Anda di halaman 1dari 42

WEIL’S DISEASE

Disusun oleh:
Raden Roro Ineke Wijayanti

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Identitas pasien
Nama : Tn. D
No. RM : 684624
Tgl Lahir : 10-03-1986 (33 th)
Alamat : Sukarasa Ds. Pasir Jambu RT 04/05
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Tgl Masuk RS : 14-12-2019 (pkl. 16:16)
Tgl Keluar RS : 23-12-2019
ANAMNESIS
(IGD, 14-12-2017 pukul 15.12 wib)

 KU : Nyeri perut kanan atas

 Riwayat penyakit sekarang:


• Pasien mengeluhkan nyeri perut kanan atas sejak 7 hari SMRS.
• Demam sejak 5 hari yang lalu dirasakan hilang timbul disertai sakit kepala
• Kuning pada mata dan badan.
• Nyeri pada kaki terutama daerah betis.
• Mual (+), muntah (+) 3x sehari berisi air dan makanan, nafsu (↓)
• BAK seperti teh, BAB cair 3x/hari berwarna kuning.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Kesadarannya : Compos Mentis
Kesan sakitnya : Sakit sedang

B. Keadaan sirkulasi
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Suhu : 36,6 C

C. Keadaan pernafasan
Frekuensi : 24 x/ menit
Bunyi nafas : Tidak ada kelainan
KULIT Kelenjar Tiroid : Tidak membesar
Ikterik (kepala, badan dan
ekstremitas) Palpasi
Pembesaran KGB : Tidak ada
Kepala Kelenjar Tiroid : Tidak membesar
A. Tengkorak dan muka Kaku kuduk : Tidak ada
Simetris, t.a.k Tekanan vena jugular : 5+2 cmH2O
B. Mata
Sklera : Ikterik +/+
Konjungtiva : Anemis -/-
Mata cekung : tidak ada

Leher
Inspeksi
Trachea : Tidak deviasi
Thorax Perkusi : Sonor/sonor
Inspeksi Batas paru hepar : ICS V LMCD
Bentuk umum : Simetris Peranjakan : Satu sela iga
Pergerakan : Simetris Batas atas jantung : ICS II LMCS
Palpasi Batas kanan : ICS IV LMCD
Sela iga : Tidak melebar Batas kiri : ICS V LMCS
Pergerakan : Simetris Auskultasi
Vocal fremitus : kanan=kiri Suara pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan : Wh -/- Ro -/-
Vocal resonansi : Normal
BJ S1,SII murni reg

Perkusi
Abdomen Lien : tidak teraba
Inspeksi Nyeri ketok CVA: -/ -
Bentuk : Datar
Auskultasi
Bising usus : (+) Normal
Perkusi
Suara perkusi : timpani
Palpasi
Dinding perut : Lembut
Nyeri tekan : Epigastrium dan
hipokondrium Dx
Hepar : tidak teraba

Murphy sign : (+)


Ekstremitas
Inspeksi
Bentuk : Tidak ada kelainan
Pergerakan : Tidak terbatas
Edema : Tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan : (+) pada ekstremitas bawah
Edema : Tidak ada
Pulsasi arteri : a. Dorsalis (+/+)
Laboratorium Pemeriksaan Hasil Nilai normal
14-12-2019 HEMATOLOGI
Hb 12,8 g/dl 13,2-17,3
Ht 37 % 40-52
Leukosit 17.700/mm3 3.900-10.600
trombosit 55.000/mm3 150.000-440.000
KIMIA DARAH
GDS 96,2 mg/dl 70-180
Bilirubin total 2,77 mg/dl 0,1-1,2
Bilirubin direct 1,78 mg/dl ≤ 0,2
Bilirubin indirect 0,99 mg/dl ≤ 0,75
AST (SGOT) 43,9 U/L ≤ 35
ALT (SGPT) 19,6 U/L ≤ 45
 Diagnosa masuk IGD:
• Suspek Cholecystitis Akut + Trombositopenia

 PP:
• USG Upper Abdomen
• Darah rutin serial /12 jam

 Tatalaksana IGD :
• Infus RL 30 gtt/menit
• Keren 3x1 inj
• Ceftizoxym 2x1 gr
• OMZ 1x1 inj
• Curcuma 3x1
FOLLOW UP
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
15 Des 2019, KU: nyeri perut Kesadaran: CM PP:
Pukul 10.30 kanan atas TTV: Ureum, Creatinin, HBsAG, IgG dan
Demam +, TD: 80/50 IgM anti dengue
sakit kepala +, Nadi: 87x/menit DR serial /12 jam
nyeri ulu hati+, RR: 20x/menit USG Hepatobilier dan pankreas
mual dan muntah, suhu: 37 C TH/:
nyeri pada kaki, Infus RL 1500 secepatnya selanjutnya
nafsu ↓, Kepala: CA-/- sklera 2000cc/24 jam
BAB terakhir satu ikterik +/+ Keren 3x1 inj prn
hari yang lalu dan Leher: t.a.k Ceftizoxym 2x1 gr (iv)
BAK - Thorax: C/P t.a.k OMZ 1x 4 mg inj (iv)
Abdomen: datar, soepel, Ondansetron 3x 4mg (iv)
NT+ a/r hipokondrium dx Curcuma 3x1
& epigastrium. Murphy Sucralfat syr 4x1 C
sign +, H/L tidak teraba Nonfarmako: Diet TD II, bila
eks: akral dingin, CRT>2s dalam 2 jam urin belum keluar
pasang kateter
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
15 Des 2019, KU: tetap Kesadaran: CM Loading 1000cc dalam 1 jam
Pukul 14.20 wib TTV: TD: 60/palpasi Obs TTV
Nadi: 70x/menit Obs urin output
RR: 20x/menit
SpO2: 98% dengan O2 4
l/m
Akral: dingin, CRT>2s
Urin: -, kateter +

15 Des 2019, KU: tetap Kesadaran: CM Reposisi kateter


Pukul 17.00 wib TTV: TD: 60/40 Loading RL 1000cc secepatnya
Nadi: 80x/menit Obs TTV, urin Output
RR: 20x/menit, SpO2: Bila TD ≠↑ beri 500cc gelofusal
98% dg O2 4l/m secepatnya
suhu: 35,6 C (Lapor post loading gelofusal)
Akral: dingin, CRT>2s
Urin: -, kateter +
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
15 Des 2019, Kateter belum TD: 60/palpasi Masuk gelofusal → TD: 70/50
Pukul 18.40 wib terpasang lagi. mmHg
Keluhan lain tetap.
15 Des 2019, Kateter belum TTV: TD: 70/50 Informed Consent untuk
Pukul 19.10 wib terpasang lagi. Nadi: 70x/menit dilakukan pemasangan
Keluhan lain tetap. RR: 20x/menit kateter ulang
SpO2: 98% dengan O2 4
l/m Advis dr Dinny Sp.PD:
Akral: dingin, CRT>2s Loading NACL 0,9% 500cc
Urin: -. Bila sudah terhidrasi namun TD
belum ↑ berikan Dopamin
Lab: mulai 5mcg/kgbb/jam
Hb: 10,5 g/dl (saat ini pasien TD sudah naik)
Ht: 29%
Leukosit 14.100 /mm3
Trombosit 32000 /mm3
HbsAg: non reaktif
GDS: 92.9 mg/dl
Ureum/Kreatinin:
146.7/5.84 mg/dl
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
15 Des 2019, KU: tetap TTV: TD:60/palpasi Dopamin 2,6 cc/jam
Pukul 20.00 wib Nadi: 78x/menit
RR: 20x/menit
suhu: 36 0C
Akral: dingin, CRT>2s
Cateter urin terpasang kembali. Urin
Output -
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
16 Des 2019, S: nyeri perut, TTV: TD: 80/palpasi PP: U/K, GDS, Na, K
Pukul 09.00 ikterik, mual, Nadi: 87x/menit Urin Rutin,Diff count
muntah, RR: 24x/menit
sesak+. S: 36C Tatalaksana:
Edema+, BAB SpO2: 98% dengan O2 4 l/m Loading NaCL 0,9% 1000 cc
terakhir 2hari Akral: dingin, CRT>2s selanjutnya RL: Nacl 0,9% 1:1
yang lalu. Urin: -, kateter + 30 gtt/m
Lab: Dopamin 5 mcg/jam
Hb: 10,2 g/dl AB: ciprofloksacin 2x400mg
Ht: 28% ceftazidin 3x1
Leukosit: 15.000/mm3 Omz 1x4 mg (iv)
Trombosit: 37.000/mm3 Curcuma 3x1
Ro Thorax:
Kardiomegali sugestif dan edema paru Jika UO< 0,5cc/kg/jam maka ma-
 USG: suk furosemid drip
Cholelithiasis disertai dengan cholesistitis 5 mg/jam
DX: Weil’s Disease + Cholelitiasis Akut
dengan cholesistitis + AKI + Syok Sep- Nonfarmako: Diet MC 6x200cc
tik
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
16 Des 2019, KU: tetap Kesadaran: CM Advis dokter diny SpPD
Pukul 17.00 wib TTV: TD: 90/60 Furosemid drip ↑
Nadi: 91x/menit Lapor dokter Mira untuk Rawat
RR: 24x/menit ICU → batal, (ICU penuh)
suhu: 36 0C
Urin 70cc/ 4jam
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
17 Des 2019, nyeri perut, TTV: TD: 90/60 Tatalaksana:
Pukul 14.20 ikterik, mual, Nadi: 88x/menit Puasa
muntah, RR: 32x/menit RL:NaCL 0,9% 1:1 30gtt/m
sesak+. SpO2: 98% dengan O2 4 l/m D10% 500cc/24 jam
Edema+, BAB Kepala: Sklera ikterik+/+, Dopamin 6mcq/jam
terakhir 3 hari Thorax: c dbn, pulmo: wh-/-; ro-/- AB: ciprofloksacin 2x400mg iv
yang lalu. Abdomen: NT-, BU(-). H/L Tidak teraba. ceftazidin 3x1 iv
Kulit: ikterik Omz 1x4 mg (iv)
urin- Curcuma 3x1
Furosemid drip 5mg/jam
 Diagnosa Weil’s Disease + Cholelitia- Damaben 3x1 iv
sis Akut dengan cholesistitis + AKI + Dulcolac supp
Syok Septik+ ileus Paralitik
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
17 Des 2019, KU: sakit perut ↓ Kesadaran: CM Terapi tambahan:
Pukul 17.00 wib TTV: TD: 110/70 Dopamin 5 mcq/kg/mnt
Nadi: 82x/menit Bolus D40% 2 flacon, GDS post
RR: 32x/menit bolus 117
suhu: 36,8 0C Cek GDS 1 jam post bolus
Urin1000cc/ 2jam Advis dr diny:
NGT berwarna hijau encer 100cc NaCL 0,9% 3000cc/24j
sejak 1 hari yang lalu Th/ lain lanjut
Lab 15.31 wib:
Hb: 9,8 g/dl, Ht: 27%, leukosit:
16.100 /mm3, trombosit:
102.000 /mm3,
DC 0/0/0/82/12/6
Kimia darah: GDS: 46 mg/dl,
bilirubin total: 23 mg/dl;
Bilirubin direk 20 mg/dl, Indirek:
2.44 mg/dl
OT/PT: 85/35 U/L; U/Cr:
212/7.56 mg/dl.
Elektrolit: Natrium:123 mmol/L,
K: 4.20 mmol/L
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
18 Des 2019 KU: sakit TTV: TD: 90/60 mmHg  Tatalaksana:
perut ↓ Nadi: 90x/menit D10%:RL 2:1
RR: 24x/menit, suhu: 36,30C NaCL 800cc/24 jam
SpO2: 98% dengan O2 4 l/m Dopamin 7 mcq/jam
Kepala: Sklera ikterik+/+ AB: ciprofloksacin 2x400mg iv
Thorax: c dbn, wh-/-; ro-/- ceftazidin 3x1 iv
Abdomen: distensi +,NT-, BU(-). H/L Omz 1x4 mg (iv)
Tidak teraba, BU - Curcuma 3x1
Kulit: ikterik Furosemid drip 5mg/jam
Urin+, kateter + Damaben 3x1 iv
Lab: Dulcolac supp
Hb: 9,8 g/dl, Ht: 26%, leukosit: 18.200 Perbaikan: aff inf pump
/mm3, trombosit: 140.000 /mm3, GDS/6jam
DC 0/0/0/82/12/6 LFT/3hari
Kimia darah: GDS: 82 mg/dl, GDP: 23 PP: IgM anti Leptospira?
mg/dl, GD2PP: 136 mg/dl
 Diagnosa Weil’s Disease +
Cholelitiasis Akut dengan cholesistitis
+ AKI + Syok Septik+ ileus Paralitik +
Hipoglikmia + Hiponatremia
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
19 Des 2019 KU: - IgM anti leptospira: reaktif Advis drokter Dinny Sp.PD
GDS: 92 mg/dl Th/ lanjut
20 Des 2019 urin banyak, O: CA-/- S+/+ konjungtival Aff cateter
belum BAB sejak suffusion + Cek GDS/6jam
5 hari yang lalu C/P t.a.k Furosemid 2x40 mg iv
BU(-) H/L tidak teraba NaCl 3% 500cc/24 j
edema-/- AB: ciprofloksacin 2x400mg iv
Kimia darah: GDS 17.00: 101 ceftazidin 3x1 iv
mg/dl, GDS 23.00: 91 mg/dl, GDS Omz 1x4 mg (iv)
05.00: 128 mg/dl Curcuma 3x1
Lasix stop
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
21 Des 2019 urin banyak, O: CA-/- S+/+ konjungtival TH/ Lanjut
belum BAB sejak suffusion +
6 hari yang lalu C/P t.a.k
BU(-) H/L tidak teraba
edema-/-
GDS: 58.5 mg/dl
Ureum: 315 mg/dl
Kreatinin 5%
Natrium 136mmol/L
Kalium: 5mmol/L
FESES: makroskopis dbn.
Mikroskopis:
Lekosit: 1-2 /LPB
Eritrosit: 0-1 /LPB
Bakteri: +
Tanggal/Jam Subjektif Objektif Tindakan
22 Des 2019 KU: - O: CA-/- S+/+ konjungtival Th/ lanjut
suffusion +
C/P t.a.k
BU(-) H/L tidak teraba
edema-/-
23 Des 2019 KU: - O: CA-/- S+/+ konjungtival BLPL,
suffusion + Resep Pulang:
C/P t.a.k Ciprofloxacin 2x1 tab
BU(-) H/L tidak teraba Omeprazole 1x1
edema-/- Ondansetron 3x1
Curcuma 3x1
19-12-2019 23-12-2019
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
 Leptospirosis?
suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh spirochaeta genus leptospira.
Leptospira Interrogans, diantaranya adalah:
- L icterohaemorrhagiae dengan reservoir tikus
- L canicola dengan reservoir anjing
- L Pomona dengan reservoir babi dan sapi

 Manifestasi Klinis Leptospirosis: demam, conjunctival suffusion dan nyeri


gastronecmius
 Manifestasi klinis Weil’s Disease: gejala diatas + ikterik/ diastasis hemoragik/
oliguria
Epidemiologi

• Negara subtropis : 0,1 – 1,0 kejadian tiap 100.000 penduduk


• Negara tropis : 10,0 – 100,0 kejadian tiap 100.000 penduduk
• Negara dg curah hujan tinggi lebih sering terjadi
• Indonesia negara ke-3 kematian tertinggi di dunia
• Kejadian leptospirosis tersebar hampir di seluruh indonesia
Siklus Hidup
Patofisiologi
Infeksi melalui kontak kulit luka atau selaput mukosa dengan urin
binatang yang terinfeksi secara langsung atau air, tanah yang tercemar

Leptospira menyebar melalui darah

Bermultipikasi ( terdeteksi di darah dan CSF)

Mencederai dinding pembuluh darah kecil

Vaskulitis kapiler

Kebocoran plasma & ekstravasasi sel, juga pendarahan

Kelainan spesifik organ (terutama terjadi di ginjal dan hati)


Fase Leptospirosis

 Masa inkubasi rata-rata 10 hari


1. Fase Leptospiremia/ septikemia (4-7 hari)
2. Fase imun
Fase Leptospirosis

1. Fase Leptospiremia (4-7 hari)


gejala: demam, menggigil, nyeri kepala (frontal), mialgia, nyeri tekan
m. gastrocnemius, hiperstesia, mual, muntah, diare, penurunan kesadaran
PF: bradikardi relatif, ikterik 50%, konjunctiva suffusion (patognominik),
fotofobia (hari 3-4), ruam kulit, kadang dijumpai splenomegali ,
hepatomegali, limfadenopati
Fase Leptospirosis

2. Fase Imun / leptospiuric


gejala setelah beberapa hari bebas demam, menunjukkan imun sedang
bekerja melawan leptospira.
gejala: demam, sakit badan, sakit kepala, perdarahan, kerusakan ginjal
dan hati. Conjunctival suffusion merupakan tanda patognomonik.
Weil’s Disease (leptospirosis Berat)

a) Ikterik, biasanya disertai dengan perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran,


dan demam tipe kontinu.
b) Setelah 4-7 hari muncul
• Ikterik yang jelas, hapatomegali, splenomegali (20%)
• Gagal ginjal: nekrosis tubular akut, oliguria, anuria
• Perdarahan: epistaksis, petekhiae, purpura, ekimosis
• Pada keterlibatan paru: batuk, sesak nafas, nyeri dada, dan sputum berdarah
Komplikasi Leptospirosis
• Ginjal: nefritis interstisial, tubular nekrosis akut, gagal ginjal
• Hati: nekrosis sentilobular fokal, infiltrasi sel limfosit, proliferasi sel kupfer,
kolestasis, ditemukan leptospira di hati
• Jantung: kelainan epikardium, endokardium, miokardium berupa edema
interstisial, dan infiltrasi sel radang
• Otot rangka: nekrosis, vakuolisasi, kehilangan striata, nyeri otot akibat invasi
langsung
• Mata: dapat masuk bilik mata anterior selama fase leptospiremia, uveitis
• Pembuluh darah: vaskulitis
• SSP: dapat ditemukan di CSF, meningitis
Pemeriksaan Penunjang
• Lab darah rutin: dijumpai leukositosis/ normal, gambaran neutrofilia, dan LED
yang meninggi
• Pem. Urin: Proteinuri, dan leukosituria, thorax (cast)
• Kultur: dengan mengambil spesimen dari darah atau CSF Pada minggu pertama
• Serologi : MAT (GOLD STANDART)
• Enzyme-linked immunoserbent assay (ELISA) : leptosiral IgM antibodies
• PCR
• Kimia darah: hepatomegali (bilirubin ↑ dan transaminase),
gangguan ginjal: BUN ↑, u/k ↑
Penatalaksanaan
Suportif terapi
pemberian cairan : menjaga keseimbangan elektrolit
gagal ginjal : dialisis
perdarahan paru : ventilator
Pemberian antibiotik
ringan : doksisiklin 100 mg 2x sehari
ampisilin 500-750mg 4x sehari
amoksisilin 500mg 4x sehari
sedang/berat : penisilin G 1,5jt unit IV/6 jam
ampisillin 1g/6 jam iv
amoksisilin 1g/6 jam IV
Profilaksis : doksisiklin 200mg/minggu untuk yang terpapar dalam jangka pendek
Pencegahan

Tutup luka dan lecet dengan pembalut/penutup kedap air


Gunakan pelindung seperti sepatu boot, sarung tangan saat bekerja (saat akan
menyentuh air, tanah yang basah dan berlumpur)
Mandi dan cuci tangan dengan sabun setelah bekerja
Berantas tikus
Perilaku hidup sehat dan bersih
Bagi yang berisiko tinggi berikan Dosisiklin 200mg/minggu
Prognosis

Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus dengan ikterus,
angka kematian 5% pada umur di bawah 30 tahun, dan pada usia lanjut
mencapai 30-40%.

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai