Anda di halaman 1dari 9

Akuntansi

Internasional
Pertemuan 2
KLASIFIKASI
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Klasifikasi dengan pertimbangan, yaitu klasifikasi yang bergantung kepada
pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi ini dilakukan dengan memahami
kondisi yang sedang terjadi dan mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses akuntansi internasional.
2. Klasifikasi secara empiris, yaitu klasifikasi yang menggunakan metode statistik
untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia.
Dengan adanya basis data yang lengkap, diharapkan agar bisa membantu proses
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan akuntansi internasional.
Empat Pendekatan terhadap Perkembangan
Akuntansi
Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pada pertengahan tahun 1960-an. Ia
mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara – negara barat
dengan sistem ekonomi berorientasi pasar .
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi,
Praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.
Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan bukan memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan
bisnis mengoordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan nasional.
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi,
Akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara
individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup.
Empat Pendekatan terhadap Perkembangan
Akuntansi
3. Berdasarkan pendekatan independen,
Akuntansi berasal dari praktik dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari
pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan
prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan, dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi.

4. Berdasarkan pendekatan yang seragam,


Akuntansi distandarisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat.
Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang
pemerintah, otoritas pajak dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam
mengendalikan seluruh jenis bisnis.
Akuntansi Hukum Umum dan Hukum Kode

Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu negara. Pandangan ini telah
mendominasi pemikiran akuntansi selama kurang lebih 20 tahun terakhir.

1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter berorientasi terhadap “penyajian
wajar” , tranparansi dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak.
Pasar saham mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditunjukkan untuk
kebutuhan informasi investor luar. Akuntansi hukum umum sering disebut sebagai “Anglo Saxon”,
“Inggris – Amerika”, atau “Berdasarkan mikro”. Akuntansi umum berawal dari Inggris dan kemudian
diekspor ke negara-negara seperti Australia, Kanada, Hongkong, India, Malaysia, Pakistan dan Amerika
Serikat. Penentuan standar akuntansi cenderung merupakan aktifitas sektor swasta dengan peranan
penting yang dimainkan oleh profesi akuntansi.
Akuntansi Hukum Umum dan Hukum Kode

2. Akuntansi dalam negara-negara hukum kode memiliki karakteristik berorientasi legalistik, tidak
membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak.
Bank atau pemerintah mendominasi sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk
perlindungan kreditor. Akuntansi hukum kode sering disebut " kontinental", " legalistik ", "seragam secara
makro" . Penentuan standar akuntansi cenderung merupakan aktifitas sektor publik dengan relatif sedikit
pengaruh dari profesi akuntansi. Akuntansi hukum kode banyak ditemukan di kebanyakan negara-negara
eropa kontinental dan bekas koloni mereka di Afrika, Asia, dan Amerika.
Perkembangan Akuntansi
Ada 8 faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu adalah:
1. Sumber Dana
2. Sistem Hukum
3. Perpajakan
4. Ikatan politik dan ekonomi
5. Inflasi
6. Tingkat perkembangan ekonomi
7. Tingkat pendidikan
8. Budaya
Hubungan budaya dan akuntansi

Berdasarkan analisis Hofstede, Gray mengusulkan suatu kerangka kerja yang menghubungkan budaya dan
akuntansi. Ia mengusulkan 4 dimensi nilai akuntansi yang mempengaruhi praktik pelaporan keuangan
suatu negara yaitu:
1. Profesionalisme vs kontrol wajib
2. Keseragaman versus fleksibilitas
3. Konservatisme versus optimisme
4. Kerahasiaan versus tranparansi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai