Anda di halaman 1dari 62

SKRIPSI TIPE-1

GEOLOGI DAN ANALISIS POROSITAS SATUAN BATUPASIR KEREK SEBAGAI AKIFER


DI DESA GONDORIYO DAN SEKITARNYA KECAMATAN BERGAS
KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH
4/9 Lembar Peta RBI Nomor 1408-542 (Ungaran)

BAGUS RUDIKA
161.10.1080

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2022
OUTLINE

1. PENDAHULUAN

2. GEOMORFOLOGI

3. STRATIGRAFI

4. STRUKTUR GEOLOGI

5. SEJARAH GEOLOGI
6. GEOLOGI LINGKUNGAN

7. STUDI KASUS

8. KESIMPULAN
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pada dasarnya kegiatan penelitian geologi bertujuan untuk megetahui


kondisi geologi yang ada pada daerah penelitian yang berhubungan dengan
ilmu kebumian seperti geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah
geologi dan geologi lingkungan. Penelitian ini dilakukan sebagai kegiatan
untuk pelaksanaan skripsi, yang berlokasi di Desa Gondoriyo dan
Sekitarnya Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa
Tengah.
Di daerah penelitian dijumpai singkapan batupasir yang cukup luas
penyebarannya yang tersingkap di permukaan, porositas satuan batupasir
Kerek ini belum diketahui secaara pasti, sehingga diperlukan penelitian
lebih lanjut.
RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang diangkat penyusun yaitu meliputi


permasalahan geologi secara umum, di antaranya adalah :
1. Untuk mengetahui geomorfologi, stratigrafi, struktur
geologi, sejarah geologi dan geologi lingkungan di
daerah penelitian
2. Permasalahan khusus yang diangkat adalah Analisis
Porositas Satuan Batupasir karbonatan Kerek di Desa
Gondoriyo dan sekitarnya, Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Maksud penelitian ini yaitu untuk memenuhi persyaratan


akademik pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Mineral, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Porositas satuan
batupasir Kerek sebagai akifer.

BATASAN MASALAH

Penelitian ini menggunakan data dari hasil uji sifat fisik batuan
yang didukung dengan analisis petrografi untuk mengetahui
porositas satuan batupasir karbonatan kerek sebagai akifer.
KESAMPAIAN DAERAH

Secara administratif, daerah penelitian berada di


Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, ±85
km ke arah utara dari Yogyakarta yang dapat
ditempuh dengan waktu ±2 jam. Sedangkan secara
astronomis daerah penelitian berada pada koordinat
geogrfis 0707’30”LS– 07012’30”LS dan
110025’00”BT – 110030’00”BT. Daerah penelitian
mempunyai skala peta 1 : 25.000, terletak pada 4/9
lembar peta RBI nomor 1408-542 (Ungaran) dengan
luas daerah penelitian yaitu 9 km × 9 km atau sama
dengan 81 km2 Daerah penelitian dapat dicapai
dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun
roda empat.
METODE PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

1. Kompas geologi Brunton tipe 5008


2. Palu geologi merk Estwing
3. Loupe
4. Kamera handphone
5. GPS merk Garmin 64s
6. Kantong sampel
7. Alat tulis
8. HCl 0,1N
9. Mikroskop polarisasi
10. Mikroskop binokuler
11. Oven, untuk mengeringkan sampel batuan.
12. Timbangan gigital, untuk menimbang berat jenis sampel
13. Peta Geologi Regional Lembar Magelang – Semarang
14. Peta topografi daerah penelitian dengan skala 1 : 25.000.
15. Peta RBI Nomor 1408-542 (Ungaran) skala 1 : 25.000.
16. Peta DEM (Digital Elevation Model) daerah penelitian.
17. Sampel batuan sebesar handspeciment.
18. Dokumentasi lapangan.
PENELITI TERDAHULU
1. Rezky, Y., dkk. 2012. Menjelaskan tentang sistem panas
bumi dan model konseptual daerah panas bumi Gunung
Ungaran, Jawa Tengah.
2. Meilisa, dkk. 2013. Menjelaskan tentang penentuan struktur
bawah permukaan daerah manifestasi panas bumi di lereng
selatan Gunung Ungaran.
3. Marin, J., dkk. 2015. Menjelaskan tentang geomorfologi
gunungapi dan petrogenesa batuan untuk memahami evolusi
vulkanotektonik pada Gunung Ungaran, Provinsi Jawa
Tengah.
4. Praditya, 2017. Menjelaskan tentang eksplorasi sumberdaya
batuan andesit pada lokasi tambang PT. Sapta Mitra
Nusantara menggunakan metode geolistrik di Desa Beji,
Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah.
5. Sari, R. J., 2018. Menjelaskan tentang potensi panas bumi
Gedongsongo lereng selatan Gunung Ungaran Jawa Tengah
berdasarkan analisis geosains.
GEOMORFOLOGI

