Anda di halaman 1dari 18

MERUMUSKAN

PICO(T)
BERSUMBER DARI PUBLIKASI IMPLEMENTASI
PRAKTIK BERBASIS BUKTI DAN PENELITIAN KASUS

SRI ARINI WINARTI


IMPLEMENTASI PRAKTIK BERBASIS BUKTI

• Evidence based practice/Praktik berbasis bukti (EBP) merupakan satu cara terbaik


dalam penggunaan bukti terbaru dalam memandu pembuatan keputusan perawatan
kesehatan dan nilai nilai pasien.
• Dalam merawat pasien dengan berbagai kebutuhan, dibutuhkan keahlian tertentu dari
seorang perawat.
• Menurut The Pew Charitable Trust dan Mac Arthur Foundation (2014), EBP merupakan
kebijakan yang menggunakan penelitian dan informasi terbaik yang tersedia mengenai
hasil program untuk memandu keputusan di semua tahapan proses kebijakan dan di setiap
cabang pemerintahan
TUJUAN DARI PRAKTIK BERBASIS BUKTI

•  menghilangkan praktik yang tidak sehat atau ketinggalan zaman demi praktik yang


lebih efektif dengan menggeser dasar pengambilan keputusan dari tradisi, intuisi, dan
pengalaman tidak sistematis ke penelitian ilmiah yang beralasan kuat.
LANGKAH-LANGKAH DALAM EBP

1. Menumbuhkan semangat penyelidikan


2. Mengajukan pertanyaan (PICOT)
3. Mencari bukti terbaik
4. Melakukan penilaian (appraisal) terhadap bukti-bukti yang di temukan
5. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinik dan pilihan pasien untuk membuat keputusan
klinik terbaik
6. Evaluasi hasil dari perubahan praktik setelah penerapan EBP
7. Menyebarluaskan hasil
PENELITIAN KASUS

• Susilo Rahardjo dan Gudnanto (2011) : penelitian studi kasus adalah metode yang


diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan dipraktekkan secara
integratif dan komprehensif.
• Langkah tersebut dilakukan untuk memahami karakter individu yang diteliti secara
mendalam
• Pengertian Penelitian Kasus atau Penelitian Lapangan : Penelitian
kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang
dipermasalahkan.
PENELITIAN STUDI KASUS

• Pendapat berikutnya datang dari Pollit dan Hungler (1990), keduanya menjelaskan
bahwa studi kasus adalah metode penelitian yang fokusnya terletak pada penentuan
dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut mengapa seseorang berpikir, melakukan
sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri.
• Studi kasus secara sederhana diartikan sebagai proses penyelidikan atau pemeriksaan
secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa tertentu atau khusus yang
terjadi.
• Studi kasus dapat diperoleh dari metode-metode penelitian formal.
• Banyak disiplin ilmu yang menggunakan studi kasus dalam proses penelitiannya, baik itu
ilmu sosial maupun ilmu eksakta.
STUDI KASUS

Kata “Kasus” diambil dari kata “Case” yang menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Current English 3 (1989; 173), diartikan sebagai:
1. instance or example of the occurrence of sth (contoh kejadian) 
2. actual state of affairs; situation (kondisi aktual dari keadaan lain)
3. circumstances or special conditions relating to a person or thing (lingkungan atau
kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu”
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN STUDI
KASUS
1. Pemilihan Tema, Topik dan Kasus.
2. Pembacaan Literatur.
3. Perumusan Fokus dan Masalah Penelitian.
4. Pengumpulan Data.
5. Penyempurnaan Data.
6. Pengolahan Data.
7. Analisis Data.
RUMUSAN PICO DALAM STUDI KASUS
(HTTP://REPOSITORY.UI.AC.ID/DOKUMEN/LIHAT/102.PDF)

Judul artikel :
TERAPI BERHENTI MEROKOK (STUDI KASUS 3 PEROKOK BERAT)
ABSTRAK

• Rokok memiliki kekuatan adiksi yang terbilang besar. Orang yang terlanjur memiliki kebiasaan merokok, sulit untuk
menghentikannya. Karena itu, apabila suatu saat seorang perokok menghentikan kebiasaannya, pasti ia akan terasa tersiksa baik
fisik maupun mentalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara sukses berhenti merokok dan mengetahui faktor-
faktor kemudahan berhenti merokok. Diharapkan juga bisa menggalang dan mewujudkan setiap unsur masyarakat untuk
menciptakan etika masyarakat dalam merokok. Penelitian dengan metode kualitatif melalui studi kasus 3 perokok berat
dilakukan pada tahun 2004 di Yogyakarta. Kriteria informan meliputi umur di atas 40 tahun, kawin, sudah berhenti merokok,
termasuk perokok berat dengan lama merokok di atas 10 tahun dan menghabiskan lebih dari 20 batang per hari. Wawancara
terhadap informan dilakukan dengan memakai alat perekaman. Modal utama sukses berhenti merokok adalah niat dan tekad
yang kuat dari perokok itu sendiri. Alasan untuk berhenti merokok adalah faktor kesehatan, organisasi keagamaan, dan keluarga.
Faktor kesehatan berkaitan dengan sakit yang diderita oleh informan, seperti hipertensi, demam tinggi, batuk-batuk, dan dada
terasa nyeri. Faktor organisasi keagamaan berkaitan dengan organisasi agama yang diikuti informan yang melarang merokok.
Faktor keluarga berkaitan dengan keluarga informan yang mengikuti jejaknya sebagai perokok. Di samping itu, informan juga
mempunyai balita yang seharusnya tidak boleh terkena asap rokok. Metode yang dipilih untuk berhenti merokok adalah metode
pengobatan, perubahan perilaku, dan dorongan positif. Semua peristiwa di atas menyebabkan seorang perokok harus
menghentikan kebiasaannya sebagai perokok. Hikmah di balik itu semua adalah perokok memiliki kemauan yang kuat untuk
berhenti dari merokok.
PICO STUDI KASUS

P = kurangnya pemahaman terhadap bahaya merokok. Meskipun rokok banyak yang dilarang di tempat-tempat umum, tetapi orang
tetap setia terhadap rokok

I = Jumlah informan dalam penelitian hanya tiga orang yang bisa diwawancarai, karena kebanyakan dari informan yang mantan
perokok tidak bersedia menceritakan masa lalunya. Selain itu, para mantan perokok biasanya tidak mengakui bahwa dirinya
pernah menjadi perokok berat. Itu pernah terjadi ketika peristiwa perdebatan di kalangan informan sendiri

C = menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif menekankan atau fokus pada sejumlah bukti yang memungkinkan orang
untuk memahami arti apa yang sedang terjadi. Apa yang mereka ceriterakan atau perbuat akan diinterpretasi oleh peneliti

O = Keinginan untuk hidup sehat, panjang umur, terbebas dari gangguan kesehatan maupun penyakit mendorong perokok untuk
terlepas dari penderitaannya. Alasan berhenti merokok bisa dipengaruhi faktor kesehatan, keluarga, dan organisasi keagamaan.
Faktor kesehatan yaitu munculnya gangguan-gangguan seperti hipertensi, nyeri dada, demam tinggi maupun batuk
JUDUL : PENERAPAN FUZZY LOGIC INFERENCE SYSTEM METODE
MAMDANI SEBAGAI PENUNJANG DIAGNOSIS KANKER PARU

• Pasien penyakit kanker paru memiliki banyak gejala-gejala penyakit yang diderita, sehingga sulit untuk diketahui
atas keterbatasan, dan keterlambatan seorang pakar dokter dalam menentukan penyakit kanker paru yang diderita
pasien. Penelitian ini akan mengimplementasikan model fuzzy inference system untuk menunjang diagnosis apakah
seseorang terindikasi tumor paru jinak, ganas atau tidak terindikasi. Metode penelitian dilakukan dengan
mengumpulkan data berdasarkan hasil wawancara dengan dokter ahli. Berdasarkan hasil wawancara ditetapkan 62
rules dengan 3 variabel dari hasil wawancara (Total Anamnesis, Derajat berat merokok, Usia) serta 2 variabel lain
yaitu Performance status berdasarkan Indeks skala karnofsky dan Doubling time, kemudian menentukan fungsi
implikasi, mengkomposisi aturan (agregation) dan defuzzifikasi (centroid). Hasil ujicoba menunjukkan nilai
defuzzifikasi 87.880%, dimana persentase ini menunjukkan hasil pasien terindikasi tumor paru ganas.Implementasi
fuzzy inference system dengan metode mamdani ini diharapkan dapat membantu menunjang diagnosis dokter,
sesuai presentase hasil pengujian untuk menentukan solusi terapi yang tepat pada pasien pengidap kanker paru
PICO STUDI KASUS

P = Pasien penyakit kanker paru

l = tahapan pengumpulan data dengan menentukan rules dan variabel.

C = Penentuan derajat keanggotaan fuzzy, dimana metode fuzzy inference system yang digunakan
adalah mamdani, Penentuan fungsi implikasi, penentuan fungsi aturan (agregation) serta defuzzifikasi.

O = menunjang diagnosis dokter, sesuai presentase hasil pengujian untuk menentukan solusi terapi
yang tepat pada pasien pengidap kanker paru
JUDUL : MEROKOK DI KALANGAN MAHASISWA (STUDI
KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU)

• Merokok dapat meningkatkan resiko kematian dari berbagai macam jenis kanker (khususnya kanker paru-paru),
penyakit jantung, strok, radang tengorokan dan gangguan kehamilan. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau
dianggap memiliki kemampuan, kecakapan dan pengetahuan yang tinggi terutama masalah kesehatan dan bahaya
merokok itu sendiri. Namun dari hasil pengamatan menunjukkan masih terdapat mahasiswa FKUR yang merokok.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif (deskriptive approach).
Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran UR yang merokok sebanyak 5 orang. Pengumpulan data,
observasi, yang kemudian data yang telah diperoleh dijelaskan secara kualitatif. Latar belakang sosial ekonomi informan
merupakan dari keluarga yang mampu, sehingga memudahkan informan untuk membeli rokok. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keluarga dan teman memiliki hubungan dengan perilaku merokok. Namun informan yang merokok
mengatakan teman adalah faktor yang paling mempengaruhi dalam merokok. Faktor kepribadian juga akan
mempengaruhi mahasiswa kedokteran untuk merokok, menurut mereka merokok dapat menghilangkan kebosanan dan
tekanan-tekanan yang mereka hadapi.
PICO
HTTPS://WWW.NELITI.COM/PUBLICATIONS/209430/MEROKOK-DI-KALANGAN-MAHASISWA-STUDI-KASUS-
FAKULTAS-KEDOKTERAN-UNIVERSITAS-RIAU

P = mahasiswa UR yang merokok


I=
C = metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif (deskriptive approach)
O = teman adalah factor yang mempengaruhi merokok
TUGAS MINGGU INI

1. Mencari artikel : studi kasus


2. Menyusun PICO (T)
3. Kumpulkan : judul, abstrak, dan PICO (T)
4. Sertakan link URL nya

Anda mungkin juga menyukai