Anda di halaman 1dari 25

PENERTIBAN IKLAN

(Layanan Kesehatan Tradisional)


DALAM RANGKA PEMBINAAN
SISTEMATIKA
1. MASALAH/FOTO FOTO IKLAN
2. KETENTUAN/PERATURAN IKLAN (PMK 1787,
UU 44/2008, UU 14/2009, KPI 09/2009
3. KENDALA :
a. BELUM ADANYA SATU KESATUAN SISTIM PENERTIBAN BATTRA
b. BELUM TERBENTUKNYA TIM PENILAIAN DAN PENGAWASAN IKLAN
DAN LAYANAN KESEHATAN
c. SATUAN PENGAWAS INTERNAL/PPNS KEMENKES BELUM TERBENTUK
d. KEPENTINGAN BISNIS MEDIA
4. UPAYA PENERTIBAN
MASALAH (1)

Metode ? KLINIK ? (Ada Dokter ?) SOLUSI


STPT atau SIPT ? KANKER/TUMOR ?
MASALAH (2)

SUPERLATIF? STR?
MASALAH (3)

DIMANA TANGGUNGJAWAB
TIDAK MENYEBUTKAN IZIN MEDIA ?
MASALAH (4)
HASIL PENELITIAN PENGAWASAN PROMOSI DAN
IKLAN OBAT (TERMASUK TRADISIONAL), BPOM 2007

 DARI 717 IKLAN OT, 60% TIDAK MEMENUHI SYARAT, KLAIM


BERLEBIH DAN TIDAK MELALUI PRE-REVIU BPOM
KETENTUAN PERUNDANGAN TERKAIT PERIKLANAN
(1)
 UNDANG UNDANG NO.8/1999 tentang PERLINDUNGAN
KONSUMEN
 PASAL 10 :
 Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan
untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan,
mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau
menyesatkan mengenai:
 a. harga atau tarif suatu barang dan/atau jasa;
 b. kegunaan suatu barang dan/atau jasa;
 c. kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu
barang dan/atau jasa;
 d. tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan;
 e. bahaya penggunaan barang dan/atau jasa.
KETENTUAN PERUNDANGAN TERKAIT PERIKLANAN
(2)

 UNDANG UNDANG NO.8/1999 tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN


 PASAL 17 :
 Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang:
 a. mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan harga
 barang dan/atau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang dan/atau jasa;
 b. mengelabui jaminan/garansi terhadap barang dan/atau jasa;
 c. memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang dan/atau
 jasa;
 d. tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang dan/atau jasa;
 e. mengeksploitasi kejadian dan/atau seseorang tanpa seizin yang berwenang atau
 persetujuan yang bersangkutan;
 f. melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundangundangan
 mengenai
 periklanan.
 (2) Pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran iklan yang telah
melanggar
 ketentuan pada ayat (1).
KETENTUAN PERUNDANGAN TERKAIT PERIKLANAN
(3)

UNDANG UNDANG : 40/1999 tentang PENYIARAN


 PASAL 5 : PRADUGA TDK BERSALAH
KETENTUAN PERUNDANGAN TERKAIT PERIKLANAN
(4)

UNDANG UNDANG :36/2009 tentang KESEHATAN


 Pasal110 : Setiap orang dan/atau badan
hukum yang memproduksi dan
mempromosikan produk makanan dan
minuman dan/atau yang diperlakukan
sebagai makanan dan minuman hasil
olahan teknologi dilarang menggunakan
kata-kata yang mengecoh dan/atau yang
disertai klaim yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya.
KETENTUAN PERUNDANGAN TERKAIT PERIKLANAN
(5)

 PERATURAN PEMERINTAH 8/1969 tentang IKLAN LABEL DAN


PANGAN
 Pasal 44 :
 (1). Setiap Iklan tentang pangan yang diperdagangkan wajib memuat keterangan
mengenai
 pangan secara benar dan tidak menyesatkan, baik dalam bentuk gambar dan atau
suara,
 pernyataan, dan atau bentuk apapun lainnya.
 (2). Setiap Iklan tentang pangan tidak boleh bertentangan dengan norma-norma
kesusilaan dan
 ketertiban umum.

 Bagian Kedua
 Iklan Pangan yang Berkaitan dengan Gizi dan Kesehatan
 Pasal 48
 Pernyataan dalam bentuk apapun tentang manfaat pangan bagi kesehatan yang
dicantumkan
 pada Iklan dalam media massa, harus disertai dengan keterangan yang
mendukung pernyataan itu
 pada Iklan yang bersangkutan secara jelas sehingga mudah dipahami oleh
masyarakat.
KETENTUAN PERUNDANGAN TERKAIT
PERIKLANAN (6)
UNDANG –UNDANG 14 TAHUN 2008 TENTANG
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
Pasal 5 :
(1) Pengguna Informasi Publik wajib menggunakan
Informasi Publik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pengguna Informasi Publik wajib mencantumkan
sumber dari mana ia memperoleh Informasi Publik,
baik yang digunakan untuk kepentingan sendiri
maupun untuk keperluan publikasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
KETENTUAN PERUNDANGAN TERKAIT
PERIKLANAN (7)
PERMENKES : 1787/2010 tentang IKLAN DAN
LAYANAN PUBLIK
 Pasal 4
Fasilitas dalam menyelenggarakan iklan dan atau
publikasi harus memenuhi syarat meliputi :
a. Memuat informasi dengan data dan atau fakta
yang akurat
b. Berbasis bukti
c. Informatif
d. Edukatif
e. Bertanggung jawab
f. Wajib mencantumkan nama, alamat fasilitas
pelayanan kesehatan serta tanggal publikasi
PERMENKES : 1787/2010 tentang IKLAN
DAN LAYANAN PUBLIK
Pasal 5 : Iklan dan atau publikasi pelayanan
kesehatan tidak diperbolehkan apabila:
a. Menyerang dan atau pamer yang bercita rasa
buruk seperti merendahkan kehormatan dan
derajat profesi tenaga kesehatan
b. Memberikan informasi atau pernyataan yang
tidak benar, palsu, bersifat menipu dan
menyesatkan
c. Memuat informasi yang menyiratkan bahwa
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dapat
memperoleh keuntungan dari pelayanan kesehatan
yang tidak dapat dilaksanakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya atau menciptakan
penghargaan yang tidak tepat dari pelayanan
kesehatan yang diberikan
PERMENKES : 1787/2010 tentang IKLAN
DAN LAYANAN PUBLIK
d. Membandingkan mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya atau
mencela mutu pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya
e. Memuji diri sendiri secara berlebihan, termasuk
pernyataan yang bersifat superlatif dan menyiratkan
kata satu-satunya keunikan atau yang bermakna sama
dengan keunggulan atau kecanggihan sehingga
cenderung bersifat menyesatkan
f. Memublikasikan metoda, obat, alat dan atau tehnologi
pelayanan kesehatan baru atau non konvensional yang
belum diterima oleh masyarakat kedokteran dan atau
kesehatan karena manfaat dan keamanannya sesuai
ketentuan masing masing masih diragukan atau belum
terbukti (Catatan : misalnya Balur, ATFG-8)
PERMENKES : 1787/2010 tentang IKLAN
DAN LAYANAN PUBLIK
g. Mengiklankan pelayanan kesehatan dan/ atau
tenaga kesehatan yang fasilitas pelayanan
kesehatannya tidak berlokasi di negara Indonesia
(Catatan : iklan Tradkom di majalah penerbangan
Garuda)
h. Mengiklankan pelayanan kesehatan yang dilakukan
tenaga kesehatan dan /atau fasilitas pelayanan
kesehatan yang tidak memiliki izin
i. Mengiklankan obat, makanan suplemen atau alat
kesehatan yang tidak memiliki izin edar atau
tidak memenuhi standar mutu dan keamanan
j. Mengiklankan susu formula dan zat adiktif
PERMENKES : 1787/2010 tentang IKLAN
DAN LAYANAN PUBLIK
g. Mengiklankan obat keras, psikotropika dan
narkotika kecuali dalam majalah atau forum ilmu
kedokteran
l. Memberi informasi kepada masy dengan cara yang
bersifat mendorong penggunaan jasa tenaga
kesehatan di fasilitas pelay kesehatan tersebut
m. Mengiklankan promosi penjualan dalam bentuk
apapun termasuk pemberian potg harga (diskon)
imbalan atas yankes dan/atau menggunakan metode
penjualan multi-level marketing
n. MEMBERI TESTIMONI DALAM BENTUK IKLAN ATAU
PUBLIKASI DI MEDIA MASSA DAN
o. Menggunakan gelar akademis dan/atau sebutan
profesi di bidang kesehatan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
UU RI No.36 Thn 2009
Pasal 61 (2) :
Pemerintah mengatur dan mengawasi pelayanan
kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan didasarkan pada
keamanan, kepentingan, dan perlindungan
masyarakat.
Pasal 178 :
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan
pembinaan terhadap masyarakat dan terhadap
setiap penyelenggara kegiatan yang
berhubungan dengan sumber daya kesehatan
di bidang kesehatan dan upaya kesehatan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Permenkes No.1076 tahun 2003 ttg Penyelenggr
Pengobatan Tradisional. Bab VIII Pembinaan dan
Pengawasan,
Pasal 31
(1) Pembinaan dan pengawasan pengobat tradisional diarahkan untuk
meningkatkan mutu, manfaat dan keamanan pengobatan tradisional.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pd ayat (1)
dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kepala
Puskesmas atau unit pelaksana teknis yang ditugasi.
Pasal 32
(3) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan dilaksanakan secara bersama dengan
lintas sektor terkait dan mengikut sertakan organisasi profesi
di bidang kesehatan, asosiasi/ organisasi profesi di bidang
pengobatan tradisional dan LSM.
TINDAKAN DAN SANKSI

UURI No. 36 Thn 2009 tentang Kesehatan


Pasal 191
Setiap orang yang tanpa izin melakukan
praktik pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan alat dan teknologi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
ayat (1) sehingga mengakibatkan
kerugian harta benda, luka berat atau
kematian dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus
juta rupiah).
TINDAKAN DAN SANKSI
UURI No.36 Thn 2009 tentang Kesehatan
Pasal 197 :
 Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan
yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda
paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima
ratus juta rupiah).
Pasal 201 (2) :
 Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana
tambahan berupa:
 a. pencabutan izin usaha; dan/atau
 b. pencabutan status badan hukum.
REKOMENDASI

1. MELAKUKAN SOSIALISASI KEBIJAKAN PERMENKES 1787/2010


DAN SK MENKES NOMOR 038/2012 SECARA NASIONAL DAN
MENDORONG PROVINSI/KABUPATEN/KOTA MEMBENTUK TIM
PENILAI /PENGAWAS IKLAN LAYANAN KESTRAD ALTERNATIF
DAN KOMPLEMENTER (MANFAATKAN TENAGA PENYIDIK PNS)

2. MELAKUKAN PENGAWASAN/SWEEPING KE SELURUH SARANA


YANG MENGIKLANKAN DIRI DALAM RANGKA PEMBINAAN
SERTA MEMBERIKAN PERINGATAN DAN TEGURAN TERTULIS.

3. MELAKUKAN PENGAWASAN/SWEEPING SEBAGAI PILOT


PROJECT KE WILAYAH JABODETABEK SEBAGAI SHOCK TERAPI
BAGI PELAKU IKLAN.
REKOMENDASI

7. MEMBERIKAN PUBLIKASI PENGIMBANG


MELALUI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK.

8. MEMINTA PROVINSI KABUPATEN/KOTA


UNTUK MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN/
PENGAWASAN, DAN JIKA PERLU
PENINDAKAN TERHADAP PELANGGARAN
PERATURAN DAN KETENTUAN YANG
BERLAKU.
REKOMENDASI

4. SOMASI KEPADA PEMOHON IKLAN YANKESTRADKOM


MELALUI BIRO HUKOR KEMENTERIAN KESEHATAN.

5. MENGUSULKAN KEDAPA TIM PENILAI IKLAN,


DIBENTUK SUB TIM PENILAIAN TEKNIS IKLAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL ALTERNATIF
DAN KOMPLEMENTER.

6. AUDIENSI SUB TIM KE KEMENKOINFOKOM, MABES


POLRI, DEWAN PERS, KOMISI PENYIARAN INDONESIA,
PERSATUAN PENGUSAHA IKLAN (PPI), AKATAN MEDIA
TV.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai