Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 2

 Antonia Eda Piran


 Claudia F. Bhoko
 Frenasia Tiwe
 Gerald P. J. P. Lanoe
 Irene B. M. Mata
 Maria A. Coo
 Maria Trivania Bhie
 Mecthildis Y. Alfanti
 Monika Unbanu
 Ni Putu Widhi M. Puling
 Rosina C. Naiaki
 Yori F. Taopan
KONSEP LARUTAN

Pengertian Larutan

Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atu kebih yang membentuk satu fase.Dengan kata lain,setiap
campuran yang membentuk hanya satu fase adalah larutan.Sesuai dengan definisi maka udara bersih dapat
dipandang sebagai larutan,sebab udara merupakan campuran homogen dari sistem gas seperti
nitrogen,oksigen,argon,karbondioksida,dan lain lain.Demikian juga air laut,mengandung berbagai macam garam
terlarut dalam air secara homogen. Dalam larutan cair,cairan disebut “Pelarut” dan komponen lain (gas atau zat
padat )disebut “Zat terlarut” dengan kata lain zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut sedangkan zat yang
jumlahnya banyak disebut pelarut.
JENIS – JENIS LARUTAN

• Berdasarkan Wujud Pelarutnya

1. Larutan cair : larutan yang wujud pelarut berupa zat cair. Contoh ( larutan gula )
2. Larutan padat : larutan yang wujud pelarut berupa zat padat. Contoh ( emas 22 karat )
3. Larutan Gas : larutan yang wujud pelarut berupa gas. Contoh ( udara )
• Berdasarkan Zat Terlarutnya

1. Larutan Pekat : larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibandingkan solvent
2. Larutan Encer : larutan yang mengandung relatif lebih sedikit solutedibandingkan solvent

• Berdasarkan Fase Zat Terlarut dan Pelarutnya

1. Larutan Gas dalam Gas, contohya: udara.


2. Larutan Gas dalam Cairan,contohnya: air terkarbonisasi (CO2 dalam air).
3. Larutan Gas dalam Padatan,contohnya: hidrogen dala logam(platina).
4. Larutan Cairan dalam Gas,contohnya: uap air di udara.
5. Larutan Cairan dalam Cairan,contohnya:Alkohol dalam air(bir).
6. Larutan Cairan dalam Padatan,contohnya:air dalam kayu,air dalam buah- buahan,dan sebagainya.
7. Larutan Padat dalam Gas,contohnya:bau atau aroma.
8. Larutan Padat dalam Cairan,contohnya : air gula.
9. Larutan Padat dalam Padatan,contohnya :baja(campuran besi dan karbon).
• Berdasarkan Daya Hantar listrik

1. Larutan Elektrolit : larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. contoh: larutan ammonia, larutan
HCL, larutan cuka.
2. Larutan non-elektrolit : larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contoh: larutan
urea,larutan alkohol dan larutan glukosa.

• Berdasarkan Tingkat Kejenuhan

1. Larutan Tak Jenuh


2. Larutan Jenuh
3. Larutan Sangat Jenuh
KONSENTRASI LARUTAN

Dalam pembuatan larutan yang bersifat kuantitatif,konsentrasi larutan perlu dinyatakan


dalam satuan tertentu, baik melalui ungkapan jumlah relatif zat terlarut dalam pelarut,
jumlah satu komponen relatif terhadap jumlah total larutan, atau satuan yang melibatkan
jumlah mol terlarut per liter larutan maupun per kg pelarut
• FRAKSI MOL (X)
konsentrasi larutan dapat diungkapkan dalam bentuk fraksi mol,fraksi mol suatukomponen zat dapat
ditulis dengan notasi XA menyatakan perbandingan jumlah mol komponen zat A terhadap total mol
semua komponen yang terdapat dalam larutan.

Jika larutan hanya terdiri dari dua komponen yaitu zat A(terlarut ) dan zat B (pelarut) maka berlaku:
XB =1 - XA
 
• MOLALITAS (M)
bentuk lain untuk menyatakan konsentrasi dapat diungkapkan dengan satuan molalitas, dilambangkan
dengan huruf m. molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dalam satu kilogram pelarut.
Secara matematis dinyatakan dengan persamaan berikut:
 

M=
• MOLARITAS (M)
adalah satuan konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan,
dilambangkan dengan huruf M. Secara matematis dapat dituliskan dengan persamaan:

Jika pembilang dan penyebut pada persamaan diatas dibagi oleh bilangan 1000, nilai molaritas tidak
berubah. Satuan mol/1000 adalah milimol(mmol), dan satuan liter/1000 adalah mililiter(mL).
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung
pada konsentrasi partikel zat terlarutnya.kemudian sifat koligatif larutan
terdiri dari dua jenis sifat yaitu, sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat
koligatif larutan non-elektrolit
Sifat koligatif larutan non-elektrolit

Terdiri pada penurunan tekanan uap, kenikan titik didih, penurunan ttik beku, dan tekanan osmotic.

1. Penurunan Tekanan Uap


molekul-molekul zat cair yang menyisakan permukaan akan mengakibatkan adanya tekanan uap zat cair. Akan
semakin cepat molekul-molekul zat cair berubah menjadi sebuah uap, dan akan semakin tinggi juga tekanan pada
uap zat cair.
Apabila pada tekanan zat cair itu dilarutkan oleh zat pelarut yagn tidak menguap, maka partikel-partikel zat
terlarut akan mengurangi proses penguapan molekul-molekul zat cair.Contohnya yaitu, laut mati yang merupakan
terjadinya penurunan tekanan uap pelarut pada zat terlarut yang tidak cepat menguap.
Air yang memiliki kadar garam sangat tinggi ini berada pada daerah gurun yang sangat panas dan kering,yang
tidak berhubungan pada laut bebas,sehingga konsentrasi yanga ada pada zat terlarutnya akan semakin tinggi.
Persamaan pada penurunan tekanan uap dibawah ini:
 

P=P
 
P=P
P=
 
 
= tekanan uap zat cair murni
= tekanan uap solusi
= fraksi mol zat terlarut
= fraksi mol zat pelarut
2. Kenaikan Titik Didih
Titik didih zat cair merupakan suhu tetap disaat zat cair mendidih.pada suhu ini,tekanan uap zat cair memiliki
persamaan pada tekanan udara yang ada di sekitarnya.hal ini disebabkan oleh terjadinya penguapan pada seluruh
bagian zat cair.titik didih zat cair dapat diukur dengan tekanan satu atmosfer. Pada hasil penilitian,ternyata didalam
titik didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih pelarut murninya.karena disebabkan oleh
adanya partikel-partikel zat terlarut pada suatu larutan yang menghalangi proses penguapan partikel-partikel pelarut
sangat membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan pada titik didih larutan dan titik didih pelarut murni disebut
dengan kenaikan titik didih yang akan dinyatakan dengan (ΔTb) persamaan kenaikan titik didih yaitu :
 
ΔTb = Kb. M
Tb = Kb .
 
Tb = Tb solusi- Tb pelarut
 
Tb = kenaikan titik didih(
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
M = molalitas solusi (mol/kg)
P = jumlah massa zat(kg)
3. Penurunan Titik Beku
adanya suatu zat terlarut pada larutan akan membuat sebuah titik beku larutan lebih kecil dibandingkan dengan titik
beku pelarutnya. Persamaan  penurunan titik beku:
 
ΔTf = Kf .m
 
ΔTf = Kf .
 
ΔTf = Tf larutan –  Tf pelarut
 
ΔTf = penurunan titik beku (0C)
Kf = tetapan penurunan titik beku (0C kg/mol)
m = molalitas larutan (mol/kg)
p = jumlah massa zat (kg)
 
4. Tekananosmotic
merupakan gaya yang diperlukan dalam penyeimbangan pada desakan zat  pelarut dari selaput semipermeabel yaitu
selaput yang bisa dilalui molekul-molekul pelarut dan tidak bisa dilalui dengan zat terlarut menurut van hoeff,maka
tekanan osmotik larutan dirumuskan sebagai berikut:
 
= M . R. T
 
= tekanan osmotik
M = molaritas larutan
R = tetapan gas (0,082)
T = suhu mutlak
Sifat koligatif larutan elektrolit

Pada konsentrasi sifat koligatif larutan elektrolit yang sama memiliki sebuah nilai yang lebih besar dibandingkan
dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit.karena banyaknya pada zat partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi
larutan elektrolit yang telah dirumuskan pada faktor van’t hoff.
Perhitungan dari sifat koligtif larutan elektrolit akan selalu dikalikan pada faktor van’t hoff sebagai berikut

i = 1+(n-1) α
 keterangan:
i = faktor van’t hoff 
n = jumlah koefisien kation
α = derajat ionisasi
 
1. Penurunan tekanan uap
 
P=P 
 
2. Kenaikan titik didih
 
Tb= Kb.M.i
 
3. Penurunan titik beku
 
Tf = Kf. M.i
 
4. Tekanan osmotik
 
= M . R. T .i
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai