Anda di halaman 1dari 10

KETENTUAN IDDAH &

IDDAH WAFAT
Kelompok 8:
Anggun Haniatul M ( 21901012084)
Arya Eka Putra Wahyu (
Salsabilla Alwiyah( 21901012050)
Mukarromah( 21901012053)
Pengertian Iddah
Masa iddah adalah masa tunggu seorang wanita setelah berpisah dengan suaminya,
bisa karena bercerai atau meninggal. Yang dimaksudkan masa tunggu adalah masa
dimana wanita belum boleh menikah lagi.
Pernikahan adalah dasar asasi dalam pembinaan masyarakat Islam, sedang talak
adalah jalan memutuskan hubungan suami istri; Tetapi perceraian, kadang-kadang
mempunyai akibat yang tidak segera dapat diketahui, oleh karena itu maka
Allahlah yang maha Agung mensyariatkan iddah (waktu tunggu) di mana pada
masa itu perempuan yang ditalak menunggu dalam waktu tertentu dan selama itu
pula ia berhak memperoleh nafkah dari mantan suaminya dan ditempatkan di
rumahnya supaya dalam keadaan tenang dan aman karena selama itu ia tetap
dalam pengawasan mantan suaminya. Sehingga kalau ternyata hamil maka janin
yang dikandungnya itu adalah anaknya. Dan jika tidak nampak kehamilannya
selama masa haid dan tidak dirujuk, maka antara keduanya tidak ada lagi
hubungan sebagaimana semula, baik hubungan nasab, pemberian nafkah dan
sebagainya.
Perempuan yang sedang hamil telah ditentukan oleh Allah bahwa, masa iddahnya
adalah sampai ia melahirkan anaknya, baik panjang atau pendek masa kehamilan itu,
karena bersihnya rahim perempuan itu sesudah melahirkan sudah tidak diragukan lagi,
sehingga tidak diperlukan lagi masa menunggu sesudah itu. Allah Swt.juga mewajibkan
laki-laki agar menempatkan wanita yang telah ditalak itu di rumahnya, di mana ia
tinggal selama wanita itu dalam masa iddahnya menurut kadar kemampuannya, dan
Allah mencegahnya berbuat menyusahkan dan menyulitkan mantan istrinya selama ia
tinggal di rumahnya.Sedang secara khusus perempuan yang sedang hamil, pihak suami
diwajibkan memberi nafkah kepadanya (selama masa kehamilannya) adalah lantaran
dikhawatirkan timbulnya salah duga terhadap perempuan yang masa kehamilannya
penuh (lama) sehingga suami hanya memberi nafkah dalam sebagian waktu saja, atau
mungkin masa iddahnya akan ditambah. kewajiban memberi nafkah bagi perempuan
yang masa kehamilannya pendek, maka dibatasilah kewajiban memberi nafkah itu
selama masa kehamilan.
Ketentuan Iddah
Perempuan ber-iddah dapat dikategorikan ke dalam dua macam, Pertama, perempuan yang ber-
iddah karena ditinggal mati suaminya. Ketentuan masa iddahnya adalah:

1. Empat bulan sepuluh hari, dengan catatan tidak hamil, baik pernah berhubungan maupun
tidak.

2. Sampai melahirkan, jika kehamilannya dinisbatkan kepada shâhib al-'iddah.

Kedua, perempuan yang ber-iddah bukan karena ditinggal mati suaminya. Ketentuan masa
iddahnya adalah:

1. sampai melahirkan, bila kehamilan dinisbatkan kepada shâhib al-'iddah.

2. Tiga kali suci dari haid, jika ia pernah menstruasi.

3. Tiga bulan, bila belum menstruasi atau sudah putus dari periode haid.
Nafkah dan tempat tinggal
Para ulama sepakat tentang wajibnya memberikan tempat tinggal bagi perempuan yang ditalak raj'i, tetapi
mereka berbeda pendapat tentang perempuan yang ditalak tiga. Imam Malik dan Asy-Syafi'i berikut satu riwayat
dari Imam Ahmad menyatakan, ia berhak memperoleh tempat tinggal tapi tanpa nafkah.

Abu Hanifah dan teman-temannya berpendapat, ia berhak memperoleh nafkah dan tempat tinggal selama masa
iddahnya.Imam Ahmad dan lainnya berpendapat, berhak memperoleh nafkah tanpa tempat tinggal .
IDDAH WAFAT
Allah Swt. berfirman yang maksudnya orang-orang yang mati dari kalangan laki- laki di antara kalian dan
meninggalkan istri-istri mereka setelah kematian, maka istri-istri itu harus menunggu selama empat bulan sepuluh
hari. Yakni bertahan di tempat selama masa iddah sebagai bentuk hidåd (berkabung) terhadap suami mereka.
Dengan demikian mereka tidak boleh menyatakan kesediaan untuk dipinang, tidak boleh berhias, tidak boleh
memakai minyak wangi, dan tidak pula keluar dari rumah suami mereka selama mereka berada di masa iddah. Jika
masa iddah mereka telah berakhir maka tidak ada larangan dan tidak pula dosa bagimu, wahai para wali, ustuk
membiarkan mereka agar menikah dan melakukan apa yang diperkenankan syariat bagi mereka, seperti berhias
dan mengenakan minyak wangi. Maha Mengetahui perbuatan-perbuatanmu, tidak ada sesuatu pun tersembunyi
bagi-Nya, maka bertakwalah kepada-Nya dan taatilah Dia dengan melaksanakan perintah-Nya kepadama,
termasuk melakukan bidad atas suami.
Masa Iddah Perempuan Hamil yang di
tinggal mati suaminya
Iddahnya seorang perempuan yang hamil dan ditinggal mati suaminya adalah sampai ia melahirkan.
Hal ini berdasarkan pada firman Allah: "Dan perempuan perempuan yang hamil, batas iddahnya
sampai mereka melchirkan kandungannya [QS. At-Thalaq [65]: 4)
Hikmah Melakukan Masa Iddah
• Untuk mengetahui kondisi kandungan "bara atur rahim", sehingga tidak terjadi
percampuran nasab, antara nasab satu dengan lainnya.
• Sebagai bentuk ibadah bagi muslimah karena melaksanakan perintah Allah.
• merasakan rasa sakit dan duka atas kematian seorang suami sebagai bentuk pengakuan
atas kelebihan dan baik suami.
• Memberi kesempatan suami istri yang bercerai untuk kembali menjalani hidup bersama
dengan nuansa baru setelah rujuk
• Sebagai penegas terkait dengan pernikahan, di mana pernikahan tidak dipandang
sempurna kecuali jika melewati masa penantian yang lama. Sebab kalau tidak demikian,
perkawinan akan menjadi mainan anak-anak sebagaimana mestinya. Bisa bercerai, pun
pula bisa menikah hanya dalam waktu sesaat
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai