Anda di halaman 1dari 5

Tindakan yang mengaplikasikan selapis atau lebih material pelindung

atau bahan untuk perawatan baik secara langsung pada pulpa yang
terbuka dengan diameter 1mm atau diatas lapisan dentin yang tipis dan
lunak. Material proteksi : calcium hydroxide yang akan merangsang
odontoblas untuk membentukan dentin reparatif (Harty dan Oston, 1993)
PULP
CAPPING

Goldberg M (2020) Indirect and Direct Pulp Capping: Reactionary vs. Reparative Dentins. JSM Dent 8(1): 1119.
TUJUAN PULP CAPPING
Tujuan Umum:
• Menjaga vitalitas pulpa
• Melindungi dentin dan pulpa dari lingkungan rongga mulut
• Penyembuhan pulpa dan terbentuk dentin reparatif
• Mencegah gejala yang bertambah parah
• Mencegah kerusakan meluas ke apikal

Tujuan khusus:
• Mendapat seal yang baik antara bahan capping dengan pulpa
• Tidak menimbulkan gejala pasca perawatan (nyeri, gigi sensitif, atau
bengkak)
• Tidak ada perubahan patologis pada radiografi (resorpsi
internal&eksternal, dll
Heymann, Harald, Edward J. Swift, Andre V. Ritter, and Clifford M. Sturdevant. Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry. St. Louis, Mo: Elsevier/Mosby, 2013.

digunakan dalam manajemen lesi karies yang dalam, dimana


jika semua dentin yang karies dibuang mungkin akan
INDIRECT
PULP
menyebabkan terbukanya pulpa.
Perawatan ini hanya dipertimbangkan jika tidak ada riwayat
pulpagia atau tidak ada tanda-tanda pulpitis irreversible.

CAPPING
(Walton & Torabinejad, 2008 ; 429)

Gigi dengan lesi karies yang dalam (produnda), tidak


ada riwayat sakit spontan, respon normal terhadap
stimulus thermal, dan pulpa vital (EPT) -> indikasi
ekskavasi incomplete caries ->

indirect PC : menempatkan lapisan tipis calcium


hydroxide pada questionable dentin yang tersisa
menutupi pulpa.
Heymann, Harald, Edward J. Swift, Andre V. Ritter, and Clifford M. Sturdevant. Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry. St. Louis, Mo: Elsevier/Mosby, 2013.

DIRECT PULP
CAPPING
Prosedur mengaplikasikan suatu bahan secara
langsung pada pulpa yang terekspos.

Pulpa bisa terekspos karena karies, trauma, atau


mekanik.
menempatkan calcium
hydroxide secara langsung
pada jaringan pulpa yang
terekspos dan pada • Dilakukan jika pulpa sehat terbuka pada saat prosedur operatif.
sekeliling area dentin yang • Gigi tidak memiliki keluhan, exposure berupa pinpoint dan bebas
deeply excavated. dari kontaminasi.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan klinis, radiografis, dan histologi terhadap gigi yang dirawat.

Secara klinis : thermal (cold testing)/EPT, tes perkusi, dan palpasi

Keberhasilan perawatan -> dilihat dari vitalitas pulpa, fungsi klinis, tidak ada kemerahan, tidak
ada rasa sakit, tidak ada nyeri pada perkusi, palpasi dan tes sensitivitas dingin

Kegagalan perawatan dapat terlihat secara klinis dan radiografi -> rasa nyeri sesudah
perawatan, bengkak, adanya abses, kegoyahan abnormal, dan resorpsi akar internal/eksternal

RADIOGRAFI
• Idealnya menggunakan bite wing dan periapikal.
• Berguna untuk mengetahui :
1. Karies yang dalam (terkena pulpa/tidak)
2. Restorasi yang dalam dekat tanduk pulpa
3. Sudah dilakukan pulpotomy/pulpektomy
4. Keadaan pulpa ada tidaknya kalsifikasi atau pembuntuan
5. Keadaan akar dan jaringan penyangga
Torabzadeh, H., & Asgary, S. (2013). Indirect Pulp Therapy in a Symptomatic Mature Molar Using Calcium Enriched Mixture Cement. Journal of Conservative Dentistry, 16 (1). 83.

Anda mungkin juga menyukai