Golongan Aminoglikosida
Pendahuluan
t½
Fungsi ginjal normal 2 – 3 jam
Anefrik fungsional 30 - 60jam
Aminoglikosida tidak diserap melalui saluran cerna, sehingga harus diberikan secara parenteral untuk
infeksi sistemik. Ekskresi terutama melalui ginjal dan terjadi akumulasi pada gangguan fungsi ginjal.
Efek samping utamanya ototoksisitas dan nefrotoksisitas yang biasa terjadi pada lansia atau pasien dengan
gangguan fungsi ginjal.
Jika terjadi gangguan fungsi ginjal (atau kadar serum yang tinggi sebelum pemberian obat), interval
pemberian harus diperpanjang. Jika gangguan fungsi ginjal berat, maka dosis sebaiknya diturunkan.
Aminoglikosida sebaiknya tidak diberikan bersama diuretika yang potensial ototoksik (misalnya
furosemid). Bila pemberian bersama tidak dapat dihindarkan, jarak pemberian kedua obat sebaiknya
diusahakan sepanjang mungkin.
Farmakokinetik
T½ aminoglikosida di pembuluh darah dicapai sekitar 3–5 jam kemudian, tetapi di
cairan telinga bagian dalam tetap ditemukan berbulan-bulan setelah terapi
dihentikan.
Aminoglikosida diekskresi melalui ginjal sehingga pada penurunan fungsi ginjal
dosis harus dikurangi atau sebaiknya dihentikan.
Interaksi aminoglikosida dengan loop diuretic mampu meningkatkan potensi
ototoksisitas.
Dosis tunggal asam etakrinik atau manitol yang diberikan bersamaan dengan
pemberian kanamysin dapat menghasilkan penurunan pendengaran permanen
yang berat.
Sifat nefrotoksik dan ototoksik membuat antibiotik yang termasuk dalam kelas
aminoglikosida tidak dianjurkan untuk diberikan kepada ibu hamil
Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa pemberian asam etakrinik
bersamaan dengan kanamysin menyebabkan penurunan pendengaran dengan
cepat. Ototoksisitas yang terjadi dapat terjadi karena pemakaian sistemik dan
topical