Anda di halaman 1dari 14

ISLAM NUSANTARA

DIBUAT OLEH :
1. LUTFI AL ANSOR
2. NELI HIDAYAH
ISLAM NUSANTARA
A. DEFINISI/PENGERTIAN
B.SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA
C. KONSEP ISLAM NUSANTARA
D. TOKOH-TOKOH
a. DEFINISI ISLAM NUSANTARA

1.Pengertian secara umum


Islam nusantara adalah istilah organisasi Islam Nahdlotul ulama untuk menyebut wujud
empiris Islam yang dikembangkan di Nusantara
2. Pengertian menurut beberapa ahli
a. KH. Said Aqil Siroj
mendefinisikan Islam Nusantara sebagai Islam yang tidak menghapus budaya. Islam yang
tidak memusuhi tradisi, dan Islam yang tidak menafikan atau menghilangkan kultur.
b. Lukman Hakim Syaifudin
Islam Nusantara adalah Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur dan
agama yang beragam.
Islam Nusantara menurut NU dalam Muktamar ke 33 di Jombang Jawa Timur adalah
Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang diamalkan, didakwahkan, dan dikembangkan di bumi
Nusantara oleh para pendakwahnya, yang di antara tujuannya untuk mengantisipasi dan
membentengi umat dari paham radikalisme, liberalisme, Syi‟ah, Wahabi, dan paham-paham
lain yang tidak sejalan dengan Ahlussunnah wal Jamaah.
Dalam jurnal Tafsir Atas Islam Nusantara karya Abd Moqsith, Islam Nusantara memiliki
tiga kemungkinan makna.
• Pertama, Islam Nusantara bermakna Islam yang dipahami dan dipraktikkan kemudian
terinternalisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
• Kedua, Islam Nusantara merujuk pada konteks geografis, yaitu Islam yang berada di kawasan
Nusantara. Ketiga, Islam Nusantara adalah pengejawantahan ajaran Islam kepada masyarakat
Nusantara.
• Ketiga, Islam Nusantara adalah penjawantahan ajaran islam kepada masyarakat nusantara
b. Sejarah islam di nusantara
.
Menurut Thomas Walker Arnold, sulit untuk menentukan bilakah masa tepatnya Islam
masuk ke Indonesia. Hanya saja, sejak abad ke-2 Sebelum Masehi orang-orang Ceylon
telah berdagang dan masuk abad ke-7 Masehi, orang Ceylon mengalami kemajuan pesat
dalam hal perdagangan dengan orang Cina. Hinggalah, pada pertengahan abad ke-8 orang
Arab telah sampai ke Kanton.[3] Waktu masuknya Islam di Nusantara sudah berlangsung
sejak abad ke-7 dan 8 Masehi. Namun, perkembangan dakwah baru betul dimulai kala abad
ke-11 dan 12.[4] Artinya dakwah di Nusantara sudah merentang selama beberapa abad pada
masa-masa awal.
c. Konsep islam nusantara
1. Karakteristik Islam Nusantara
a. tawasuh (moderat )
artinya mengikuti. Menyesuaikan dengan budaya setempat.
b. rahmah (pengasih)
c. anti-radikal
Islam nusantara itu anti kekerasan
d. inklusif
Terbuka.Terbuka disini tidak hanya masalah berdakwah atau hukum, tetapi juga
masalah ketauhidan, sosial, tradisi, dan pendidikan.Hal ini disebabkan karena ada
sebagian kelompok atau suku yang beranggapan bahwa semua agama itu benar.
e. Toleran
sikap saling menghargai, menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan,kepercayaan
kepada antarsesama manusia yang bertentangan dengan diri sendiri

2. Tujuan
Islam nusantara bertujuan agar tetap menjadikan kebudayaan atau tradisi setempat
sebagai alat untuk mendalami Islam dan tetap pada batas batas dimana Tuhan tidak marah
atau tidak sampai menyentuh rana yang diharamkan karena menganggap budaya adalah hasil
ijtihad yang dipertahankan dan itu merupakan bagian dari agama.
3. Metode Islamisasi di Nusantara
a. Saluran perdagangan.
Pembawa agama Islam pada masa-masa permulaan adalah golongan pedagang. Sekitar
abad 7-16 M, kepulauan Nusantara merupakan kawasan perdagangan Internasional yang
ramai dikunjungi pedagang dari berbagai bangsa, termasuk Arab, Persia dan Gujarat.
b. Saluran perkawinan.
Saluran Islamisasi melalui perkawinan terjadi antara pedagang atau saudagar Islam
dengan wanita pribumi. Melalui perkawinan inilah terlahir seorang Muslim. Alhasil, komunitas
Islam makin luas.
c. Saluran pendidikan.
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan. Ini tidak dapat dilepaskan dari
peran para pengembara sufi dan tokoh agama.
d. Islamisasi Melalui Tasawuf

Tasawuf merupakan ajaran ketuhanan yang berfokus pada pembersihan diri. Para ahli
tasawuf juga memiliki ilmu menyembuhkan penyakit dan pengetahuan soal magis.
e. Islamisasi Melalui Kesenian
Kesenian juga menjadi media dakwah Islam. Para penyebar agama Islam tidak mengubah
kebudayaan yang telah ada, namun memanfaatkan kebudayaan tersebut sebagai sarana untuk
menyebarkan agama.
D. Tokoh-tokoh
1. Sunan Gresikatau Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam di wilayah Gresik, Jawa
Timur. Salah satu tokoh 9 Wali Songo ini berdakwah dengan cara berbarur dalam
pergaulan di masyarakat sekitar.
2. Sunan Ampel putra Syaikh Ibrahim As-Samarkandi adalah tokoh 9 Wali Songo tertua
yang berperan besar dalam pengembangan dakwah Islam di Jawa dan tempat lain di
Nusantara.
3. Sunan Giri putra Syaikh Maulana Ishak adalah tokoh Wali Songo yang berkedudukan
sebagai raja sekaligus guru suci (pandhita ratu).Ia memiliki peran penting dalam
pengembangan dakwah Islam di Nusantara dengan memanfaatkan kekuasaan dan jalur
perniagaan.Sebagaimana guru sekaligus mertuanya, Sunan Ampel, Sunan Giri
mengembangkan pendidikan dengan menerima murid-murid dari berbagai daerah di
Nusantara.
4. Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel dari pernikahan dengan Nyai Ageng Manila putri
Arya Teja Bupati Tuban.Sunan Bonang dikenal sebagai tokoh 9 Wali Songo yang ulung dalam
berdakwah dan menguasai ilmu fikih, ushuludin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan berbagai
ilmu kesaktian, dan kedigdayaan.
5. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah putra Tumenggung Wilatikta Bupati Tuban. Sunan Kalijaga dikenal
sebagai tokoh 9 Wali Songo yang mengembangkan dakwah Islam melalui seni dan
budaya.Sunan Kalijaga termasyhur sebagai juru dakwah yang tidak saja piawai mendalang
melainkan dikenal pula sebagai pencipta bentuk-bentuk wayang dan lakon-lakon carangan
yang dimasuki ajaran Islam.Melalui pertunjukan wayang, Sunan Kalijaga mengajarkan
tasawuf kepada masyarakat
6. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati adalah putra Sultan Hud yang berkuasa di wilayah Bani Israil, yang masuk
wilayah Mesir.Sunan Gunung Jati dikenal sebagai tokoh 9 Wali Songo yang menurunkan
sultan-sultan Banten dan Cirebon.Strategi dakwah yang dijalankan Sunan Gunung Jati adalah
memperkuat kedudukan politis sekaligus memperluas hubungan dengan tokoh-tokoh
berpengaruh di Cirebon, Banten, dan Demak melalui pernikahan.Selain itu, Sunan Gunung Jati
menggalang kekuatan dengan menghimpun orang-orang yang dikenal sebagai tokoh yang
memiliki kesaktian dan kedigdayaan.
7. Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel dan adik dari Sunan Bonang. Sunan Drajat dikenal
sebagai tokoh 9 Wali Songo yang mengembangkan dakwah Islam melalui pendidikan akhlak
bagi masyarakat.Sunan Drajat dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap nasib fakir miskin.
Sunan Drajat mendidik masyarakat sekitar untuk memperhatikan nasib kaum fakir miskin,
mengutamakan kesejahteraan umat, memiliki rasa empati, etos kerja keras, kedermawanan,
pengentasan kemiskinan, usaha menciptakan kemakmuran, solidaritas sosial, dan gotong
royong.Sunan Drajat juga mengajarkan kepada masyarakat teknik-teknik membuat rumah dan
membuat tandu.
8. Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung. Sunan Kudus dikenal sebagai tokoh Wali Songo yang
tegas dalam menegakkan syariat.Sama seperti wali yang lain, Sunan Kudus dalam berdakwah
berusaha mendekati masyarakat untuk menyelami serta memahami kebutuhan apa yang diharapkan
masyarakat.Itu sebabny, Sunan Kudus dalam dakwahnya mengajarkan penyempurnaan alat-alat
pertukangan, kerajinan emas, pande besi, membuat keris pusaka, dan mengajarkan hukum-hukum
agama yang tegas
9. Sunan muria
Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said. Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra
dari Sunan Kalijaga dari pernikahan dengan Dewi Saroh, putri Syekh Maulana Ishaq. Nama Sunan
Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara
kota Kudus, Jawa Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560
M. Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah putri Sunan ngudung Adik dari Sunan Kudus dan
Dewi Roro noyorono. Putri Ki Ageng NGerang Dari pernikahan Dengan dewi Sujinah sunan Muria
di karuniai seorang anak yang bernama Saridin. Dan dari Dewi Roro noyorono sunan Muria di
karuniai tiga orang anak sunan Sunan Nyamplungan Raden Raden santri dan dewi Nasiki.
Sekian dan terimkasih

Anda mungkin juga menyukai