN YANG TELAH DIKEMUKAKAN DAPAT DITARIK KESIMPULAN
SEBAGAI BERIKUT:
1.  OLAHRAGA MERUPAKAN AKTIFITAS MANUSIA, TETAPI TIDAK SEMUA AKTIFITAS DAPAT
DIKATAKAN OLAHRAGA, ADA PERSYAARATAN KHUSUS SUATU KEGIATAN DAPAT DIKATAKAN
OLAHRAGA YAITU KEGIATANNYA DIRENCANAKAN, MELIBATKAN UNSUR JASMANI DAN
ROHANI DALAM MELAKUKAN AKTIFITASNYA SERTA DAAPAT DISANDINGKAN DALAM
BENTUK PERLOMBAAN ATAU KEJUARAAN DENGAN ORANG LAIN.
 2.  TUJUAN MELAKUKAN OLAHRARAGA SELAIN UNTUK KESEHATAN, PENGISI WAKTU
SENGGANG DAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN, OLAHRAGA
DAPAT DITINGKATKAN MENJADI PRESTASI DAN KOMPETISI.
3.  DALAM MELAKUKAN AKTIFITAS OLAHRAGA, HARUS DISESUAIKAN DENGAN MAKSUD
DAN TUJUAN MELAKUKANNYA. APABILA OLAHRAGA DILAKUKAN DALAM BENTUK SUATU
KEJUARAAN (PRESTASI, KOMPETISI BAHKAN PROFESIONAL) MAKA KEMENANGAN BUKAN
SATU-SATUNYA YANG UTAMA, ADA NILAI YANG LEBIH TINGGI DARI OLAHRAGA
YAITUKEUNGGULAN, PERSAHABATANDAN RASA HORMAT.