GEOMORFOLOGI REGIONAL

Bemmelen (1949), membagi fisiografi Jawa Tengah-


Jawa Timur dari utara ke selatan ke dalam enam zona,
yaitu:
1. Zona Gunungapi Kuarter
2. Zona Depresi Semarang-Rembang
3. Zona Rembang
4. Zona Depresi Randublatung
5. Zona Kendeng
6. Zona Pegunungan Selatan
Secara Fisiografi, daerah penelitian masuk dalam Zona
Gunungapi Kuarter dan Zona Kendeng.
GEOMORFOLOGI DAERAH PENELITIAN

Berdasarkan klasifikasi Zuidam (1983), penyusun membagi geomorfologi


daerah penelitian menjadi tiga satuan geomorfik dan empat subsatuan
geomorfik, yaitu:
1. Satuan geomorfik asal vulkanik (V)
a. Subsatuan geomorfik perbukitan gunungapi terdenudasi (V14)
2. Satuan geomorfik asal struktural (S)
a. Subsatuan geomorfik perbukitan struktural bergelombang sedang
terdenudasi (S1)
3. Satuan geomorfik asal denudasional (D)
a. Subsatuan geomorfik perbukitan intrusi terdenudasi (D4)
b. Subsatuan geomorfik perbukitan terkikis (D1)
Subsatuan geomorfik perbukitan gunungapi
terdenudasi menempati ±35% dari total luas
daerah penelitian. Topografi perbukitan sampai
pegunungan dengan kelerengan curam sampai
sangat curam (15°-52°), elevasi 200-550 mdpl,
vegetasi sedang sampai lebat, terhampar di
daerah Susukan, Harjosari dan sekitarnya. Pola
aliran sungai subparallel. Tersusun oleh litologi
berupa breksi basalt dan lava basalt dengan
tingkat pelapukan dan erosi relatif sedang.
Subsatuan ini dimanfaatkan sebagai
pemukiman, perkebunan dan juga persawahan..
Subsatuan geomorfik perbukitan bergelombang
sedang terdenudasi menempati ±22% dari total
luas daerah penelitian. Topografi perbukitan
dengan kelerengan curam sampai sangat curam
(20°-48°), elevasi 100-350 mdpl, vegetasi
jarang sampai sedang, terhampar di
daerah Wonorejo dan sekitarnya. Pola
aliran subdendritik. Tersusun oleh litologi
berupa batupasir karbonatan, napal sisipan
batupasir dan perselingan napal dan batupasir
karbonatan. Subsatuan ini dimanfaatkan
sebagai pemukiman, perkebunan dan
persawahan.
Subsatuan geomorfik perbukitan intrusi
terdenudasi menempati ±3% dari total luas
daerah penelitian. Topografi pegunungan
dengan kelerengan sangat curam (42°-54°),
elevasi 450-550 mdpl, vegetasi jarang,
terhampar di daerah Beji dan sekitarnya.
Tersusun oleh litologi berupa intrusi basalt
dengan tingkat pelapukan dan erosi relatif
sedang sampai tinggi.
Subsatuan geomorfik perbukitan terkikis
menempati ±34% dari total luas daerah
penelitian. Topografi dataran sampai perbukitan
dengan kelerengan landai sampai curam (4°-
25°), elevasi 300-500 mdpl, vegetasi jarang,
terhampar di daerah Karangjati, Lemahireng
dan sekitarnya. Pola aliran sungai subparallel.
Tersusun oleh litologi berupa breksi basalt
dengan tingkat pelapukan dan erosi relatif
tinggi. Subsatuan ini dimanfaatkan sebagai
pemukiman, perkebunan, dan juga persawahan.
PETA POLA PENGALIRAN
STADIA DAERAH

Daerah penelitian mempunyai stadia sungai


muda sampai dewasa dengan bentuk lembah
sungai “U”(a) dan “V”(b). Tingkat erosi
vertikal pada stadia sungai muda lebih
dominan daripada erosi lateralnya sedangkan
stadia sungai dewasa tingkat erosi vertikal dan
lateralnya seimbang.
Secara umum, morfologi daerah penelitian
didominasi oleh perbukitan bergelombang
lemah sampai sedang dengan bentuk lembah
“U” dan sungainya sudah menunjukkan
adanya kelokan (meander). Nilai kelerengan
pada daerah penelitian dari yang terendah ke
yang tertinggi berkisar antara 4°-54°.
Kondisi bentangalam daerah penelitian dominan
dipengaruhi oleh proses erosi dan pelapukan
dengan tingkat lanjut. Oleh karena itu,
berdasarkan data pengamatan di lapangan yang
kemudian disesuaikan dengan klasifikasi stadia
daerah menurut Lobeck (1939), penyusun
menyimpulkan bahwa daerah penelitian
termasuk ke dalam stadia daerah dewasa.
STRATIGRAFI

STRATIGRAFI REGIONAL
STRATIGRAFI DAERAH PENELITIAN

Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan dan


di laboratorium, daerah penelitian dikelompokkan
menjadi tujuh satuan litostratigrafi tidak resmi.
Urutan satuan batuan pada daerah penelitian dari
yang tertua ke termuda, yaitu intrusi basalt
Gunung Mergi, perselingan napal dan batupasir
karbonatan Kerek, batupasir karbonatan Kerek,
sisipan batupasir karbonatan Kerek dan napal, lava
basalt Kaligetas, breksi basalt Kaligetas dan breksi
basalt Gajahmungkur.
KORELASI DAN KESEBANDINGAN STRATIGRAFI
DAERAH PENELITIAN DAN STRATIGRAFI REGIONAL
STRUKTUR GEOLOGI

STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL

Secara umum, ada tiga arah pola umum


struktur, yaitu arah timurlaut-baratdaya yang
disebut Pola Meratus, arah utara-selatan yang
disebut Pola Sunda dan arah timur-barat.
Struktur geologi yang terdapat di daerah
Semarang umumnya berupa sesar yang terdiri
dari sesar normal, dan sesar geser. Sesar normal
relatif berarah barat-timur sebagian sedikit
cembung ke arah utara, sesar geser berarah
utara-selatan hingga baratlaut-tenggara.
STRUKTUR GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Berdasarkan data pengamatan, pengukuran dan pencatatan


data struktur di lapangan, interpretasi peta topografi dan DEM
(Digital Elevation Model), maka disimpulkan bahwa pada
daerah penelitian berkembang struktur geologi berupa sesar.
Sesar yang berkembang di daerah penelitian berupa sesar
mendatar kiri dan sesar naik. Sesar yang berkembang di
daerah penelitian berupa sesar mendatar kanan, sesar
mendatar kiri, sesar naik kanan dan Sesar turun kanan Sesar
ini dibagi menjadi empat, yaitu Sesar Mendatar Kanan
Kalongan, Sesar Mendatar Kiri Candirejo, Sesar Naik Kanan
Gondoryo diperkirakan dan Sesar Turun Kalirejo
diperkirakan.
SESAR MENDATAR KANAN
KALONGAN

Shear Fracture N 349° E/35°

Gash Fracture N 53° E/62°


Bidang Sesar
N 43° E/52°
Net Slip
33°, N 192° E

Rake 32°

σ1 20°, N 224° E

σ2 34°, N 75° E

σ3 48°, N 314° E

Klasifikasi Sesar (Rickard, 1972) Normal Right Slip Fault


Sesar Mendatar Kiri Candirejo

Shear Fracture N 142° E/80°

Gash Fracture N 64° E/81°


Bidang Sesar
N 43° E/84°
Net Slip
10°, N 44° E

Rake 9°

σ1 10°, N 34° E

σ2 78°, N 191° E

σ3 4°, N 304° E

Klasifikasi Sesar (Rickard, 1972) Left Slip Fault


SESAR NAIK KANAN
GONDORYO DIPERKIRAKAN

Sesar naik kanan gondoryo hanya diperkirakan


berdasarkan analisis peta DEM pada peta daerah
penelitian, dikarenakan tidak ditemukan data
primer dilapangan berupa data shear fracture dan
gash fracture. Hasil analisis sesar yang
diperkirakan ini dapat dilihat pada (Gambar 4.3),
yang menunjukan arah sesar naik kanan
Gondoryo dibagian timur pada peta DEM yang
menunjukan bahwa adanya pergerakan sesar
diperkirakan berarah timurlaut-baratdaya pada
satuan batupasir karbonatan kerek.
SESAR TURUN KANAN
KALIREJO DIPERKIRAKAN

Sesar turun kanan kalirejo hanya diperkirakan


berdasarkan analisis peta DEM pada peta daerah
penelitian, dikarenakan tidak ditemukan data
primer dilapangan berupa data shear fracture dan
gash fracture. Hasil analisis sesar yang
diperkirakan ini dapat dilihat pada (Gambar 4.3),
yang menunjukan arah sesar turun kanan Kalirejo
pada satuan breksi basalt Gajahmungkur dibagian
barat laut peta DEM yang menunjukan arah
pergerakan utara-selatan.
MEKANISME DAN GENESA STRUKTUR GEOLOGI
DAERAH PENELITIAN

Struktur geologi di daerah penelitian diperkirakan


dimulai dari Plistosen Awal dan masih aktif hingga
sekarang. Ini dapat dilihat dari satuan-satuan batuan
yang dilewati atau dipotong oleh sesar-sesar pada
daerah penelitian. Pada daerah penelitian didapatkan
arah umum struktur geologi yaitu timur-barat dan
timur laut-barat daya, yang diinterpretasikan bahwa
struktur geologi yang terbentuk pada daerah penelitian
merupakan komplek kombinasi dari struktur geologi
yang terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanisme dan
tektonisme.
SEJARAH GEOLOGI

1 2

3 4
5 6
GEOLOGI LINGKUNGAN

SESUMBER

Pada dasarnya sesumber adalah segala sesuatu yang


terdapat di alam yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya, termasuk yang telah digunakan pada
masa kini maupun untuk masa yang akan datang.
Sesumber geologi yang ada di daerah penelitian
berupa sumber daya air, sumber daya tanah, dan
sumber daya bahan galian.
SUMBER DAYA AIR SUMBER DAYA TANAH

SUMBER DAYA BAHAN GALIAN


BENCANA ALAM

Bencana alam adalah suatu


peristiwa yang terjadi pada alam
yang dapat menimbulkan
kerugian bagi makhluk hidup.
Bencana alam yang biasanya
terjadi di daerah penelitian yaitu
gerakan massa tipe debris flow
dan adanya potensi dampak dari
letusan gunungapi.
STUDI KASUS

LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN

Daerah penelitian berada di Desa Gondoriyo,


Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Provinsi Maksud dari penelitian ini adalah sebagai
Jawa Tengah. Di daerah ini dijumpai batupasir bahan penelitian (studi khusus) bagi penulis dalam
yang cukup melimpah keberadannya. Batupasir melaksanakan Skripsi Tipe I pada Jurusan Teknik
yang dijumpai berada di sekitar sungai dan Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains
perbukitan yang ada di daerah penelitian. Porositas & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
batupasir di daerah ini belum diketahui secara Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pasti, oleh karena itu diperlukan pengujian mengetahui jenis porositas dari satuan batupasir
Porositas dengan metode pengujian sifat fisik dan formasi Kerek sebagai akuifer dengan
analisis petrografi (bluedey) untuk mengetahui menggunakan metode uji sifat fisik batuan dan
presentasi nilai Porositas dari batupasir tersebut. analisis bludey
BATASAN MASALAH METODE PENELITIAN

Batasan masalah yang dibahas dalam Metode penelitian pada studi kasus ini dibagi
studi kasus ini yaitu hanya sebatas menjadi dua tahapan, yaitu :
mengenai provenance batupasir a. Tahap pengambilan sampel
karbonatan Kerek yang ada di daerah Pada tahap ini dilakukan pengambilan sampel
Kandangan dan sekitarnya, Kecamatan batupasir di lima titik lokasi
Bawen, Kabupaten Semarang, Provinsi b. Tahap analisis laboratorium
Jawa Tengah. Adapun metode yang Pada tahap ini dilakukan analisis petrografi untuk
digunakan dalam studi kasus ini yaitu mengetahui provenance batupasir karbonatan
hanya metode point counting dari KerekAnalisis ini dilakukan di Laboratorium
petrografi. Sumber Daya Mineral Kampus 2 Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Yogyakarta
DASAR TEORI

Porositas adalah perbandingan suatu rongga pori-pori


terhadap volume total seluruh batuan (Koesoemadinata, 1980).
Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam persen. Porositas
absolut adalah perbandingan suatu rongga pori-pori terhadap
volume total seluruh batuan.
porositas efektif adalah perbandingan suatu rongga pori-pori
yang saling terhubung terhadap volume total seluruh batuan.
Sifat fisik batuan adalah sifat yang terdapat pada suatu
batuan setelah dilakukan pengujian tanpa melakukan
pengrusakan. perbandingan antara volume pori-pori atau
rongga pada batuan dengan batuan terhadap volume total
batuan yang dinyatakan dalam persen (%)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS SIFAT FISIK
SAMPEL A/LP66

NO PARAMETER PENGUJIAN HASIL NILAI

A1 A2
1 458,9 450,1
Berat perconto asli (Wn) gram
2 457,6 448,8
Berat perconto kering (Wo) gram
3 Berat perconto jenuh (Ww) gram 458,8 451,1
4 1557,0 1550,7
Berat contoh jenuh didasar air (Wa) gram
5 1264,6 1264,0
Berat contoh jenuh tergantung didalam air (Wb) gram

6 Berat contoh jenuh dalam air (Ws) gram 292,4 286,7


7 Volume perconto tanpa pori pori (Vtp) gram 165,2 162,1
8 Volume perconto total (Vt) gram 166,4 164,4
9 Bobot isi natural (natural density) (gr/cm 3) 2,75 2,73
10 Bobot isi kering (dry density) (gr/cm3) 2,75 2,72
11 Bobot isi jenuh (saturated density) (gr/cm 3) 2,75 2,74
12 Kadar air asli (natural water content) (%) 0,2 0,2
13 Kadar air jenuh (absorption) (%) 0,2 0,5
14 Derajat kejenuhan (%) 65 56
15 Porositas (%) 0,7 1
16 Angka pori (void ratio) (%) 0,007 0,010
 
  Parameter Uji
Kode
Berat Berat Berat Berat   Klasifikasi
W w -W o 4 5 8 ,8 - 4 5 7 ,6 Sampel
x 100% = x 100% Contoh Contoh Contoh Contoh Porosit Todd
W w -W s 4 5 8 ,8 - 2 9 2 ,4 Asli kering Jenuh Jenuh as (%) (1980)
dalam Air
= 0 ,7 % (Wn),gr (Wo),gr (Ww), gr (Ws),gr (1-100%)

           
A1/ 458,9 457,6 458,8 292,4 0.7 (1% - 10%)
Ww-Wo 451,1 - 448,8 LP6 Kecil
Ww-Ws
x 100% = 451,1 - 286,7
x 100% 6
            (1% - 10%)
= 1%
A2/ 450,1 448,8 451,1 268,7 1 Kecil
LP6
6
HASIL ANALISIS SIFAT FISIK
SAMPEL B/LP85

NO PARAMETER PENGUJIAN HASIL NILAI

B1 B2
1 272,3 290,5
Berat perconto asli (Wn) gram
2 268,9 287,0
Berat perconto kering (Wo) gram
3 Berat perconto jenuh (Ww) gram 279,2 297,7
4 1367,0 1388,0
Berat contoh jenuh didasar air (Wa) gram
5 1212,0 1221,6
Berat contoh jenuh tergantung didalam air (Wb) gram
6 Berat contoh jenuh dalam air (Ws) gram 155 166,4
7 Volume perconto tanpa pori pori (Vtp) gram 113,9 120,6
8 Volume perconto total (Vt) gram 124,2 131,3
9 Bobot isi natural (natural density) (gr/cm 3) 2,19 2,21
10 Bobot isi kering (dry density) (gr/cm3) 2,26 2,18
11 Bobot isi jenuh (saturated density) (gr/cm 3) 2,24 2,26
12 Kadar air asli (natural water content) (%) 1 1
13 Kadar air jenuh (absorption) (%) 3 3
14 Derajat kejenuhan (%) 34 32
15 Porositas (%) 8 7
16 Angka pori (void ratio) (%) 0,086 0,075
  Parameter Uji
 
Kode Berat Berat Berat Berat   Klasifikasi
Ww-Wo 279,2 - 268,9
Sampel Contoh Contoh Contoh Contoh Porosi Todd
Ww-Ws
x 100% = 279,2 - 155,0
x 100% Asli kering Jenuh Jenuh t as
dalam Air (%)
(1980) (1-
(Wn),g (Wo),gr (Ww), gr (Ws),gr 100%)
= 8% r

Ww-Wo 297,7 - 287,0             (1% - 10%)


Ww-Ws
x 100% = 297,7 - 166,4
x 100% B1/ 272,3 268,9 279,2 155,0 8 Kecil
LP8
= 7% 5
            (1% - 10%)
B2/ 290,5 287,0 297,7 166,4 7 Kecil
LP8
5
HASIL ANALISIS SIFAT FISIK
SAMPEL C/LP71

NO PARAMETER PENGUJIAN HASIL NILAI

C1 C2
1 309,5 282,0
Berat perconto asli (Wn) gram
2 306,0 279,0
Berat perconto kering (Wo) gram
3 Berat perconto jenuh (Ww) gram 314,3 285,2
4 1407,9 1380,3
Berat contoh jenuh didasar air (Wa) gram
5 1235,1 1220,8
Berat contoh jenuh tergantung didalam air (Wb) gram

6 Berat contoh jenuh dalam air (Ws) gram 172,8 159,5


7 Volume perconto tanpa pori pori (Vtp) gram 2,29 2,39
8 Volume perconto total (Vt) gram 141,5 125,7
9 Bobot isi natural (natural density) (gr/cm ) 3
2,18 2,24
10 Bobot isi kering (dry density) (gr/cm3) 2,16 2,21
11 Bobot isi jenuh (saturated density) (gr/cm 3) 2,22 2,26
12 Kadar air asli (natural water content) (%) 1 1
13 Kadar air jenuh (absorption) (%) 2 2
14 Derajat kejenuhan (%) 42 48
15 Porositas (%) 5 4
16 Angka pori (void ratio) (%) 0,052 0,041
  Parameter Uji
 
Ww-Wo Kode Berat Berat Berat Berat   Klasifikasi
314,3 - 306,0
Ww-Ws
x 100% = 314,3 - 172,8
x 100% Sampel Conto Conto Contoh Contoh Porosit as Todd (1980)
h Asli h Jenuh Jenuh (%) (1-100%)
dalam Air
= 5% (Wn),g kering (Ww), (Ws),gr
r (Wo),g gr
r
Ww-Wo 285,2 - 279,0
Ww-Ws
x 100% = 285,2 - 159,5
x 100%
            (1% - 10%)
C1/ 309,5 306,0 314,3 172,8 5 Kecil
= 4%
LP71

            (1% - 10%)
C2/ 282,0 279,0 285,2 159,5 4 Kecil
LP71
HASIL ANALISIS BLUDEY HASIL ANALISIS BLUDEY
SAMPEL A/LP66 SAMPEL B/LP85

Berdasarkan hasil analisis sayatan Berdasarkan hasil analisis sayatan


bludey dengan menggunakan bludey dengan menggunakan
aplikasi image-j didapatkan nilai aplikasi image-j didapatkan nilai
porositas sampel A yaitu 0,994% porositas sampel B yaitu 6,165%
HASIL ANALISIS BLUDEY
SAMPEL C/LP71

Berdasarkan hasil analisis sayatan


bludey dengan menggunakan
aplikasi image-j didapatkan nilai
porositas sampel C yaitu 4,505%
PEMBAHASAN

Porositas Klasifikasi
Todd,1980
Sampel Porositas (bludey) (Uji Sifat Fisik kesimpulan
% Batuan)% (1-100%)

(1% - 10%)
A/LP66 0,994 0,7 - 1 Kecil

(1% - 10%)
B/LP85 6,165 8-7   Kecil

(1% - 10%)
C/LP71 4,505 5-4 Kecil
PEMBAHASAN

nilai porositas batupasir karbonatan Kerek tergolong kecil


dengan jenis serpih (Todd,1980), kondisi ini diduga karena
banyaknya kandungan lumpur karbonat yang terdapat dalam batuan
menyebabkan sedikitnya pori-pori yang terdapat pada sampel
sehingga rongga batuan tidak dapat menyimpan dan meloloskan air
dengan baik serta memperkecil porositas, selain itu adanya
campuran dari material lain juga sangat berpengaruh pada porositas
batupasir ini.
Maka dengan nilai porositas yang tergolong kecil, batupasir
Karbonatan Kerek digolongkan kedalam batuan yang tidak sesuai
untuk menjadi akuifer melalui analisis porositasnya.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan di lapangan serta hasil
analisis di laboratorium, maka disimpulkan bahwa geologi Daerah Kandangan dan
sekitarnya, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah adalah
sebagai berikut.
1. Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari empat subsatuan geomorfologi, yaitu:
perbukitan gunungapi terdenudasi (V14), perbukitan struktural bergelombang sedang
terdenudasi (S1), perbukitan intrusi terdenudasi (D4) dan perbukitan terkikis (D1).
Pola aliran pada daerah penelitian dibagi menjadi dua, yaitu: pola aliran subdendritik
dan subparallel. Sedangkan stadia daerah penelitian termasuk ke dalam stadia daerah
dewasa.
2. Stratigrafi pada daerah penelitian terdiri dari tujuh satuan batuan dan endapan
campuran, yaitu: satuan intrusi basalt Gunung Mergi, satuan perselingan napal dan
batupasir karbonatan Kerek, satuan batupasir karbonatan Kerek, satuan sisipan
baputasir karbonatan dan napal Kerek, satuan lava basalt Kaligetas, satuan breksi
basalt Kaligetas dan satuan breksi basalt Gajahmungkur, serta endapan campuran tak
terpetakan.
3. Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian yaitu berupa struktur sesar
yang terbagi menjadi: Sesar Mendatar Kanan Kalongan yang berarah baratdaya-
timur laut, Sesar Mendatar Kiri Candirejo yang berarah timurlaut-baratdaya, Sesar
Naik Kanan Gondoryo diperkirakan berarah timurlaut-baratdaya dan Sesar Turun
Kanan Kalirejo diperkirakan berarah utara-selatan.
4. Sejarah geologi daerah penelitian dibagi menjadi tiga fase, yaitu: kala Miosen Tengah
(Pra N9) terjadi pembentukan intrusi basalt Gunung Mergi, kala Miosen Tengah (N9-
N16) terjadi pembentukan perselingan batupasir napal dan sisipan serta batupasir
karbonatan Kerek, kala Plistosen Bawah terjadi pembentukan lava basalt dan breksi
basalt Kaligetas serta yang terakhir kala Holosen terjadi pembentukan breksi basalt
Gajahmungkur.
5. Geologi lingkungan pada daerah penelitian dibagi menjadi dua, yaitu sesumber dan
bencana alam. Sesumber yang dijumpai, yaitu sumber daya air berupa mataair pada
daerah Jatirunggo, sumber daya tanah berupa lahan pertanian pada daerah Pringsari dan
sumber daya bahan galian berupa penambangan basalt pada daerah Beji. Sedangkan
bencana alam yang dijumpai berupa gerakan massa pada daerah Gondoriyo dengan tipe
debris flow dan potensi letusan gunungapi.
6. Berdasarkan hasil pengujian analisis porositas yang dilakukan pada 3 sampel uji dan
terbagi atas 2 sampel masing-masing untuk uji sifat fisik serta pengujian sayatan
bludey, didapatkan nilai porositas yang bervariasi. Nilai porositas yang didapat
dari analisis sifat fisik batuan yaitu, porositas pada sampel A/LP66, A1 (ø = 0,7%,),
porositas pada sampel A2 (ø = 1%), porositas pada sampel B/LP85, B1 (ø = 8%), B2
(ø = 7%) dan porositas pada sampel C/LP71, C1 (ø = 5%), C2 (ø = 4%). Nilai
porositas yang . didapat dari analisis sayatan bludey yaitu sampel A/LP66 (ø =
0,994%), sampel B/LP85 (ø = 6,165%) dan sampel C/LP71 (ø = 4,505%).
Berdasarkan klasifikasi Todd 1980 jenis porositas yang ada di daerah penelitian masih
tergolong kecil karena kurang dari 10%.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. 2000. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25.000 Lembar
1408 –542 (Ungaran). Bogor: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.

Bandy, O. I., 1967. Foraminiferal Indices in Paleontology, Texas W. H. Freeman and Company.

Bemmelen, van., 1949. The Geology of Indonesia, Vol.1, Martinos Nijihoff, The Haque, Holand.

Blow, W. H., 1969. Late Middle Eocene to Recent Planktonic Foraminifera Biostratigraphy, Leideen
Nederland, E. J, Vol 1, Geneva.

Dickinson, W.R. and Suczek, C.A., 1979. Plate Tectonics and Sandstone Composition, The American
Association of Petroleum Geologist Bulletin, V.63, No.12, P.2164-2182.

Firmansyah, C., Astuti, B.S., Winarti, Pandita, H., 2017. Studi Provenance Batupasir Masif Karbonatan
Formasi Halang Daerah Cibeler Kecamatan Paguyang Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah.
Proceeding Seminar Nasional Kebumian Ke-10, Grha Sabha Pramana, 729-738.

Folk, R. L. 1974. Petrology of Sedimentary Rock. The University of Texas.

Howard, A. D. 1967. Drainase Analysis in Geologic Interpretation: A summation. AAPG Bulletin, Vol. 5,
No.11, November, p.2246-2259.
Koesoemadinata R.P., 1980, Prinsip-Prinsip Sedimentologi, Departemen Teknik Geologi ITB: Bandung.

Lobeck, A. K. 1939. Geomorphology: An Introduction to the Study of Landscapes, Mc Graw-Hill Book


Company, New York.

Meilisa, Sarkowi, M., 2013. Analisis Data Gravity untuk Menentukan Struktur Bawah Permukaan Daerah
Manifestasi Panasbumi Di Lereng Selatan Gunung Ungaran. Seminar Nasional Sains & Teknologi V,
Lembaga Penelitian Universitas Lampung.

Mulyaningsih, S. 2010. Pengantar Geologi Lingkungan. Panduan : Yogyakarta.

Natalia, Eka P., Taufiq Andhika, Roid Faqih M., Dharmaleksa S. E. P., Akhyar Nurdin, Belly Dharana
Kertiyasa, Novianto Dwi Nugroho, Bayu Hari a
utomo., 2010. Geologi Pulau Jawa. Universitas Jenderal Soedirman: Purbalingga.

Nelson, S. A., 2007. Petrology: Sandstone and Conglomerate. Tulane University, New Orleans.

Pettijohn, F.J., 1975. Sedimentary Rock. 3rd., Harper & Row, New York.

Postuma, J. A. 1971. Manual of Planktonic Foraminifera, Royal Dutch/Shell Group, The Haque, The
Netherlands.
Rickard, M. J., 1972. A Classification Diagram for Fold Orientations. Geological
Magazine, 108(1), pp. 23-26.

Sribudiyani, N. Muchsin, R. Ryacudu, T. Kunto, P. Astono, I. Prasetya, B. Sapiie,


S. Asikin, A. H. Harsolumakso dan I. Yulianto. 2003. The Collision of the
East Java Microplate and Its Implication for Hydrocarbon Occurences in the
East Java Basin. Proceeding of Indonesian Petroleum 29.

Sari, R. J., 2018. Potensi Panas Bumi Gedongsongo Lereng Selatan Gunung
Ungaran Jawa Tengah Berdasarkan Analisis Geosains. Jurnal OFFSHORE,
Vol. 2 No. 1 Juni 2018: 34 – 42.

Sukandarrumidi. 2005. Sejarah Geologi. Gadjah Mada University, Yogyakarta.

Thanden, R.E., Sumadirja, H., Richards, P.W., 1996. Peta Geologi Lembar
Magelang dan Semarang, Direktorat Geologi, Bandung.

Thornbury, W. D. 1969. Principles of Geomorphology. John Wiley & Sons, New


York

Todd, D.K., 1995. Groundwater Hydrology Second Edition. New York: John Wiley
& Sons

Travis, R. B., 1955. Classification of Rocks. Colorado School of Mines


Verstappen, H. Th. 1983. Applied Geomorphology: Geomorphological Surveys for Environmental
Development. Elsevier Science Publishing Company Inc: New York.

Wiloso D. A. 2018. Analisis Porositas Batugampig Sebagai Akuifer Di Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong,
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Teknologi Vol. 11 No.2 Desember 2018.
William, H., Turner, J,F., Gilbert, M,C., 1982. Petrography An Introduction to the Study of Rocks in Thin
Section, second edition, W.H. Freeman and Company, New York.

Zuidam, R.W., Van., 1983. Guide to Geomorphologic Aerial Photographic Interpretation and Mapping, Section
of Geology and Geomorphology, ITC, Enschede, The Netherlands.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai