Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK ANAK USIA SEKOLAH


(6 – 12 TAHUN)
KELOMPOK 3
Firda Sintia (190402029)
Aedhil Muharram (190402032)
Paramita Jamruddin (190402038)
Israh Maningsih (190402039)
KELAS KEPERAWATAN 6B

Start!
DEFINISI KOMUNITAS
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial
tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat.
Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong
kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku
tidak sehat.
Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi
tentang anak usia sekolah yaitu:
a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia
antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.
b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun.
DESKRIPSI BESARNYA DAN
WILAYAH KOMUNITAS
Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat anak sekolah dengan usia
6-12 tahun berjumlah 123 siswa di SDN IV Wonokromo Surabaya pada tanggal
12 November s.d 26 November 2012.
Luas wilayah komunitas 700 m2 dengan batas wilayah sebelah utara rumah penduduk
RT.5 Kelurahan Wonokromo, sebelah selatan rumah penduduk RT.4 Kelurahan
Wonokromo, sebelah Barat Masjid Qomarudin Wonokromo dan sebelah Timur rumah
penduduk RT.4 Kelurahan Wonokromo.
ANAK USIA SEKOLAH SEBAGAI
KELOMPOK RISIKO
Anak usia sekolah sebagai kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan dengan
peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa jika faktor
risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial
terjadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi.
Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:
1. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
2. Aktivitas fisik anak semakin meningkat
3. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
4. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan.
Framework/Model yang Digunakan Untuk
Pengkajian Komunitas
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah
menggunakan pendekatan Community as partner model.
Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah,
demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang
saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial,
ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi,
pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).
FUNGSI DAN PERAN Perawat
KOMUNITAS PADA AGREGAT ANAK USIA
a. Kolaborator
SEKOLAH
Perawat bekerjasama dengan program dan lintas sektoral dalam membuat keputusan dan
melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak sekolah.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah, menetapkan
penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia sekolah,
menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko
pada anak usia sekolah.
FUNGSI DAN PERAN Perawat
KOMUNITAS PADA AGREGAT ANAK USIA
SEKOLAH
d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk memenuhi
kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak
pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah di masyarakat dan
anak usia sekolah, memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak
pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi, membantu anak usia
sekolah mengevaluasi anak usia sekolah efek solusi dan pemecahan masalah.
FUNGSI DAN PERAN Perawat
KOMUNITAS PADA AGREGAT ANAK USIA
g. Peneliti
SEKOLAH
Merancang riset terkait anak usia, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia sekolah,
mendesiminasikan hasil riset.
h. Care giver
Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa keperawatan,
merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil
intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan kebutuhan advokasi,
menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambilan keputusan, dan mempersiapkan anak
usia sekolah untuk mandiri.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH
Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN
Wonokromo IV Surabaya menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian status kesehatan anak sekolah, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan
keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak
sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.
PENGKAJIAN
Data Inti Komunitas
1. Demografi
Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut 30

data Monografi SDN Wonokromo IV Surabaya


25
untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak
sekolah menurut jenis kelamin dan golongan 20

umur tergambar pada grafik di samping.


15 Perempuan
Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur Laki-laki
10
dan Jenis Kelamin di SDN Wonokromo IV
Surabaya bulan Novembe tahun 2012Dari 123 5
siswa SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki
0
yang berumur 8 – 9 tahun dan anak perempuan 6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun
berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase tahun

yang hampir sama yaitu 20.5 % dan 20%.


PENGKAJIAN
Data Inti Komunitas
2. Nilai, kepercayaan, dan agama
Agama yang dianut oleh anak sekolah di SDN
Wonokromo IV Surabaya

Berdasarkan winshield survey dan data demografi


didapatkan tidak tersedia musala untuk tempat
beribadah di SDN Wonokromo IV Surabaya. Karena
letak SD bersebelahan dengan masjid, sehingga
kegiatan keagamaan dilaksanakan di masjid tersebut.
Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru
agama, menyatakan bahwa budaya yang dianut anak-
anak baik, kehidupan berjalan dengan harmonis, dan
anak-anak rajin dan antusias dalam mengikuti
kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.
PENGKAJIAN
Data Subystem
1. Lingkungan fisik
Inspeksi
Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya. Kebersihan lingkungan sekolah kurang
terjaga dengan baik. Terdapat 1 kantin di dalam sekolah yang menjual makanan dan banyak menjual makanan
didepan gerbang sekolah. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki dan
perempuan, dengan kondisi terawat dengan baik.
Auskultasi
Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di SDN IV Wonokromo terdapat beberapa kegiatan
ekstrakulikuler yaitu olahraga (sepak bola dan senam), kesenian (tari dan musik), kegiatan keagamaan
(pengajian).
Angket
Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi perkembangan anak yaitu orang
tua dan anak yang membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh
anak usia sekolah.
PENGKAJIAN
Data Subystem

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial


Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS untuk tempat
istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu, terdapat juga ruang BK
(Bimbingan Konseling) untuk konsutltasi siswa.

3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa kebanyakan orang tua para siswa
mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.
PENGKAJIAN
Data Subystem

4. Keamanan dan Transportasi


a) Keamanan
SDN IV Wonokromo terdapat satpam sekolah yang membantu anak
sekolah menyebrang jalan raya.
b) Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN IV Wonokromo
adalah sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.
PENGKAJIAN
Data Subystem
4. Keamanan dan Transportasi
Ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :
a) Kebiasaan jajan sembarangan 80
70
Pada diagram disamping diketahui,
60
mayoritas anak usia sekolah memiliki 50
kebiasaan jajan sembarangan sebesar 80% 40

(98 anak). 30
20
10
0
Ya Tidak
PENGKAJIAN
Data Subystem

4. Keamanan dan Transportasi


50
b) Jenis jajanan yang dikomsumsi Anak Usia 45
Sekolah 40
35
Pada diagram diketahui mayoritas jenis
30
jajanan anak usia sekolah adalah permen 25
sebanyak 50 anak (40,6%). 20
15
10
5
0
Permen Coklat Snack
PENGKAJIAN
Data Subystem

4. Keamanan dan Transportasi


c) Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur Alasan anak SDN IV Wonokromo tidak
menggosok gigi sebelum tidur dapat dilihat
80
pada tabel dibawah ini:
60

40 Alasan tidak gosok


Jumlah Persentase
gigi
20
Malas 50 40.6 %
0
Ya Tidak Tidak disuruh ortu 60 48.8 %
Pada diagram diketahui anak usia sekolah
Lupa 13 10.6 %
tidak menggosok gigi sebelum tidur sebanyak
92 anak (75%). TOTAL 123 100 %
PENGKAJIAN
Data Subystem
5. Politik dan Pemerintahan
Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah yaitu mengikuti
kegiatan kepramukaan 45

6. Komunikasi 40
35
a) Komunikasi formal
30
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk 25
memperoleh informasi pengetahuan tentang gosok gigi berasal 20
dari media, para guru dan orang tua. 15
Berdasarkan data disamping mayoritas anak mengetahui 10

informasi tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari 5


0
media khususnya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%. Media Ortu Guru
PENGKAJIAN
Data Subystem

6. Komunikasi
b) Komunikasi informal 60
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak sekolah 50
SDN IV Wonokromo meliputi data tentang diskusi yang
40
dilakukan anak dengan orang tua, peran orang tua dalam
menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibata 30

orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah 20


anak.
10
Berdasarkan diagram disamping, mayoritas anak
menjawab jarang diskusi dengan orang tua dalam mengatasi 0
Sering Jarang Tidak
masalah anak yaitu sebesar 74 responden (60%). Pernah
PENGKAJIAN
Data Subystem

7. Pendidikan
Semua anak bersekolah di sekolah SDN IV Wonokromo Surabaya.

8. Ekonomi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke
Kebun Binatang Surabaya (KBS), taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan Taman
Hiburan Remaja (THR).
Untuk pengembangan bakat anak di bidang olahraga dan seni di sekolah SDN IV
Wonokromo terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam dan tari.
ANALISA DATA
No. Data Masalah
Keamanan dan transportasi
a) Kebiasaan jajan sembarangan
• 80% anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan sembarangan
Risiko terjadinya
• Mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50
karies gigi pada
1. anak (40,6%)
agregat anak usia
b) Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur
sekolah
• 75% anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur
• 48,7% anak usia sekolah memberikan alasan bahwa mereka tidak
menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya

Komunikasi Informal Ketidakefektifan


2. Sebar 60% anak sekolah jarang diskusi dengan orang tua untuk komunikasi anak
menyelesaikan masalah dengan orang tua
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan


Risiko terjadinya karies gigi
1. Risiko terjadinya karies gigi pada agregat anak usia sekolah berhubungan
dengan kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur
sebesar 75%
Penurunan koping keluarga (D.0097)

2. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan kurangnya saling


mendukung ditandai dengan 74 responden anak sekolah SDN IV Wonokromo
Surabaya mengatakan bahwa mereka jarang diskusi dengan orang tua untuk
menyelesaikan masalah
PERENCANAAN
1. Prioritas Masalah
Tujuan prioritas utama adalah untuk mengetahui diagnosa keperawatan komunitas
yang mana akan diselesaikan telebh dahulu dengan masyarakat.

Pentingnya Perubahan positif Penyelesaian untuk


Diagnosa Total
penyelesaian untuk penyelesaian peningkatan
Keperawatan Score
masalah di komunitas kualitas hidup

Risiko terjadinya karies gigi 3 3 3 9

Penurunan koping keluarga 2 1 2 5

Kesimpulan : Masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah Risiko terjadinya karies gigi
pada agregat anak SDN IV Wonokromo Surabaya dan yang akan dijadikan
implementasi adalah upaya preventif dan promotif untuk mencegah
terjadinya karies gigi pada agregat anak usia sekolah di SDN IV
Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya.
PERENCANAAN
2. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Rencana
Tujuan Sasaran
Keperawatan Tindakan
Risiko terjadinya karies 1. Jangka panjang 1. Lakukan pendekatan secara • Kepala sekolah,
gigi pada agregat anak Terbentuknya kelompok anak formal dengan kepala sekolah, guru dan
usia sekolah usia sekolah yang peduli terhadap guru, dan petugas UKS petugas UKS
berhubungan dengan kesehatan gigi SDN IV
kebiasaan anak usia Wonokromo
sekolah Surabaya
2. Jangka pendek 2. Berikan penyuluhan kesehatan • Kelompok anak
• Agregat anak usia sekolah tidak tentang karies gigi pada anak usia sekolah di
mengalami karies gigi usia sekolah SDN IV
• Agregat anak usia sekolah 3. Demonstrasikan cara Wonokromo
mendapatkan pengetahuan yang menggosok gigi dengan baik Surabaya
cukup tentang pencegahan dan benar pada kelompok anak
masalah karies gigi usia sekolah
4. Beri kesempatan pada
kelompok anak usia sekolah
untuk bersama-sama
mempraktikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar
PERENCANAAN
2. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Rencana
Metode Waktu Tempat
Keperawatan Tindakan
Risiko terjadinya karies 1. Lakukan pendekatan secara • Komunikasi 3 Desember SDN IV
gigi pada agregat anak formal dengan kepala dan informasi 2012 Wonokromo
usia sekolah sekolah, guru, dan petugas Surabaya
berhubungan dengan UKS
kebiasaan anak usia
sekolah 2. Berikan penyuluhan
kesehatan tentang karies gigi • Ceramah dan
pada anak usia sekolah diskusi
3. Demonstrasikan cara
menggosok gigi dengan baik • Edukasi dan
dan benar pada kelompok demonstrasi
anak usia sekolah
4. Beri kesempatan pada
kelompok anak usia sekolah
untuk bersama-sama
mempraktikan cara
menggosok gigi dengan baik
dan benar
IMPLEMENTASI
Diagnosa
Hari/tanggal Kegiatan
Keperawatan

Risiko terjadinya Senin, 3 Desember 2012 1. Melakukan pendekatan secara infromal dengan kepala sekolah, guru dan petugas
karies gigi pada UKS
⮚ Kepala sekolah, seluruh guru, dan petugas UKS mendukung diadakannya
agregat anak usia penyuluhan kesehatan tentang karies gigi di SDN IV Wonokromo Surabaya
sekolah
2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi pada kelompok anak usia
berhubungan sekolah
dengan kebiasaan ⮚ Seluruh anak antusias dan semangat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan
anak usia sekolah kesehatan
3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar pada kelompok
anak usia sekolah
⮚ Seluruh anak antusias dan semangat untuk cara menggosok gigi dengan baik
dan benar
4. Memberi kesempatan pada kelompok anak usia sekolah untuk bersama-sama
mempraktikkan cara menggosok gigi dengan baik dan benar
⮚ Seluruh anak antusias dan semangat untuk bersam-samamempraktikan cara
menggosok gigi dengan baik dan benar
5. Melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat untuk melakukan monitoring
terhadap kelompok anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Surabaya
⮚ Pihak Puskesmas datang ke SDN IV Wonokromo untuk melakukan
monitoring terhadap kelompok anak usia sekolah
EVALUASI

Diagnosa
Hari/tanggal Evaluasi
Keperawatan
Risiko terjadinya Senin, 3 Desember 2012 1. Anak usia sekolah SDN IV Wonokromo Surabaya
karies gigi pada mengetahui tentang karies gigi
agregat anak usia 2. Anak usia sekolah SDN IV Wonokromo Surabaya
sekolah berhubungan mengetahui cara menggosok gigi dengan baik dan
dengan kebiasaan
benar
anak usia sekolah
3. Anak usia sekolah SDN IV Wonokromo Surabaya
mampu melakukan menggosok gigi dengan baik dan
benar
REFERENSI

Akbar, Ahmad Yaebky dkk. (2012). “Asuhan Keperawatan


Komunitas Pada Kelompok Anak Usia Sekolah (6-12
tahun)”. Diakses pada 25 Maret 2022, dari
https://www.scribd.com/embeds/151669275/content?start
_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bz
EfWu3HKwf
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum
warahmatullahi
wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai