Anda di halaman 1dari 57

Fisika Dasar I

Jurusan Teknik Informatika

Pendahuluan

Oleh:
M. Siahaan
Ilmu Fisika bertujuan untuk
memberi pemahaman terhadap
kejadian alam dengan
mengembangkan teori yang
didasarkan pada eksperimen.
Teori umumnya dinyatakan
dalam bahasa matematika.
Ternyata berbagai gejala alam yang
teramati dapat dijelaskan dengan
beberapa hukum dasar fisika.
Sebelum membicarakan tentang
hukum-hukum fisika perlu kiranya
didefinisikan secara jelas besaran-
besaran fisika yang terkait.
 Berikut ini adalah topik yang harus dipelajari
dan target yang harus dicapai setelah
mempelajari masing-masing topik.
 Besaran fisika dan satuan
 Setelah mempelajari topik ini anda harus
dapat :
 Mendifinisikan besaran vektor dan besaran
skalar
 Memberikan contoh-contoh besaran vektor
dan skalar
 Mendefinisikan pengertian besaran pokok dan
besaran turunan
 Memberikan contoh besaran-besaran pokok
dan besaran-besaran turunan
 Mejelaskan berbagai sistem satuan
 Menjelaskan definisi satuan dan standar
besaran-besaran pokok dalam SI.
 Analisa dimensi
 Setelah mempelajari topik ini anda harus dapat :
 Memperkenalkan simbol dimensi besaran-besaran
pokok
 Menjelaskan bagaimana menyusun simbol dimensi
besaran-besaran turunan
 Menjelaskan ketentuan-ketentuan untuk
melakukan analisa dimensi suatu persamaan fisika
 Angka Penting
 Menentukan angka penting suatu hasil pengukuran
atau hasil perhitungan.
Apakah Fisika Itu ?

 Fisika merupakan ilmu pengetahuan dasar


yang mempelajari sifat-sifat dan interaksi
antar materi dan radiasi.
 Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang
didasarkan pada pengamatan eksperimental
dan pengukuran kuantitatif (Metode Ilmiah).
 Fisika merupakan ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari tentang
gejala alam yang terjadi di jagad raya. Yang dimaksud dengan gejala
alam tidak lain adalah sifat-sifat dan interaksi antar materi dan
radiasi. Sifat-sifat dan interaksi antar materi antara lain ditunjukkan
oleh adanya berbagai macam zat dalam berbagai fase. Terjadinya
berbagai peristiwa alam, keadaan alam yang berwarna-warni, dll
tidak lepas dari adanya interaksi antar materi dan radiasi.
 Ilmu fisika berkembang sesuai dengan hasil pengamatan
eksperimental dan pengukuran kuantitatif (metode ilmiah). Untuk
melakukan pengamatan diperlukan imajinasi. Dari imajinasi orang
tentang peristiwa alam timbul inspirasi untuk menjelaskannya
sehingga tercipta teori. Dengan demikian fisika adalah ilmu
pengetahuan yang merupakan hasil kreativitas manusia.
 Sama-sama hasil kreasi manusia, apa bedanya
fisika dengan karya seni atau karya sastra ?
 Hasil kreasi dalam ilmu pengetahuan perlu
diuji dalam suatu eksperimen. Dalam
melakukan eksperimen perlu adanya
pengukuran untuk memperoleh data.
Sedangkan pengakuan atas karya seni/sastra
didasarkan atas kesan/perasaan orang lain
terhadap hasil karya tersebut.
 Dengan demikian apakah yang dimaksud
dengan metode ilmiah ?
 Metode Ilmiah adalah pemakaian cara berpikir
yang logis untuk mendapatkan suatu model
alam yang sesuai dengan hasil-hasil
eksperimen.
(Giancoli,1988, 1-1).
METODE ILMIAH
Pengamatan terhadap
Peristiwa alam

Hipotesa

TidakCocok
Eksperimen
Uji prediksi
Perbaiki teori
Teori

Hasil Hasil negatif


positif
Prediksi
 Metode Ilmiah meliputi lima langkah berikut :
 Pengamatan : Pengambilan data, baik dari
pengamatan langsung atau dari eksperimen.
 Hipotesa : penalaran sementara terhadap peristiwa
yang diamati yang masih perlu diuji kebenarannya
dengan eksperimen.
 Eksperimen : Suatu prosedur tertentu yang dilakukan
untuk mendapatkan, menguji atau mendemonstrasikan
suatu peristiwa. Jika hasilnya tidak sesuai dengan
hipotesa, hipotesa tersebut perlu dimodifikasi.
Hipotesa yang baru perlu diuji ulang dengan
melakukan eksperimen lagi.
 Teori : Jika hipotesa cocok dengan hasil eksperimen
(dalam batas-batas tertentu), hipotesa tersebut
diterima sebagai teori
 Prediksi : Dengan teori dapat diprediksi berbagai hal
yang mungkin terjadi. Prediksi tersebut perlu diuji
dengan suatu eksperimen. Jika hasilnya positif
ditingkatkan/diperluas prediksi. Jika hasil negatif,
teori tersebut perlu disempurnakan.
 Mengingat tidak ada alat ukur yang sempurna,
pengujian dengan eksperimen tidak dapat dituntut
hasil yang tepat seperti yang diprediksikan.
PENGUKURAN
Apakah yang diukur ?
Pengamatan Pengukuran Besaran Fisika
Peristiwa Alam
Alat Ukur
Model
Kuantitas
(Hasil Pengukuran)
Eksperimen
Kalibrasi

Penyajian
Sistem Matrik Harga Satuan SI

Standar ukuran Sistem satuan


 Dalam proses ilmiah dilakukan pengamatan terhadap peristiwa alam
dan eksperimen. Untuk menyusun eksperimen diperlukan suatu model
dari peristiwa nyata.
 Model : Imaginasi ilmuwan tentang peristiwa alam yang dibuat untuk
menjelaskan peristiwa alam yang sesungguhnya dengan berdasar
pada idealisasi dan asumsi-asumsi.
 Baik dalam pengamatan peristiwa alam ataupun eksperimen
diperlukan pengukuran besaran fisika.
 Pengukuran proses pembandingan besaran yang tidak diketahui
dengan dengan besaran standart yang telah ditetapkan. Untuk itu
diperlukan Alat Ukur.
 Ada dua komponen penting dalam penyajian Hasil Pengukuran, yaitu
“Harga” dan “Satuan”.
 Untuk menentukan Harga dan Satuan diperlukan Standar
ukuran dan Sistem Satuan. (Terdapat berbagai sistem satuan,
baik yang berlaku secara lokal/tradisional maupun
internasional).
 Dalam dunia keilmuan telah disepakati bahwa sistem satuan
yang dipakai adalah Sistem Internasional atau SI (Le Systeme
International d’Unites) dan penyajian harga digunakan Sistem
Matriks (desimal).
 Untuk membuat alat ukur perlu dilakukan Kalibrasi.
 Kalibrasi dilakukan berdasarkan standar ukuran (acuan) dan
satuan yang dipakai.
 Dalam kehidupan sehari-hari terdapat berbagai macam sistem
satuan dan sistem penyajian harga (angka).
KLASIFIKASI BESARAN FISIKA

Besaran Pokok
besaran yang ditetapkan
Konseptual dengan suatu standar ukuran

Besaran Turunan
besaran yang dirumuskan
Besaran dari besaran-besaran pokok
Fisika

Besaran Skalar
hanya memiliki nilai
Matematis

Besaran Vektor
memiliki nilai dan arah
Besaran fisika dapat dijelaskan secara konseptual maupun secara
matematis
Besaran Pokok dalam SI adalah :
Massa (kg), Panjang (meter), Waktu (sekon), Arus listrik (ampere),
Suhu (kelvin), Jumlah Zat (mole) dan Intensitas (kandela)
Definisi Standar Besaran Pokok dalam mekanika :
Panjang - meter :
Satu meter adalah panjang lintasan di dalam ruang hampa yang
dilalui oleh cahaya dalam selang waktu 1/299,792,458 sekon.
Massa - kilogram :
Satu kilogram adalah massa silinder platinum iridium dengan
tinggi 39 mm dan diameter 39 mm.
Waktu - sekon
Satu sekon adalah 9,192,631,770 kali periode (getaran) radiasi
yang dipancarkan oleh atom cesium-133 dalam transisi antara
dua tingkat energi (hyperfine level) yang terdapat pada aras
dasar (ground state).
BESARAN POKOK

Besaran Pokok Satuan


(dalam SI) (dalam SI)

Massa kilogram (kg)


Panjang meter (m)
Waktu sekon (s)
Arus listrik ampere (A)
Suhu kelvin (K)
Jumlah Zat mole (mol)
Intensitas kandela (cd)
SISTEM MATRIK DALAM SI

Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol


1018 exa- E 10-1 desi- d
1015 peta- P 10-2 senti- c
1012 tera- T 10-3 mili- m
109 giga- G 10-6 mikro- 
106 mega- M 10-9 nano- n
103 kilo- k 10-12 piko- p
102 hekto- h 10-15 femto- f
101 deka- da 10-18 ato- a
DEFINISI STANDAR BESARAN POKOK
 Panjang - meter :
 Satu meter adalah panjang lintasan di dalam ruang hampa
yang dilalui oleh cahaya dalam selang waktu 1/299,792,458
sekon.
 Massa - kilogram :
 Satu kilogram adalah massa silinder platinum iridium
dengan tinggi 39 mm dan diameter 39 mm.
 Waktu - sekon
 Satu sekon adalah 9,192,631,770 kali periode (getaran)
radiasi yang dipancarkan oleh atom cesium-133 dalam
transisi antara dua tingkat energi (hyperfine level) yang
terdapat pada aras dasar (ground state).
BESARAN TURUNAN
 Contoh :
 Kecepatan
 pergeseran yang dilakukan persatuan waktu
 satuan : meter per sekon (ms-1)

 Percepatan
 perubahan kecepatan per satuan waktu
 satuan : meter per sekon kuadrat (ms-2)

 Gaya
 massa kali percepatan
 satuan : newton (N) = kg m s-2
Dimensi
Besaran Pokok Simbol Dimensi

Dimensi menyatakan esensi dari suatu besaran fisika


yang tidak bergantung pada satuan yang digunakan.
Jarak antara dua tempat dapat dinyatakan dalam
meter, mil, langkah,dll. Apapun satuannya jarak pada
dasarnya adalah “panjang”.
ANALISA DIMENSI
 Suatu besaran dapat dijumlahkan atau dikurangkan apabila memiliki dimensi yang sama.
 Setiap suku dalam persamaan fisika harus memiliki dimensi yang sama.

Contoh :
Perioda ayunan sederhana T dinyatakan dengan rumus berikut ini :
T  2 gl
yang mana l panjang tali dan g percepatan gravitasi dengan satuan panjang per
kwadrat waktu. Tunjukkan bahwa persamaan ini secara dimensional benar !

Jawab :
Dimensi perioda [T] : T
Dimensi panjang tali [l] : L L
T T
Dimensi percepatan gravitasi [g] : LT-2 LT  2
 : tak berdimensi
KESALAHAN DALAM PENGUKURAN

Pengukuran : proses pembandingan nilai besaran yang belum diketahui


dengan nilai standar yang sudah ditetapkan
Kesalahan pengukuran (error) : derajad penyimpangan suatu hasil
pengukuran terhadap nilai yang diharapkan
harga yang diharapkan

Kesalahan mutlak : e = Yn - Xn harga pengukuran

e Y  Xn
Persentase Kesalahan : (100)  n (100)
Yn Yn

Y  Xn Derajad kepastian hasil pengukuran


Akurasi : A  1  n
Yn terhadap hasil yang diharapkan

Persentase Akurasi : a = 100% - persentase kesalahan = A x 100


KESALAHAN DAN PRESISI

Akurat Presisi Derajad konsistensi


? suatu pengukuran

Harga pengukuran ke n
Xn  Xn
Presisi  1 
Xn Harga rata-rata dari n kali pengukuran

