Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEMINAR DAN

JURNAL
KEPERAWATAN JIWA
Kelompok 3
Aditya Kartika M 2108059
Anis Durrotun Na'im 2108064
Dewi Rohjihan Lestari 2108072
Indah Susi Jayanti 2108084
MASALAH UTAMA
ISOLASI SOSIAL

PENGERTIAN
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan
dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan klien
dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan klien
mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan (Sukaesti. 2018). Isolasi sosial
merupakan suatu keadaan seseorang mengalami penurunan untuk melakukan
interaksi dengan orang lain, karena pasien merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, serta tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
atau orang disekitarnya (Kemenkes, 2019).
SUBJEKTIF OBJEKTIF

1. Perasaan sepi 1. Banyak diam

2. Perasaan tidak aman 2. Tidak mau bicara

3. Perasan bosan dan waktu terasa 3. Menyendiri


lambat
4. Tidak mau berinteraksi
4. Ketidakmampun berkonsentrasi
5. Tampak sedih
5. Perasaan ditolak
6. Ekspresi datar dan dangkal

7. Kontak mata kurang


PENYEBAB DARI MENARIK AKIBAT DARI MENARIK
DIRI DIRI
Salah satu penyebab dari menarik Klien dengan perilaku menarik diri
diri adalah harga diri rendah. dapat berakibat adanya terjadinya
Harga diri adalah penilaian resiko perubahan sensori persepsi
individu tentang pencapaian diri (halusinasi). Halusinasi ini
dengan menganalisa seberapa merupakan salah satu orientasi
jauh perilaku sesuai dengan ideal realitas yang maladaptive, dimana
diri. Dimana gangguan harga diri halusinasi adalah persepsi klien
dapat digambarkan sebagai terhadap lingkungan tanpa stimulus
perasaan negatif terhadap diri yang nyata, artinya klien
sendiri, hilang kepercayaan diri, menginterprestasikan sesuatu yang
merasa gagal mencapai nyata tanpa stimulus/rangsangan
keinginan. eksternal.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Budi Anna Kelia (2019), tanda dan gejala ditemui seperti:
a. Aspek fisik
1. Makan dan minum kurang
2. Tidur kurang atau terganggu
3. Penampilan diri kurang
4. Keberanian kurang
b. Aspek emosi
5. Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
6. Merasa malu, bersalah
7. Mudah panik dan tiba-tiba marah
c. Aspek sosial
8. Duduk menyendiri
9. Selalu tunduk
10. Menghindar dari orang lain
11. Tergantung dari orang lain
d. Aspek intelektual
12. Putus asa
13. Merasa sendiri, tidak ada sokongan
14. Kurang percaya diri
Pohon Masalah Rumusan Diagnose

Daftar masalah isolasi sosial menurut Menurut Sutejo (2017) diagnosis


Sutejo, 2017 adalah: keperawatan dirumuskan berdasarkan
1. Resiko Gangguan Persepsi tanda dan gejala isolasi sosial yang
Sensori: Halusinasi ditemukan. Jika hasil pengkajian
menunjukkan tanda dan gejala isolasi
2. Isolasi Sosial sosial, maka diagnosis keperawatan
3. Gangguan konsep diri: Harga yang ditegakkan adalah:
diri rendah a. Isolasi sosial : Menarik Diri
b. Gangguan konsep diri : Harga
diri rendah
c. Resiko perubahan persepsi
sensori: halusinasi
DATA YANG PERLU DIKAJI
PENGKAJIAN

Identitas Kllien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 48 th
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Tgl pengkajian : 04 Maret 2022
RM No : 56432
Informent : Status klien dan komunikasi dengan klien
Alasan Masuk Faktor Predisposisi Fisik
Alasan klien masuk ke RS jiwa Klien sebelumnya sudah pernah Klien tidak memiliki keluhan
adalah pasien karena sudah 1 mengalami gangguan jiwa1 fisik, saat dilakukan
bulan klien tidak mau bekerja ke tahun yang lalu dan dirawat
pemeriksaan tanda-tanda
sawah, sering menyendiri, rumah sakit jiwa, namun sudah
tertawa sendiri, bicara sendiri, 1 bulan yang lalu klien tidak vital, didapatkan hasil TD :
kadang marah tanpa sebab, mau minum obat. 120/80 mmHg ; N :
bicara sendiri, gelisah. 75x/menit ; S : 37oC ; P :
20x/menit
Klien memiliki tinggi badan
145 cm dan berat badan 65
Kg.
Konsep Diri
Hubungan Sosial
1. Gambaran diri : Pasien mengatakan 1. Orang yang berarti : Anak laki-lakinya.
menyukai seluruh 2. Klien tidak mengikuti kegiatan kelompok
tubuhnya dan tidak ada yang cacat. di lingkungan rumah
2. Identitas : Pasien mengatakan hanya
lulusan SMP 3. Hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain :Klien sering tertutup dengan
3. Peran : Pasien mengatakan anak keempat lingkunganya karena tidak mau terbuka
dari enam bersaudara. dengan keadaanya yang dialmi pasien
4. Ideal diri : Pasien mengatakan menyadari
sakitnya dan ingin cepat sembuh.
5. Harga diri : Pasien mengatakan merasa
dirinya di buang oleh keluarga
Spritual

• Nilai dan keyakinan : Klien beragama Islam


• Kegiatan ibadah : Klien jarang melaksanakan sholat 5 waktu
Status Mental

 Penampilan  Interaksi selama wawancara

Penampilan pasien rapi seperti berpakaian biasa pada Klien tampak Defensif selalu berusaha mempertahankan
umumnya. pendapat dan kebenaran dirinya.
 Proses pikir
 Pembicaraan
Saat berinteraksi klien berulang kali mengulang kalimat yang
Pembicaraan dengan klien lambat dimana klien setiap disebutkanya.
berbicara memikirkan apa yang mau dikatakan ke pasien
 Tingkat kesadaran
 Aktivitas Motorik Tingkat kesadaran klien baik, klien dapat mengingat tempat,
waktu dan tanggal dia masuk rumah sakit jiwa dan klien sadar
Klien tampak tremor pada jari-jari dan kaki klien. bahwa dirinya sedang dirawat di di Rumah sakit jiwa
 Alam Perasaan  Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien merasa suntuk dan bosan berada di Rumah Sakit Klien tidak mampu menjawab pertayaan hitungan sederhana
 Daya tilik diri
 Afek Ekpresi
Klien sadar akan penyakitnya dan tahu bahwa klien sedang
klien labil saat diamati karena emosi klien cepat berubah- dirawat di rumah sakit jiwa
ubah
Mekanisme Koping
Klien tidak mampu berbicara secara kooperatif dengan orang lain dan tidak
mampu menyelesaikan masalah. Klien meluangkan waktu berdoa kepada Allah
SWT.
Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok, sesifik : Pasien megatakan dukungan
psikososial dan lingkungan di rumah sakit jiwa sangat baik
Pengetahuan Kurang Tentang
Klien mengerti tentang keberadaanya di rumah sakit jiwa dan klien dapat
menjawab setiap pertanyaan dengan baik walaupun agak lama.
Analisa Data

No Analisa Data Masalah


1 DS : Isolasi Sosial : Menarik Diri

- Klien mengatakan jarang mengobrol dengan keluarga


- Klien mengatakan lebih sering menyendiri.
- Klien mengatakan tidak mempunyai teman dekat. Klien mengatakan
tidak mengikuti kegiatan di kelompok/masyarakat.
- Klien mengatakan mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain karena klien sulit bergaul dan selalu ingin menyendiri.
DO :

- Klien sering menghindari pembicaraan

- Cara bicara klien lemah dan dengan nada rendah

- Klien lebih sering menyendiri

- Klien tampak menghindari interaksi, terlihat sedih, pendangan


menunduk kebawah
2 DS : Resiko Gangguan Persepsi Sensori:
  Klien berbicara sendiri dan tertawa sendiri Halusinasi
-
   
- Klien kadang marah tanpa sebab
   
  - Klien sering menyendriri
 
  DO :  
   
- Klien tampak berbicara sendiri
   
  - Klien terlihat marah tanpa sedap
 
 
 
 
 
3 DS : Gangguan Konsep Diri :Harga Diri

Klien mengatakan merasa minder karena sudah tidak kerja lagi/pengangguran. Rendah
-
- Klien mengatakan tidak bisa memenuhi harapannya untuk membahagiakan keluarganya  
DO :  
- Kontak mata kurang  
 
- Tidak mau berinteraksi dengan orang lain
 
 
 
 
Rencana Tindakan
No. Dx Kep Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan

1. Isolasi Sosial Setelah dilakukan tindakan keperawatan Sp 1


a. Identifikasi penyebab isolasi social: siapa yang serumah, siapa yang dekat, yang tidak
selama 3x15 menit isolasi sosial: dekat, dan apa sebabnya
menarik diri klien meningkat dengan b. Keuntungan punya teman dan bercaka-cakap
kriteria hasil : c. Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap
d. Latih cara berkenalan dengan anggota keluarga
1. Klien dapat membina hubunga e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan
saling percaya Sp 2
2. Klien dapat menyebutkan penyebab f. Evaluasi kegiatan berkenalan (beberapa orang) berikan pujian
g. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
menarik diri h. Masukkan pada jadw
3. Klien dapat menyebutkan i. al kegiatan untuk latihan berkenalan 2-3 orang tetangga atau tamu, berbicara saat
keuntungan berhubungan dengan melakukan kegiiatan harian
Sp 3
orang lain dan kerugian j. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (beberapa orang) & bicara saat melakukan dua
berhubungan dengan orang lain kegiatan harian. Berikan pujian
4. Klien dapat melaksanaka hubungan k. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
l. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 4-5 orang , berbicara saat
social melakukan
5. Klien mampu mengungkapkan m. kegiatan harian
perasaan setelah berhubungan Sp 4
n. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan bicara saat melakukan empat kegiatan harian.
dengan orang lain Berikan pujian
6. Klien dapat memperdayakan sistem o. Latih cara berbicara social: belanja ke warung, meminta sesuatu, manjawab pertanyaan
pendukung / keluarga p. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan >5 orang , berbicara saat
melakukan
q. Kegiatan harian dan sosialisasi
ANALISA JURNAL

Judul Tujuan Metode Hasil Aplikasi pada askep jiwa

Gambaran Untuk menggambarkan Studi kasus ini Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada pasien 1 Tn. A, pasien Pasien mampu melakukan
Latihan cara latihan bersosialisasi menggunakan metode dirawat di ruang tenang pria selama 14 hari, pasien tampak berhubungan sosial dan cara
Bersosialisasi dalam asuhan berbentuk deskriptif. selalu menyendiri, tidak mau melakukan kegiatan, pasien berkenalan dengan orang lain,
Dalam keperawatan dengan Penyusunan studi kasus ini tampak selalu tiduran di kasur, kontak mata tidak dapat perubahan yang terjadi yaitu
Asuhan isolasi sosial menarik diri mengambil 2 pasien dengan dipertahankan dan tampak selalu menunduk. Sedangkan pada pasien dapat memulai
Keperawatan di Ruang Tenang Pria kasus isolasi sosial menarik pasien 2 Tn. S di rawat di ruang tenang pria sudah selama 18 pembicaraan, kontak mata
Pada Pasien RSJ Sambang Lihum diri dengan proses hari, pasien tampak selalu menyendiri, aktivitas pasien lebih dapat dipertahankan, dan pasien
Dengan pengumpulan data banyak di atas kasur, kontak mata tidak dapat dipertahankan dan tidak lagi menyendiri.
Isolasi Sosial wawancara, observasi pasien tampak selalu menunduk Berdasarkan tindakan yang Diharapkan kedepannya perawat
Menarik Diri langsung dilakukan di peroleh hasil pasien Tn. A dan Tn. S mampu dapat memperhatikan lagi pada
Di RSJ melakukan latihan bersosialisasi pada isolasi sosial meanarik diri pasien dengan masalah isolasi
Sambang sebanyak 4 kali pertemuan sepertipasien tidak lagi sosial
Lihum menyendiri, pasien tidak lagi nunduk apabila diwawancarai,
kontak mata dapat dipertahankan. pasien mampu memulai
pembicaraanDalam melakukan implementasi ada sedikit
keterbatasan dimana dimasapandemi ini semua pasien hanya
berada di ruangan tidur masing masing dan tempat makan pun
hanya di ruangan tersebut, apabila keluar dari ruangan tersebut
hanya boleh di sekitaran depan ruang tidur dengan mengunci
pintu keluar utama, kendalanya disini pada implementasi
latihan bersosialsisasi dengan mengajak kedua pasien kelolaan
hanya bisa mengambil makanan didepan ruang tenang pria
dengan bernegosiasi orang catering untuk menaruh makanan
sampai depan pintu ruangan Tenang pria karena tidak bisa
mengambil makanan sampai di ruang catering selama pandemi
ini.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai