Anda di halaman 1dari 23

Sistem Peradilan Indonesia

3 Cabang Kekuasaan Negara

Eksekutif Legislatif Yudikatif


• Pemerintah • DPR • Lembaga-
Lembaga
Peradilan
Sistem Peradilan Indonesia

• Sistem Hukum Indonesia dipengaruhi oleh the Roman-Dutch model dan customary law.
• Berdasarkan pengaruh sistem hukum Belanda, sistem hukum Indonesia kemudian lebih
bercorak pada karakteristik sistem hukum Eropa Kontinental (civil law), dengan ciri:
• Hukum-hukum biasanya terkodifikasi
• UU menjadi rujukan utama dan hakim tidak terikat kepada preseden
• Sistem peradilan bersifat inkuisitorial, yakni pengadilan (dalam hal ini misalnya hakim), secara aktif
terlibat dalam menemukan fakta-fakta dari suatu perkara yang diperiksa dan mengarahkan proses
persidangan.
• Dengan sistem yang demikian, sistem peradilan Indonesia terkait dengan konsepsi dan
pengaturan tentang kekuasaan kehakiman di Indonesia.
Sistem Peradilan Indonesia
• Sistem Peradilan dalam konteks saat ini terbangun dari setidaknya 4
sumber:
• Hukum Belanda: Bersumber dari hukum-hukum warisan Belanda yang saat ini
masih berlaku [KUHP, KUHPerdata, dsb]
• Hukum Adat: Bersumber dari nilai-nilai dan tradisi yang hidup dalam
masyarakat [lihat Pasal 18 UUD 1945]
• Hukum Islam: Bersumber dari nilai-nilai dan hukum Islam [syariah]
• Sumber-sumber hukum lain : Dari berbagai pengaruh hukum-hukum di era
modern [hukum internasional, hukum-hukum tentang ekonomi dan bisnis,
dsb]
Konteks: Paska Reformasi 1998
• Sistem peradilan Indoensia tidak lagi dibawah kontrol atau pengaruh
kekuasaan eksekutif.
• Secara normatif kekuasaan Kehakiman semakin kuat dan mandiri
• Terbentuk Mahkamah Konstitusi
• Terbentuk berbagai Pengadilan Khusus
Kekuasaan Kehakiman
• Pasal 24 UUD 145:
1. Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan.
2. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
3. Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-
undang

• UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman:


Kekuasaan Kehakiman adalan kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.
Mahkamah Agung
• UU 14/1985 tentang Mahkamah Agung; UU No. 5/2004 tentang
Perubahan UU No. 14 tahun 1945 tentang Mahkamah Agung; UU
No. 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua; UU No. 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
• Yurisdiksi:
• Memeriksa dan Memutus Perkara di tingkat paling tinggi [Permohonan kasasi
dan Peninjauan Kembali
• Pengujian peraturan dibawah UU (Hak Uji Materi)
• Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan Pengadilan di
lingkungan kekuasaan kehakiman
4 Peradilan dibawah Mahkamah Agung
1. Peradilan Umum [termasuk Peradilan Khusus dibawah Peradilan
Umum]
2. Peradilan Agama
3. Peradilan Tata Usaha Negara
4. Peradilan Militer

Note: Lihat UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman


Peradilan Umum
• UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
• Yurisdiksi: Memeriksa dan memutus perkara pidana dan perkara perdata.
• Peradilan Umum Terdiri dari:
1. Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama): berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota
2. Pengadilan Tinggi (Tingkat Banding): berkedudukan di Ibukota Provinsi
• Dalam Peradilan Umum, terdapat berbagai Pengadilan Khusus, yakni pengadilan yang mempunyai
sejumlah karakteristik, diantaranya mengatur hukum acara sebagian atau seluruhnya yang bersifat
khusus dan mengatur ketentuan-ketentuan tertentu yang diatur secara khusus, yang biasanya
dengan suatu UU tersendiri.
• Pengadilan Khusus diantaranya: [lihat Pasal 27 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman]
1. Pengadilan Anak (bidang hukum pidana)
2. Pengadilan Niaga (bidang hukum perdata)
3. Pengadilan Hak Asasi Manusia (bidang hukum pidana)
4. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (bidang hukum pidana)
5. Pengadilan Hubungan Industrial (bidang hukum perdata)
6. Pengadilan Perikanan (bidang hukum pidana)
Pengadilan Anak
• UU No. 11 Tahun 2012 Tahun tentang Sistem Peradilan Anak
• Paradigma : Perlindungan Anak [yang berhadapan atau berkonflik dengan
hukum] – mengubah pendekatan yang penghukuman semata [retributive
justice) ke pemulihan keadilan denan pendekatan keadilan restoraf
[restorative justice]
• Mempertimbangkan hak-hak Anak berdasarkan Convention on Rights of
the Child – misalnya kepentingan terbaik untuk anak [the best interest of
the child]
• Hukuman pemenjaraan dan pemidanaan adalah upaya paling akhir -
Memperkenalkan diversi dalam setiap tingkatan peradilan
• Mengatur proses peradilan yang khusus.
Pengadilan Niaga
• Yurisdiksi: Memeriksa dan mengadili perkara tentang sengketa komersial, antara lain:
a. Kepailitan dan PKPU (UU No. 34 /2007 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang);
b. Hak kekayaan intelektual:
1. Desain Industri ( UU No. 31/2000 tentang Desain Industri)
2. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (UU No. 32/2000 tetang Desain tata Letak Sirkuit Terpadu)  
3. Paten (UU No. 14/2001 tentang Paten)  
4. Merek (UU no. 15/2001 tentang Merek) 
5. Hak Cipta (UU No. 19/2002 tetang Hak Cipta) 
 
c.   Lembaga Penjamin Simpanan (UU No. 24/2004 tentang LPS) :
6. Sengketa dalam proses likuidasi.
7. Tuntutan pembatalan segala perbuatan hukum bank yang mengakibatkan berkurangnya aset atau
bertambahnya kewajiban bank, yang dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum pencabutan izin
usaha
Pengadilan HAM
• UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
• UU terkait: UU Perlindungan Saksi dan Korban [Perlindungan saksi dan pengaturan kompensasi, restitusi dan
rehabilitasi korban pelanggaran HAM yang berat]
• Kewenangan: Memeriksa dan mengadili perkara pelanggaran HAM yang berat [Kejahatan
Genosida dan Kejahatan terhadap Kemanusiaan]
• Ada dua bentuk pengadilan:
• Pengadilan HAM: Perkara yang terjadi setelah tahun 2000
• Pengadilan HAM Adhoc: Perkara yang terjadi sebelum tahun 2000 [pelanggaran HAM yang berat masa lalu]
• Mengatur hukum acara yang khusus, namun secara umum hukum acara merujuk pada KUHAP
• Mengatur tentang pertanggungjawaban pidana komandan, polisi atau sipil lainnya [command
responsibility and other superiors]
• Tidak pidana yang termasuk pelanggaran HAM yang berat tidak ada daluarsa
• Membuka kemungkinan penyelesaian perkara pelanggaran HAM yang berat melalui Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi [KKR]
Pengadilan Tipikor

• UU No. 46/2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi


• Yurisdiksi: memeriksa, mengadili, dan memutus perkara:
1. Tindak pidana korupsi [yang kerugian negara minimal 1 milyar rupiah - Pasal 11 UU 30/2002]
2. Tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah tindak pidana korupsi;
dan/atau
3. Tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain ditentukan sebagai tindak pidana
korupsi
• Mengatur hukum acara khusus
• Lihat juga: UU 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 19 Tahun 2019 Perubahan
Kedua UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Hubungan Industrial
• UU No. 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
• Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena
adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan
kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.
• Pengadilan Hubungan Industrial adalah pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan pengadilan
negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perselisihan hubungan
industrial:
1. di tingkat pertama mengenai perselisihan hak
2. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan
3. tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja
4. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.
• Hukum acara yang berlaku adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang diatur secara khusus dalam undang-undang ini.
• Pihak-pihak yang berperkara tidak dikenakan biaya termasuk biaya eksekusi yang nilai gugatannya di
bawah Rp 150.000.000,00
• Note: model-model Penyelesaian: penyelesaian Melalui Bipartit - Penyelesaian Melalui Mediasi -
Penyelesaian Melalui Konsiliasi - Penyelesaian Melalui Arbitrase .
Pengadilan Perikanan

• UU No. 31/2004 tentang Perikanan; UU No. 45/2009 tentang Perubahan


atas UU No. 31/2004 tentang Perikanan
• Yurisdiksi: memeriksa, mengadili, dan memutus tindak pidana di bidang
perikanan [Pasal 71 UU 31/2004]. Tindak Pidana Perikanan diantaranya
pencurian ikan [illegal fishing], pencemaran, perusakan sumber daya alam
kelautan, dan penggunaan alat-alat terlarang.
• Hukum acara yang dipakai ialah Hukum Acara Pidana, namun mengatur
sejumlah ketentuan yang khusus, misalnya:
• Penyidikan tindak pidana di bidang perikanan dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri
Sipil Perikanan, Perwira TNI AL, dan Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.
• Hakim pengadilan perikanan terdiri atas hakim karier dan hakim ad hoc.
• Pemeriksaan di sidang pengadilan dapat dilaksanakan tanpa kehadiran terdakwa.
Peradilan Agama
• UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; UU No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan
atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama ; UU No. 50 Tahun 2009 tentang
tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
• Kewenangan: Memeriksa, mengadili, dan memutus perkara perdata tertentu untuk warga
negara beragama Islam, dalam bidang Perkawinan, harta, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,
shadaqah, dan ekonomi syari'ah.
• Pelaksana: Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama
• Hukum Acara: Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)
• Catatan: Peradilan syariat Islam di Aceh merupakan:
• Peradilan khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang wewenangnya menyangkut kewenangan
Pengadilan Agama.
• Peradilan khusus dalam lingkungan peradilan umum sepanjang kewenangannya menyangkut wewenang
peradilan umum.
Peradilan Agama
Nasional Aceh
• Pengadilan Agama • Mahkamah Syariah Kabupaten/Kota
• Pengadilan Tinggi Agama • Mahkamah Syariah Provinsi
• Catatan: Kewenangan sesuai
kewenangan Pengadilan Agama
ditambah kewenangan-kewenangan
lain berdasarkan ketentuan-
ketentuan dalam Qanun
Peradilan Tata Usaha Negara
• UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara; UU No. 9 Tahun
2004 tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara; UU No. 51 Tahun 2009 Perubahan Kedua atas UU No. 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
• Kewenangan: Memeriksa, memutus, dan mengadili perkara sengketa tata usaha
negara dengan subyek keputusan pejabat tata usaha negara yang bersifat konkrit,
individual dan final.
• Pelaksana: Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
• Hukum Acara: Berdasarkan undang-undang peradilan tata usaha negara dan
perubahannya
• Catatan: Pengadilan Pajak berada di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara.
Pengadilan Pajak

• UU No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak


• Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi
Wajib Pajak atau penanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap Sengketa Pajak.
• Sengketa Pajak: sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau
penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan
yang dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan
berdasarkan Undangundang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
• Pengadilan Pajak merupakan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir dalam memeriksa dan
memutus Sengketa Pajak. Peninjuan Kembali dapat diajukan ke Mahkamah Agung.
• Hukum Acara Khusus [lihat Pasal 34 – 93 UU 14/2002]
Peradilan Militer
• UU No. 31/1997 tentang Peradilan Militer
• Yurisdiksi:
1. Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak pidana adalah:
a. Prajurit; b. yang berdasarkan UU dipersamakan dengan Prajurit; c. anggota suatu golongan atau jawatan
atau badan atau yang dipersamakan atau dianggap sebagai Prajurit berdasarkan UU; d. seseorang yang tidak
masuk golongan pada huruf a, huruf b, dan huruf c tetapi atas keputusan Panglima dengan persetujuan
Menteri Kehakiman harus diadili oleh suatu Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.
2. Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata.
3. Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang bersangkutan atas permintaan dari
pihak yang dirugikan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan, dan
sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan
• Peradilan Militer terdiri dari:
• Pengadilan Militer: memutus pada tingkat pertama perkara pidana yang terdakwanya berpangkat Kapten ke
bawah
• Pengadilan Militer Tinggi: memutus pada tingkat pertama perkara pidana yang terdakwanya berpangkat
Mayor ke atas; memutus perkara banding Pengadilan Militer
• Pengadilan Militer Utama: memutus Perkara Banding Pengadilan Militer Tinggi;
• Pengadilan Militer Pertempuran: memutus perkara pada tingkat pertama dan akhir bagi prajurit yang berada
di daerah pertempuran
Hukum Adat
• Pasal 18 UUD 1945
• Hukum adat mempunyai kedudukan penting dalam sistim peradilan nasional:
• Melengkapi ketentuan hukum tertulis yang diserap dari hukum tidak tertulis (hukum adat)
sebagai hukum yang hidup dalam masyarakat.
• Menjadi salah sumber hukum bagi hakim pengadilan dalam memutus suatu perkara,
melalui proses pembentukan hukum (rechtvorming) dan penemuan hukum (rechtvinding).
• Di Aceh, merujuk pada UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh,
eksistensi Pengadilan Adat masih diterapkan dan dikenal dengan
istilah Peradilan Gampong atau Peradilan Damai.
• Dalam sejumlah Putusan Mahkamah Agung [misalnya Putusan Nomor 1644
K/Pid/1988 tanggal 15 Mei 1991 dan No. 984 K/Pid/1996 tanggal 30 Januari
1996] - Dalam ratio decidendi, apabila seseorang melanggar hukum adat dan
sudah ada sanksi adat, maka pelaku tidak dapat diajukan lagi (untuk kedua
kalinya) sebagai terdakwa.
Mahkamah Konstitusi
• Pasal 24C UUD 1945; UU No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah
Konstitusi
• Yurisdiksi:
1. Menguji UU terhadap UUD RI Tahun 1945 (Judicial review);
2. Memutus sengketa wewenang antar lembaga negara yg wewenangnya
diberikan oleh UUD45
3. Memutus pembubaran Partai Politik
4. Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu.
5. Pemakjulan/impeachment terhadap Presiden dan Wakil Presiden
Sistem Peradilan Mahkamah
Indonesia Mahkamah Agung
Konstitusi

PT PT Militer PT TUN PT Agama

Pengadilan Negeri Pengadilan Militer PTUN Pengadilan Agama

Peradilan Umum Pengadilan Pajak Pengadilan


Syariah/Mahkamah
Syariah Aceh -
Terkiat perkara
Pengadilan Khusus [Pengadilan HAM, dalam lingkup
Pengadilan Anak, Pengadilan Niaga, PHI, Pengadilan Agama
Pengadilan Tipikor, Pengadilan Perikanan , dan
Pengadilan Syariah [menyangkut perkara dalam
kewenangan peradilan umum]

Anda mungkin juga menyukai