Xn  
Xn
n

Resolusi : perubahan terkecil suatu variabel yang diukur


yang masih dapat terukur oleh alat ukur
Batas ketelitian
ANGKA SIGNIFIKAN

Mencerminkan batas ketelitian alat ukur yang digunakan

Hasil pengukuran disajikan


Mistar  batas ketelitian 0,1 cm
dengan tidak lebih dari satu
angka dibelakang koma
Contoh : 17,3 cm atau 4,5 cm
Tiga angka penting Dua angka penting
Mengikuti jumlah angka
(17,3 cm)x(4,5 cm) = 77,85 cm2 78 cm2
penting yang terendah

(17,3 cm)/(4,5 cm) = 3,84444444444444444 cm2 3,8 cm2


Penjumlahan dan pengurangan  mengikuti jumlah angka desimal terkecil
128 + 5,35 = 128,35 128 Pembulatan :
• > 5  dibulatkan ke atas
1,0001 + 0,003 + 2,0004 = 3,004 • < 5  dibulatkan ke bawah
• = 5  dibulatkan ke genap terdekat
BESARAN DAN SISTEM SATUAN
1.1 PENDAHULUAN

Fisika :
 Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda dialam, gejala-gejala,
kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda dialam .

 Fisika merupakan ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari sifat-sifat


dan interaksi antar materi dan radiasi.

 Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pengamatan


eksperimental dan pengukuran kuantitatif (Metode Ilmiah).
Fisika

Klasik Kuantum
(sebelum 1920) (setelah 1920)
 Posisi dan Momentum  Ketidak pastian Posisi
partikel dapat ditetapkan
secara tepat dan Momentum
 ruang dan waktu partikel
merupakan dua hal yang  ruang dan waktu
terpisah merupakan satu
kesatuan

Hukum Newton Dualisme


Gelombang-Partikel
Teori Relativitas Einsten
1.2 BESARAN DAN SATUAN

 Besaran :
Sesuatu yang dapat diukur  dinyatakan dengan
angka (kuantitatif) Contoh : panjang, massa,
waktu, suhu, dll.

 Mengukur :
Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Besaran Fisika baru terdefenisi jika :  ada nilainya (besarnya)
 ada satuannya

contoh : panjang jalan 10 km

nilai satuan
 Satuan :
Ukuran dari suatu besaran ditetapkan sebagai satuan.
Contoh :  meter, kilometer satuan panjang
 detik, menit, jam  satuan waktu
 gram, kilogram  satuan massa
 dll.
 Sistem satuan : ada 2 macam
1. Sistem Metrik : a. mks (meter, kilogram, sekon)
b. cgs (centimeter, gram, sekon)
2. Sistem Non metrik (sistem British)
 Sistem Internasional (SI)
Sistem satuan mks yang telah disempurnakan
 yang paling banyak dipakai sekarang ini.
Dalam SI :
Ada 7 besaran pokok berdimensi dan 2 besaran
pokok tak berdimensi
7 Besaran Pokok dalam Sistem internasional (SI)

NO Besaran Pokok   Satuan    Singkatan Dimensi   


1 Panjang Meter m L
2 Massa Kilogram kg M
3 Waktu Sekon s T
4 Arus Listrik Ampere A I
5 Suhu Kelvin K θ
6 Intensitas Cahaya Candela cd j
7 Jumlah Zat Mole mol N

Besaran Pokok Tak Berdimensi


N
O Besaran Pokok   Satuan    Singkatan Dimensi  
1 Sudut Datar Radian rad -
2 Sudut Ruang Steradian sr -
 Dimensi
Cara besaran itu tersusun oleh besaran pokok.

- Guna Dimensi :
1. Untuk menurunkan satuan dari suatu besaran
2. Untuk meneliti kebenaran suatu rumus atau
persamaan
- Metode penjabaran dimensi :
1. Dimensi ruas kanan = dimensi ruas
kiri
2. Setiap suku berdimensi sama
 Besaran Turunan
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Contoh :
a. Tidak menggunakan nama khusus

NO Besaran    Satuan   
1 Kecepatan meter/detik
2 Luas meter 2

b. Mempunyai nama khusus

NO Besaran    Satuan    Lambang


1 Gaya Newton N
2 Energi Joule J
3 Daya Watt W
4 Frekuensi Hertz Hz
Besaran Turunan dan Dimensi

NO Besaran Pokok   Rumus   Dimensi


1 Luas panjang x lebar [L]2  
2 Volume panjang x lebar x tinggi [L]3  
  massa
3 Massa Jenis [m] [L]-3 
volume
perpindahan
4 Kecepatan [L] [T]-1  
  waktu
 
kecepatan
5 Percepatan
  waktu [L] [T]-2
6 Gaya massa x percepatan [M] [L] [T]-2 
[M] [L]2 [T]-
7 Usaha dan Energi gaya x perpindahan 2
  
8 Impuls dan Momentum gaya x waktu [M] [L] [T]-1 
Faktor Penggali dalam SI

NO Faktor  Nama   Simbol


1 10 -18
atto a 
2 10 -15
femto f 
3 10 -12
piko p
4 10 -9
nano n
5 10 -6
mikro μ
6 10 -3
mili m 
7 10 3
kilo K
8 10 6
mega M
9  10 9
giga G
10 10 12
tera T
Contoh Soal
1. Tentukan dimensi dan satuannya dalam SI untuk besaran turunan berikut :
a. Gaya
b. Berat Jenis
c. Tekanan
d. Usaha
e. Daya

Jawab :
berat Gaya MLT -2
a. Gaya = massa x b. Berat Jenis = volume = Volume = L3
percepatan
=M x LT -2 = MLT-2 (L-3)
= MLT -2 satuan = ML-2T-2 satuan kgm-2
kgms-2
gaya MLT -2
c. Tekanan = luas = L2 = MLT -2
satuan kgm-1s-1

d. Usaha = gaya x jarak = MLT -2 x L = ML 2 T -2 satuan kgm-2s-2

e. Daya = usaha = ML 2 T -2 = ML 2 T -1 satuan kgm-2s-1


waktu T
2. Buktikan besaran-besaran berikut adalah identik :
a. Energi Potensial dan Energi Kinetik
b. Usaha/Energi dan Kalor

Jawab :

a. Energi Potensial : Ep = mgh


Energi potensial = massa x gravitasi x tinggi
= M x LT-2 x L = ML2T-2
Energi Kinetik : Ek = ½ mv2
Energi Kinetik = ½ x massa x kecepatan2
= M x (LT-1) 2
= ML2T-2

Keduanya (Ep dan Ek) mempunyai dimensi yang sama  keduanya identik

b. Usaha = ML2T-2
Energi = ML2T-2
Kalor = 0.24 x energi = ML2T-2

Ketiganya memiliki dimensi yang sama  identik


VEKTOR
BESARAN SKALAR DAN VEKTOR

Sifat besaran fisis :  Skalar


 Vektor

 Besaran Skalar
Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar
dinyatakan oleh bilangan dan satuan).

Contoh : waktu, suhu, volume, laju, energi


Catatan : skalar tidak tergantung sistem koordinat

 Besaran Vektor
z
Besaran yang dicirikan oleh besar dan arah.

Contoh : kecepatan, percepatan, gaya


Catatan : vektor tergantung sistem koordinat
y

x
PENGGAMBARAN DAN PENULISAN (NOTASI) VEKTOR

Gambar :
P Q

Titik P : Titik pangkal vektor


Titik Q : Ujung vektor
Tanda panah : Arah vektor
Panjang PQ = |PQ| : Besarnya (panjang) vektor

Notasi Vektor Besar vektor A = A = |A|

A Huruf tebal (pakai tanda mutlak)



A Pakai tanda panah di atas
A Huruf miring

Catatan :
Untuk selanjutnya notasi vektor yang digunakan huruf tebal
a. Dua vektor sama jika arah dan besarnya sama
A B A=B

b. Dua vektor dikatakan tidak sama jika :


1. Besar sama, arah berbeda
B
A

2. Besar tidak sama, arah sama


A B
A B
3. Besar dan arahnya berbeda
A B A B
OPERASI MATEMATIK VEKTOR

1. Operasi jumlah dan selisih vektor


2. Operasi kali

2.3.1 JUMLAH DAN SELISIH VEKTOR


1. Jajaran Genjang
2. Segitiga
Metode:
3. Poligon
4. Uraian

1. Jajaran Genjang

B A+
B
R =
B

A = R = A+ B
+ A
S
=

-B
A-
B

Besarnya vektor R = | R | = A 2  B 2  2 AB cos 


Besarnya vektor A+B = R = |R| = A 2 + B 2 + 2 AB cos θ
Besarnya vektor A-B = S = |S| = A 2 + B 2 - 2 AB cos θ
 Jika vektor A dan B searah  θ = 0o : R = A + B
 Jika vektor A dan B berlawanan arah  θ = 180o : R = A - B
 Jika vektor A dan B Saling tegak lurus  θ = 90o : R = 0
Catatan : Untuk Selisih (-) arah Vektor di balik

2. Segitiga
B B
A+

B
A =
+
A

3. Poligon (Segi Banyak)


D
A C
C
B

+ + + = A+B+C+D
D
B
A
4. Uraian

Vektor diuraikan atas komponen-komponennya (sumbu x dan sumbu y)


Y
A A = Ax.i + Ay.j ; B = Bx.i + By.j
Ay
By B Ax = A cos θ ; Bx = B cos θ

Ay = A sin θ ; By = B sin θ
Ax Bx X

Besar vektor A + B = |A+B| = |R| R x = Ax + B x Ry = Ay + By

|R| = |A + B| = Rx 2  R y 2
Ry
Arah Vektor R (terhadap sb.x positif) = tg θ =
Rx Ry
θ = arc tg
Rx
2.3.2 PERKALIAN VEKTOR

1. Perkalian Skalar dengan Vektor


2. Perkalian vektor dengan Vektor
a. Perkalian Titik (Dot Product)
b. Perkalian Silang (Cross Product)

1. Perkalian Skalar dengan Vektor Hasilnya vektor

C=kA k : Skalar
A : Vektor

Vektor C merupakan hasil perkalian antara skalar k dengan vektor A

Catatan :  Jika k positif arah C searah dengan A


 Jika k negatif arah C berlawanan dengan A

A C = 3A
k = 3,
2. Perkalian Vektor dengan Vektor

a. Perkalian Titik (Dot Product) Hasilnya skalar

AB =C C = skalar

Besarnya : C = |A||B| Cos θ


A = |A| = besar vektor A
θ B = |B| = besar vektor B
cos A
B Θ = sudut antara vektor A dan
θ B
B
A cos θ
1. Komutatif : AB = B  A
2. Distributif : A  (B+C) = (A  B) + (A 
C)

Catatan :
1. Jika A dan B saling tegak lurus AB=0
2. Jika A dan B searah AB=AB
3. Jika A dan B berlawanan arah AB=-AB
b. Perkalian Silang (Cross Product) Hasilnya vektor
CC==BAxxAB
B
θ
A
B
θ
A
C=BxA

Catatan :
Arah vektor C sesuai aturan tangan kanan
Besarnya vektor C = A x B = A B sin θ
Sifat-sifat :
1. Tidak komutatif  A x B =B x A
2. Jika A dan B saling tegak lurus  A x B = B x A
3. Jika A dan B searah atau berlawan arah  A x B = 0
2.4 VEKTOR SATUAN
Vektor yang besarnya satu satuan

A A
Notasi Aˆ  Aˆ  Aˆ  1 Besar Vektor
A A

Dalam koordinat Cartesian (koordinat tegak)


Z


k A Arah sumbu x :

j Arah sumbu y : ĵ
Y
i Arah sumbu z : k̂
X

A  Ax iˆ  Ay ˆj  Az kˆ
 Sifat-sifat Perkalian Titik (Dot Product) Vektor Satuan

i  i = j  j = kk = 1

i  j = j k = k i = 0

 Sifat-sifat Perkalian silang (Cross Product) Vektor Satuan

ixi = jxj = kxk = 0

ixj = k k

jxk = i i

kxi = j

j
Contoh Soal
1. Lima buah vektor digambarkan sebagai berikut :
X Besar dan arah vektor pada gambar di samping :

Vektor Besar (m) Arah (o)


C B
A 19 0
A B 15 45
D Y
C 16 135
D 11 207
E
E 22 270
Hitung : Besar dan arah vektor resultan.

Jawab : Vektor Besar (m) Arah(0) Komponen X(m) Komponen Y (m)


A 19 0 19 0
B 15 45 10.6 10.6
C 16 135 -11.3 11.3
D 11 207 -9.8 -5
E 22 270 0 -22
RX = 8.5 RY = -5.1
R
Besar vektor R :
=
R 2+=R 2 8. 5 2+ ( - 5 . 1) 2 = 94.. 01 = 9.67 m
X y
Arah vektor R terhadap sumbu x positif :
- 5. 1
tg  = = - 0,6
8 .5
 = 329.030 (terhadap x berlawanan arah jarum jam )
2. Diketahui koordinat titik A adalah (2, -3, 4). Tuliskan dalam bentuk vektor dan berapa
besar vektornya ?
Jawab :

Vektor A = 2i – 3j + 4k

A = = 2 2 2 = satuan
A 2 + (-3) + 4 29

3. Tentukanlah hasil perkalian titik dan perkalian silang dari dua buah vektor berikut ini :
A = 2i – 2j + 4k
B = i – 3j + 2k
Jawab :

Perkalian titik : Perkalian silang :


A . B = 2.1 + (-2)(-3) + 4.2 i j k
= 16 AxB = 2 - 2 4
1 - 3 2
= { (-2).2 – 4.(-3)} i – {2.2 – 4.1} j + {2.(-3) – (-2).1} k
= (-4+12) i – (4-4) j + (-6+4) k
= 8i – 0j – 2j
= 8i – 2k
Besaran Vektor:
Besaran yang memiliki besar (nilai/angka) dan arah
Contoh besaran Vektor: Perpindahan, kecepatan, percepatan,
gaya,dll
Besaran Skalar:
Besaran yang hanya memiliki besar (nilai/angka) saja

Gambar Vektor
Garis kerja Vektor
Arah Vektor

Besar Vektor
Titik tangkap/titik pangkal Vektor

Garis kerja Vektor


PENULISAN VEKTOR
A
= Vektor A

AB
= Vektor AB
A B

PENJUMLAHAN & PENGURANGAN VEKTOR


Vektor hasil penjumlahan & pengurangan = Vektor Resultan (R )

Cara Poligon

Penjumlahan & Pe
ngurangan Vektor

Cara Jajaran Genjang


Soal-soal
Nilai dan Arah Resultan Dua Buah Vektor Yang
Membentuk Sudut α
a. α ≠ 90º

A + B
A
R=
α
R A2  B 2  2 AB cos 
B

a. α = 90º
R  A2  B 2  2 AB cos 90
cos 90  0
A +B
=A
R
R A2  B 2
B
Penguraian Vektor Menjadi Komponen-
Komponennya
Y

Ay Besar Sudut   ....?


Ay
Tg  
Ax
R  Ay 
  arc tg  
 Ax 
α X
Ax

Ax  A cos 
Ay  A sin  ??? Dari Mana
Kesimpulan Dari Beberapa Kasus
Besar Resultan yang mungkin dari dari dua buah
vektor A dan B adalah:

ΙA –BΙ≤R ≤ΙA+ B Ι

Ι3Ι= 3 Ι5Ι= 5 Ι 100 Ι = 100


Ι-3Ι= 3 Ι-5Ι= 5 Ι - 100 Ι = 100

Keterangan:
Bila sebuah bilangan diberi tanda mutlak ( Ι …. Ι ), maka diambil nilai
yang positif

Anda mungkin juga menyukai