Anda di halaman 1dari 93

PENGADAAN BARANG DAN

JASA

OLEH:
SUKARNO
KUSMONO
DOSEN PKN STAN
PENGABDIAN MASYARAKAT 2021
KETENTUAN UMUM
PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

PENGERTIAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa


oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah yang dibiayai, oleh APBN/APBD yang
prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan
Dari pengertian diatas maka pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan
proses mulai dari perencanaan, persiapan dan pelaksanaan. Seperti halnya fungsi-
fungsi manajemen karena merupakan proses yang dilakukan dalam manajemen
khususnya di pemerintahan, Penyedia Barang/Jasa dan masyarakat serta pihak-pihak
lain yang terkait misal organisasi masyarakat atau kelompok masyarakat.
PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH
DILAKUKAN MELALUI 2 CARA
Melalui Swakelola :
Cara memperoleh pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dikerjakan sendiri oleh K/L/Perangkat
Daerah, K/L/Perangkat Daerah Lain, Organisasi Masyarakat dan Kelompok Masyarakat.
Adapun proses swakelola dimulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan serah terima dan
pengawasan.

Melalui Penyedia : Cara memperoleh barang/jasa yang disediakan oleh Pelaku Usaha
GARIS BESAR PBJP MELALUI SWAKELOLA

Perencanaan Swakelola Persiapan Pelaksanaan Swakelola BAST Sanksi


Swakelola

Penetapan Tipe Swakelola, Tim Penyenggara, Rencana Pembayaran Laporan Penilaian


Pelaksanaan
Penyusunan Spek Kegiatan, Jadwal Kegiatan, kinerja
Teknis/Kak, RAB RAB, review spek teknis/KAK,
finaliasasi dan
penandatanganan kontrak
swakelola

Pengawasan Swakelola

Administrasi Teknis Keuangan


GARIS BESAR PBJP MELALUI PENYEDIA

Perencanaan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia

Perencanaan Persiapaan Pengadaan/ Persiapan Pemilihan


Pengadaan Persiapan Pemilihan Pelaksanaan Kontrak

PA/KPA PPK/Pokja/PP/
/PPK UKPBJ PPK/Pokja/PP/UKPBJ/ PPK
Agen Pengadaan/ Penyedia
Spesifikasi Teknis
HPS Kualifikasi Penetapan
Spesifikasi Teknis Kontrak
Rancangan Kontrak Pemenang STHP
RAB - sanggah
Uang muka Reviu SPPBJ
Pemaketan
Jaminan-jaminan
Konsolidasi
Penyesuaian harga
B/
Biaya pendukung Pengumuman/Undangan,
Metode Pemilihan
pendaftaran dan pengambilan
Pemberian uang muka,
pembayaran prestasi
J
Metode Evaluasi
Metode Penyampaian dokumen pemilihan, pemberian pekerjaan, penyesuaian
penjelasan, penyampaian harga, penghentian
dokumen penawaran, evaluasi kontrak, kahar

E marketplace Pengadaan
RUANG LINGKUP PBJP

Institusi Pengguna Anggaran belanja


Barang/Jasa yang digunakan

• Kementerian • APBN/APBD
• Lembaga • Pinjaman DN dan/atau hibah DN
• Perangkat Daerah yang diterima Pemerintah/Pemda
• Pinjaman LN atau hibah LN
JENIS PENGADAAN PADA PBJP

Barang Pekerjaan Konstruksi

Jasa Konsultansi Jasa Lainnya

PBJ DAPAT DILAKUKAN SECARA


TERINTEGRASI
JENIS PENGADAAN PADA PBJP (2/4)

Barang (B)
Setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang

Pekerjaan Konstruksi (PK)


Keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.

Jasa Konsultansi (JK)


Jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan
yang mengutamakan adanya olah pikir.

Jasa Lainnya (JL)


Jasa non-konsultansi atau jasa yang membutuhkan peralatan, metodologi khusus, dan/atau
keterampilan dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Pasal 1 ayat 1-3
JENIS PENGADAAN PADA PBJP (3/4)

PBJ Terintegrasi

B PK JK JL

“Pengadaan Barang/Jasa dapat dilakukan


secara terintegrasi”

Pasal 3 ayat 2
JENIS PENGADAAN PADA PBJP

Pekerjaan Terintegrasi mencakup seluruh jenis pengadaan.

Contoh antara lain:


1. Pekerjaan Rancang Bangun (Design and Build)
2. Pekerjaan IT Solution
3. Pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC)
4. Pekerjaan Pembangunan, Pengoperasian dan Pemeliharaan
5. dll.
CARA PELAKSANAAN PBJP

Cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri


oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah,
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi
kemasyarakatan atau kelompok masyarakat

Swakelola

Cara memperoleh barang/jasa yang disediakan oleh


Pelaku Usaha

Penyedia
TUJUAN PBJP
Menghasilkan B/J yang tepat untuk setiap uang yang dibelanjakan dari kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi
dan penyedia.

Meningkatkan Pengadaan berkelanjutan

Mewujudkan Pemerataan ekonomi dan perluasan kesempatan berusaha

Meningkatkan Keikutsertaan industri kreatif

Meningkatkan Penggunaan produk dalam negeri

Meningkatkan Peran serta UMK dan Koperasi

Meningkatkan Peran pelaku usaha nasional

Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan Barang/Jasa Hasil Penelitian


KEBIJAKAN PBJP

2) Melaksanakan PBJ yang


1) Meningkatkan Kualitas
lebih transparan, terbuka
Perencanaan PBJ
dan kompetitif

3) Memperkuat kapasitas 4) Mengembangkan


kelembagaan & SDM PBJ E-marketplace PBJ

5) Menggunakan teknologi 6) Mendorong penggunaan


informasi dan komunikasi Barang/Jasa dalam negeri
serta transaksi elektronik & SNI

7) Memberikan kesempatan 8) Mendorong pelaksanaan


UMKM penelitian & industri kreatif

9) Melaksanakan Pengadaan
Berkelanjutan
HUBUNGAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PBJ
Tujuan PBJ Kebijakan PBJ
• Meningkatkan Kualitas Perencanaan PBJ
• Melaksanakan PBJ yang Lebih Transparan, Terbuka dan
Menghasilkan Barang/Jasa yang tepat
Kompetitif
untuk setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari
• Memperkuat kapasitas kelembagaan & SDM PBJ
aspek kualitas, kuantitas, waktu, lokasi, biaya
• Mengembangkan E-marketplace
dan penyedia
• Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta
Transaksi Elektronik
Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam
Mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri & SNI
Negeri
Mewujudkan pemerataan ekonomi dan
memberikan perluasan kesempatan
berusaha Memberikan kesempatan UMKM
 
Meningkatkan Peran serta UMK dan Koperasi
Meningkatkan Peran pelaku usaha nasional
Mendukung pelaksanaan penelitian dan
pemanfaatannya Mendorong pelaksanaan penelitian & industri kreatif
Materi Meningkatkan
1: Ketentuan UmumKeikutsertaan industri kreatif
Meningkatkan Pengadaan berkelanjutan Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan
KEBIJAKAN PBJ

1) Meningkatkan Kualitas Perencanaan PBJ

• Kualitas identifikasi kebutuhan


• Kualitas penetapan barang/jasa
• Kualitas penentuan cara pengadaan barang/jasa
• Kualitas penjadwalan
• Kualitas penganggaran
KEBIJAKAN PBJ
2) Melaksanakan PBJ Yang Lebih Transparan,
Terbuka dan Kompetitif
memanfaatkan sistem informasi, antara lain:
SPSE SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik)

E-Katalog (Katalog Elektronik)

SiRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan)

SiKaP (Sistem Informasi Kinerja Penyedia)

SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah)

Sistem Informasi PBJ Lain yang dikembangkan K/L/PD


KEBIJAKAN PBJ

3) Memperkuat Kapasitas Kelembagaan dan


SDM PBJ
UKPBJ
• Membentuk Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
(UKPBJ) berbentuk struktural
• SDM yang profesional dengan adanya Pengelola
PBJ
• SDM PBJ wajib memiliki sertifikat kompetensi
dibidang PBJ

Pasal 74, 75, & 88


KEBIJAKAN PBJ

4) Mengembangkan E-marketplace PBJ

Katalog Elektronik Toko Daring


(Nasional, Sektoral & Lokal) (Online Shop)

Pemilihan Penyedia
(e-tender/e-selection)

Pasal 70 ayat 2
KEBIJAKAN PBJ

5) Menggunakan Teknologi Informasi dan


Komunikasi serta Transaksi Elektronik

• K/L/Pemda menyelenggarakan fungsi LPSE


• Meningkatkan efektifitas dan efisiensi PBJ
• Mengembangkan perekonomian nasional dengan
mengembangkan e-marketplace

Pasal 73 ayat 1
KEBIJAKAN PBJ

6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa


Dalam Negeri dan SNI (1/5)

dalam pelaksanaan PBJ, K/L/Perangkat Daerah wajib:


• Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri
• Mempertimbangkan nilai TKDN dan nilai BMP
• Memberikan preferensi harga

Pasal 66 & 67
KEBIJAKAN PBJ

6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa


Dalam Negeri dan SNI (2/5)
Dalam pelaksanaan PBJ, K/L/Perangkat Daerah wajib :

Menggunakan barang/jasa hasil produksi dalam negeri, termasuk rancang


bangun dan perekayasaan nasional

Menggunakan produk dalam negeri jika terdapat produk dalam negeri


yang memiliki nilai TKDN ditambah nilai BMP paling sedikit 40 %

LKPP dan/atau K/L/Pemda mencantumkan produk dalam


negeri dalam katalog elektronik Pasal 66
KEBIJAKAN PBJ

6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa


Dalam Negeri dan SNI (3/5)

Pengadaan Barang Impor dimungkinkan dalam hal:


1. Barang tersebut belum dapat diproduksi di
dalam negeri
2. volume produksi dalam negeri tidak mampu
memenuhi kebutuhan

Pasal 66
KEBIJAKAN PBJ
6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa
Dalam Negeri dan SNI (4/5)
Preferensi Harga

insentif bagi produk dalam negeri pada pemilihan


PBJ bernilai paling sedikit di atas
Penyedia berupa kelebihan harga yang dapat
diterima Rp 1 M

Diberikan terhadap barang/jasa yang memiliki Preferensi harga untuk barang/jasa paling tinggi
TKDN paling rendah 25% 25%

Preferensi harga pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh badan usaha nasional paling
tinggi 7.5% di atas harga penawaran terendah dari badan usaha asing

Pasal 67
KEBIJAKAN PBJ
6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa
Dalam Negeri dan SNI (5/5)
Rumus Perhitungan HEA

HEA = (1−KP) × HP
KP = Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) x Preferensi tertinggi
HP = Harga Penawaran setelah koreksi aritmatik
HEA adalah Hasil Evaluasi Akhir, KP adalah Koefisien Preferensi

• Pada HEA yang sama, pemilik TKDN terbesar menjadi pemenang


• Tidak mengubah harga penawaran, tetapi HEA dapat merubah urutan peringkat
pemenang Tender/Seleksi

Pasal 67
KEBIJAKAN PBJ

7) Kesempatan kepada UMKM (1/3)


• Mengalokasikan paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari nilai
anggaran belanja barang/jasa yang dikelolanya untuk penggunaan
produk usaha kecil dan/atau koperasi dari hasil produksi dalam
negeri.
• Paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan
nilai Pagu Anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima
belas miliar rupiah) diperuntukan bagi usaha kecil dan/atau
koperasi.
• Nilai paket Pengadaan konsultan konstruksi sampai dengan Rp
1 M dan Pekerjaan Konstruksi sampai dengan Rp 15 M
dialokasikan hanya untuk Penyedia dengan kualifikasi usaha kecil
dan/atau koperasi.
Pasal 65
KEBIJAKAN PBJ

7) Kesempatan kepada UMKM (2/3)


Peran serta Usaha Kecil

Usaha Mikro

Usaha Kecil

Pasal 65
Usaha Kecil
KEBIJAKAN PBJ

7) Kesempatan kepada UMKM (3/3)


Pengertian Usaha Mikro
• Usaha produktif
• Orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
• Memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Pasal 1 ayat 45
Pengertian Usaha Kecil
• Usaha ekonomi produktif
• Berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perorangan atau badan Usaha
• Bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar
• Memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Pasal 1 ayat 46
KEBIJAKAN PBJ

8) Mendorong Penelitian dan Industri Kreatif

Penelitian Industri Kreatif

• PBJ diatur sendiri dalam Peraturan Menristekdikti • Mengintegrasik


• Pelaksana diperluas • Mendorong ino
• Penelitian berbasis output • Meningkatkan k
• Dapat lebih dari 1 tahun • Apresiasi indus

Pasal 62
KEBIJAKAN PBJ

9) Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan (1/3)

PBJ yang bertujuan untuk mencapai nilai manfaat yang


menguntungkan secara ekonomis tidak hanya untuk K/L/Perangkat Daerah sebagai
penggunanya tetapi juga untuk masyarakat, serta signifikan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan dalam keseluruhan siklus penggunaannya.

Pasal 1 angka 50
KEBIJAKAN PBJ

9) Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan (2/3)


Memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup
Aspek Lingkungan
Aspek Ekonomi Aspek Sosial
Hidup
• biaya produksi barang/jasa sepanjang usia • pemberdayaan usaha kecil • penguranga
barang/jasa tersebut • jaminan kondisi kerja yang adil kesehatan
• pemberdayaan komunitas/usaha lokal • kualitas uda
• kesetaraan, dan • kualitas tana
• keberagaman • kualitas air
• menggunak

Pasal 68
KEBIJAKAN PBJ

9) Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan (3/3)


PELAKSANAAN PENGADAAN BERKELANJUTAN

PA/KPA Merencanakan dan menganggarkan PBJ

PPK
Spesifikasi teknis/KAK dan rancangan
kontrak dalam PBJ

Pokja
Pemilihan/
PP/agen Dokumen Pemilihan
pengadaan
Pasal 68 ayat 1
PRINSIP PBJ

Efisien Efektif

Transparan Terbuka

Bersaing Adil

Akuntabel
ETIKA PENGADAAN DALAM PBJ

Tidak Tertib &


menerima, Tanggung
menawarkan/ Jawab
menjanjikan

Menghindari dan Profesional,


mencegah Mandiri &
penyalah
gunaan Etika Menjaga
Rahasia
wewenang
Pengadaan
Menghindari
dan Mencegah
Tidak
Pemborosan saling
dan mem-
Kebocoran pengaruhi
Uang Negara

Menghindari Menerima &


Conflict Of tanggung
Interest jawab
Pertentangan Kepentingan
Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan usaha, merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau
personel inti pada badan usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama

Konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya,


kecuali dalam pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi

Konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan Perencana

Pengurus/manajer koperasi merangkap sebagai PPK/Pokja Pemilihan/PP pada pelaksanaan PBJ di K/L/Perangkat Daerah

PPK/Pokja Pemilihan/PP baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau menjalankan badan usaha Penyedia

Beberapa badan usaha yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama, dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh
pihak yang sama, dan/atau kepemilikan sahamnya lebih dari 50% dikuasai oleh pemegang saham yang sama

Pasal 7
PELAKU PBJ

Penyedia Penyelenggara
Agen
Pokja PA/KPA PPK PP Swakelola
Pengadaan
PENGGUNA ANGGARAN (PA)

Pejabat pemegang kewenangan penggunaan


PA/KPA anggaran Kementerian Negara/Lembaga/
Perangkat Daerah
PENGGUNA ANGGARAN (PA) (2/4)
Tugas dan Kewenangan PA:

1 Melakukan tindakan yang mengakibatkan


pengeluaran anggaran belanja 6 Menetapkan penunjukkan
tender/seleksi ulang gagal
langsung untuk

2 Mengadakan perjanjian dengan pihak lain


dalam batas anggaran yang ditetapkan 7 Menetapkan pengenaan Sanksi Daftar Hitam

3 Menetapkan perencanaan pengadaan


8 Menetapkan PPK

4 Menetapkan dan mengumumkan RUP


9 Menetapkan Pejabat Pengadaan

5 Melaksanakan konsolidasi PBJ


10 Menetapkan Penyelenggara Swakelola
PENGGUNA ANGGARAN (PA) (3/4)
Tugas dan Kewenangan PA:

11 Menetapkan tim teknis yang dibentuk dari unsur K/L/PD untuk membantu, memberikan
masukan, dan melaksanakan tugas tertentu terhadap sebagian atau seluruh tahapan PBJ

12 Menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan melalui Sayembara/Kontes

13 Menyatakan Tender/Seleksi gagal dalam hal terjadi korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme
yang melibatkan Pokja Pemilihan/PPK

14
Menetapkan pemenang pemilihan atau calon Penyedia untuk metode pemilihan:
a. Tender/Penunjukan Langsung/E-Purchasing untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu Anggaran paling sedikit
di atas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
b. Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai
Pagu Anggaran paling sedikit di atas Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
PENGGUNA ANGGARAN (PA) (4/4)
Tugas dan Kewenangan PA:

PA/
KPA
Dalam pelaksanaan tugasnya, PA pada pengelolaan APBN
dapat melimpahkan kewenangan kepada KPA sesuai dengan
peraturan perundang undangan, sedangkan PA untuk
pengelolaan APBD dapat melimpahkan kewenangan angka 1
sampai angka 7 kepada KPA.
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)

Pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk


melaksanakan sebagian kewenangan dan
APBN tanggung jawab Penggunaan Anggaran pada K/L
yang bersangkutan

Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan


sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah
APBD
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) (2/2)
Tugas dan Kewenangan KPA:

1 Melaksanakan pendelegasian sesuai pelimpahan dari PA

2 Menjawab sanggah banding peserta tender pekerjaan konstruksi

Dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan kewenangan yang terkait dengan:

3 a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja; dan/atau


b. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran belanja yang telah
ditetapkan.

4 Dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

5 Pada Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari APBD, dapat
merangkap sebagai PPK
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

Pejabat yang diberi kewenangan oleh


PA/KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang
PPK dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja negara/anggaran
belanja daerah
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (2/6)
Persyaratan menjadi PPK

1 Memiliki integritas dan disiplin

2 Menandatangani Pakta Integritas

Memiliki Sertifikat Kompetensi sesuai dengan bidang tugas PPK atau jika belum memiliki
3 sertifikat kompetensi wajib memiliki Sertifikat Keahlian Tingkat Dasar atau Standar Kompetensi
level-1 sampai dengan 31 Desember 2023

Berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (S1) atau paling kurang golongan III/a atau
4 disetarakan dengan golongan III/a

Memiliki kemampuan manajerial level 3 sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-


5 undangan

Dapat ditambahkan dengan memiliki latar belakang keilmuan dan pengalaman yang sesuai
6 dengan tuntutan teknis pekerjaan
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (3/6)
Tugas PPK

1 Menyusun perencanaan pengadaan 9 Mengendalikan Kontrak

Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh


2 Melaksanakan Konsolidasi PBJ 10 dokumen pelaksanaan kegiatan
Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian
3 Kerja (KAK)
11 kegiatan kepada PA/KPA
Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan
4 Menetapkan rancangan kontrak 12 kepada PA/KPA dengan berita acara penyerahan

5 Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) 13 Menilai kinerja Penyedia

6 Menetapkan besaran uang muka yang akan


dibayarkan kepada Penyedia
14 Menetapkan tim pendukung

7 Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan 15 Menetapkan tim ahli atau tenaga ahli, dan

Melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia
8 16
di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) Barang/Jasa
Ketentuan Lain PPK

Bisa diluar UKPBJ

PA/KPA dapat merangkap PPK

PPTK pada Pemda


Mendapat kewenangan dari
PPK PA/KPA

Dalam penetapan penugasan, pegawai yang ditugaskan sebagai PPK tidak boleh dirangkap oleh:
1. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara;
2. Pejabat Pengadaan atau Pokja Pemilihan untuk paket Pengadaan Barang/Jasa yang sama
PEJABAT PENGADAAN (PP)

Pejabat Pengadaan adalah Pengelola PBJ yang


ditetapkan oleh PA/KPA untuk melaksanakan
PP Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung,
dan/atau E-purchasing

Pejabat Pengadaan bisa dijabat oleh Personil Lainnya yang


memiliki sertifikat kompetensi Pejabat Pengadaan atau
sertifikat Pengadaan Barang/Jasa tingkat dasar/level- 1.
PEJABAT PENGADAAN (PP) (2/3)
Persyaratan menjadi PP

1 Memiliki integritas dan disiplin

2 Menandatangani Pakta Integritas

3 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau

4 Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri/personel lainnya yang memiliki Sertifikat Kompetensi okupasi


Pejabat Pengadaan
PEJABAT PENGADAAN (PP) (3/3)
Tugas PP

1 Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung

Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung Barang/Pekerjaan


2 Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah)

3 Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung untuk pengadaan Jasa


Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan

4
Melaksanakan E-Purchasing yang bernilai paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah)

Pejabat Pengadaan wajib dijabat oleh Pengelola PBJ.


Apabila belum terdapat Pengelola PBJ yang memenuhi Pejabat Pengadaan tidak boleh merangkap sebagai
persyaratan, maka Pejabat Pengadaan dapat di jabat Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
Personil Lain yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau (PPSPM) atau Bendahara
sertifikat keahlian tingkat dasar/level- 1 di bidang PBJ
POKJA PEMILIHAN

Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya


disebut Pokja Pemilihan adalah sumber daya
Pokja manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ
Pemilihan untuk mengelola pemilihan Penyedia

Kelompok Kerja Pemilihan bisa dijabat oleh Personil Lainnya


yang memiliki sertifikat kompetensi Kelompok Kerja Pemilihan
atau sertifikat Pengadaan Barang/Jasa tingkat dasar/level- 1.
POKJA PEMILIHAN (1/4)

Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya


disebut Pokja Pemilihan adalah sumber daya
Pokja manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ
Pemilihan untuk mengelola pemilihan Penyedia

Kelompok Kerja Pemilihan bisa dijabat oleh Personil Lainnya yang


memiliki sertifikat kompetensi Kelompok Kerja Pemilihan atau
sertifikat Pengadaan Barang/Jasa tingkat dasar/level- 1.
Pasal 1 angka 12
POKJA PEMILIHAN (2/4)
Persyaratan Pokja Pemilihan

1 Memiliki integritas dan disiplin

2 Menandatangani Pakta Integritas

Pokja
3 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau

Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri/personel lainnya yang memiliki Sertifikat


Pemilihan
4 Kompetensi okupasi Pokja Pemilihan

5 Dapat bekerja dalam tim


POKJA PEMILIHAN (3/4)
Tugas Pokja Pemilihan

1 Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia kecuali


E-purchasing dan Pengadaan Langsung

Menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode pemilihan


Pokja
Pemilihan 2 a. Tender/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak Rp.
100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan
b. Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi
dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah).
POKJA PEMILIHAN (4/4)
Tipe Pokja Pemilihan
Baru

1 Pokja Pemilihan Umum adalah Pokja Pemilihan yang melaksanakan


tugas Pengadaan Barang/Jasa dalam ruang lingkup pekerjaan dengan
proses yang tidak sederhana dan tidak kompleks

Pokja
Pemilihan 2 Pokja Pemilihan Khusus adalah Pokja Pemilihan yang melaksanakan
tugas Pengadaan Barang/Jasa dalam ruang lingkup pekerjaan dengan
proses yang memiliki persyaratan khusus dan/atau spesifik

Pembagian Pokja Pemilihan didasarkan pada tingkat


kompleksitas dalam pelaksanaan pekerjaan
AGEN PENGADAAN

UKPBJ atau Pelaku Usaha yang melaksanakan


sebagian atau seluruh pekerjaan PBJ yang diberi
kepercayaan oleh K/L/Perangkat Daerah sebagai
pihak pemberi pekerjaan

Tugas Agen Pengadaan

Mutatis mutandis dengan tugas


1 Dapat Melaksanakan PBJ 2 pokja pemilihan dan/atau PPK
Kewenangan Agen Pengadaan

1 Agen Pengadaan berwenang melaksanakan proses pemilihan Penyedia

2 Proses pemilihan Penyedia dapat secara sebagian atau keseluruhan tahapan

3 Agen Pengadaan berkewajiban menyelesaikan permasalahan


pelaksanaan proses pemilihan Penyedia yang dilaksanakannya
akibat dari

Permasalahan yang dimaksud adalah permasalahan yang mungkin ditemukan


4 dikemudian hari oleh Aparat yang berwenang dan/atau Aparat berwajib
PENYELENGGARA SWAKELOLA
Tim yang menyelenggarakan kegiatan secara Swakelola

Tim Pelaksana
Tim Persiapan Melaksanakan, mencatat, Tim Pengawas
menyusun sasaran, mengevaluasi, &
Mengawasi persiapan dan
rencana kegiatan, jadwal melaporkan secara berkala
pelaksanaan fisik maupun
pelaksanaan, dan rencana kemajuan pelaksanaan
administrasi swakelola.
biaya kegiatan & penyerapan
anggaran
PENYELENGGARA SWAKELOLA

Personil
Tipe
No
Swakelola Tim Persiapan Tim Pengawas Tim Pelaksana

1 I Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah ditetapkan oleh PA/KPA


Pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat
Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat
2 II Daerah yang ditetapkan oleh pimpinan
Daerah ditetapkan oleh PA/KPA
Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah lain Pelaksana Swakelola

Pengurus/anggota Organisasi
Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Kemasyarakatan yang ditetapkan oleh
3 III
Daerah ditetapkan oleh PA/KPA pimpinan organisasi Kemasyarakatan
pelaksana Swakelola

Pengurus/anggota Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola yang ditetapkan oleh


4 IV
pimpinan Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola
PENYEDIA

Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau


badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum Negara RI, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Penyedia adalah Pelaku Usaha yang menyediakan


barang/jasa berdasarkan kontrak.
PENYEDIA

Persyaratan kualifikasi Penyedia dengan


memperhatikan jenis barang, jasa lainnya, jasa
konsultansi Nonkonstruksi, pekerjaan konstruksi, jasa
konsultansi konstruksi, nilai Pagu Anggaran, dan
ketentuan yang berkaitan dengan persyaratan Pelaku
Usaha pengadaan barang, jasa lainnya, jasa
konsultansi Nonkonstruksi, pekerjaan konstruksi, dan
jasa konsultansi konstruksi yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang.
Peran serta Usaha Kecil

Usaha
Mikro

Usaha Kecil

Usaha
Kecil

Modul Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP)


60
Pengertian Usaha Mikro
• Usaha produktif
• Orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
• Memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
yang ada

Pengertian Usaha Kecil


• Usaha ekonomi produktif
• Berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perorangan atau badan Usaha
• Bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar
• Memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Peraturan yang
ada
Kesempatan kepada UMKM

• Mengalokasikan paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari nilai


anggaran belanja barang/jasa yang dikelolanya untuk penggunaan
produk usaha kecil dan/atau koperasi dari hasil produksi dalam negeri.

• Paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan


nilai Pagu Anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah) diperuntukan bagi usaha kecil dan/atau koperasi.

• Nilai paket Pengadaan Jasa Konsultansi konstruksi sampai dengan Rp


1 M diperuntukan bagi usaha kecil dan/atau koperasi.

• Nilai Pagu Anggaran pengadaan dikecualikan untuk paket pekerjaan


yang menuntut kemampuan teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha
kecil dan koperasi.
Pengadaan Berkelanjutan (1/2)

PBJ yang bertujuan untuk mencapai nilai manfaat yang


menguntungkan secara ekonomis tidak hanya untuk K/L/Perangkat Daerah sebagai
penggunanya tetapi juga untuk masyarakat, serta signifikan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan dalam keseluruhan siklus penggunaannya.
PBJ SECARA ELEKTRONIK

Penyelenggaraan PBJ dilakukan secara elektronik


menggunakan sistem informasi yang terdiri atas Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan sistem
pendukung

PBJ secara elektronik dengan memanfaatkan E-


marketplace meliputi katalog elektronik, toko daring, dan
pemilihan penyedia

Modul Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP)


64
PENGERTIAN SPSE

“SPSE merupakan aplikasi PBJ secara elektronik


yang dikembangkan oleh LKPP untuk diterapkan
pada K/L/Pemda di seluruh Indonesia”
K/L/PD

LKPP
PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK MEMANFAATKAN
E-MARKETPLACE

Penyedia
K/L/
Pemda

PEMILIHAN
PENYEDIA
KATALOG ELEKTRONIK (1/2)
disusun dan dikelola

Kementerian/
Lembaga

Pemerintah Daerah
KATALOG ELEKTRONIK (1/2)

Katalog elektronik adalah sistem informasi


elektronik yang memuat informasi berupa:

❑Daftar, jenis, spesifikasi teknis, TKDN, produk


dalam negeri, produk SNI, produk industri hijau,
negara asal, harga, Penyedia, dan informasi lainnya
terkait barang/jasa;

❑LKPP dan K/L/Pemda memperluas peran serta


usaha kecil dengan mencantumkan barang/jasa
produksi usaha kecil dan memperbanyak
pencantuman produk dalam negeri.
PELAKU DALAM PENYELENGGARAAN
KATALOG ELEKTRONIK

1. Kepala LKPP
2. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah
3. Pejabat Pembuat Komitmen
4. Pejabat Pengadaan, dan
5. Penyedia Katalog
PENGELOLAAN KATALOG ELEKTRONIK

ta log nik
Ka ktro
Ele ✔ Pencantuman Informasi Barang/Jasa;
✔ Pembaruan Data, dan
✔ Monitoring dan Evaluasi
Tempat terjadinya perdagangan barang/jasa
melalui sebuah sistem yang memungkinkan
penjual dan pembeli melakukan transaksi
secara online

Transaksi yang dilakukan dapat berupa


transaksi Business to Business, Business
to Customer

Pelaksanaan pembelian melalui Toko Daring


sesuai dengan ketentuan pelaksanaan
pengadaan dengan metode e-purchasing
PENYELENGGARA DALAM TOKO DARING

1. Kepala LKPP;
2. Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PPMSE);
3. Pedagang (Merchant) / Penyedia;
4. Pejabat Pembuat Komitmen; dan
5. Pejabat Pengadaan.
TANGGUNG JAWAB PPMSE

1. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan persyaratan


Pedagang, dalam hal PPMSE berupa marketplace;
2. Memastikan pemenuhan persyaratan barang/jasa;
3. Memastikan tindak lanjut pesanan atas pembelian melalui
PPMSE;
4. Mengenakan sanksi kepada Pedagang sesuai syarat dan
ketentuan masing-masing PPMSE, dalam hal PPMSE
berupa marketplace;
5. Mengembangkan sistem PPMSE sesuai dengan kebutuhan
Toko Daring;
6. Melakukan integrasi dan/atau pertukaran data transaksi
PEDAGANG YANG BERDAGANG
DI TOKO DARING

1. Menyediakan barang/jasa sesuai dengan yang tercantum


dalam situs web PPMSE;
2. Menjamin pemenuhan persyaratan barang/jasa yang
ditransaksikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
3. Menjamin keaslian barang/jasa yang ditransaksikan melalui
PPMSE dan diserahkan kepada pembeli; dan
4. Menindaklanjuti pesanan atas pembelian melalui PPMSE.
KRITERIA BARANG DI TOKO DARING

1. Barang/jasa standar atau dapat distandarkan,


2. Memiliki risiko rendah
3. Harga sudah terbentuk di pasar
4. Barang/Jasa tidak ditayangkan di dalam Katalog Elektronik, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Toko
✔ Spesifikasi yang sama Daring
✔ Penyedia/Penjual sama
✔ Wilayah jual sama
✔ Syarat dan ketentuan yang sama
INFOGRAFIS TOKO DARING DI INDONESIA

Sumber:
cnbc Indonesia dan katadata.co.id
PEMILIHAN PENYEDIA

Pemilihan Penyedia

K/L/Pemda Penyedia
B/PK/JL
JK
E-Purcashing
a.Pengadaan E-Tendering
a.Seleksi
Melalui
Langsung melalui
b.Pengadaan
E-Katalog
b.Penunjukan SPSE
Langsung
Langsung
c.Penunjukan
c.Tender Cepat;
Langsung
d.Tender
e.E-purchasing
LAYANAN PENGADAAN SECARA
ELEKTRONIK (SPSE) (1/3)

FUNGSI LAYANAN SPSE :

Pengelolaan Sistem Informasi PBJ &


1 Infrastrukturnya

Pelaksanaan registrasi dan verifikasi pengguna


2 seluruh sistem informasi PBJ

Pengembangan sistem informasi yang


3 dibutuhkan oleh pemangku kepentingan
LAYANAN PENGADAAN SECARA
ELEKTRONIK (SPSE) (2/3)

WEWENANG LKPP
DALAM LPSE
LAYANAN PENGADAAN SECARA
ELEKTRONIK (SPSE) (3/3)
Interface tampilan website LPSE:
SDM PBJ (1/4)

Sumber Daya Pengembangan


Manusia PBJ Kompetensi SDM
PBJ
SDM PBJ (2/4)
Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengelola Barang/Jasa

Pengelola PBJ*
di K/L/Pemda Personel lain
• Pengelola PBJ adalah Pejabat Fungsional yang Personel lainnya adalah ASN, prajurit TNI, dan
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak anggota Polri yang diberi tugas, tanggung jawab,
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
melaksanakan PBJ berwenang untuk melaksanakan kegiatan PBJ
• Pengelola PBJ dengan Jenjang: Pertama, Muda,
Madya
SDM Pengadaan di atas:
▪ memiliki kompetensi di bidang PBJ
▪ Berkedudukan di UKPBJ
SDM PBJ (3/4)
Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa

Sumber daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan


Barang/Jasa merupakan sumber daya manusia yang melaksanakan
perancang kebijakan dan pengembangan sistem pengadaan
barang/jasa

Sumber daya tersebut wajib untuk mendapatkan pelatihan terkait


dengan bidang Pengadaan Barang/Jasa agar setiap kebijakan serta
sistem yang dirancang oleh Sumber Daya tersebut sesuai dengan
filosofi, dasar-dasar serta regulasi yang menjadi fundamental dari
Pengadaan barang/Jasa dan bahkan dapat membuat suatu rancangan
peraturan serta sistem yang dapat menyempurnakan regulasi terkait
dengan Pengadaan Barang/Jasa tersebut.
SDM PBJ (4/4)
Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa
Sumber daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa merupakan sumber daya
manusia yang terdiri dari berbagai keahlian tertentu dalam mendukung pelaksanaan proses
Pengadaan Barang/Jasa, seperti:

1. Advokasi dan pendampingan pengadaan barang/jasa;


2. Probity Advisor;
3. Mediator, Konsoliator, dan Arbiter pada Layanan
Penyelesaian Sengketa Kontrak;
4. Pemberi Keterangan Ahli (PKA);
5. Anggota Dewan Sengketa Non Konstruksi;
6. Anggota Dewan Sengketa Konstruksi; dan
7. SDM dengan keahlian tertentu lainnya yang terkait dengan
Proses Pengadaan Barang/Jasa.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM PBJ (1/3)
Standar Kompetensi Kerja PBJ

APA yg dikerjakan?? KINERJA yang diharapkan?? Pengukuran KINERJA??


PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM PBJ (2/3)

Standar Kompetensi PBJ

Dalam rangka mencapai standarisasi dalam hal kompetensi PBJ saat ini
sudah ada Standar Kompetensi Kerja di bidang PBJ. Kompetensi Sumber
Daya Manusia berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2020 tentang Standar
Kompetensi Teknis Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
meliputi:
1.Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;
2.Memilih Penyedia Barang/Jasa;
3.Mengelola Kontrak PBJP;dan
4.PBJP melalui Swakelola
PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM PBJ (3/3)

Standar Kompetensi Bagi Personel Lainnya

Terkait dengan Standar Kompetensi bagi personel lainnya, standar kompetensi yang
mengatur personelnya meliputi:
✔Standar Kompetensi PPK;
✔Standar Kompetensi Pejabat Pengadaan;
✔Standar Kompetensi Pokja Pemilihan;
✔Standar Kompetensi Kepala UKPBJ; dan
✔Standar Kompetensi Pengelola LPSE.
KETENTUAN PERALIHAN KEWAJIBAN
KOMPETENSI
KELEMBAGAAN PBJ

UKPBJ

Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah
membentuk UKPBJ (Unit Kerja
PBJ), berbentuk struktural
KELEMBAGAAN PBJ (1/3)
Pelaksanaan Fungsi Pengelolaan PBJ meliputi:
Inventarisasi Paket PBJ

Pelaksanaan riset dan analisis pasar barang/jasa

Penyusunan strategi PBJ


Penyiapan dan pengelolaan dokumen pemilihan beserta dokumen pendukung
lainnya dan informasi yang dibutuhkan
Pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa

Penyusunan dan pengelolaan katalog elektronik lokal/sektoral

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PBJP; dan/atau

Penyusunan perencanaan dan pengelolaan kontrak PBJ


KELEMBAGAAN PBJ (2/3)
Perangkat Organisasi UKPBJ meliputi:

1
2
3
Kelompok Jabatan Dapat digabung menjadi 1 (satu)

4 Fungsional Bidang pembinaan dan advokasi PBJ (pejabat


administrasi/koordinator)

5
KELEMBAGAAN PBJ (3/3)
Tingkat Kematangan UKPBJ meliputi:
High

Level 5 -
Unggul
Level 4 -
Strategis
Level 3 - Proaktif

Level 2 -
Esensi

Low
Level 1 -
Inisiasi
PEMBINAAN KEPADA PENYEDIA

Dengan adanya pembinaan pelaku usaha, diharapkan output yang


DAFTAR
diberikan oleh Pelaku Usaha dapat HITmemberikan
AM manfaat yang
NASIONAL
maksimal terhadap Pemerintah selaku user dari barang/jasa pelaku
usaha serta memberikan mekanisme sanksi yang lebih jelas bagi
Pelaku Usaha.

Ruang lingkup dari pembinaan kepada Penyedia meliputi:


1.Pemberian peningkatan kapasitas Pelaku Usaha;
2.Pemberian dukungan;
3.Penilian Kinerja Penyedia Barang/Jasa; serta
4.Pengenaan Sanksi Daftar Hitam.

Anda mungkin juga menyukai